Anda di halaman 1dari 3

“2 Nikmat Allah yang Sering Dilalaikan Manusia”

Hadirin jama’ah jum’at yang dimuliakan Allah SWT


Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita nikmat iman dan Islam serta nikmat
sehat. Nikmat terbesar yang Allah karuniakan kepada hamba-Nya. Semoga kita selalu berada
dalam keadaan Iman dan Islam hingga akhir hayat kita. Shalawat serta salam semoga selalu
tercurah kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, yang menjadi panutan kita
dan tiap sunnahnya selalu kita teladani.
Mengawali khutbah ini, khatib berwasiat kepada diri khatib pribadi, dan kepada para
jama’ah shalat Jum’at, marilah kita senantiasa berupaya meningkatkan ketakwaan kita kepada
Allah subhanahu wa ta’ala dengan cara melaksanakan semua kewajiban atas perintah-
perintah-Nya dengan segenap keteguhan hati dan kemantapan jiwa, dan menjauhkan diri dari
segala apa yang menjadi larangan-larangan-Nya.
Hadirin jama’ah jum’at yang dimuliakan Allah SWT
Ada banyak nikmat yang telah diberikan oleh Allah kepada kita, yang menjadikan kita
tidak punya alasan untuk tidak patuh kepada-Nya. Karena dengan nikmat-Nya inilah kita dapat
merasakan berbagai kesenangan, ketentraman, serta berbagai kemudahan dalam menjalani
hidup ini. Bahkan Allah mengingatkan kepada kita akan banyaknya nikmat yang telah
diberikan kepada kita, dalam QS. Al-Nahl ayat 18:

“Dan jika kalian menghitung nikmat allah, niscaya kalian tidak akan mampu menghitung nya.
Sungguh Allah benar-benar Maha Pengampun, lagi Maha Penyayang”.

Dengan firman Allah ini, kita tahu bahwa kita tidak akan pernah mampu
menghitung nikmat yang diberikan Allah kepada kita. Dan sudah seharusnya nikmat yang
diberikan-Nya menjadikan kita hamba yang senantiasa patuh kepada-Nya dengan cara
melaksanakan hal-hal yang diperintahkan serta meninggalkan segala yang dilarang.
Namun pada kenyataannya, tidak sedikit di antara kita bahkan telah menyadari bahwa dirinya
telah mendapatkan nikmat yang begitu besar dari Allah, akan tetapi adanya nikmat itu tidak
mampu menjadikan kita sebagai hamba yang bersyukur serta patuh kepada Allah.
Padahal segala nikmat yang diberikan oleh Allah kepada kita, pasti akan dimintai pertanggung
jawaban. Sekecil apapun nikmat yang diberikan Allah kepada kita, pasti juga akan diminta
pertanggung jawaban. Dan Allah sudah mengingatkan hal itu dalam surah al-Takatsur ayat 8:

َ ‫ث ُ َّم لَت ُ ْسأَلُ َّن َي ْو َمئِذ‬


‫ع ِن النَّ ِع ِيم‬
“Kemudian kamu pasti akan ditanya tentang kenikmatan yang kamu gunakan bermegah-
megahan pada saat kamu hidup di dunia ini.”
Hadirin jama’ah jum’at yang dimuliakan Allah SWT
Sehubungan dengan nikmat yang begitu besar yang diberikan Allah kepada kita, nabi juga
mengingatkan dalam salah satu sabdanya, yang diriwayatkan sahabat Abdullah bin Abbas:

