KELAS IX
KURIKULUM BERBASIS TAUHID
Akan tetapi jika kata Qodho dan Qodar terdapat dalam satu kalimat,
maka dua kata tersebut akan menghasilkan definisi yang berbeda.
َاس ا َ ْن يُّتْ َرك ُْْٓوا ا َ ْن يَّقُ ْولُ ْْٓوا ٰا َمنَّا َوهُ ْم ََل يُ ْفتَنُ ْون
ُ َّب الن ِ ا َ َح
َ س
"Apakah manusia mengira bahwa mereka akan di biarkan hanya
dengan mengatakan, “ kami telah beriman “ dan mereka tidak di
uji (Q.S. Al- Ankabut : 2).
قَ َد ُر: َولَ ِك ْن قُ ْل، َكانَ َكذَا َو َكذَا، ُْ لَ ْو أَنِ ْي فَ َع ْلت:ئ فَالَ تَقُل
ٌ ش ْي
َ َصابَك َ َ َو ِإ ْن أ
“ هللاِ َو َما شَا َء فَعَ َل
Dari dua dalil diatas, adalah sebagai bukti atas adanya takdir
Allah Ta’ala, dan masih banyak lagi dalil-dalil terkait dengan
kuasa allah ta’ala di dalam Al-Qur’an dan Hadist-hadist
rasulullah shalallahu a’laihi wa sallam.
1. Al-‘Ilm (ilmu).
2. Al-Kitaabah (pencatatan).
3. Al-Masyii-ah (kehendak).
4. Al-Khalq (penciptaan).
sebab ilmu-Nya meliputi apa yang telah terjadi, apa yang akan
terjadi, dan apa yang tidak terjadi yang seandainya terjadi,
bagaimana terjadinya. Dia mengetahui yang ada, yang tidak ada,
yang mungkin, serta yang mustahil, dan tidak luput dari ilmu-Nya
seberat dzarrah pun di langit dan di bumi.
َٰ
شهَا َد ِة ِ َّللا الهذِي ََل ِإلَهَ ِإ هَل ه َُو ۖ عَا ِل ُم ا ْلغَ ْي
ب َوال ه ُ ه َُو ه
“Dia-lah Allah Yang tidak ada ilah (yang berhak untuk
diibadahi dengan benar) selain Dia, Yang mengetahui yang
ghaib dan yang nyata.” (Q.S. Al- Hasyr: 22)
َس ْلتُ ِإلَ ْيكُ ْم؟ ِإ هن َما أ َ ْه َلكَ َم ْن كَانَ قَ ْبلَكُ ْم حِ ْين
ِ أ َ ِب َه َذا أُمِ ْرت ُ ْم؟ أ َ ْم ِب َه َذا أ ُ ْر
َ َعلَ ْيكُ ْم أََله تَن
ازع ُْوا فِ ْي ِه َ ُ ع ََز ْمت،ازع ُْوا فِ ْي َهذَا اْأل َ ْم ِر َ َتَن
“Apakah dengan ini kalian diperintahkan? Apakah
dengan ini aku diutus kepada kalian? Sesungguhnya umat-
umat sebelum kalian telah binasa ketika mereka berselisih
mengenai perkara ini. Oleh karena itu, aku meminta
kalian, janganlah berselisih mengenainya.”
َّللا لَ َجعَلَكُ ْم أ ُ همةً َواحِ َدةً َو َٰلَك ِْن ِليَ ْبلُ َوكُ ْم فِي َما آتَاكُ ْم ۖ فَا ْستَبِقُوا
ُ َولَ ْو شَا َء ه
ِ ت ۖ إِلَى ه
ََّللا َم ْر ِجعُكُ ْم َجمِ يعًا فَيُنَبِئُكُ ْم بِ َما كُ ْنت ُ ْم فِي ِه تَ ْختَ ِلفُون ِ ْال َخي َْرا
1. Jabbariyyah
Secara bahasa Jabariyyah memiliki arti “keterpaksaan”,
dalam kepercayaan firqoh ( kelompok ) mereka, meyakini
bahwasanya semua yang dilakukan oleh manusia adalah
kehendak Allah secara mutlak, manusia hanyalah boneka dari
sebuah takdir yang telah di tentukan oleh Allah semata.
