Anda di halaman 1dari 59

LAPORAN INDIVIDU KELUARGA BINAAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA TENTANG PENTINGNYA


PERILAKU SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA
PADA REMAJA DI KELURAHAN KEBON BARU
KECAMATAN TEBET
TAHUN 2023

DISUSUN OLEH :
NAMA MAHASISWA
NPM

PROGAM STUDI KEBIDANAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
2023

i
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN INDIVIDU KELUARGA BINAAN


ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA TENTANG PENTINGNYA
PERILAKU SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA
PADA REMAJA DI KELURAHAN KEBON BARU
KECAMATAN TEBET
TAHUN 2023

Disusun Oleh Mahasiswi Praktik Kebidanan Komunitas:

NAMA MAHASISWA
NPM

Telah disahkan

Jakarta, Tanggal 2023

Disetujui Oleh,
Menyetujui
Pembimbing Paktik Komunitas

(……………………………………)

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh. Puji syukur penulis


panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan "Laporan Individu Keluarga Binaan Asuhan
Kebidanan pada Remaja Tentang Pentingnya Perilaku Sadari Sebagai Deteksi
Dini Kanker Payudara pada Remaja di Kelurahan Kebon Baru
Kecamatan Tebet Tahun 2023". Adapun penyusunan Laporan Keluarga Binaan
ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Praktik Kebidanan
Komunitas. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak
terdapat kekurangan dan keterbatasan tetapi berkat bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak, baik materil maupun moril penyusunan Laporan Keluarga Binaan
praktik komunitas ini dapat berjalan dengan baik.
Untaian rasa terima kasih yang sebesar-besarnya penulis haturkan kepada
keluarga dan sahabat tercinta yang senantiasa memberikan doa, semangat,
motivasi, dorongan dan kasih sayang yang tiada terhingga.
Dalam penyusunan Laporan Keluarga Binaan ini penulis juga telah
mendapat banyak bimbingan, arahan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Drs. H. A. Jacub Chatib selaku Ketua Yayasan Indonesia Maju
2. Prof. Dr. Dr. H. M. Hafizurrachman, SH, MPH selaku Pembina Yayasan
Indonesia Maju
3. Dr. Astrid Novita, SKM, MKM selaku Rektor Universitas Indonesia Maju
4. Susaldi, S.ST, M.Biomed selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas
Indonesia Maju
5. Dr. Rindu, SKM, M.Kes selaku Wakil Rektor II Bidang Non-Akademik
Universitas Indonesia Maju
6. Hidayani, Am.Keb, SKM, MKM selaku Dekan Fakultas Vokasi Universitas
Indonesia Maju
7. Hedy Hardiana, S.Kep, M.Kes selaku Wakil Dekan Fakultas Vokasi
Univesitas Indonesia Maju

ii
8. Seluruh dosen Pendidikan Profesi Bidan Universitas Indonesia Maju yang telah
memberikan ilmu pengetahuannya selama duduk di bangku kuliah.
13. Terima kasih kepada orang tua saya yang tidak henti-hentinya mendoakan,
mendukung, memberikan nasihat, semangat serta motivasi dalam penyusunan
Laporan Keluarga Binaan ini.
14. Teman-teman bimbingan yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
Laporan Keluarga Binaan ini yang senantiasa saling menyemangat i
menghibur, dan membantu dalam menyelesaikan tugas praktik komunitas ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya
apabila dalam penulisan laporan masih terdapat kekurangan. Serta kritik dan saran
dipelukan demi kesempurnaan tulisan ini. Semoga Laporan Keluarga Binaan ini
dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi penulis.

Jakarta, 2023

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN

KATA PENGANTAR ..........................................................................................iii

DAFTAR ISI ..........................................................................................................v

DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................8

1.1. Latar Belakang ............................................................................................8

1.2. Tujuan .........................................................................................................9

1.3. Manfaat .......................................................................................................9

BAB II TINJAUAN TEORI ...............................................................................11

2.1 Konsep Dasar Komunitas.........................................................................11

2.2 Konsep Dasar Keluarga ...........................................................................14

2.3 Konsep Dasar Keluarga Binaan ...............................................................14

2.4 Konsep Dasar Pengetahuan......................................................................16

2.5 Konsep Dasar Perilaku .............................................................................19

2.6 Konsep Dasar Remaja ..............................................................................21

2.7 Konsep Dasar Kanker Payudara ..............................................................21

2.8 Konsep Dasar Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI).......................23

BAB III TINJAUAN KASUS .............................................................................29

3.1 Kunjungan Keluarga Binaan Ke-1 ..........................................................29

3.2 Kunjungan Keluarga Binaan Ke-2 ..........................................................31

3.3 Kunjungan Keluarga Binaan Ke-3 ..........................................................32

BAB IV PEMBAHASAN ....................................................................................34

4.1 Pengkajian Data Subjektif .......................................................................34

4.2 Pengkajian Data Objektif .........................................................................34

v
4.3 Perumusan Diagnosa ...............................................................................35

4.4 Penatalaksanaan dan Evaluasi .................................................................35

BAB V PENUTUP ...............................................................................................37

5.1 Kesimpulan .............................................................................................37

5.2 Saran ........................................................................................................37

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................39

LAMPIRAN

BUKTI DOKUMENTASI

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tahap 1 Melihat Bentuk Payudara di Cermin ...................................23


Gambar 2.2 Tahap 2 Periksa Payudard dengan diangkat Kedua Tangan .............24
Gambar 2.3 Tahap 3 Berdiri di Depan Cermin Tangan disamping ......................24
Gambar 2.4 Tahap 4 Menegangkan Otot Bagian dengan Berkacak .....................25
Gambar 2.5 Tahap 1 Persiapan Melakukan SADARI ...........................................25
Gambar 2.6 Tahap 2 Pemeriksaan Payudara dengan Vertical Strip .....................26
Gambar 2.7 Tahap 3 Pemeriksaan Payudara dengan Cara Memutar ....................26
Gambar 2.8 Tahap 4 Pemeriksaan Cairan di Puting Payudara .............................27
Gambar 2.9 Tahap 5 Memeriksa Ketiak ...............................................................27

vii
8

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kanker merupakan suatu golongan penyakit yang ditimbulkan oleh sel


tunggal yang tumbuh abnormal dan tidak terkendali, sehingga dapat menjadi
tumor ganas yang dapat menghancurkan dan merusak sel atau jaringan sehat.
Merupakan suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
mekanisme normalnya sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal,
cepat serta tidak terkendali. Kanker bisa t erjadi dimana saja, dari berbagai
jaringan, dalam berbagai organ.1
Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di
seluruh dunia. Pada tahun 2012, sekitar 8,2 juta kematian disebabkan oleh
kanker. Kanker paru, hati, perut, kolorektal, dan kanker payudara adalah
penyebab terbesar kematian akibat kanker setiap tahunnya. 2
Kanker payudara menempati urutan pertama terkait jumlah kanker
terbanyak di Indonesia serta menjadi salah satu penyumbang kematian petama
akibat kanker. Data Glocoban tahun 2020, jumlah kasus baru kanker payudara
mencapai 68.858 kasus (16,6%) dari total 396.914 kasus baru kanker di
Indonesia, Sementara itu, untuk jumlah kematiannya mencapai lebih dari 22
ribu jiwa kasus.2
Berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar 2013, Badan Litbangkes
Kementrian Kesehatan RI memperoleh data prevalensi kanker tertinggi
terdapat di DI Yogyakarta (4,1‰) diikuti Jawa Tengah (2,1‰), Bali (2‰),
Bengkulu, dan DKI Jakarta masing-masing 1,9 ‰.3
Remaja Indonesia saat ini sedang mengalami perubahan sosial yang cepat
dari masyarakat tradisional menuju masyarakat modern, yang juga mengubar
norma-norma, nilai-nilai dan gaya hidup mereka. Gaya hidup dan
perkembangan zaman adalah faktor penting yang sangat mempengaruhi
remaja dalam terkena resiko kanker payudara.4
Pengenalan penyakit kanker menjadi penting karena untuk menurunkan
kasus baru kanker diperlukan upaya pencegahan dan deteksi dini yang akan
lebih mudah dilakukan ketika faktor resiko dan gejala kanker sudah dikenali.
9

Kesembuhan akan semakin tinggi jika Ca Mammae ditemukan dalam stadium


dini, yang biasanya masih berukuran kecil. Usaha yang bisa dilakukan adalah
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). 5
Pemerintah telah mencanangkan SADARI sebagai program nasional pada
tanggal 21 April 2008. Program SADARI adalah salah satu upaya penanganan
terhadap penyakit kanker payudara secara dini. Dengan melakukan SADARI
angka kematian akibat kanker payudara dapat diturunkan hingga 20%. 4
Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada remaja di Kelurahan Kebon
Baru Kecamatan Tebet diketahui bahwa lebih masih banyak remaja yang
belum mengetahui mengenai perilaku sadari sebagai deteksi dini kanker
payudara.
Oleh karena itu penulis melakukan asuhan kebidanan praktik komunitas
mengenai perilaku sadari sebagai deteksi dini kanker payudara pada remaja.
Sehingga diharapkan dengan pengetahuan yang baik, terutama pada remaja
putri di Kecamatan Tebet mampu melakukan pencegahan dan deteksi dini
kanker payudara dengan menerapkan perilaku SADARI dalam kehidupan
sehari-hari.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Dapat melaksanakan asuhan kebidanan komunitas pada Nn. R
memberikan edukasi mengenai pentingnya perilaku SADARI sebagai
upaya deteksi dini pencegahan kanker payudara di Kelurahan Kebon
Baru Kecamatan Tebet.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Melaksanakan pengkajian data subjektif pada Nn. R di Kelurahan
Kebon Baru Kecamatan Tebet.
b. Melaksanakan pengkajian data objektif pada Nn. R di Kelurahan
Kebon Baru Kecamatan Tebet.
c. Melaksanakan perumusan diagnose atau masalah kebidanan pada
Nn. R di Kelurahan Kebon Baru Kecamatan Tebet.
d. Melaksanakan penatalaksanaan asuhan kebidanan dan evaluasi
pada Nn. R di Kelurahan Kebon Baru Kecamatan Tebet.
10

