AGEN PERUBAHAN
KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN GRESIK
Entrepreneur School
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sudah tidak bisa dipungkiri lagi bahwa sekarang ini pendidikan sudah berada di abad
21. Situasi pendidikan abad 21 penuh dengan persaingan yang global dengan didukung
perkembangan teknologi yang sangat berkembang. Madrasah dengan segala programnya
harus mampu mempersiapkan peserta didiknya menjadi peserta didik yang mandiri untuk
mampu berkompetisi dalam segala bidang, khusus bidang entrepreneur.
Kompetensi entrepreneur harus dimiliki oleh peserta didik, khusus bagi peserta didik
yang tidak melanjutkan ke Perguruan Tinggi (PT), sehingga peserta didik mempunyai skill
untuk mengarungi kehidupan. Madrasah mempersiapkan program kewiruasahaan dengan
menerapkan nilai-nilai kewirausahaan kepada peserta didik sehingga peserta didik
mempunyai jiwa entrepreneur.
Salah satu kegiatan kewirausahaan madrasah dapat diimplementasikan dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler dan pengembangan diri. Peserta didik tidak hanya cerdas di teori
saja, tetapi juga cerdas dan siap terjun didunia bisnis. Di era globalisasi ini penuh persaingan
dengan ketat. Supaya mampu bertahan didunia persaingan ini, tentu peserta didik yang
memiliki kreatifitas dan inovasi yang tinggi yang dapat mengambil dan membuka peluang
serta kesempatan untuk maju bersaing didunia Kerja. Peserta didik seyogyanya mampu
.
B. Tujuan
C. Sasaran
Yang menjadi sarasan dalam program ini adalah segitiga emas pendidikan, yakni;
Sesuai dengan amanah Permendiknas nomor 13 tahun 2007 tentang standar kepala
madrasah/madrasah disebutkan dalam kompetensi ke 3 yaitu kompetensi kewirausahaan kepala
madrasah yang terdiri dari :
1. Menciptakan inovasi yang bermanfaat bagi pengembangan madrasah;
2. Kepala madrasah dituntut untuk mampu menciptakan gagasan-gagasan yang kreatif, baru, dan
berbeda, dalam bidang: proses pengelolaan madrasah (perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengawasan); muatan lokal yang bernilai kewirausahaan; dan
pendayagunaan sumberdaya pendidikan (uang, sarpras, informasi) dan pembelajaran.
3. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
sebagai pemimpin pembelajaran; kepala madrasah harus memiliki keyakinan yang kuat
bahwa ia mampu mencapai keberhasilan; memiliki visi sukses sebagai kepala madrasah;
melaksanakan strategi yang tepat untuk mencapai visi suksesnya; berani menghadapi risiko
yang ditimbulkan dari visi dan strategi yang dilaksanakan; melaksanakan refleksi dan
perbaikan terus-menerus dalam menjalankan strategi untuk mencapai keberhasilan visinya;
dan meraih berbagai prestasi secara berkesinambungan pada bidang-bidang yang relevan
dengan tugas dan fungsinya sebagai kepala madrasah pada tingkat kabupaten/kota, provinsi,
nasional, atau internasional.
4. Memotivasi warga madrasah untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
masing-masing;
5. Madrasah harus mampu mengusahakan agar setiap warga madrasah: memiliki visi sukses
dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi masing-masing yang sejalan dengan visi, misi,
dan kepala tujuan madrasah; melaksanakan strategi yang tepat untuk mencapai visi sukses
masing-masing; melaksanakan refleksi dan perbaikan terhadap kinerjanya menuju pencapaian
visi suksesnya; dan mencapai prestasi-prestasi yang relevan dengan tugas pokok dan fungsi
masing-masing pada berbagai tingkatan, antara lain tingkat madrasah, kecamatan,
kabupaten/kota, provinsi, nasional, atau internasional.
6. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang
dihadapi madrasah; Kepala madrasah memiliki berpendirian kuat dalam menperjuangkan
A. Stategi
Sebagai wujud nyata dalam pelaksanaan kegiatan ini, yang dilaksanakan antara lain :
1. Kegiatan rutin madrasah
Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang dilakukan peserta didik secara terus menerus
dan konsisten setiap saat. Contoh kegiatan ini adalah: upacara setiap hari senin, upacara
pada hari besar kenegaraan. Pada pelaksanaan kegiatan ini dapat diintegrasikan nilai
kewirausahaan (kepemimpinan),dengan cara secara memberi tugas pada setiap kelas
secara bergantian untuk menjadi panitia pelaksana. Dengan cara ini peserta didik dapat
belajar mengkoordinir teman-temanya untuk melaksanakan tugasnya sebagai panitia.
