Anda di halaman 1dari 5

Lapang Dada

Khutbah Pertama:
‫ َم ْن َيْهِدِه‬،‫ َو َنُعْو ُذ ِباِهلل ِم ْن ُش ُرْو ِر َأْنُفِس َنا َو َس ِّيَئاِت َأْع َم اِلَنا‬،‫ِإَّن اْلَح ْم َد ِهَّلِل ؛ َنْح َم ُد ُه َو َنْسَتِع ْيُنُه َو َنْسَتْغ ِفُر ُه َو َنُتْو ُب ِإَلْيِه‬
‫ َو َأْش َهُد َأَّن ُمَح َّم دًا َع ْبُد ُه‬،‫ َو َأْش َهُد َأْن اَل ِإَلَه ِإاَّل ُهللا َو ْح َد ُه اَل َش ِرْيَك َلُه‬،‫ َو َم ْن ُيْض ِلْل َفاَل َهاِدَي َلُه‬،‫ُهللا َفاَل ُمِض َّل َلُه‬
‫ َم ا َتَر َك َخْيرًا ِإاَّل َد َّل اُأْلَّم َة َع َلْيِه َو اَل َشّر ًا ِإاَّل َح َّذ َر َها ِم ْنُه؛‬،‫ َو ُمَبِّلُغ الَّناِس َشْر ِعِه‬،‫ َو َص ِفُّيُه َو َخ ِلْيُلُه‬،‫َو َر ُسْو ُلُه‬
‫ َفَص َلَو اُت ِهللا َو َس اَل ُم ُه َع َلْيِه َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه َأْج َم ِع ْيَن‬.
‫َأَّم ا َبْعُد‬:
‫ َو َتْقَو ى ِهللا َج َّل‬،‫ َو َر اِقُبْو ُه ُسْبَح اَنُه ُمَر اَقَبًة َم ْن َيْع َلُم َأَّن َر َّبُه َيْس َم ُعُه َو َيَر اُه‬،‫َأُّيَها الُم ْؤ ِم ُنْو َن ِعَباَد ِهللا ِاَّتُقْو ا َهللا َتَع اَلى‬
‫ { َو َلَقْد‬:‫ َقاَل ُهللا ُسْبَح اَنُه‬،‫ َو ِهَي َو ِص َّيُة ِهللا َج َّل َو َع اَل ِلَأْلَّو ِلْيَن َو اآلِخ ِر ْيَن ِم ْن َخ ْلِقِه‬، ‫َو َع اَل َخ ْيُر َز اٍد ِلَيْو ِم الَم َع اِد‬
]131:‫ َو َّصْيَنا اَّلِذ يَن ُأوُتوا اْلِكَتاَب ِم ْن َقْبِلُك ْم َو ِإَّياُك ْم َأِن اَّتُقوا َهَّللا } [النساء‬.

Ibadallah, ma’syiral mukminin,


Insyirahush shadr atau dada yang terasa lapang adalah suatu tujuan yang tinggi
dan cita-cita yang utama. Jika Allah Subhanahu wa Ta’ala mengaruniakan
kelapangan dada pada seseorang dan memudahkan urusannya, akan tercapailah
kemaslahatan dunia dan akhirat bagi orang tersebut. Adapun jika dada terasa
sesak dan sempit seseorang akan jauh dari hal-hal yang maslahat untuknya. Ia
tidak mampu dan tidak merasa bergairah untuk melakukan sesuatu. Keadaannya
hanya silih berganti antara kesedihan, kebingungan, dan kegundahan.

Orang yang Allah Subhanahu wa Ta’ala lapangkan dadanya, berarti ia telah


mendapatkan pertolongan dalam mewujudkan cita-citanya dan tujuan-tujuannya.
Ibadah tidak akan menjadi mudah dan ketaatan tidak akan terasa ringan kecuali
dengan adanya rasa kelapangan dada. Pendidikan anak pun tidak akan berjalan
dengan baik tanpa nikmat kelapangan dada ini. Dan kemaslahatan dunia dan
agama akan sulit didapatkan tanpa dada yang lapang.

