Anda di halaman 1dari 2

Lapangnya hati, selamatnya dari keresahan, dan kegundahan adalah cita-cita yang agung.

Karena hati yang lapang


adalah nikmat yang amat besar dari Tuhan semesta alam. Kelapangan hati dapat dirasakan dengan ketenangan dan
terjaganya hati dari kotoran-kotoran, sehingga hati akan merasa bahagia dalam kehidupan yang mulia dan indah.

Hal ini menunjukkan bahwa lapangnya hati adalah kekuatan yang paling dapat membantu seorang dalam
mewujudkan cita-cita dan berbagai hal yang bermanfaat untuk hidupnya. Coba perhatikan bagaimana doa Nabi
Musa ‘alaihis salaam di saat diperintah oleh Allah untuk menghadap kepada Fir’aun, mendakwahinya, dan
memperingatkannya dari kesombongan karena kuasanya. Musa mengadu berdoa,

‫ِل‬ ‫ِل‬
‫َقاَل َرِّب اْش َر ْح ْي َص ْد ِرْي ۙ َوَيِّس ْر ْٓي َاْم ِرْي‬
Musa mengucapkan doa, “Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku …”
(QS. Thaha: 25-26)

Satu lagi dalil yang menunjukkan bahwa kelapangan hati adalah nikmat. Di saat Allah Ta’ala mengatakan kepada
hamba, utusan pilihan-Nya, Muhammad shallallahu ’alaihi wasallam, Allah menjelaskan suatu nikmat yang amat
besar yang telah didapatkan beliau,

‫َأَلْم َنْش َر ْح َلَك َص ْد َرَك‬

“Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu.” (QS. As-Syarh: 1)

Ayat ini merupakan dalil bahwa kelapangan hati adalah nikmat Ilahi, karunia rabbani, sebuah nikmat Allah yang
Allah berikan kepada Anda. Disebut sebagai nikmat yang amat penting karena kelapangan hati adalah sebab yang
paling besar seorang dapat meraih hidayah. Sebagaimana sempitnya hati adalah sebab tersesatnya seorang manusia.

Sebab mendapatkan lapangnya hati

Bisa disimpulkan bahwa segala sebab kelapangan hati, terangkum di dalam dua sebab ini:

1. Taufik dari Allah dan pertolongan-Nya kepada hamba untuk mendapatkan kelapangan hati.

2. Nikmat hati yang lapang tidak akan mungkin didapat, kecuali dengan menjadi hamba Allah yang taat dan
istikamah mengamalkan ajaran Islam.

Dua sebab di atas adalah inti dari bahasan ini. Taufik Allah untuk memperoleh lapangnya hati dan taat kepada
agama-Nya adalah sebab utama kelapangan hati. Karena hati berada di tangan Allah, Allah mampu membolak-
balikkan hati kapan pun. Hati berada di bawah kuasa Allah. Segala hal yang Allah kehendaki, pasti akan terjadi.
Dan yang Allah tidak kehendaki, pasti tidak akan terjadi. Allah Ta’ala berfirman,

‫َفَم ن ُيِرِد الَّلُه َأن َيْه ِد َيُه َيْش َر ْح َص ْد َرُه ِلِإْل ْس اَل ِم ۖ َوَم ن ُيِرْد َأن ُيِض َّلُه َيْجَعْل َص ْد َرُه َض ِّيًق ا َح َرًج ا َك َأَّنَم ا َيَّصَّعُد ِفي الَّس َم اِء ۚ َك َٰذ ِلَك َيْجَعُل الَّلُه الِّرْج َس َعَلى‬
‫اَّلِذ يَن اَل ُيْؤ ِم ُنوَن‬
“Siapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk
(memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya
sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang
yang tidak beriman.” (QS. Al-An’am: 125)