Beribadah bersama/sembahyang bersama setiap hari, baik shalat sunnah dhuha maupun
shalat wajib dhuhur. Dengan kegiatan ini dapat juga diintegrasikan nilai kewirausahaan
kepemimpinan dengan cara melibatkan anak menjadi imam dan memberi kultum5-7
menit secar bergantian dengan disusun jadwal. Pada hari jumat, madrasah
menyelenggarakan shalat jum’at berjamaah di madrasah. Semua petugas, mulai Imam,
khotib, bilal dan mu’adzin dilaksanakan oleh peserta didik dengan jadwal gilirian tiap
kelas. Sehingga semua siswa mendapatkan giliran untuk menjadi petugas.
2. Kegiatan spontan
Kegiatan spontan yaitu kegiatan yang dilakukan secara spontan pada saat itu juga.
Kegiatan ini dilakukan biasanya pada saat guru dan tenaga kependidikan yang lain
mengetahui adanya perbuatan yang kurang baik dari peserta didik yang harus dikoreksi
pada saat itu juga. Apabila guru mengetahui adanya perilaku dan sikap yang kurang baik
maka pada saat itu juga guru harus melakukan koreksi sehingga peserta didik tidak akan
melakukan tindakan yang tidak baik tersebut. Sebaliknya anak yang berperilaku baik
diberi pujian. Misalnya : Guru melihat anak mengkoreksi perilaku teman yang tidak
terpuji, maka anak tersebut diberi pujian (nilai kepemimpinan). Bentuk dari nilai
kepribadian bagi siswa adalah, setiap bulan madrasah memberikan pengumuman secara
rutin peserta didik teladan dan berprestasi baik dari segi akademik, non akademik
3. Teladan
Keteladanan adalah perilaku dan sikap guru dan tenaga kependidikan yang lain dalam
memberikan contoh terhadap tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi
panutan bagi peserta didik untuk mencontohnya. Jika guru dan tenaga kependidikan yang
lain menghendaki agar peserta didik berperilaku dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai
kewirausahaan maka guru dan tenaga kependidikan yang lain adalah orang yang pertama
dan utama memberikan contoh Bagaimana berperilaku dan bersikap sesuai dengan nilai-
nilai terebut. Misalnya datang di kantor tepat pada waktunya, bekerja keras, jujur.
Bentuk dari penghargaan yang diberikan madrasah kepada pendidik dan tenaga
kependidikan adalah, setiap bulan madrasah memberikan pengumuman secara rutin
kepada pendidik dan tenaga kependidikan teladan dan berprestasi baik dari segi akademik
dan non akademik maupun segi kepribadian dan kedisiplinan. Bagi pendidik dan tenaga
kependidikan yang mendapat presetasi tersebut diumumkan secara langsung dan bisa
diakses seluruh madrasah melalui media digital dan tertulis dengan memberikan tanda
yang melekat pada pendidik dan tenaga kependidikan tersebut, misalnya diberi pin atau
lencana yang dipakai pendidik dan tenaga kependidikan yang bersangkutan setiap hari.
Sehingga bisa menjadi motivasi bagi pendidik dan tenaga kependidikan yang lain.