Jika demikian halnya, kedudukan hati atau dada yang lapang sangat besar sekali
bagi seseorang untuk memperbaiki kehidupannya. Semakin penting dan besar
suatu permasalahan, maka semakin dibutuhkan suasana hati yang tenang dan
dada yang lapang untuk menyukseskannya. Oleh karena itu, tatkala Allah
memerintahkan Nabi-Nya Musa ‘alaihissalam pergi menemui Firaun untuk
mendakwahinya, Nabi Musa ‘alaihissalam meminta kepada Allah dengan berdoa:

‫) َو َيِّسْر ِلي َأْم ِري‬25( ‫َر ِّب اْش َر ْح ِلي َص ْد ِري‬

“Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku


urusanku.” (QS. Thaha: 25-26).
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman menguatkan jiwa hamba dan Nabi-Nya,
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam:

‫َأَلْم َنْش َر ْح َلَك َص ْد َر َك‬

“Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?” (QS. Al-Insyirah: 1).


Yakni Allah berikan anugerah ilahiyah untuk menguatkan dan melapangkan hati
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Ibadallah,

Lapangnya dada adalah sesuatu yang sangat istimewa. Seorang hamba butuh
kepada taufik dan pertolongan dari Allah untuk merealisasikan dan
mendapatkannya. Ada beberapa sebab yang bisa membuat dada seseorang terasa
lapang, di antaranya adalah:

Pertama: mentauhidkan Allah dan mengikhlaskan agama kepada-Nya. Berlepas


diri dari kesyirikan dan menjauhinya. Baik syirik yang tersembunyi maupun yang
tampak. Baik yang besar ataupun yang kecil. Tauhid adalah perkara paling utama
yang menyebabkan hati dan dada seseorang terasa lapang. Dan lawannya adalah
syirik yang merupakan sebab utama yang menjadikan hati seseorang menjadi
gelap dan dadanya terasa sempit.

Kedua: mengikuti sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Menempuh petunjuk


dan jalannya yang lurus. Dan meneladani petunjuknya. Bagaimana tidak? Beliau
adalah orang yang paling baik akhlaknya. Paling indah dan bersih track record
perjalanan hidupnya atau sirahnya. Barangsiapa yang mengikuti petunjuknya,
maka dadanya akan terasa lapang. Jiwanya terasa tenang. Dan hatinya pun bebas
dari gundah dan kesedihan.

Ketiga: mempelajari ilmu syar’i bersumber dari Alquran dan sunnah Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Semakin seseorang mendapatkan dan memperdalam
ilmu ini untuk mendekatkan diri kepada Allah, semakin lapanglah dadanya dan
semakin baik keadaannya. Kebalikan dari itu adalah apabila seseorang tidak
mengenal agamanya. Di hatinya terdapat kegelapan dan kesulitan dalam
urusannya.

Keempat: kembali kepada Allah, melaksanakan ketaatan, dan giat beribadah


kepada Allah Jalla wa ‘Ala. Ketaatan dan ibadah adalah kelapangan hati,
kehidupan jiwa, dan kebahagiaan di dalam dada. Di dalam hadits, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,

‫َيا ِباَل ُل َأِر ْح َنا ِبالَّص اَل ِة‬

“Wahai Bilal, istirahatkanlah kami dengan shalat.”

Dalam hadits lainnya, beliau bersabda,

‫ُج ِع َلْت ُقَّر ُة َع ْيِني ِفي الَّص اَل ِة‬

“Dijadikan penyejuk hatiku di dalam shalat.”


Ketaatan secara umum adalah istirahat bagi jiwa, kebahagiaan, dan
ketenangannya.

Kelima: senantiasa mengingat Allah Jalla wa ‘Ala. Mengingat Allah atau berdzikir
kepada-Nya membuat hati tenang dan dada terasa lapang. Allah Ta’ala berfirman,

‫اَّلِذ يَن آَم ُنوا َو َتْط َم ِئُّن ُقُلوُبُهْم ِبِذ ْك ِر ِهَّللا َأاَل ِبِذ ْك ِر ِهَّللا َتْط َم ِئُّن اْلُقُلوُب‬

“Orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan


mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenteram.” (QS. Ar-Ra’du: 28).