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Remaja Binaan
Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran tentang pentingnya
perilaku SADARI untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
1.3.2 Bagi Lahan Praktik
Sebagai bahan masukan dan evaluasi bagi bidan dalam melakukan
asuhan kebidanan pada remaja agar dapat meningkatkan mutu pelayanan
kebidanan.
1.3.3 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan masukan untuk lebih meningkatkan program
pembelajaran agar menghasilkan lulusan bidan professional yang
memiliki kemampuan dan kompetensi yang baik dibidangnya.
11

BAB II TINJAUAN
TEORI
2.1 Konsep Dasar Komunitas
2.1.1 Pengertian
Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan yang
menekankan pada aspek-aspek psikososial budaya yang ada di
komunitas (masyarakat sekitar). Seorang bidanan dituntut mampu
memberikan pelayanan yang bersifat individual maupun keolompok.
Untuk itu bidan perlu dibekali dengan strategi-strategi untuk mengatasi
tantangan atau kendala seperti berikut 6
a. Sosial budaya seperti ketidakadilan gender, pendidikan, tradisi yang
merugikan ekonomi, seperti kemiskinan.
b. Politik dan hukum, seperti ketidakadilan sosial.
c. Fasilitas, seperti tidak ada peralatan yang cukup, pelayanan rujukan.
d. Lngkungan, seperti air bersih, daerah konflik, daerah kantong
(daerah yang terisolir), kumuh, padat, dll
Ukuran keberhasilan bidan dalam menghadapi tantangan atau
kendala di atas adalah bangkitnya atau lahirnya gerakan masyarakat
untuk mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan kesehatan serta
kualitas hidup perempuan di lokasi tersebut. 7
2.1.2 Tujuan Pelayanan Komunitas
Tujuan kebidanan komunitas menurut Kemenkes 2018, yaitu
mencakup tujuan umum dan tujuan khusus sebagai berikut:
a. Tujuan Umum
Seorang bidan komunitas mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, khususnya Kesehatan perempuan di wilayah kerjanya,
sehingga masyarakat mampu mengenali masalah dan kebutuhan
serta mampu memecahkan masalahnya secara mandiri.
b. Tujuan Khusus
1) Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas sesuai
dengan tanggung jawab bidan.
12

2) Meningkatkan mutu Kesehatan ibu hamil, pertolongan


persalinan, perawatan nifas dan perinatal secara terpadu.
3) Menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan risiko
kehamilan, persalinan, nifas, dan perinatal.
4) Mendukung program-program pemerintah lainnya untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian pada ibu dan anak.
5) Membangun jaringan kerja dengan fasilitas rujukan dan tokok
masyarakat setempat atau terkait.
2.1.3 Prinsip Pelayanan Asuhan dan Tanggung Jawab Bidan pada
Pelayanan Kebidanan Komunitas
Prinsip pelayanan asuhan kebidanan komunitas adalah sebagai
berikut:
a. Kebidanan komunitas sifatnya multidisiplin meliputi ilmu
kesehatan masyarakat, sosial, psikologi, ilmu kebidanan, dan lain-
lain yang mendukung peran bidan di komunitas.
b. Berpedoman pada etika profesi kebidanan yang menjunjung harkat
dan martabat kemanusiaan klien.
c. Ciri kebidanan komunitas adalah menggunakan populasi sebagai
unit analisis. Populasi bisa berupa kelompok sasaran (Jumlah
perempuan, jumlah Kepala Keluarga (KK), jumlah laki-laki, jumlah
neonatus, jumlah balita, jumlah lansia) dalam area yang bisa
ditentukan sendiri oleh bidan. Contohnya adalah jumlah perempuan
usia subur dalam 1 RT atau 1 Kelurahan/ kawasan perumahan/
perkantoran.
d. Ukuran keberhasilan bukan hanya mencakup hasil upaya bidan,
tetapi hasil kerjasama dengan mitra-mitra seperti PKK, kelompok
ibu-ibu pengajian, kader kesehatan, perawat, PLKB, dokter, pekerja
sosial, dll.
e. Sistem pelaporan bidan di komunitas, berbeda dengan kebidanan
klinik. Sistem pelaporan kebidanan komunitas berhubungan dengan
wilayah kerja yang menjadi tanggung jawabnya.
13

2.1.4 Ruang Lingkup Pelayanan Kebidanan di Komunitas


Adapun ruang lingkup pelayanan kebidanan di komunitas
adalah sebagai berikut:
a. Peningkatan kesehatan (promotif) Bidan lebih mengutamakan
langkah promotif dalam setiap asuhannya, seperti ibu hamil
disarankan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan di tenaga
kesehatan. Bayi dan balita dilakukan pemantauan tumbuh kembang
di posyandu.
b. Pencegahan (preventif) Salah satu contoh tindakan preventif bidan
yang dapat dilakukan adalah pemberian imunisasi pada bayi dan
balita serta ibu hamil.
c. Deteksi dini komplikasi dan pertolongan kegawatdaruratan. Bidan
diharapkan mempunyai kemampuan dalam deteksi dini komplikasi
melalui keterampilan tambahan yang dimiliki untuk menangani
kasus kegawatdaruratan maternal dan neonatal sehingga dalam
proses rujukan tidak mengalami keterlambatan.
d. Meminimalkan kesakitan dan kecacatan. Dalam memberikan asuhan
bidan melakukan pendekatan secara fisiologis, dengan
meminimalisir intervensi yang berlebihan sesuai dengan kondisi
klien.
e. Pemulihan kesehatan (rehabilitasi). Pada masa pemulihan bidan
bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain (dokter kandungan) untuk
mengobservasi kemajuan kesehatan klien. Sebagai contoh adalah
bidan melakukan perawatan pasca operasi pada klien dengan
tindakan persalinan caesar.
f. Kemitraan dengan LSM setempat, organisasi masyarakat, organisasi
sosial, kelompok masyarakat yang melakukan upaya untuk
mengembalikan individu ke lingkungan keluarga dan masyarakat.
Terutama pada kondisi bahwa stigma masyarakat perlu dikurangi
seperti Tuberculosis (TB), kusta, Acquired Immune Deficiency
Syndrome (AIDS), Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD), kekerasan
14

dalam rumah tangga (KDRT), prostitusi, korban perkosaan, dan


Injecting Drug User (IDU).
2.2 Konsep Dasar Keluarga
2.2.1 Definisi Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah
suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. 8
2.2.2 Struktur Keluarga
Menurut Karwati (2012), struktur keluarga terdiri dari
bermacam-macam, diantaranya adalah:
a. Patrilineal adalah keluarga sederhana yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis keturunan ayah.
b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis keturunan ibu.
c. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah istri.
d. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah suami.
e. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi
bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
2.3 Konsep Dasar Keluarga Binaan
2.3.1 Pengertian
Pembina dapat diartikan bantuan dari seseorang atau
sekelompok orang yang ditujukan kepada orang atau sekelompok orang
lain melalui materi pembinaan dengan tujuan dapat mengembangkan
kemampuan, sehingga tercapai apa yang diharapkan. 9
Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak
tempat anak belajar dan mengatakan sebagai makhluk sosial. Dalam
15

keluarga umumnya anak melakukan interaksi yang intim. Keluarga


adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,
adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan
budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional dan sosial dari tiap anggota keluarga. 10
Derajat kesehatan merupakan salah satu ukuran kesejahteraan
dan kualitas sumber daya manusia. Sebagaimana lazimnya untuk
menggambarkan derajat kesehatan digunakan indikator kualitas utama
seperti angka kematian, kesakitan, kelahiran, status gizi dan lain-lain.
Peran serta masyarakat sangat penting dalam mencapai derajat
kesehatan yang optimal. Jika masyarakat sudah menciptakan hidup sehat
maka derajat masyarakatpun meningkat. Untuk itu perlu adanya suatu
pendekatan dalam meningkatkan peran serta masyarakat, salah satunya
melalui pendekatan asuhan kebidanan komunitas. Melalui pendekatan
asuhan kebidanan komunitas dapat meningkatkan pengetahuan dan
motivasi masyarakat sehingga dapat memacu masyarakat untuk mampu
dan mandiri dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang
tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau
pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi
satu sama lain, dan di dalam perannya masing–masing menciptakan serta
mempertahankan kebudayaan.
2.3.2 Kriteria Keluarga Binaan
Ada beberapa kiteria yang dapat digunakan untuk menentukan
keluarga binaan, terutama keluarga-keluarga yang termasuk risiko tinggi
dalam bidang Kesehatan:
a. Mudah dijangkau
b. Komunikasi dengan baik
c. Minat dan tanggapan keluarga positif terhadap pelayanan Kesehatan
dan keperawatan yang diberikan
d. Termasuk dalam kategori sosial ekonomi rendah
e. Ada wadah peran serta masyarakat misalnya posyandu
16