4. Pengkondisian
Sebagai upaya dalam mendukung keterlaksanaan pendidikan kewirausahaan maka
madrasah harus dikondisikan sebagai pendukung kegiatan tersebut. Madrasah harus
mencerminkan kehidupan madrasah yang mencerminkan nilai-nilai kewirausahaan
bangsa yang diinginkan. Misalnya madrasah memiliki business center, hasil kreativitas
peserta didik di pajang, setiap seminggu sekali atau sebulan sekali ada kegiata business
day (bazar, karya peserta didik, dll). Setiap momen tersebut, madrasah menghadirkan
6. Praktik bisnis
Sebagai upaya dalam mempercepat skill peserta didik, langkah konkrit yang bisa
dilakukan adalah dengan adanya kerjasama antara koperasi madrasah, guru
kewirausahaan, peserta didik dan oran tua dalam memberikan kesempatan secara
langsung kepada peserta didik untuk mempraktikkan bagai mana menjadi seorang
pedagang, walaupun diawali dengan hal yang sangat sederhana. Adapun langkahnya
adalah;
1. Koperasi madrasah memberi modal berupa barang kebutuhan pokok (sembako)
sejumlah sesuai kemampuan koperasi kepada peserta dengan harga retail,
2. Peserta didik diberi tugas untuk menjual barang kebutuhan pokok (sembako) tersebut
kepada keluarga/ masyarakat di sekitar rumahnya dengan harga di atas harga yang
diperoleh dari koperasi. Atau bisa memanfaatkan media sosial untuk memasarkan
barang secara online,
3. Peserta didik membuat laporan keluar masuk serta laba keuangan penjualan dengan
pendampingan langsung dari guru kewirausahaan dengan dipresentarsikan setiap
minggu atau bulannya secara rutin dengan menyetorkan uang hasil penjualan tersebut,
4. Laba yang diperoleh siswa bisa langsung ditabungkan di koperasi madrasah dengan
hasil akhir tahun bisa diakumulasikan,
5. Madrasah dan koperasi memberikan reward/ bonus bagi siswa yang berhasil
mengumpulkan laba di atas jumlah minimal yang ditentukan bersama
2. Kelas:
a. Lingkungan kelas yang dihiasi dengan hasil kreatifitas peserta didik;
b. Pembelajaran di kelas yang diwarnai dengan keaktifan peserta didik;
c. Lingkungan kelas yang mampu menciptakan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang
sesuai dengan nilai-nilai kewirausahaan yang diimplementasikan.
3. Madrasah:
a. Guru mampu memberikan keteladanan terhadap penanaman nilai-nilai kewirausahaan
kepada peserta didik terutama enamnilai pokok kewirausahaan
b. Guru mampu merancang pembelajaran yang terintegrasi nilai-nilai kewirausahaan
c. Guru mampu memahami konsep-konsep kewirausahaan
d. Guru memiliki keterampilan/ skill berwirausaha
e. Kepala madrasah mampu menciptakan kreativitas dan inovasi yang bermanfaat bagi
pengembangan madrasah/madrasah
f. Kepala madrasah bekerja keras untuk mencapai keberhasilan madrasah/madrasah
sebagai organisasi pembelajaran yang efektif
g. Kepala madrasah memiliki motivasi yang kuat untuk mencapai kesuksesan dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai kepala madrasah/madrasah
h. Kepala madrasah pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam
menghadapi kendala madrasah/madrasahi. Kepala madrasah memiliki naluri
kewirausahaan sebagai sumber belajar peserta didik
A. Kesimpulan
Dari uraian singkat yang penulis paparkan, maka dapat diambil kesimpulan dari proposal
ini adalah sebagai berikut :
1. Seiring dengan perkembangan zaman, generasi penerus bangsa dituntut untuk bisa
menyiapkan soft skill nya dalam menyiapkan Sumber Daya Manusia nya. Salah satu
kemampuan yang harus disiapkan adalah jiwa entrepreneurship atau kewirausaan.
2. Komponen pendidikan yang bertanggung jawab dalam pengembangan kemampuan
peserta didik khususnya dalam mengasah jiwa entrepreneurship atau kewirausaan
adalah segitiga emas pendidikan, yakni; kepala madrasah sebagai top leader, pendidik
dan tenaga pendidikan yang menjadi pelaksana program, masyarakat dan orang tua
selaku customer dan peserta didik itu sendiri yang dalam hal ini sebagai Objek
pendidikan;
3. Pendidikan kewira usahaan tidak bisa hanya dilakukan secara teori, tetapi harus
dilakukan dengan praktik, artinya melibatkan peserta didik secara langsung di dunia
usaha atau bisnis dengan diarahkan pada pencapaian tiga kompetensi yang meliputi
penanaman karakter wirausaha, pemahaman konsep dan skill
4. Untuk mencapai tujuan program,strategi yang perlu dilakukan stake holder adalah
melalui; kegiatan rutin madrasah, kegiatan spontan, pemberian tauladan,
pengkondisian, pengintegrasian pendidikan kewirausahaan melalui muatan local dan
yang tidak kalah pentingnya adalah melalui praktik bisnis
B. Saran
Berdasarkan analisis, pembahasan dan simpulan sebagaimana disajikan sebelumnya,
ada beberapa saran penulis sampaikan kepada yang terkait, khususnya bagi pemangku
kebijakan pendidikan. Adapun saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tidak ada kata terlambat dalam menyiapkan generasi masa depan, khususnya dalam
menghadapi era digital ini, maka sangat urgen bagi pemangku kebijakan pendidikan