Keenam: berbuat kebajikan. Allah Ta’ala berfirman,

‫َو َأْح ِس ُنوا ِإَّن َهَّللا ُيِح ُّب اْلُم ْح ِسِنيَن‬

“Dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang


berbuat baik.” (QS. Al-Baqarah: 195).
Berbuat kebajikan dapat dilakukan saat seseorang memiliki posisi, atau dengan
harta, tenaga, dan lain sebagainya. Barangsiapa yang berbuat baik kepada hamba
Allah, maka Allah Tabaraka wa Ta’ala akan memberi kelapangan di hatinya.
Memudahkan urusannya. Memperbaiki keadaannya. Atau bahkan
melipatgandakan hartanya. Adapun orang yang pelit, maka dadanya akan terasa
sesak. Jiwanya terasa kering. Dan rejekinya pun sempit.

Ketujuh: menjauhi hal-hal yang menjadi racun dan penyakit bagi hati. Hal-hal yang
menyebabkan hati menjadi sakit sangatlah banyak. Seperti: hasad, dengki, iri, dll.
Semua ini adalah jalan yang tercela dan rendah. Apabila hati seseorang dirasuki
hal-hal tersebut, maka ia akan rusak, menjadikannya gelap, dan membuatnya
menjadi sempit. Akhirnya ia merasa keadaannya kurang nyaman dan hartanya
pun tidak berkah.

Kedelapan: menjaga lisan dari perkataan yang haram. Menjaga telinga dari
mendengar yang haram. Dan menjaga pandangan dari hal-hal yang haram.
Banyak mendengar, melihat, dan berbicara dapat berdampak negatif bagi
pelakunya. Karena yang demikian bisa mengantarkan seseorang pada kesedihan,
kegalauan, dan dampak-dampak tidak terpuji lainnya.
Ma’asyiral mukminin,

Oleh karena itu, hendaknya kita berharap dan memohon taufik kepada Allah agar
Dia melapangkan dada-dada kita dan memudahkan urusan kita. Kita juga harus
menempuh sebab-sebab yang bermanfaat yang bisa mengantarkan kita untuk
mencapai hal tersebut. Sehingga kita sukses merengkuh kebahagiaan di dunia dan
akhirat.
‫ َو َأْن ُيْص ِلَح َلَنا َش ْأَنَنا‬، ‫ َو َأْن َيحِّم َدَنا الَع َو اِقَب‬،‫ َو َأْن ُيَيِّس َر ُأُم ْو َر َنا‬، ‫َنْس َأُل َهللا َع َّز َو َج َّل َأْن َيْش َر َح ُص ُد ْو َر َنا َأْج َم ِع ْيَن‬
‫ َو َأْن اَل َيِكْلَنا ِإَلى َأْنُفِس َنا َطْر َفَة َع ْيٍن ؛ ِإَّنُه َتَباَر َك َو َتَع اَلى َسِم ْيُع الُّد َعاِء َو ُهَو َأْهُل الَّر َج اِء َو ُهَو َح ْسُبَنا َو ِنْع َم‬،‫ُك َّلُه‬
‫الَو ِكْيِل‬.

Khutbah Kedua:

،‫ َو َأْش َهُد َأْن اَل ِإَلَه ِإاَّل ُهللا َو ْح َد ُه اَل َش ِر ْيَك َلُه‬،‫َاْلَحْم ُد ِهَّلِل َحْم دًا َك ِثْيرًا َطِّيبًا ُمَباَر كًا ِفْيِه َك َم ا ُيِح ُّب َر ُّبَنا َو َيْر َض ى‬
‫ َص َّلى ُهللا َو َس َّلَم َع َلْيِه َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه َأْج َم ِع ْيَن‬،‫ َو َأْش َهُد َأَّن ُمَحَّم دًا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه‬.
‫َأَّم ا َبْعُد‬:
‫ ِاَّتُقْو ا َهللا َتَع اَلى‬: ‫ َأُّيَها الُم ْؤ ِم ُنْو َن ِعَباَد ِهللا‬.

