Oleh:
NAMA : Yustina
NPM : 19210200195
Oleh:
NAMA : YUSTINA
NPM : 19210200195
Mengetahui,
(Nama Dosen)
NIDN
ii
LEMBAR PENGESAHAN
SOP dengan judul:
Oleh:
NAMA : YUSTINA
NPM : 19210200195
Telah dipresentasikan pada tanggal 18 bulan Mei tahun 2022 di hadapan tim penguji
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi Fakultas Vokasi
Universitas Indonesia Maju.
NIDN. NIDN.
Menyetujui,
Mengesahkan,
Dosen Penanggung Jawab Stase
Penulis menyadari bahwa Laporan Presentasi SOP prakter kolaborasi ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik, saran atau masukan dari semua pihak
iv
sangat diharapkan guna perbaikan di masa yang akan datang.Semoga tulisan ini
memberikan manfaat bagi pembacanya.
Penulis
v
DAFTAR ISI
COVER
2. Saran .............................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
vi
I. SOP LAMA
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENANGANAN BAYI
ASFIKSIA
No. Revisi : 0
Halaman : 2
PMB
YUSTINA
KEBIJAKAN Dokter Umum, dokter anak, dokter SPoG dan bidan bersertifikasi
vii
5. Kotak resusitasi
6. Oksigen
7. Jam
8. Handscoon
9. Surat rujukan
10. Informed Consent
5. Nilai pernafasan :
Bila bayi bernafas spontan (>40 kali/ menit) atau menangis,
hentikan ventilasi bertahap. Dan pada dada tidak ada retraksi
dinding bawah, segera letakkan bayi diatas dada ibu untuk
viii
melakukan skin to skin
Bila bayi tidak bernafas spontan sesudah 2 menit resusitasi
siapkan rujukan
6. Jelaskan kepada keluarga apa yang terjadi dan tindakan yang
telah dilakukan
7. Mintalah persiapan keluarga untuk dilakukan rujukan ke rumah
sakit
8. Teruskan ventilasi selama perjalanan dan periksa denyut janutng
bayi
9. Lakukan pendokumentasian
ix
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR PENANGANAN
BAYI ASFIKSIA
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 5 halaman
PMB PROGRAM
YUSTINA
STUDI
PENDIDIKAN
PROFESI
BIDAN
FAKULTAS
VOKASI UIMA
3. kebijakan 1. Dokter Umum, dokter anak, dokter SPoG dan bidan bersertifikasi
2. PMK No 320 Tahun 2020 Tentang Standar Profesi Bidan 3. KMK
Nomor HK.01.07/MENKES/413/2020 Tentang Pedoman Pencegahan
Dan Pengendalian Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
3. Kepmenkes No. HK.01.07/Menkes/214/2019 Tentang Pedoman
x
Nasional Pelayanan Kdokteran Tatalaksana Asfiksia
4. Referensi
1. Buku Acuan Manajemen Asfiksia Bayi Bayi Baru Lahir untuk
Bidan.2018 (1)
2. https://yankes.kemkes.go.id/view_unduhan/12/kmk-no-
hk0107menkes2142019 (3)
3. Buku Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK) asfiksia
neonatorum,Jakarta 2019 (2)
4. http://repository.unimus.ac.id/1310/3/5.%20BAB%20II.pdf (4)
5. Bahan dan Alat 1. APD lengkap
2. Peralatan penghangat bayi
Penghangat bayi (overhead heater, radiant warmer atau infant
warmer
Kain / handuk pengering
Topi
Kantong plastik (digunakan pada bayi dengan usia gestasi
kurang dari 32 minggu)
3. Peralatan tatalaksana jalan napas (air way)
Penghisap lendir (suction atau deelee)
Kateter suction
Aspirator mekonium
4. Peralatan tata laksana Ventilasi
Balon mengembang sendiri (BMS)
Balon tidak mengembang sendiri (BTMS)
T-Piece Resuscitator (Neo-Puff, Mix safe)
Sungkup wajah bebagai ukuran
Sungkup laring
5. Peralatan tatalaksana sirkulasi
Kateter umbilikal
Pipa orogastrik
6. Obat – obatan Resusitasi
Epinefrin
Nalokson hidroklorida
Cairan pengganti volume (NACL 0.9% dan Ringer Laktat)
7. Pulse Oxymetri
8. Monitor EKG (Bila tersedia)
9. Lain – lain
Stetoskop
Spuit
Nald, dll
xi
6. Prosedur 1. Petugas mencuci tangan dan menggunakan APD lengkap
Pelaksanaan 2. Letakkan bayi di lingkungan yang hangat kemudian keringkan tubuh
bayi dan selimuti tubuh bayi untuk mengurangi evaporasi.