f. Daerah tersebut tidak terlalu rawan


2.3.3 Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat
a. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, pemahaman, dan
penerapan perilaku hidup bersih dan sehat.
b. Meningkatkan kualitas sumber daya, manusia lingkungan,
prasarana dan sarana kesehatan.
c. Meningkatkan kualitas lembaga dan pelayanan kesehatan.
d. Promosi kesehatan yang memungkinkan penduduk mencapai
potensi kesehatan secara penuh agar lebih tahan terhadap penyakit.
e. Pencegahan penyakit melalui imunisasi: bumil, bayi, anak dan juga
melindungi masyarakat dari pencemaran.
2.4 Pengetahuan
2.4.1 Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil "tahu" dan terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terhadap objek terjadi melalu panca indra manusia yakni penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu
pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap objek. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. 11
2.4.2 Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan dicakup di dalam domain kognitif 6 tingkatan, yaitu:
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di
pelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali (redcall) terhadap situasi yang sangat
spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
telah diterima. Oleh sebab itu, ini adalah merupakan tingkatan
pengetahuan yang paling rendah.11
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
17

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah


paham harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,
menyimpulkan, meramalkan terhadap objek yang dipelajari. 11
c. Aplikasi (aplication)
Aplikasi adalah kemampuan menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi dan kondisi nyata. Aplikasi dapat diartikan
sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus-rumus, metode-
metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang
lain.11
d. Analisis (analisys)
Analisis adalah kemampuan untuk menyatakan materi atau objek
kedalam komponen-komponen tetapi masih di dalam struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. 11
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk melaksanakan
atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu keseluruhan
yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan
untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang
telah ada.11
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian
ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau kriteria
yang telah ada.11
2.4.3 Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
a. Faktor Internal
(1) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang
terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita
tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi
kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.
Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-
18

hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan


kualitas hidup.11
(2) Pekerjaan
Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama
untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga.
Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak
merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang
dan banyak tantangan.11
(3) Umur
Menurut Huclok (1998) semakin cukup umur, tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam
berpikir dan bekerja.11
b. Faktor Eksternal
(1) Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar
manusia yang dapat mempengaruhi perkembangan perilaku
orang atau sekelompok.11
(2) Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi. 11
2.4.4 Alat untuk Memperoleh Pengetahuan
Sejalan dengan sumber pengetahuan itu, Surajiyo dengan
merujuk pendapat John Hospers dalam bukunya berjudul "An
Introduction to Philosophical Analysis", mengemukakan ada enam hal
sebagai alat untuk memperoleh pengetahuan, yaitu:
a. Pengalaman inderawi (Sence of experience), merupakan alat yang
paling vital dalam memperoleh pengetahuan. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa pengalaman merupakan sumber
pengetahuan yang berupa alat untuk menangkap obyek dari luar diri
manusia melalui kekuatan indera. Kesalahan atau kekhilafan akan
terjadi apabila ada ketidaknormalan pada alat -alat inderawi itu.12
19

b. Nalar (Reason), salah satu corak berpikir dengan menggabungkan


dua pemikiran yakni cara berpikir deduksi dan induksi yang
bertujuan untuk memperoleh pengetahuan baru. 12
c. Otoritas (Authority), merupakan kekuasaan yang sah dimiliki
seseorang dan diakui oleh anggota kelompoknya. Otoritas
merupakan salah satu sumber pengetahuan bagi kelompoknya
karena disampaikan oleh orang yang berwibawa. 12
d. Intuisi (Intuition) merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang
dan melalui proses kejiwaan mampu membuat pernyataan berupa
pengetahuan. Dengan demikian intuisi merupakan sumber
pengetahuan, karena kemampuan pribadi seseorang yang memiliki
semacam "insting" yang kuat.12
e. Wahyu (Revelation), pengetahuan yang dianugerahkan Tuhan
melalui kitab-kitab suci. Seseorang yang mempunyai pegetahuan
melalui Wahyu secara d ogmatik akan dilaksanakan secara baik.
Wahyu dapat dikatakan sebagai sumber pengetahuan, karena kita
mengenal sesuatu melalui kepercayaan. 12
Keyakinan (Faith), suatu kemampuan yang ada pada diri
manusia melalui kepercayaan. Oleh karena itu memang sulit untuk
membedakan antara pengetahuan yang bersumber dari Wahyu dan
pengetahuan yang bersumber pada keyakinan. Perbedaannya mungkin
bahwa pengetahuan bersumber dari Wahyu diikuti secara dogmatik
melalui norma-norma agama. Dibalik itu pengetahuan yang bersumber
pada keyakinan merupakan pematangan (maturation) dari
kepercayaan.12
2.5 Perilaku
2.5.1 Pengertian
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau
suatu tindakan yang dapat diamati maupun tidak. Perilaku merupakan
kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi.13
20

2.5.2 Faktor Perilaku


a. Faktor dari luar diri seseorang (faktor eksternal) merupakan respon
yang berasal dari lingkungan, baik lingkungan fisik dan faktor
dalam bentuk sosia budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. 13
b. Faktor dari dalam diri seseorang (faktor internal) merupakan
seseorang itu merespon stimulus dari luar seperti pengamatan,
persepsi, motivasi, fantasi, sugesti, dan sebagainya. 13
2.5.3 Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan
seseorang baik yang diamati (observable) maupun yang tidak dapat
diamati (unobservable) yang berkaitan dengan pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan ini mencakup
mencegah atau melindungi diri dari penyakit dan masalah kesehatan
lain, meningkatkan kesehatan, dan mencari penyembuhan apabila sakit
atau terkena masalah kesehatan.13
2.5.4 Klasifikasi Perilaku
Becker (1979) membuat klasifikasi lain tentang perilaku
kesehatan dan membedakannya menjadi tiga, yakni:
a. Perilaku Sehat (Healthy Behavior)
Perilaku sehat adalah perilaku-perilaku atau kegiatan-kegiatan yang
berkaitan dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan.13
b. Perilaku Sakit (Illness Behavior)
Perilaku sakit adalah berkaitan dengan tindakan atau kegiatan
seseorang yang sakit atau terkena masalah kesehatan atu
keluarganya, untuk mencari penyembuhan, atau teratasi masalah
kesehatan yang lain.13
c. Perilaku Peran Orang Sakit (The Sick Role Behavior)
Dari sesi sosiologi, orang yang sedang sakit mempunyai peran yang
mencakup hak-haknya (right), dan kewajiban sebagai orang sakit
(obligation). Menurut Becker hak dan kewajiban orang yang sedang
21

sakit adalah merupakan perilaku peran orang sakit (the sick role
behavior).13
2.6 Remaja

2.6.1 Pengertian
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-
kanak ke masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12-
24 tahun. Menurut Depkes RI adalah antara 10 sampai 19 tahun dan
belum menikah, jika telah menikah maka tergolong ke dalam dewasa.
Menurut BKKBN usia seseorang dikatakan remaja adalah 10-19 tahun.14
2.7 Kanker Payudara
2.7.1 Pengertian
Kanker payudara merupakan suatu kondisi dimana sel telah
kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya,sehingga terjadi
pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali yang terjadi
pada jaringan payudara.1
2.7.2 Anatomi Payudara
Payudara (mamma) yang dimiliki pria dan wanita adalah sama
sampai masa pubertas (11-13 tahun) karena hormon estrogen dan
hormon lainnya mempengaruhi perkembangan payudara. Pada wanita
perkembangan payudara sangat aktif sedangkan pada pria kelenjar dan
duktus mammae kurang berkembang dan sinus berkembang tidak
sempurna. Payudara yang sensitif terhadap pengaruh hormonal
mengakibatkan payudara cenderung mengalami pertumbuhan neoplastik
yang bersifat jinak maupun ganas. Yang bersifat ganas berupa kanker.
Kanker payudara dapat terjadi di bagian mana saja dalam payudara,
tetapi mayoritas terjadi pada kuadran atas terluar dimana sebagian besar
jaringan payudara terdapat. Dalam menentukan lokasi kaker payudara,
payudara dibagi menjadi empat kuadran, yaitu kuadran lateral (pinggir
atas), lateral bawah, medial (tengah atas), dan median bawah. 1
2.7.3 Etiologi
Etiologi kanker mammae masih belum jelas, tetapi data
menunjukkan terdapat kaitan erat dengan faktor berikut:15
22