Ibadallah,
Sesungguhnya kelapangan dada adalah anugerah dan karunia Rabbani. Allah
Subhanahu wa Ta’ala anugerahkan kepada siapa yang Dia kehendaki.

‫َو َأَّن اْلَفْض َل ِبَيِد ِهَّللا ُيْؤ ِتيِه َم ْن َيَش اُء َو ُهَّللا ُذ و اْلَفْض ِل اْلَعِظ يِم‬

“Dan bahwasanya karunia itu adalah di tangan Allah. Dia berikan karunia itu
kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.”
(QS. Al-Hadid: 29).
Renungkanlah ibadallah. Ingatlah firman Allah,

‫َفَم ْن ُيِر ِد ُهَّللا َأْن َيْهِدَيُه َيْش َر ْح َص ْد َر ُه ِلِإْل ْس اَل ِم َو َم ْن ُيِر ْد َأْن ُيِض َّلُه َيْج َع ْل َص ْد َر ُه َض ِّيًقا َحَر ًجا َك َأَّنَم ا َيَّصَّعُد ِفي‬
‫الَّس َم اِء‬

“Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk,


niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan
barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan
dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit.” (QS. Al-An’am:
125).
Dan firman-Nya juga,

‫َأَفَم ْن َش َر َح ُهَّللا َص ْد َر ُه ِلِإْل ْس اَل ِم َفُهَو َع َلى ُنوٍر ِم ْن َر ِّبِه‬

“Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima)


agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang
membatu hatinya)?” (QS. Az-Zumar: 22).
Ibadallah,

Hati yang lapang tidak akan kita dapat kecuali dengan taufik dari Allah. Hati yang
lapang tidak akan kita dapatkan kecuali dengan menerima perintah Allah dengan
keikhlasan, mengikuti-Nya, menaati-Nya, dan kembali kepada-Nya. Hati yang
lapang tidak akan kita dapatkan kecuali dengan kesungguhan usaha untuk
memperolehnya dan mengharap ridha dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
‫‪Oleh karena itu ibadallah, bersungguh-sungguhlah. Jadilah orang yang menerima‬‬
‫‪seluruh apa yang Allah perintahkan. Jadilah orang yang menempuh jalan‬‬
‫‪Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam‬‬
‫‪bersabda,‬‬