Dari sahabat Abdullah bin Abbas bahwasannya Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam memberikan
kabar kepada kita semua tentang dua nikmat, yang mana dua nikmat ini sering atau banyak
diantara kita, suka terlalai dan tertipu didalamnya. Dua nikmat tersebut adalah “Ashihatu wal
farogu”, yaitu nikmat kesehatan dan waktu luang. (H.R Bukhori Muslim).
Al Imam Ibnu Qoyyim Azzauziyah berkata, menjelaskan tentang hadits tersebut, beliau
mengatakan terkadang manusia itu diberikan nikmat kesehatan oleh Allah SWT. Akan tetapi,
dia tidak diberikan nikmat waktu luang karena disibukkan dengan urusan dunia nya. Namun,
terkadang manusia diberikan waktu luang oleh Allah SWT. Akan tetapi, dia dalam kondisi
tidak sehat alias mendapatkan sakit & penyakit dari Allah SWT. Kemudian, Al Imam berkata,
jika dua nikmat ini terkumpul dalam diri kita, yaitu nikmat kesehatan dan juga nikmat waktu
luang? Maka beliau berkata, akan datang saat itu, sifat malas. Malas untuk beribadah dan taat
kepada Allah SWT. Dan ketika orang tersebut malas beribadah kepada Allah SWT, sedangkan
dalam dirinya ada kesehatan dan juga waktu luang? Sesungguhnya dialah yang termasuk
dalam hadits itu, yaitu tertipu dalam kenikmatan kesehatan dan waktu luang yang Allah SWT
berikan kepada kita semua.
Hadirin jama’ah jum’at yang dimuliakan Allah SWT
Kenapa ada dua nikmat yang disebutkan oleh Rasulullah SAW, yang kebanyakan
manusia tertipu dengan adanya nikmat tersebut? Nikmat yang pertama nikmat sehat. Mestinya
dalam kondisi sehat, seseorang bisa melaksanakan apa yang diperintahkan Allah dengan baik,
karena ia memilki kemampuan untuk melaksanakan perintah Allah yang tidak dimiliki orang
yang sedang sakit.
Seseorang yang sedang sakit, apalagi sakitnya menjadikan ia hanya bisa berbaring di
atas tempat tidurnya, maka segala kesempatan untuk beramal baik tidak akan mampu
dilaksanakan oleh orang yang sedang sakit seperti ini. Karena ketika ia berkeinginan untuk
shalat berjamaah ke masjid ia tidak mampu melaksanakannya, begitu juga ketika ia
berkeinginan untuk menghadiri majlis ilmu, ia tidak mampu melaksanakannya karena ia hanya
bisa berbaring di atas tempat tidurnya. Bahkan dalam melaksanakan shalat pun ia hanya bisa
berbaring, Tidak seperti kesempatan yang dimiliki oleh orang yang sehat.
Namun pada kenyataannya tidak semua orang yang diberi nikmat sehat ini, kemudian
mampu untuk beramal baik yang menjadi bekal ketika ia nanti akan kembali kepada Allah
SWT. Maka dengan demikian, marilah kita introspeksi diri kita, apakah sebenarnya kita telah
tertipu dengan kenikmatan itu? Bahkan dalam keadaan sehat, kita bukan hanya tidak mampu
beramal baik, malah justru sebaliknya, malah dipergunakan untuk bermaksiat kepada Allah.
Nikmat Kedua yang sering dilupakan oleh manusia berdasarkan hadis Rasulullah SAW
adalah waktu yang luang (kesempatan). Dalam pandangan Islam konsep waktu tidak sekadar
menyoal perihal rutinitas kehidupan sehari-hari. Islam menempatkan waktu sebagai hal yang
sangat penting dan mendasar sehingga jika tidak dimanfaatkan dengan baik, maka kerugian