a. Riwayat keluarga dan gen terkait karsinoma mammae


b. Reproduksi
c. Kelainan kelenjar mammae
d. Penggunaan obat di masa lalu
e. Radiasi peng-ion
f. Diet dan gizi
2.7.4 Pengobatan Kanker Payudara
Pengobatan kanker payudara tergantung tipe dan stadium yang
dialami penderita. Pada umumnya seseorang diketahui menderita
penyakit kanker payudara ketika sudah stadium lanjut. Hal tersebut
dikarenakan tentang kurangnya pengetahuan dan kesadaran akan deteksi
dini.
Pengobatan kanker payudara itu sendiri meliputi pembedahan,
kemoterapi, terapi hormon, terapi radiasi, dan yang terbaru adalah terapi
imunologi (antibodi). Pengobatan ini bertujuan untuk memusnahkan
kanker atau membatsi perkembangan penyakit serta menghilangkan
gejala-gejalanya.1
2.7.5 Pencegahan Kanker Payudara
Pencegahan kanker payudara bertujuan unltuk menurunkan
insidensi kanker payudara dan secara tidak langsung akan menurunkan
angka kematian akibat kanker payudara itu sendiri. Pencegahan yang
paling efektif bagi penyakit tidak menular adalah promosi kesehatan dan
deteksi dini, begitu pula pada kanker payudara. 16
a. Pencegahan Primer
Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu
bentuk promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang sehat
melalui upaya untuk menghindarkan diri dari paparan berbagai
faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat. 16
b. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki
risiko untuk terkena kanker payudara. Pencegahan sekunder
23

dilakukan dengan melakukan deteksi dini melalui beberapa metode


seperti mammografi atau SADARI (periksa payudara sendiri). 16
c. Pencegahan Tertier
Pencegahan tertier yaitu pencegahan yang lebih diarahkan kepada
individu yang telah positif menderita kanker payudara. Penanganan
yang tepat pada kanker payudara sesuai stadiumnya akan dapat
mengurangi kecacatan dan memperpanjang harapan hidup penderita.
Pencegahan tertier penting untuk meningkatkan kualitas hidup
penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan
pengobatan.16
2.8 Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
2.8.1 Pengertian
Pemeriksaan Payudara Sendiri adalah pemeriksaan payudara
sendiri untuk dapat menemukan adanya benjolan abnormal.
Pemeriksaan ini dapat dilakukan sendiri tanpa harus pergi ke petugas
kesehatan dan tanpa harus mengeluarkan biaya. American Cancer
Society dalam proyek screening kanker payudara menganjurkan
pemeriksaan SADARI walaupun tidak dijumpai keluhan apapun.
Dengan melakukan deteksi dini dapat menekan angka kematian sebesar
25-30% . Dalam melakukan deteksi dini SADARI diperlukan minat dan
kesadaran akan pentingnya kesehatan untuk meningkatkan kualitas
hidup serta menjaga kualitas hidup lebih baik.1
2.8.2 Melihat Perubahan dihadapan Cermin
Lihat pada cermin, bentuk dan keseimbangan bentuk payudara
(simetris atau tidak). Cara melakukan:
Gambar 2.1 Tahap 1 Melihat Bentuk Payudara di Cermin

Sumber: Kanker Payudara dan Sadari (2013)


24

Melihat perubahan bentuk dan besarnya, perubahan putting


susu, serta kulit payudara di depan cermin. Sambil berdiri tegak di depan
cermin, posisi kedua lengan lurus ke bawah di samping badan. 16

Gambar 2.2 Tahap 2 Periksa Payudara


Dengan Mengangkat Kedua Tangan

Sumber: Kanker Payudara dan Sadari (2013)


Periksa payudara dengan tangan diangkat di atas kepala.
Dengan maksud untuk melihat retraksi kulit, perlekatan tumor terhadap
otot atau fascia di bawahnya atau kelainan pada kedua payudara.
Kembali amati perubahan yang terjadi pada payudara Anda, seperti
perubahan warna, tarikan, tonjolan, kerutan, perubahan bentuk puting
atau perubahan kulit menjadi kasar. 16
Gambar 2.3 Tahap 3 Berdiri di Depan Cermin,
Tangan di Samping

Sumber: Kanker Payudara dan Sad ari (2013)


Berdiri tegak di depan cermin dengan tangan disamping kanan
dan kiri. Miringkan badan ke kanan dan kiri untuk melihat perubahan
pada payudara.16
25

Gambar 2.4 Tahap 4 Menegangkan Otot Bagian Dada


dengan Berkacak Pinggang

Sumber: Kanker Payud ara dan Sadari (2013)


Menegangkan otot-otot bagian dada dengan berkacak pinggang/
tangan menekan pinggul dimaksudkan untuk menegangkan otot di
daerah axilla. Lalu perhatikan apakah ada kelainan seperti diatas. Masih
dengan posisi demikian, bungkukkan badan dan tandai apakah ada
perubahan yang mencurigakan perubahan atau kelainan pada puting. 16
2.8.3 Melihat Perubahan Bentuk Payudara dengan Berbaring
Gambar 2.5 Tahap 1 Persiapan Melakukan Sadari

Sumber: Kanker Payudara dan Sadari (2013)


Dimulai dari payudara bagian kanan, berbaring menghadap ke
kiri dengan membengkokkan kedua lutut Anda. Letakkan bantal atau
handuk mandi yang telah dilipat di bawah bau sebelah kanan untuk
menaikkan bagian yang akan diperiksa. Kemudian letakkan tangan kanan
Anda di bawah kepala. Gunakan tangan kiri Anda untuk memeriksa
payudara kanan. Gunakan telapak jari-jari Anda untuk memeriksa
sembarang benjolan atau penebalan. Periksa payudara Anda dengan
menggunakan Vertical Strip dan Circular membentuk sudut 90 derajat.16
26

Gambar 2.6 Tahap 2 Pemeriksaan Payudara


dengan Vertical Strip

Sumber: Kanker Payudara dan Sadari (2013)


Memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara vertical, dari
tulang selangka di bagian atas ke bra-line di bagian bawah, dan garis
tengah antara kedua payudara ke garis tengah bagian ketiak Anda.
Gunakan tangan kiri untuk mengawali pijatan pada ketiak. Kemudian
putar dan tekan kuat untuk merasakan benjolan. Gerakkan tangan Anda
perlahan-lahan ke bawah bra-line dengan putaran ringan dan tekan kuat
disetiap tempat. Dibagian bawah bra-line, bergerak kurang lebih 2 cm ke
arah kiri dan terus ke arah atas menuju tulang selangka dengan memutar
dan menekan. Bergeraklah ke atas dan ke bawah mengikui pijatan dan
meliputi seluruh bagian yang ditunjuk.16
Gambar 2.7 Tahap 3 Pemeriksaan Payudara
dengan Cara Memutar

Sumber: Kanker Payudara dan Sadari (2013)


Berawal dari bagian atas payudara Anda, buat putaran yang
besar. Bergeraklah sekeliling payudara dengan memperhatikan benjolan
yang luar biasa. Buatlah sekurang-kurangnya tiga putaran kecil sampai
ke puting payudara. Lakukan sebanyak dua kali. Sekali dengan tekanan
ringan sekali dengan tekanan kuat. Jangan lupa periksa bagian bawah
areola mammae.16
27

Gambar 2.8 Tahap 4 Pemeriksaan Cairan di Puting Payudara

Sumber: Kanker Payudara dan Sadari (2013)


Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan payudara Anda
untuk melihat adanya cairan abnormal dari puting payudara. 16
Gambar 2.9 Tahap 5 Memeriksa Ketiak

Sumber: Kanker Payudara dan Sadari (2013)


Letakkan tangan kanan Anda ke samping dan rasakan ketiak
Anda ke samping dan rasakan ketiak Anda dengan teliti, apakah teraba
benjolan abnormal atau tidak. 16
3.1.1 Program dari American Cancer Society
American Cancer Society dalam programnya menganjurkan
sebagai berikut:
a. Wanita > 20 tahun melakukan SADARI tiap 3 bulan
b. Wanita > 35-40 tahun melakukan mammografi
c. Wanita > 40 tahun melakukan check up pada dokter ahli
d. Wanita > 50 tahun check up rutin/ mammografi setiap tahun
Wanita yang mempunyai faktor risiko tinggi (misalnya ada yang
menderita kanker) pemeriksaan ke dokter lebih rutin dan lebih sering. 1
3.1.2 Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
a. Ketika Mandi
Periksa payudara sewaktu Anda mandi. Tangan daat lebih
mudah bergerak pada kulit yang basah. Mulailah dengan melakukan
pemijatan dibawah ketiak dan berputar (kearah dalam) dengan
28

menggerakkan ujung jari-jari Anda. Lakukan pemijatan ini pada


kedua payudara.1
b. Berbaring
Berbaring dan letakkan sebuah bantal kecil dibawah
pundak kanan (Untuk memeriksa payudara kiri). Letakkan tangan
kanan anda dibawah kepala. Cara pemeriksaan sama dengan pada
saat mandi. Lakukan hal yang sama untuk pemeriksaan payudara
kanan.
29

BAB III TINJAUAN KASUS


FORMAT DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA

3.1. Kunjungan Keluarga Binaan Ke-1 dilakukan tanggal 22 Juli 2022

No Registrasi : 001
Tanggal Pengkajian : 22 Juli 2022
Waktu Pengkajian : 10.00 WIB Tempat
Pengkajian : Rumah Nn. R
Pengkaji : ……………..

PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
Identitas Remaja
Nama : Nn. R
Umur : 20 Tahun
Anak ke : 2 (Dua)
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Asisten Rumah Tangga
Alamat : Kelurahan Kebon Baru, Kecamatan Tebet
Identitas Orang Tua
Nama Ibu : Ny. M Pekerjaan : IRT
Umur : 45 Tahun Alamat : Tegal
Agama : Islam Nama Ayah : Tn. T
Suku : Jawa Umur : 50 Tahun
Pendidikan : SMP Agama : Islam
9

Suku : Jawa Pekerjaan : Wiraswasta


Pendidikan : SMP

1. Alasan Datang: Remaja mengatakan tidak mengetahui mengenai


deteksi dini kanker payudara dan cara melakukan pemeriksaan
payudara sendiri
2. Keluhan Utama: Tidak Ada Keluhan
3. Riwayat Obstetri: Remaja mengatakan belum menikah dan tidak
pernah hamil
4. Riwayat Ginekologi: Remaja mengatakan tidak pernah berhubungan
seksual dan tidak pernah menderita penyakit menular seksual (PMS)
ataupun penyakit infeksi dan tumor pada orga132n reproduksi
5. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Remaja: Remaja mengatakan tidak ada alergi
obat, tidak memiliki riwayat penyakit menular, tidak pernah
mengidap penyakit seperti asma, jantung, hepatitis, hipertensi,
diabetes melitus, dsb
b. Riwayat Kesehatan Keluarga: Orang tua dan keluarga tidak
pernah menderita penyakit menular, menurun, dan menahun.
6. Riwayat Psikososial: Remaja mengatakan tidak mengalami gangguan
psikologis, tidak mengkonsumsi obat rutin, tidak memiliki
kepercayaan yang membutuhkan perhatian khusus
7. Pola Kebiasaan Sehari-Hari
a. Pola Istirahat: Tidak ada gangguan pola istirahat dan tidur
b. Pola Aktivitas: Pekerjaan sehari-hari sebagai asisten rumah
tangga dari Pk.08.00 - Pk.19.30 menjaga balita, setiap hari tidur
siang dari Pk.13.30 - Pk.15.00, dan bermain setiap sore bersama
anak-anak di Taman
c. Pola Eliminasi: BAB dan BAK dalam batas normal
d. Pola Nutrisi: Makan 3 kali sehari 1 porsi bervariasi lauk dan
makanan, mengkonsumsi buah dan sayur serta minum susu.
e. Pola Personal Hygiene: Mandi 2 kali sehari, sikat gigi 2 kali
sehari, mengganti baju dan celana dalam 2 kali sehari.
30

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compose Mentis
2. Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Denyut Nadi : 82 kali/menit
Frekuensi Nafas : 20 kali/menit
Suhu Tubuh : 36,8 0 C
3. Pemeriksaan Antropometri Berat
Badan : 63 Kg Tinggi
Badan : 163 cm
IMT : 23,7 Kg/m2 (Normal)
4. Pemeriksaan Fisik
Wajah : Tidak ada bengkak atau oedema
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik
Mulut : Bersih, tidak ada caries, tidak ada kelainan
Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening
dan kelenjar thyroid
Dada : Payudara simetris, tidak ada benjolan, tidak ada
pengeluaran pada puting, tidak ada retraksi,
tidak ada ronki dan mur-mur
Abdomen :Tidak ada pembesaran hepar, tidak ada kelainan,
tidak ada nyeri tekan
Ekstremitas Atas : Simetris, Tidak ada oedema
Ekstremitas Bawah : Simetris, Reflek Patella + kiri dan kanan, tidak
ada oedema dan tidak ada varises.
Anogenitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
5. Pemeriksaan Penunjang : Tidak dilakukan pemeriksaan
C. Analisis Data
Nn. R Remaja 20 Tahun
Kebutuhan: Penatalaksanaan SADARI
31

Penatalaksanaan

1 . Melakukan informed consent untuk dilakukan pemeriksaan.


Evaluasi: Remaja setuju dilakukan pemeriksaan.
2. Melakukan pemeriksaan fisik dan vital sign. Memberitahukan bahwa
hasil pemeriksaan dalam batas normal dan remaja dalam keadaan
baik. Remaja sudah mengerti mengenai hasil pemeriksaan.
3. Memberikan pertanyaan pre test kepada remaja dan remaja telah
mengisi kuesioner pre test yang diberikan.
4. Menjelaskan mengenai kanker payudara. Remaja mendengarkan
dengan seksama dan mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
5. Menjelaskan kepada remaja bahwa penting untuk mengetahui tentang
deteksi dini kanker payudara dengan melakukan pemeriksaan
payudara sendiri.
6. Mendiskusikan kunjungan ulang di Tanggal 24 Juli 2022
7. Hasil Evaluasi: Hasil pre test menujukkan bahwa remaja belum
mengetahui dan mengerti mengenai deteksi dini kanker payudara dan
bersedia untuk dilakukan kunjungan ulang.
8. Melakukan pendokumentasian
3.2. Kunjungan Keluarga Binaan Ke-2 dilakukan tanggal 24 Juli 2022

A. Data Subjektif
Nn. R mengatakan tidak ada keluhan yang dirasakan saat ini, Nn. R masih
belum memahami mengenai cara melakukan pemeriksaan payudara
sendiri
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compose Mentis
2. Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Denyut Nadi : 88 kali/menit
Frekuensi Nafas : 20 kali/menit
Suhu Tubuh : 37,0 0 C
32

C. Analisis Data
Nn. R Remaja usia 20 Tahun ……………………..
D. Penatalaksanaan
1. Melakukan informed consent untuk dilakukan pemeriksaan.
2. Memberi tahu remaja bahwa hasil pemeriksaan dalam keadaan baik.
3. Melakukan pendekatan dengan remaja agar remaja merasa nyaman
saat diberikan edukasi mengenai perilaku SADARI.
4. Menjelaskan mengenai pemeriksaan payudara sendiri sebagai deteksi
dini kanker payudara pada remaja. Remaja mengerti dengan
penjelasan yang diberikan.
5. Memberikan edukasi dan memperagakan mengenai cara melakukan
pemeriksaan payudara sendiri sambil dipraktikkan oleh remaja.
Remaja mampu melakukan pemeriksaan payudara sendiri.
6. Mendiskusikan kunjungan ulang di tanggal 26 Juli 2022 untuk
mengevaluasi mengenai pengetahuan remaja tentang edukasi yang
diberikan.
7. Hasil evaluasi yaitu remaja mengerti dan memahami apa yang telah
disampaikan oleh bidan dan bersedia untuk dilakukan kunjungan
ulang.
8. Melakukan pendokumentasian
3.3. Kunjungan Keluarga Binaan Ke-3 dilakukan tanggal 26 Juli 2022
A. Data Subjektif
Nn. R mengatakan tidak ada keluhan yang dirasakan saat ini, Nn. R sudah
mulai memahami mengenai deteksi dini kanker payudara.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compose Mentis
2. Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Denyut Nadi : 82 kali/menit
33

Frekuensi Nafas : 20 kali/menit


Suhu Tubuh : 36,7 0 C
C. Analisis Data
Nn. R R e m a j a usia 20 tahun dengan …………………..
D. Penatalaksanaan
1. Melakukan informed consent untuk dilakukan pemeriksaan
2. Memberitahu remaja bahwa hasil pemeriksaan dalam keadaan baik
3. Menjelaskan kepada remaja bahwa akan dilakukan evaluasi hasil
edukasi mengenai pemeriksaan payudara sendiri
4. Memberikan lembaran post test mengenai perilaku SADARI
5. Hasil evaluasi adalah skor post test meningkat dibandingkan dengan
pre test saat sebelum dilakukan edukasi mengenai pemeriksaan
payudara sendiri. Remaja telah mampu melakukan pemeriksaan
payudara sendiri
6. Melakukan pendokumentasian
34

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini, mahasiswa akan membandingkan praktik dengan


teori belajar lapangan di Kelurahan Kebon Baru Kecamatan Tebet Kota Jakarta
Selatan khususnya pada Nn. R
Dari keseluruhan permasalahan yang ditemukan berdasarkan hasil
pendekatan dan tabulasi data, telah dilakukan langkah-langkah pemecahan masalah
bersama dengan Nn. R sesuai dengan prioritas masalah.
4.1. Pengkajian Data Subjektif
Data subjektif diperoleh melalui wawancara secara langsung kepada
Nn. R. Data subjektif diperoleh dari hasil pengkajian terhadap pasien dengan
teknik wawancara, keluarga, konsultan, dan tenaga kesehatan lainnya. Data ini
berupa keluhan atau persepsi subjektif pasien terhadap status kesehatannya.
Data subjektif ini diperoleh dengan anamnesa terhadap klien. Penulis
melakukan pengkajian data subjektif pada Nn. R berdasarkan proses
pengkajian data subjektif didapatkan bahwa Nn. R belum mengetahui tentang
deteksi dini kanker payudara dengan cara melakukan pemeriksaan payudara
sendiri. Berdasarkan teori pengetahuan menurut Dewi M (2012) Pengetahuan
merupakan hasil "tahu" dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga. Dengan diberikannya edukasi, remaja telah berada di
tingkat Evaluasi, yaitu mampu mengaplikasikan ilmu yg diberikan. Dengan
demikian penulis telah melakukan pengumpulan data subjektif dengan metode
yang sesuai dengan teori, maka tidak ditemukan adanya kesenjangan antara
teori dengan praktik.
4.2. Pengkajian Data Objektif
Data objektif diperoleh melalui observasi yang dilakukan pada Nn. R.
Sesuai yang ditemukan oleh Dinarti & Yuli (2017) Data objektif adalah data
yang didapat dari pengamatan, observasi, pengukuran, atau pemeriksaan fisik
dengan beberapa metode. Misalnya frekuensi nadi, pernafasan, tekanan darah,
edema, berat badan, tingkat kesadaran. Penulis melakukan pemeriksaan fisik
35