‫اْح ِر ْص َع َلى َم ا َيْنَفُعَك َو اْسَتِع ْن ِباِهلل‬

‫‪“Bersungguh-sungguhlah kepada apa yang bermanfaat untukmu dan mintalah‬‬


‫”‪tolong kepada Allah.‬‬

‫َو اْع َلُم ْو ا َأَّن َأْص َدَق اْلَحِد ْيِث َكاَل ُم ِهللا‪َ ،‬و َخ ْيَر اْلُهَدى ُهَدى ُم َحَّمٍد َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم ‪َ ،‬و َشَّر اُألُم ْو ِر ُم ْح َد َثاُتَها‪،‬‬
‫‪َ .‬و ُك َّل ُم ْح َد َثٍة ِبْد َع ٌة‪َ ،‬و ُك َّل ِبْد َعٍة َض اَل َلٌة‪َ ،‬و َع َلْيُك ْم ِباْلَج َم اَع ِة َفِإَّن َيَد ِهللا َع َلى اْلَج َم اَع ِة‬
‫َو َص ُّلْو ا َو َس ِّلُم ْو ا – َر َعاُك ُم ُهللا – َع َلى ُمَحَّمِد ْبِن َع ْبِد ِهللا َك َم ا َأَم َر ُك ُم ُهللا ِبَذ ِلَك ِفي ِكَتاِبِه َفَقاَل ‪ِ{ :‬إَّن َهَّللا َو َم اَل ِئَكَتُه‬
‫ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّنِبِّي َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُم وا َتْس ِليًم ا} [األحزاب‪َ ،]56:‬و َقاَل َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم ‪:‬‬
‫‪َ((.‬م ْن َص َّلى َع َلَّي َص اَل ًة َص َّلى هللا َع َلْيِه ِبَها َع ْش ًرا))‬
‫َالَّلُهَّم َص ِّل َع َلى ُم َحَّمٍد َو َع َلى آِل ُمَح َّمٍد َك َم ا َص َلْيَت َع َلى ِإْبَر اِهْيَم َو َع َلى آِل ِإْبَر اِهْيَم ِإَّنَك َحِم ْيٌد َمِج ْيٌد ‪َ ،‬و َباِر ْك َع َلى‬
‫ُمَح َّمٍد َو َع َلى آِل ُم َحَّمٍد َك َم ا َباَر ْك َت َع َلى ِإْبَر اِهْيَم َو َع َلى آِل ِإْبَر اِهْيَم ِإَّنَك َحِم ْيٌد َمِج ْيٌد ‪َ .‬و اْر َض الَّلُهَّم َع ِن الُخَلَفاِء‬
‫الَّراِش ِد ْيَن َاَأْلِئَّمِة الَم ْهِد ِيْيَن ؛ َأِبْي َبْك ٍر الِّص ِّدْيِق‪َ ،‬و ُع َم َر الَفاُرْو ق‪َ ،‬و ُع ْثَم اَن ِذ ْي الُنْو َر ْيِن ‪َ ،‬و َأِبي الَحَس َنْيِن َع ِلي‪،‬‬
‫َو اْر َض الَّلُهَّم َع ِن الَّص َح اَبِة َأْج َم ِع ْيَن ‪َ ،‬و َع ِن الَّتاِبِع ْيَن َو َم ْن َتِبَع ُهْم ِبِإْح َس اٍن ِإَلى َيْو ِم الِّدْيِن ‪َ ،‬و َع َّنا َم َع ُهْم ِبَم ِّنَك‬
‫‪َ .‬و َك َر ِم َك َو ِإْح َس اِنَك َيا َأْك َر َم اَألْك َر ِم ْيَن‬
‫َالَّلُهَّم َأِع َّز اِإل ْس اَل َم َو الُم ْس ِلِم ْيَن ‪َ ،‬الَّلُهَّم اْنُصْر َم ْن َنَص َر ِد ْيَنَك َوِكَتاَبَك َو ُس َّنَة َنِبِّيَك ُم َحَّمٍد َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم ‪َ ،‬الَّلُهَّم‬
‫اْنُصْر ِإْخ َو اَنَنا الُم ْس ِلِم ْيَن الُم ْسَتْض َعِفْيَن ِفي ُك ِّل َم َك اٍن ‪َ ،‬الَّلُهَّم ُك ْن َلُهْم َناِص رًا َو ُمِع ْيًنا َو َح اِفظًا َو ُم َؤ ِّيًدا‪َ ،‬الَّلُهَّم آِم ْن‬