3. Sisihkan kain yang basah kemudian tidurkan bayi telentang pada alas
yang datar.
4. Ganjal bahu dengan kain setinggi 1 cm (snifing positor).
5. Hisap lendir dengan penghisap lendir de lee dari mulut, apabila mulut
sudah bersih kemudian lanjutkan ke hidung.
6. Lakukan rangsangan taktil dengan cara menyentil telapak kaki bayi
dan mengusap-usap punggung bayi.
7. Nilai pernafasan jika nafas spontan lakukan penilaian denyut jantung
selama 6 detik, hasil kalikan 10. Denyut jantung >100x/menit, nilai
warna kulit jika merah/sianosis perifer lakukan observasi, apabila biru
beri oksigen. Denyut jantung <100 x/menit, lakukan ventilasi tekanan
positif.
8. Jika pernafasan sulit (megap-megap) lakukan ventilasi tekanan positif.
9. Ventilasi tekanan positif/PPV dengan memberikan o2 100% melalui
ambubag atau masker, masker harus menutupi hidung dan mulut tetapi
tidak menutupi mata, jika tidak ada ambubag beri bantuan dari mulut
ke mulut, kecepatan PPV 40-60 x/menit.
10. Setelah 30 detik lakukan penilaian denyut jantung selama 6 detik,
hasil kalikan 10.
11. Lakukan penilaian denyut jantung setiap 30 detik setelah kompresi
dada.
12. Denyut jantung 80x/menit kompresi jantung dihentikan, lakukan PPV
sampai denyut jantung >100x/menit dan bayi dapat nafas spontan.
13. Jika denyut jantung 0 atau < 10x/menit, persiapkan rujukan
14. Rujukan dengan ventilasi
15. Lakukan kolaborasi dengan dokter spesialis
xii
Mencuci tangan dan menggunakan
7. Bagan alur APD lengkap
Nilai
Beri sungkup
Nafas Baik Coba Kompresi Dada
Tidak Bernafas
Asuhan BBL Normal
Ventilasi 2 – 3’ (Ventilasi
tekanan positif)
Catatan :
Kewenangan seorang
bidan dala tindakan
resusitasi hanya Tidak Bernafas
sampai pada langkah
awal dan ventilasi
tekanan positif
xiii
Posisi Tim Resusitasi
Ket :
a. Pemimpin resusitasi (airway and breathing),
b. Asisten sirkulasi (circulation),
c. Asisten obat dan peralatan (medication and equipment)
III. PEMBAHASAN
xiv
No Item SOP Asli Rekomendasi SOP Alasan
1 Pengertian Penatalaksanaan 1. Penatalaksanaan keadaan Situasi dalam
keadaan bayi yang bayi yang tidak bernafas masa new normal
tidak bernafas secara secara spontan dan teratur efek dari covid-
spontan dan teratur segera setelah lahir 19
segera setelah lahir 2. Upaya mengatasi berbagai
kendala Asfiksia Neonatorum,
disusun suatu standar
pedoman penanganan dan
pencegahan asfiksia sesuai
standar standar new normal.
2 Tujuan Sebagai acuan dalam 1. Sebagai acuan dalam Tujuan sesuai
menangani bayi menangani bayi Asfiksia, pedoman dan
Asfiksia, dan dan menurunkan angka tatalaksana
menurunkan angka kematian bayi dalam asfiksia
kematian bayi dalam rangka meningkatkan
rangka meningkatkan mutu dan kinerja.
mutu dan kinerja. 2. Membuat penatalaksanaan
secara sistematis untuk
membantu dokter, bidan,
dan perawat dalam hal
pencegahan dan tata
laksana Asfiksia
Neonatorum
3 Kebijakan Dokter Umum, dokter 1. Dokter Umum, dokter Menyempurnakan
anak, dokter SPoG dan anak, dokter SPoG dan kebijakan yang
bidan bersertifikasi bidan bersertifikasi berlaku pada saat
2. PMK No 320 Tahun 2020 ini, agar sesuai
Tentang Standar Profesi dengan prosedur
Bidan yang berlaku.