melalui observasi secara langsung pada Nn. R dan ditemukan bahwa tanda-
tanda vital dan status gizi dalam keadaan baik.
Penulis melakukan asuhan pada tanggal 22 Juli 2022. Penulis
memberikan lembaran pre test untuk mengetahui tingkat pengetahuan Nn. R
mengenai deteksi dini kanker payudara dengan cara melakukan pemeriksaan
payudara sendiri. Nn. R belum pernah mendapatkan inf ormasi mengenai
perilaku SADARI sebelumnya. American Cancer Society dalam programnya
menganjurkan wanita yang berusia diatas 20 tahun untuk melakukan
pemeriksaan payudara sendiri setiap 3 bulan sekali.
Dengan demikian penulis melakukan pengumpulan data objektif
menggunakan metode yang sesuai dengan teori sehingga tidak ditemukan
kesenjangan antara teori dengan praktik.
4.3. Perumusan Diagnosa
Setelah dilakukan pengkajian data subjektif dan objektif, langkah
berikutnya yaitu menganalisa data yaitu menentukan masalah kesehatan yang
dialami Nn. R umur 20 Tahun. Sebelum dilakukan pengkajian tidak diketahui
tingkat pengetahuan Nn. R mengenai perilaku SADARI. Setelah dilakukan
pengkajian dan menjawab pertanyaan dari kuesioner diketahui bahwa Nn. R
belum mengetahui mengenai pemeriksaan payudara sendiri sebagai deteksi
dini kanker payudara. Menurut Dewi M (2012) Tahu diartikan sebagai
mengingat suatu materi yang telah di pelajari sebelumnya. Oleh sebab itu, ini
adalah merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Dengan
demikian Analisa data dilakukan sesuai dengan teori sehingga disimpulkan
bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik.
4.4. Penatalaksanaan dan Evaluasi
Setelah diberian edukasi mengenai kanker payudara dan bagaimana
cara melakukan deteksi dini kanker payudara dengan pemeriksaa payudara
sendiri, Nn. R telah mampu melakukan pemeriksaan payudara sendiri. Penulis
menyarankan bahwa Nn. R untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri
setiap 3 bulan. Menurut Dewi M (2012) Memahami diartikan sebagai suatu
kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan
dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Dengan demikian
36

penatalaksanaan dan evaluasi yang dilakukan sesuai dengan teori sehingga


disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik.
37

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Nn. R umur 19 Tahun
dilakukan pengkajian sampai evaluasi maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Pengkajian data subjektif diperoleh dari hasil wawancara didapatkan data
Nn. R umur 20 Tahun telah bekerja dan belum mengetahui mengenai
kejadian kanker payudara.
2. Pengkajian data objektif diperoleh dari hasil observasi dan pemeriksaan
didapatkan data bahwa Nn. R dengan status gizi baik dan tidak memiliki
riwayat penyakit apapun
3. Interpretasi data meliputi diagnosa kebidanan yaitu Nn. R umur 19 Tahun
dengan keadaan normal. Kebutuhan yang muncul yaitu edukasi mengenai
deteksi dini kanker payudara dengan melakukan pemeriksaan payudara
sendiri
4. Penatalaksanaan dan evaluasi sudah dilakukan dengan memberikan
pertanyaan sebelum dilakukan edukasi, kemudian memberikan edukasi
mengenai kejadian kanker payudara, memberikan edukasi mengenai tata
cara melakukan pemeriksaan payudara sendiri, remaja telah memahami
dan telah mampu melakukan pemeriksaan payudara sendiri sebagai
deteksi dini kanker payudara dengan bukti jawaban post test dengan skor
lebih tinggi dibandingkan skor saat pre test. Dari hasil diatas dapa ditarik
kesimpulan bahwa keluarga binaan yang telah dilakukan berhasil.
5.2 Saran
1. Bagi Keluarga Binaan
Dengan dilakukannya kunjungan keluarga binaan ini diharapkan remaja
lebih peduli dan mengenali kesehatan pada dirinya.
2. Lahan Praktik
Sebagai bahan masukan bagi lahan praktik agar dapat meningkatkan
edukasi dan dapat memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat
secara menyeluruh
38

3. Bagi Institusi Pendidikan


Untuk menambah pengetahuan laporan keluarga binaan terkait asuhan
kebidanan pada remaja dengan pemantauan di perpustakaan.
39

DAFTAR PUSTAKA

1. Mulyani, NS. Nuryani. Kanker Payudara dan PMS pada Kehamilan.


Yogyakarta: Nuha Medika; 2013
2. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Sumber:
https://www.kemkes.go.id/article/view/22020400002/kanker-payudara-
paling-banyak-di-indonesia-kemenkes-targetkan-pemerataan-layanan -
kesehatan.html (diakses tanggal 29 Juli 2022)
3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Laporan Hasil Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas). 2017
4. Harnianti. Sakka. Saptaputra. Studi Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri
(SADARI) pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Halu Oleo Tahun
2016. 2016
5. Bott R. Data dan Informasi Kesehatan Situasi Penyakit Kanker. Igarss 2014
6. Montessori, M. The Absorbent Mind, Pikiran Yang Mudah Menyerap.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2013
7. Departemen Kesehatan. Tahap Perkembangan Balita, dan Profil kesehatan RI.
2016
8. Departemen Kesehatan. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi Deteksi Dan
Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Dasar. Jakarta
Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2012
9. Ambarwati, Eny. Asuhan Kebidanan Komunitas. Yogjakarta: 2016
10. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Praktik Kebidanan Komunitas.
BPPSDM. Jakarta ; 2018.
11. Buku: Dewi M. Teori Pengukuran, Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia.
Yogyakarta: 2012
12. Buku: Wiyono, S. Sudarsono. Atmadja, DG. Filsafat Ilmu. Malang: Madani;
2014
13. Buku: Notoatmodjo, S,. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2012
14. Buku: Widyastuti, Y. Rahmawati, A. Purmaningrum, YE. Kesehatan
Reproduksi. Yogyakarta: 2013
15. Buku: Wan. Nuku Ajar Onkologi Klinis. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2013
40

16. Buku: Olfah, Y. Mendiri, K. Badiah, A. Kanker Payudara dan Sadari.


Yogyaarta: 2013
41

LAMPIRAN
Lampiran 1. SAK (Satuan Acara Kegiatan)

Lampiran 2. Job Sheet

Lampiran 3. Daftar Tilik

Lampiran 4. Media Edukasi

Lampiran 5. Kuesioner

Lampiran 6. Hasil Kuesioner


42

SATUAN ACARA KEGIATAN


KELUARGA BINAAN

Praktik Komunitas

Oleh:

NAMA MAHASISWA
NPM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
2023
43

SATUAN ACARA KEGIATAN

TEMA : Deteksi Dini Kanker Payudara

SASARAN : Nn. R

MATERI POKOK : Edukasi Pemeriksaan Payudara Sendiri

WAKTU/ PERTEMUAN : 30 Menit

TEMPAT : Rumah Nn. R

PELAKSANA : …………………

A. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan edukasi mengenai cara pemeriksaan payudara sendiri,
Nn.R diharapkan memahami dan mampu mempraktekkan tahapan
pemeriksaan sendiri dengan baik dan benar sesuai dengan prosedur yang
ada secara rutin.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan edukasi, Nn.R diharapkan mampu:
a. Menjelaskan kembali mengenai pengertian SADARI
b. Menyebutkan tujuan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
c. Menjelaskan kapan waktu SADARI dapat dilakukan
d. Mendemonstrasikan cara SADARI yang benar
B. Pelaksanaan
1. Tempat : Rumah Nn.R
2. Waktu : Minggu, 24 Juli 2022
C. Metode dan Media
1. Metode : Ceramah, Demonstrasi, Diskusi, Tanya Jawab
2. Media : Daftar Tilik, Job Sheet, Kuesioner, Leaflet
44