Allah Ta’ala juga berfirman,

‫َأَفَم ن َش َرَح الَّلُه َص ْد َرُه ِلِإْل ْس اَل ِم َفُه َو َعَلٰى ُنوٍر ِّم ن َّرِّبِهۚ َفَو ْيٌل ِّلْلَق اِس َيِة ُقُلوُبُه م ِّم ن ِذْك ِر الَّلِهۚ ُأوَٰلِئَك ِفي َض اَل ٍل ُّمِبيٍن‬
“Maka, apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam, lalu ia mendapat
cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka, kecelakaan yang besarlah bagi mereka
yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Az-Zumar:
22)

Ini menunjukkan bahwa kelapangan hati tak akan mungkin didapat, selain dari taufik dari Allah semata. Oleh
karenanya, dalam upaya menggapai kelapangan hati, hendaknya dipastikan bahwa kelapangan tersebut diusahakan
dengan mengamalkan syariat dan wahyu-Nya. Hendaknya seorang yang beriman berusaha menggapainya dengan
berdoa meminta kepada Allah agar dilapangkan hatinya, dimudahkan urusannya, dan agar dia dicatat oleh Allah
termasuk ke dalam golongan hamba-Nya yang bahagia di dunia dan akhirat.

Tanda seorang mengalami lapang hati

Ada sejumlah tanda seorang yang mengalami lapang hati:

1. Adanya kesadaran terhadap kehidupan yang lebih abadi, yaitu akhirat.

2. Adanya kesadaran untuk menjauh dari kehidupan yang akan berakhir dan fana, yaitu dunia.

3. Mempersiapkan diri untuk bertemu dengan kematian dan kehidupan sesudahnya.

Bila tiga tanda di atas ada pada diri seseorang, maka itu pertanda dia sedang mendapatkan kelapangan, serta
ketenangan hati.

Ibnul Qoyyim rahimahullah mengatakan, “Tanda kelapangan hati adalah terbukanya hati menerima nilai-nilai
iman, tenangnya hati menerima perintah-perintah Allah, selalu ingin kembali mengingat Allah, cinta kepada Allah,
ada rasa bahagia untuk berjumpa dengan Allah, serta menghindar dari alam yang menipu (dunia, pent). Tanda-
tanda ini sebagaimana diterangkan di dalam sebuah riwayat yang terkenal, ‘Jika cahaya telah masuk ke dalam hati,
maka hati akan menjadi luas dan lapang.’

Seorang bertanya, ‘Apa gerangan tanda hati yang luas itu?’ Jawabannya, ‘Menjauh dari kehidupan yang semu, sadar
terhadap kehidupan di alam yang abadi, dan mempersiapkan bekal bertemu kematian sebelum menjumpainya.’”
(Miftah Dar As-Sa’adah, 1: 421)

Khutbah kedua

Memang hati adalah poros kebahagiaan sekaligus sumber kebinasaannya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:

‫ِه‬ ‫ِد‬ ‫ِف‬


‫َأاَل َو ِإَّن ي اْلَج َس ُمْضَغًة ِإَذا َص َلَح ْت َص َلَح اْلَج َس ُد ُك ُّلُه َو ِإَذا َفَس َدْت َفَس َد اْلَج َس ُد ُك ُّلُه َأاَل َو َي اْلَق ْلُب‬
Ingatlah, sesungguhnya di dalam tubuh kalian terdapat segumpal daging; bila ia baik, maka akan baik seluruh
badannya. Namun bila ia rusak, akan rusak pula semua tubuhnya. Ingatlah, itu adalah hati . [Muttafaq ‘alaih]

Hadits tersebut menunjukkan bahwa baiknya amalan seorang hamba tergantung pada baiknya hati. Sebaliknya,
rusaknya amalan seorang hamba adalah sesuai dengan rusaknya hati. Hati yang baik, itu adalah hati yang sehat
selamat. Hanya hati seperti ini yang akan bermanfaat di sisi Allâh Azza wa Jalla kelak.

Anda mungkin juga menyukai