2. Qodariyyah
Qodariyyah adalah salah satu firqoh bathil ( sesat ) yang
meyakini bahwa manusia adalah penanggung jawab dari segala
sesuatu yang di perbuatnya, dengan kata lain mereka
meniadakan salah satu dari rukun yang ada pada takdir yaitu,
Masyii-ah ( kehendak) Allah azza wajalla, padahal sangat banyak
ayat-ayat dari qur’an dan sunnah yang menjelaskan tentang
kekuasaan dan kehendak dia Azza wajalla
َّللا لَ َج َعلَكُ ْم أ ُ همةً َواحِ َدةً َو َٰلَك ِْن ِليَ ْبلُ َوكُ ْم فِي َما آتَاكُ ْم ۖ فَا ْستَبِقُوا
ُ َولَ ْو شَا َء ه
ِ ت ۖ ِإلَى ه
ََّللا َم ْر ِجعُكُ ْم َجمِ يعًا فَيُنَبِئُكُ ْم بِ َما كُ ْنت ُ ْم فِي ِه تَ ْختَ ِلفُون ِ ْال َخي َْرا
قَ َد ُر: ْ َولَك ِْن قُل، َكانَ َكذَا َو َكذَا، ُْ لَ ْو أَنِ ْي فَ َع ْلت:ئ فَالَ تَقُل
ٌ ش ْي َ ََو ِإ ْن أ
َ َصابَك
“ هللاِ َو َما شَا َء فَعَ َل
Jika sesuatu menimpamu, maka janganlah mengatakan, “Se-
andainya aku melakukannya, niscaya akan demikian dan
demikian” Tetapi ucapkanlah, “Sudah menjadi ketentuan Allah,
dan apa yang dikehendakinya pasti terjadi ”.
G. Macam-macam takdir
1. Takdir Azali
َ ت َواْ أل َ ْر
َ بِ َخ ْم ِسيْن،ض ِ اوا
َ س َم ِ َِب هللاُ َمقَا ِدي َْر ْال َخالَئ
َّ قَ ْب َل أ َ ْن يَ ْخلُقَ ال،ق َ َكت
ْ
ِعلى ال َماء َ َ ُع ْرشُهَ َو:َ قَال،ٍسنَة َ ف َ أ َ ْل
“Allah menentukan berbagai ketentuan para makhluk, 50.000
tahun sebelum menciptakan langit dan bumi. “Beliau bersabda,
“Dan adalah ‘Arsy-Nya di atas air.” (HR. Muslim)
ث ُ َّم َي ُك ْو ُن ِفي،ط ِن أ ُ ِم ِه أ َ ْر َب ِعيْنَ َي ْو ًما ْ ِإ َّن أ َ َح َدكُ ْم يُجْ َم ُع خ َْلقُهُ ِف ْي َب
ث ُ َّم، َضغَةً ِمثْ َل ذَ ِل ك
ْ ث ُ َّم يَكُ ْو ُن فِ ْي ذَلِكَ ُم، َعلَقَةً ِمثْ َل ذَلِك َ َس ُل ذَلِك َ ي ُْر
ْ َ
ِ بِ َكت،ٍ َويُؤْ َم ُر بِأ ْربَ ِع َك ِل َمات،الر ْو َح
ب َ
ُّ فَيَ ْنفُ ُخ فِ ْي ِه، ُال َملك ْ
س ِع ْي ٌد َ
َ ي أ ْو ٌّ ش ِق َ َو، َوأ َ َج ِل ِه،ِر ْزقِ ِه
َ َو،ع َم ِل ِه
“Sesungguhnya salah seorang dari kalian dikumpulkan
penciptaannya dalam perut ibunya selama mpat puluh hari,
kemudian menjadi segumpal darah seperti itu pula (empat
puluh hari), kemudian menjadi segumpal daging seperti itu
pula, kemudian Dia mengutus seorang Malaikat untuk
meniupkan ruh padanya, dan diperintahkan (untuk menulis)
dengan empat kalimat: untuk menulis rizkinya, ajalnya,
amalnya, dan celaka atau bahagia(nya).” (HR. Bukhari Muslim)
3. Takdir Sanawi
ٍ ق كُ ُّل أ َ ْم ٍر َح ِك
يم ُ فِيهَا يُ ْف َر
“Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh
hikmah.” (Q.S.Ad-Dukhaan:4)
Contohnya: bisa saja dalam takdir ‘umri tertulis dia seorang yang
celaka, tetapi karena dia bersungguh-sungguh mencari hidayah,
maka ia menjadi orang yang beruntung. Perubahan takdir ‘umri ini
tertulis dalam lauhil mahfudz.
Ini juga yang dimaksud dengan “takdir bisa dirubah dengan doa”.