D. Langkah Kegiatan
No Tahap Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Pasien dan
Kegiatan Kesehatn Keluarga
1 Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Pasien membalas salam
(5 menit) 2. Memperkenalkan diri 2. Pasien menerima
3. Menjelaskan tujuan kehadiran mahasiswa
dengan baik
3. Pasien memahami tujuan
dengan baik
2 Pembahasan 1. Menjelaskan dan 1. Mahasiswa
(20 menit) mepraktikkan tentang mendengarkan dan
SADARI dan manfaat memperhatikan dengan
melakukan SADARI baik
2. Memberi kesempatan 2. Pasien mengajukan
pada pasien untuk pertanyaan
menanyakan hal-hal
yang kurang jelas
3 Penutup 1. Mengevaluasi tujuan 1. Pasien mampu
(5 menit) penyuluhan kesehatan menjawab dan
2. Mengucapkan menjelaskan kembali
terimakasih atas 2. Pasien membalas
perhatian yang salam
diberikan dan memberi
salam penutup
E. Evaluasi
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Nn. R umur 20 Tahun
dengan melakukan edukasi dan demonstrasi Pemeriksaan Payudara Sendiri
menggunakan media leaflet yang dimulai dari pengkajian data sampai evaluasi
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Nn. R mampu memahami pengertian SADARI
b. Nn. R mampu memahami manfaat SADARI
c. Nn. R mampu memahami kapan saja melakukan SADARI
45

d. Nn. R mampu mendemonstrasikan langkah-langkah SADARI dengan


benar sesuai dengan prosedur yang ada.
Dari hasil diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga binaan telah
berhasil dilakukan.
F. Materi
1. Deteksi Dini Kanker Payudara
Deteksi dini kanker payudara dapat dilakukan dengan periksa
payudara sendiri (SADARI), mammografi, USG payudara serta operasi
pengambilan jaringan bila diperlukan. SADARI adalah suatu cara yang
efektif untuk mendeteksi sedini mungkin timbulnya benjolan pada
payudara, sebenarnya dapat diketahui secara cepat dengan pemeriksaan
sendiri. Pemeriksaan payudara dilakukan antara hari ke 7 menstruasi
hingga hari ke 10 disaat jaringan payudara tidak terlalu sensitif. Biasanya
dilakukan sekali dalam satu bulan pada wanita yang telah berusia 20 tahun
untuk melakukan SADARI.
2. Tujuan dari Pemeriksaan Payudara Sendiri
Tujuan SADARI adalah untuk mendeteksi terjadinya kanker
payudara dengan mengamati payudara dari depan sisi kiri dan sisi kanan,
apakah ada benjolan, perubahan warna kulit, puting bersisik dan
pengeluaran cairan, nanah, atau darah. Disetiap gerakan SADARI cermati
perubahan bentuk, ukuran payudara, permukaannya, serta puting.
Meskipun 8 dari 10 benjolan pada payudara bersifat jinak, namun jika
menemukan benjolan atau perubahan payudara segera periksakan ke
dokter. Semua perempuan memiliki resiko untuk terkena kanker payudara,
namun risiko tersebut lebih besar dimiliki oleh:
a. Menstruasi dini (< 12 tahun) atau terlambat menopause (>50 tahun)
b. Hamil di usia tua
c. Tidak menyusui
d. Kontrasepsi oral
e. Pola hidup tidak sehat
f. Faktor genetik
46

3. Manfaat dari Melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri


a. Mendeteksi adanya tumor dalam ukuran kecil
b. Mendeteksi adanya kanker payudara stadium dini
c. Mencegah penyakit kanker payudara
d. Menemukan adanya kelainan pada payudara
e. Menurunkan angka kematian wanita akibat kanker payudara
4. Cara Pencegahan Kanker Payudara
a. Membatasi konsumsi alkohol
b. Menjaga berat badan ideal
c. Jangan menggunakan bra yang terlalu ketat terlalu lama
d. Menggabungkan aktivitas fisik kedalam kehidupan sehari-hari
e. Mengonsumsi makanan kaya serat dan rendah lemak
f. Perbanyak konsumsi buah-buahan dan sayuran
G. Daftar Pustaka
Yayu Putri, dkk. 2021. Kesehatan Reproduksi Wanta Sepanjang Siklus
Kehidupan, Banyumas: Amerta Media.
Saryono, Dyah Pramitasari Roischa. 2014. Perawatan Payudara. Yogyakarta:
Nuha Medika
47

JOB SHEET

TEMA : EDUKASI SADARI


SASARAN : NN. RISKI
MATERI POKOK : EDUKASI PEMERIKSAAN PAYUDARA
SENDIRI (SADARI)
WAKTU/ PERTEMUAN : 30 MENIT
TEMPAT : RUMAH PASIEN
PELAKSANA : ………………………
PROGRAM STUDI : PROGRAM STUDI …………….

A. OBJEKTIF PERILAKU MAHASISWA


1. Mahasiswa mampu menyiapkan bahan atau peralatan yang dibutuhkan
untuk pemeriksaan (SADARI) secara lengkap
2. Mahasiswa mampu melakukan edukasi pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) secara urut dan bena sesuai dengan prosedur yang ada
B. DASAR TEORI SINGKAT
Deteksi dini kanker payudara dapat dilakukan dengan periksa
payudara sendiri (SADARI), mammografi, USG payudara serta operasi
pengambilan jaringan bila diperlukan. SADARI adalah suatu cara yang efektif
untuk mendeteksi sedini mungkin timbulnya benjolan pada payudara,
sebenarnya dapat diketahui secara cepat dengan pemeriksaan sendiri.
Pemeriksaan payudara dilakukan antara hari ke 7 menstruasi hingga hari ke 10
disaat jaringan payudara tidak terlalu sensitif. Biasanya dilakukan sekali dalam
satu bulan pada wanita yang telah berusia 20 tahun untuk melakukan SADARI.
Tujuan SADARI adalah untuk mendeteksi terjadinya kanker payudara
dengan mengamati payudara dari depan sisi kiri dan sisi kanan, apakah ada
benjolan, perubahan warna kulit, puting bersisik dan pengeluaran cairan,
nanah, atau darah. Disetiap gerakan SADARI cermati perubahan bentuk,
ukuran payudara, permukaannya, serta puting. Meskipun 8 dari 10 benjolan
pada payudara bersifat jinak, namun jika menemukan benjolan atau perubahan
48

payudara segera periksakan ke dokter. Semua perempuan memiliki resiko


untuk terkena kanker payudara, namun risiko tersebut lebih besar dimiliki oleh:
1. Menstruasi dini (< 12 tahun) atau terlambat menopause (>50 tahun)
2. Hamil di usia tua
3. Tidak menyusui
4. Kontrasepsi oral
5. Pola hidup tidak sehat
6. Faktor genetik
Manfaat Melakukan SADARI adalah:
1. Mendeteksi adanya tumor dalam ukuran kecil
2. Mendeteksi adanya kanker payudara stadium dini
3. Mencegah penyakit kanker payudara
4. Menemukan adanya kelainan pada payudara
5. Menurunkan angka kematian wanita akibat kanker payudara
Pencegahan Kanker Payudara:
1. Membatasi konsumsi alkohol
2. Menjaga berat badan ideal
3. Jangan menggunakan bra yang terlalu ketat terlalu lama
4. Menggabungkan aktivitas fisik kedalam kehidupan sehari-hari
5. Mengonsumsi makanan kaya serat dan rendah lemak
6. Perbanyak konsumsi buah-buahan dan sayuran
C. PETUNJUK
1. Melakukan informed consent
2. Memberikan informasi dengan baik dan benar
3. Melakukan pendokumentasian
4. Siapkan alat-alat yang diperlukan untuk pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI)
5. Baca dan pelajari lembar kerja dengan baik
6. Ikuti petunjuk yang ada pada Job Sheet
7. Bekerja secara hati-hati dan teliti
8. Demonstrasikan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
49

D. KESELAMATAN KERJA
1. Penuhi prosedur pekerjaan
2. Letakkan peralatan pada tempat yang terjangkau oleh petugas
3. Bertindak dengan lembut dan hati-hati pada saat melakukan tindakan
E. PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Mempersiapkan pasien dan memberikan edukasi dan demonstrasi tentang
deteksi dini kanker payudara
2. Menjaga kenyamanan dan menjaga privacy pasien
F. PROSEDUR TINDAKAN
1 Persiapan alat:
a. Cermin
b. Penerangan
c. Bantal

2 Mencuci tangan

3 Menanggalkan pakaian dan juga bra


yang digunakan sehingga telanjang
dada.
4 Lihat pada cermin, melihat perubahan
bentuk dan besarnya payudara,
perubahan puting susu, serta kulit
payudara di depan kaca. Sambil berdiri
tegak depan cermin, posisi kedua lengan
lurus kebawah disamping badan
5 Periksa payudara dengan tangan
diangkat di atas kepala. Dengan maksud
untuk melihat tarikan kulit atau
perlekatan tumor terhadap otot.
50

6 Berdiri tegak di depan cermin dengan


tangan di samping kanan dan kiri.
Miringkan badan ke kanan dan kiri
untuk melihat perubahan pada
payudara.

7 Menegangkan otot-otot bagian dada


dengan berkacak pinggang/ tangan
menekan pinggul untuk menegangkan
otot di daerah ketiak.

8 Dengan cara berbaring: Dimulai dari


payudara kanan. Berbaring menghadap
ke kiri dan menggunakan bantal untuk
mengganjal bagian punggung.

9 Memeriksa seluruh bagian payudara


dengan cara vertikal, dari tulang
selangka di bagian atas ke payudara di
bagian bawah.

10 Berawal dari bagian atas payudara,


lakukan putaran dari luar ke dalam
menuju puting.
51

11 Menggunakan kedua tangan, kemudian


tekan payudara untuk melihat adanya
cairan abnormal dari puting payudara.