‫َر ْو َع اَتُهْم َو اْس ُتْر َعْو َر اَتُهْم َو اْح ِقْن ِد َم اَء ُهْم َيا َر َّب الَع اَلِم ْيَن ‪َ ،‬الَّلُهَّم َو َع َلْيَك ِبَأْع َداِء الِّدْيَن َفِإَّنُهْم اَل ُيْع ِج ُز ْو َنَك ‪َ ،‬الَّلُهَّم‬
‫‪ِ.‬إَّنا َنْج َع َلَك ِفي ُنُحْو ِر ِهْم َو َنُعْو ُذ ِبَك الَّلُهَّم ِم ْن ُش ُرْو ِر ِهْم‬
‫َالَّلُهَّم َأِع َّنا َو اَل ُتِع ْن َع َلْيَنا‪َ ،‬و اْنُصْر َنا َو اَل َتْنُصْر َع َلْيَنا‪َ ،‬و اْم ُك ْر َلَنا َو اَل ُتْمِكْر َع َلْيَنا‪َ ،‬و اْهِد َنا َو َيِّسْر الُهَدى َلَنا‪،‬‬
‫َو اْنُصْر َنا َع َلى َم ْن َبَغى َع َلْيَنا‪َ .‬الَّلُهَّم اْج َع ْلَنا َلَك َذ اِكِر ْيَن ‪َ ،‬لَك َش اِكِرْيَن ‪ِ ،‬إَلْيَك َأَّو اِهْيَن ُمِنْيِبْيَن ‪َ ،‬لَك ُم ْخ ِبِتْيَن َلَك‬
‫ُمِط ْيِع ْيَن ‪َ ،‬الَّلُهَّم َتَقَّبْل َتْو َبَتَنا َو اْغ ِس ْل َح ْو َبَتَنا‪َ ،‬و َثِّبْت ُحَّجَتَنا‪َ ،‬و اْهِد ُقُلْو َبَنا‪َ ،‬و اْس ُلْل َسِخ ْيَم َة ُص ُد ْو ِر َنا‪َ .‬الَّلُهَّم اْش َر ْح‬
‫‪ُ .‬ص ُد ْو َر َنا َو َيِّسْر ُأُم ْو َر َنا َو اَل َتِكْلَنا ِإَلى َأْنُفِس َنا َطْر َفَة َع ْيٍن‬
‫َالَّلُهَّم آِت ُنُفْو َس َنا َتْقَو اَها‪َ ،‬ز ِّك َها َأْنَت َخ ْيَر َم ْن َز َّك اَها‪َ ،‬أْنَت َو ِلُّيَها َو َم ْو اَل َها‪َ ،‬الَّلُهَّم أِّلْف َبْيَن ُقُلْو ِبَنا َو َأْص ِلْح َذ اَت‬
‫َبْيِنَنا‪َ ،‬و اْهِد َنا ُسُبَل الَّس اَل ِم ‪َ ،‬و َأْخ ِر ْج َنا ِم َن الُّظُلَم اِت ِإَلى الُّنْو ِر ‪َ ،‬و َباِر ْك َلَنا ِفي َأْس َم اِع َنا َو َأْبَص اِر َنا َو َأْز َو اِج َنا‬
‫‪َ .‬و ُذ ِّر َياِتَنا َو َأْم َو اِلَنا َو َأْو َقاِتَنا‪َ ،‬و اْج َع ْلَنا ُمَباَر ِكْيَن َأْيَنَم ا ُكَّنا َيا َذ ا اْلَج اَل ِل َو اِإل ْك َر اِم‬
‫َالَّلُهَّم آِم َّنا ِفي َأْو َطاِنَنا‪َ ،‬و َأْص ِلْح َأِئَّم َتَنا َو ُو اَل َة ُأُم ْو ِر َنا‪َ ،‬و اْج َع ْل ِو اَل َيَتَنا ِفْيَم ْن َخ اَفَك َو اَّتَقاَك َو اَّتَبَع ِر َض اَك َيا َر َّب‬
‫‪ .‬الَع اَلِم ْيَن ‪َ .‬الَّلُهَّم َو ِّفْق َو ِلَّي َأْم ِر َنا ِلَم ا ُتِح ُّبُه َو َتْر َض اُه ِم ْن َسِد ْيِد اَألْقَو اِل َو َص اِلِح اَألْع َم اِل‬
‫َر َّبَنا ِإَّنا َظَلْم َنا َأْنُفَس َنا َو ِإْن َلْم َتْغ ِفْر َلَنا َو َتْر َح ْم َنا َلَنُك ْو َنَّن ِم َن الَخ اِس ِرْيَن ‪َ .‬ر َّبَنا آِتَنا ِفي الُّد ْنَيا َح َس َنًة َو ِفي اآلِخ َر ِة‬
‫‪َ.‬حَس َنًة َو ِقَنا َع َذ اَب الَّناِر‬
‫‪ِ .‬عَباَد ِهللا ُاْذ ُك ُرْو ا َهللا َيْذ ُك ْر ُك ْم ‪َ ،‬و اْشُك ُرْو ُه َع َلى ِنَعِمِه َيِز ْد ُك ْم ‪َ{ ،‬و َلِذ ْك ُر ِهَّللا َأْك َبُر َو ُهَّللا َيْع َلُم َم ا َتْص َنُعوَن }‬

Anda mungkin juga menyukai