3. KMK Nomor
HK.01.07/MENKES/413/2
020 Tentang Pedoman
Pencegahan Dan
Pengendalian Coronavirus
Disease 2019 (COVID-19)
4. Kepmenkes No.
HK.01.07/Menkes/214/201
9 Tentang Pedoman
Nasional Pelayanan
Kedokteran Tatalaksana
Asfiksia
4 Bahan dan Masih dalam bentuk Penulis menambahkan Menyesuaikan
xv
Alat sederhana beberapan komponen alat Buku Pedoman
penatalaksaan Asfiksia yang tealah disesuaikan Nasional
dengan standar Pelayanan
penatalaksanaan asfiksia Kedokteran
terbaru. (PNPK) asfiksia
neonatorum
5 Prosedur Belum Menerapkan Sudah menerapkan Pencegahan
Pelaksanaan Pemakaian APD pemakaian APD Dan
Rujukan ke spesialis Pengendalian
Coronavirus
Disease 2019
(COVID-19)
Praktek
kolaborasi
interprofesi
antara bidan
dengan dokter
spesialis
6 Unit terkait Ruang VK secara Menambahkan Meja Agar lebih
keseluruhan Resusitasi secara spesifik spesifik
7 Referensi Belum Ada Sudah Ada Menyempurnakan
SOP lama
8 Bagan Alur Belum Ada Sudah Ada Sebagai acuan
penatalaksanaan
asfiksia yang
lebih sistematis
9 Dokumen Belum Ada 1. Partograf Pencatatan dan
Terkait 2. Tabel Apgar Score pemantauan
3. Surat Rujukan perkembangan
dari
penatalaksaan
asfiksia
xvi
1. Kesimpulan
Pada SOP lama belum adanya penerapan protokol kesehatan dan belum adanya kolaborasi
dengan Dokter. Maka dari itu penulis menambahkan kolaborasi dengan dokter, adanya kolaborasi
dengan dokter adalah untuk membantu Bidan dalam proses penatalaksanaan bayi lahir dengan
Asfiksia. Pada SOP baru juga penulis menambahkan kebijakan dan referensi sumber. Serta bagan
alur untuk memudahkan petugas memahami apa saja langkah-langkah yang harus dilakukan agar
penatalaksanan bayi Asfiksia lebih efisien, maka petugas melakukan rujukan ke dokter Rumah
Sakit untuk dilakukan tatalaksana yang lebih memadai. Dibagian akhir penulis juga menambahkan
Unit terkait dan dokumen terkait berupa partograf, surat rujukan dan table apgar score.
2. Saran
a. Bagi Klien
Diharapkan turut ikut serta dalam mematuhi Protokol Kesehatan yang telah ditetapkan
pemerintah
Diharapkan dapat melengkapi vaksin covid-19 untuk mengurangi resiko kejadian
asfiksia.
b. Bagi tenaga Kesehatan
Wajib dalam menerapkan prosedur protokol kesehatan dalam pencegahan dan
pengendalian Covid 19, bagi semua tenaga medis dan non-medis selama memberikan
pelayanan.
Mampu menerapakan penatalaksanaan asfiksia secara sistematis dan efisien
Mampu berkolaborasi interprofesi salah satunya dengan dokter serta instansi terkait
c. Bagi intsansi
Mensosialisasikan perubahan alur pelayanan kepada pengguna layanan.
Diharapkan dapat menerapkan SOP baru yang telah ditetapkan dalam praktik kebidanan
sehari-hari selama melayani pasien.
xvii
d. Bagi Lahan Praktek
Bagi bidan di PMB Yustina diharapkan mempunyai keterampilan dan kemampuan
yang lebih sistematis dan efisien dalam penatalaksanaan bayi baru lahir dengan Asfiksia.
Serta mampu berkolaborasi secara interprofesi agar meningkatkan mutu pelayanan yang
lebih baik.
xviii
DAFTAR PUSTAKA
(4)Kementerian Kesehatan RI, Pedoman Pelayanan Ante Natal, Persalinan, Nifas, Dan
Bayi Baru Lahir di Era Adaptasi Kebiasaan Baru. 2020
xix