12 Letakkan tangan kanan ke samping dan


rasakan ketiak dengan teliti, apakah
teraba benjolan abnormal atau tidak

13 Cuci tangan
14 Evaluasi

G. Daftar Pustaka/ Referensi


1. Yayu Putri, dkk. 2021. Kesehatan Reproduksi Wanta Sepanjang Siklus
Kehidupan, Banyumas: Amerta Media.
2. Saryono, Dyah Pramitasari Roischa. 2014. Perawatan Payudara.
Yogyakarta: Nuha Medika
52

DAFTAR TILIK

PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI)

PENILAIAN
0 Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan
1 Langkah kerja atau kegiatan dilakukan belum sempurna
2 Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan sempurna

Beri tanda ceklist (√) pada kolom penilaian


Penilaian
No Langkah Kegiatan
0 1 2
1 Persiapan alat
2 Mencuci tangan
3 Menanggalkan pakaian dan juga bra yang digunakan
sehingga telanjang dada.
4 Lihat pada cermin, melihat perubahan bentuk dan
besarnya payudara, perubahan puting susu, serta kulit
payudara di depan kaca. Sambil berdiri tegak depan
cermin, posisi kedua lengan lurus kebawah disamping
badan
5 Periksa payudara dengan tangan diangkat di atas kepala.
Dengan maksud untuk melihat tarikan kulit atau
perlekatan tumor terhadap otot.
6 Berdiri tegak di depan cermin dengan tangan di samping
kanan dan kiri. Miringkan badan ke kanan dan kiri untuk
melihat perubahan pada payudara.
7 Menegangkan otot-otot bagian dada dengan berkacak
pinggang/ tangan menekan pinggul untuk menegangkan
otot di daerah ketiak.
8 Dengan cara berbaring: Dimulai dari payudara kanan.
Berbaring menghadap ke kiri dan menggunakan bantal
untuk mengganjal bagian punggung.
53

9 Memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara vertikal,


dari tulang selangka di bagian atas ke payudara di bagian
bawah.
10 Berawal dari bagian atas payudara, lakukan putaran dari
luar ke dalam menuju puting.
11 Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan payudara
untuk melihat adanya cairan abnormal dari puting
payudara.
12 Letakkan tangan kanan ke samping dan rasakan ketiak
dengan teliti, apakah teraba benjolan abnormal atau tidak
13 Cuci tangan
14 Evaluasi
54

MEDIA EDUKASI
55

KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA

TENTANG SADARI

A. Identitas Diri
Nama :
Usia :
Pendidikan :
B. Petunjuk Pengisian
a. Bacalah dengan cermat semua pertanyaan yang ada dalam kuesioner ini
b. Pilihlah salah satu jawaban a, b, atau c pada jawaban yang anda anggap
paling tepat dengan melingkarinya (O)

1. Apakah pemeriksaan payudara dengan SADARI untuk mendeteksi benjolan


dipayudara dapat dilakukan sendiri oleh setiap wanita?
a. Tidak dapat dilakukan sendiri
b. Ya, dapat dilakukan sendiri
c. Tidak tahu
2. Mengapa SADARI perlu dilakukan?
a. SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara
b. SADARI sebagai pemeriksaan lanjutan kanker payudara
c. SADARI sebagai pengobatan kanker payudara
3. SADARI dianjurkan dilakukan sejak usia?
a. 30 tahun
b. 20 tahun
c. 40 tahun
4. Kapan sebaiknya SADARI secara rutin dilakukan?
a. Satu minggu setelah haid
b. Satu hari setelah haid
c. Pada saat haid
5. SADARI dilakukan dengan menggunakan?
a. Alat pendeteksi khusus
b. Dengan alat USG
c. Secara manual dengan menggunakan tangan
56

6. Apakah benar SADARI dapat dilakukan dengan posisi berdiri, berbaring, dan
pada saat mandi?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
7. Apakah pemeriksaan SADARI pada saat inspeksi (melihat) payudara harus
dilakukan dihadapan cermin?
a. Tidak dihadapan cermin
b. Harus dihadapan cermin
c. Dapat didepan cermin dan dapat tidak didepan cermin
8. Untuk meraba payudara kanan tangan yang digunakan adalah?
a. Tangan kanan
b. Tangan kiri
c. Kedua tangan kanan dan kiri
9. Untuk meraba payudara kiri tangan yang digunakan adalah?
a. Tangan kanan
b. Tangan kiri
c. Kedua tangan kanan dan kiri
10. Tahapan pemeriksaan lengkap payudara sendiri terdiri dari?
a. Melihat payudara - meraba payudara - meraba ketiak
b. Meraba payudara - melihat payudara - meraba ketiak
c. Meraba ketiak - melihat payudara - meraba payudara
11. Jika didapatkan benjolan atau kelainan pada payudara, sebaiknya tindakan kita
selanjutnya adalah?
a. Dibiarkan saja
b. Diperiksakan ke dokter
c. Tidak tahu
57

PRE TEST
(Skor: 8/11 = 72,7 %)

KVESIONER C,UIIWIAN PENCETAH1JA.~ RElLIJA


TL\"TA.\'CSAD.UU

~ T1dllc
' Tldllc""'
......,..,
a
-
P«uj,k P-i:tiao
&
:SMP

Blcalah dqmcenui MmUa J)fmn)wi. )'UII o4a ~ kl.lfwow mi


b, PiW.lb. hlahwi:u.j1w1baa &. 'o, "'1 c p,.d&jil\\'lbM )'#Ill~~
dcpi~··(O)
pdiii&: ltPJl
1

I.
~

-~.-...
pc:Mibam SA1WU

.. n.tat~cam::
~
iu"" apob o,,oi,t.l) l'l)'Udln - -

y~---
L ~-P')..S,,,<lmpll SADARJlml\ll<....:ll<wibmj..,.diP')'\ld,R.
~ ~ ltcdiri oleb Smlf' \\1mitl1 c. Y...tdl..l. car.gmbr..m.dm m
& Tidlkdapll 4ila.b.:t.m secdiri m W1pD. >¥i ~ ~

c. Tld&kWIU -----
b.
9. t.Td.rmnba.pt}vf.n
2. Mei,pp&SADARlped\1-1
& SADARl~Ii dieteksi dim bnker J),l)ixlzn ~ t .. pdiri
b. SADARJ~·-tu;urm-P')-. c. KedLla ~bc.m.dm m
< SADARI ""'"---""""i.w,-., J><)1*i
J. SADARldimlr.l!Rl~sejUl.ml?
& 50td:nm
b Wui:nm'
I.

c. -- -----
IQ Tail4!:01-lr.papP'),mn"""'-d!n'
Mftihapt}.ldati•mmbl Ft)lDR. r.eQbcd.

Mem:akl!t4:. ~~,ma. m.!Rix Ft )v:3ln ...... -


~-..-
c. 4/luinm II. Ilb<!id.1,"""becjal,m""'blcm;>i&P')-._Mbdz) • ....i..,t,a,mju:,:).
4. ~ ~"!. SADAPJ !eun. rutin dilakubn?
,?. ,Sma~hlid & Dilim:m!aj,t
b. S?tJhads.t~taid
c. P't&.S?.dm:id c. Tldtl(t.YJJ
5. S..\DARJdild.ul:?m~~~?
&. Akl:~k!:o:"US

b. Deopn aJ.?t USG


c. Seem? mmn:a! ~=°'m"'e,'~ °gg,"'m;;;;nkzm

POST TEST
(Skor: 11/11 = 100%)
J:i,'ESIONJ:lt C.UIBARA.~ PENctTAHUA.~ RE~LIJA 6. A;.-""" SAOAlUdol"I -"""""- bordiri.~ dllo pod, "'1
....:di]
Til.'\'TA.XCSADARI
j. \"1
A. lda ... lliri b. ~
Nam, : No. Ri,ld c. r151ktMu
A;-~=
. ~......,.,•
U!iz :20Ta!:m 1. S.ID.>JU pol,"" i,:,spebi o,,,Jih!!) ~ lll,m d:mlan
Pe,diac,,, :SM> dih!di!pm cerm ie1

a PttuJ,ak "°"'""
&cw!: ~UlC-m::..?:.s e:JUa )'UlgIlia. &l?Jtl klieiclarmi
&. ~'Utl. b.- Hria 'Pbnrii'C•tlll:Dl:l

b. Pili'.!llab;?:13hS!l!U~a,l>, &!!JC p!d!jimU'im)1C!m2~ paling~ c: o,p,, d:d,p,nczm::, dond,p?! lid>lc ~"""""


dcp~.(O) I. lJmli:-ii<P'),mnDlllll-)'lllldi~adalilhl
.._ TC!pll lw:im
L .~pec1=!1l::amipa)'Ul?n.~S.:\D,l.?tJll!t'ilk~mi~~ T~
d!ipal~settdiriowll~\\'llmQ:
• Tldd<dl!*-• 9.
' ""'kiri
thu_P')_kiri_rq~-,
Kolo, - a:,c
Y~diia<Wll>miii a Ti!:mll.kma::i
c. Ti&ktO!i b. T-1:iri
l~SAn.ll1lpor!II-? e, Ko!oaw,p,tzadlloldn
• AD.W~m-dwlambr~1'ln 10. t,i,.,,.,,,pem,nb,.,D~pp,)-.H!ldinlrindmi?
I>. SAD.W :oibai;!!i pe:zLba.l!ll ~ bnker F,ui!:ra
c. SADARJ~m~-P'l_,
J. SADAR! dicjlal,m -Mjok ....:>

l.. 30t?b:m. II.


10iiiiii'
,o.-
b. s.w t.,ri Mltloh ta!
c.. Padlmblid.
5. S.IDARI~~~~
~ Am~

s«ar,-~
Jd:ets

-· Oq,,: ola USO


58

---

Anda mungkin juga menyukai