yang akan diperoleh. Oleh karenanya Rasulullah SAW menyeru kita semua untuk
memanfaatkan dua nikmat yakni kesehatan dan waktu luang (kesempatan) secara benar yang
diisi dengan berbagai aktifitas bermanfaat dan semakin memperteguh kepribadian sebagai
orang yang beriman, konsisten dan serius terhadap nilai-nilai Islam.
Hadirin jama’ah jum’at yang dimuliakan Allah SWT
Kedua nikmat ini seharusnya dimanfaatkan sebaik mungkin selama kita masih hidup di
dunia, jangan sampai kemudian kita menyesal nanti di akhirat karena tidak mampu
memanfaatkan nikmat tersebut dengan berbagai kebaikan. Sehingga ketika telah kembali
kepada Allah baru kita menyadari, bahwa apa yang telah kita kerjakan pada saat hidup di
dunia, kesempatan yang begitu banyak, serta kesehatan yang diberikan Allah, ternyata tidak
kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Allah SWT menggambarkan dalam surah Al-
Mu'minun ayat 99-100:
َ‫ َل َع ِّل َأ ْع َم ُل َص ِال ًحا ِفيما‬، ‫ال َر ِّب ْارج ُعون‬
َ ‫َح َىّت إ َذا َج َاء َأ َح َد ُه ُم ْال َم ْو ُت َق‬
‫ِ ِ َ ي‬ ُ َ ٌ َ ‫ى‬ َ ِ ْ
ُ
َ َُْ َْ ٌ ََْ ْ ََ ْ َ َ َ ُ َ َ ‫ى‬ ُ َ َ
‫تركت كَّل ِإنها ك ِلمة هو ق ِائلها و ِمن ور ِائ ِهم برزخ ِإَل يو ِم يبعثون‬
Demikinlah keadaan orang-orang yang dimasukkan ke dalam neraka, mayoritas mereka adalah
orang-orang kafir atau orang yang ketika masa hidupnya tidak mampu
menggunakan nikmat yang telah diberikan oleh Allah sebagai kesempatan untuk menjadikan
dirinya sebagai hamba yang taat kepada Allah, sehingga apabila telah datang kematian kepada
mereka, maka berkata; wahai Tuhanku, kembalikanlah aku ke dunia agar aku beramal saleh,
agar aku dapat melakukan amal kebaikan yang dulu telah aku tinggalkan. Maka bagaimana
jawaban Allah? Sekali-kali tidak! Sesungguhnya itu hanyalah perkataan yang diucapkannya
saja, karena perkataan itu tidak bisa menjadikan ia kemudian dikembalikan lagi oleh Allah ke
dunia untuk menebus kesempatan yang telah disia-siakan pada masa hidupnya.
Hadirin jama’ah jum’at yang dimuliakan Allah SWT
Mudah-mudahan dengan Khutbah Singkat ini dapat mengingatkan kita untuk terus
memanfaatkan kesempatan yang kita miliki di sisa hidup ini. Semoga Allah senantiasa
memberikan kesehatan kepada kita semua, dan dengan nikmat sehat tersebut, Allah bimbing
kita untuk taat kepada-Nya. Yang sakit semoga Allah berikan kesembuhan, yang diberikan
musibah semoga Allah berikan kesabaran dan ketabahan, dan semoga Allah naikkan derajat
kita dan Allah masukan kita ke dalam Surga-Nya. Aamin yaa rabbal ‘alamin.
ْ ِّ
‫ات َوالذكر‬ َ ‫ّت َوإ ىي ُاك ْم م َن ْاْل‬
‫ي‬ ْ َ َََ ْ َْ ُْْ ْ ََُْ ْ ُ َ َ َ
ِ ِ ِ ‫ي‬ ِ ‫ ون‬،‫آن الع ِظي ِم‬
‫ع‬ ‫ف‬ ِ ‫بارك هللا ِ يَل ولكم ِ يف القر‬
ْ ِّ َ ْ ُ َ ُ ْ َ ْ ُ ْ ‫ْ َ ْ َ َ َ ى َ ِّ َ ْ ُ ْ َ َ َ ُ ى ُ ُ َ ى‬
ْ‫اغ ِفر‬ ‫ وقل رب‬،‫ وتقبل ِم يّت و ِمنكم ِتَّلوته ِإنه هو الس ِميع الع ِليم‬،‫الح ِكي ِم‬
‫ َو ْاس َت ْغ ِف ُر ْوا إ ىن ُه ُه َو ْال َغ ُف ْو ُر ِى‬،‫ي‬
ُ‫الرح ْيم‬ َ ْ ‫الراحم‬
‫ى‬ ُ ْ َ َ َْ َ ْ َ ْ َ
ِ ْ ِ ِ ‫وارحم وأنت خ ْي‬

Anda mungkin juga menyukai