PENDAHULUAN
Haji merupakan rukun islam ke-lima yang termuat dalam Al-Qur’an dan
Al-Hadist setelah syahadat, salat, zakat dan puasa. Salah satu hadisnya berbunyi :
ٍ بُنِ َي اِإل ْسالَ ُم عَلى َخ ْم: صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم
س َ ِال َرسُوْ ُل هللا َ َع َْن َع ْب ِد هللاِ ق
َّ َشهَا َدةُ َأ ْن الَ ِإلهَ ِإالَّ هللاُ َوَأ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ َوِإقَا ُم ال
ُّصالَةَ َوِإ ْيتَا ُء ال َّز َكاةَ َو َحج
)ضانَ (رواه مسلم
َ صوْ ُم َر َم ِ ْالبَ ْي
َ ت َو
1
4. Mengetahui Rukun-rukun Haji.
5. Mengetahui Wajib Haji.
6. Mengetahui Sunnah Haji.
7. Mengethui Batasan Miqat untuk jama’ah Haji.
8. Mengetahui Tata Cara Ibadah Haji.
9. Mengetahui Pengertian Umrah.
10. Mengetahui Syarat Wajib Umrah.
11. Mengetahui Rukun dan Wajib Umrah.
12. Mengetahui Tata Cara Umrah.
13. Mengetahui MacamMacam Ibadah Umrah.
14. Mengetahui Larangan Haji dan Umrah
15. Mengetahui Perbedaan Haji dan Umrah
16. Mengetahui Hikmah Pelaksanakan Ibadah Haji dan Umrah
17. Mengetahui Sejarah Melempar Jumrah.
1
14. Apa saja Larangan Haji dan Umrah?
15. Bagaimana Perbedaan Haji dan Umrah?
16. Apa saja Hikmah Melaksanakan Ibadah Haji?
17. Bagaimana sejarah melempar jumrah?
1
BAB II
PEMBAHASAN
Haji berasal dari Bahasa Arab : ( حجHajj) adalah rukun (tiang agama) Islam
yang kelima setelah mengucap dua kalimat syahadat, salat 5 waktu, mengeluarkan
zakat dan puasa di bulan Ramadhon. Menunaikan ibadah haji adalah bentuk ritual
tahunan yang dilaksanakan kaum muslim sedunia yang mampu (material, fisik, dan
keilmuan) dengan berkunjung dan melaksanakan beberapa kegiatan di beberapa tempat
di Arab Saudi pada suatu waktu yang dikenal sebagai musim haji (bulan Zulhijah).
Kegiatan inti ibadah haji dimulai pada tanggal 8 Zulhijah ketika umat Islam
bermalam di Mina, wukuf (berdiam diri) di Padang Arafah pada tanggal 9 Zulhijah, dan
berakhir setelah melempar jumrah (melempar batu simbolisasi setan) pada tanggal 10
Zulhijah. Masyarakat Indonesia lazim juga menyebut hari raya Idul Adha sebagai Hari
Raya Haji karena bersamaan dengan perayaan ibadah haji ini.
1
Apabila seorang muslim menjalankan ibadah haji maka ia akan di beri gelar
haji, haji adalah sebutan atau gelar untuk pria muslim yang telah berhasil menjalankan
ibadah haji. Umum digunakan sebagai tambahan di depan nama dan sering disingkat
dengan “H”. Dalam hal ini biasanya para Haji membubuhkan gelarnya dianggap oleh
mayoritas masyarakat sebagai tauladan maupun contoh di daerah mereka. Bisa
dikatakan sebagai guru atau panutan untuk memberikan contoh sikap secara lahiriah
dan batiniah dalam segi Islam sehari-hari.
Hukum menunaikan ibadah haji adalah wajib bagi setiap muslim yang mampu
dan berkewajiban itu hanya sekali seumur hidup. Apabila melakukannya lebih dari satu
kali, maka haji yang kedua dan seterusnya hukumnya sunnah. Sesuai dengan surat Ali –
Imran ayat 97 yang berbunyi :
Artinya: “Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim;
barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji
adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup
mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji),
maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam”.
Setiap jamaah bebas untuk memilih jenis ibadah haji yang ingin
dilaksanakannya. Rasulullah SAW memberi kebebasan dalam hal itu, sebagaimana
terlihat dalam hadis berikut,
1
tahallul ketika telah berada di Baitullah. Sedang orang yang berihram untuk haji jika
ia mengumpulkan haji dan umrah. Maka ia tidak melakukan tahallul sampai dengan
selesai dari nahar.
Haji ifrad, berarti menyendiri. Pelaksanaan ibadah haji disebut ifrad bila
sesorang bermaksud menyendirikan, baik menyendirikan haji maupun
menyendirikan umrah. Dalam hal ini, yang didahulukan adalah ibadah
haji. Artinya, ketika mengenakan pakaian ihram di miqat-nya, orang
tersebut berniat melaksanakan ibadah haji dahulu. Apabila ibadah haji
sudah selesai, maka orang tersebut mengenakan ihram kembali untuk
melaksanakan umrah.
Haji tamattu’, mempunyai arti bersenang-senang atau bersantai-santai
dengan melakukan umrah terlebih dahulu di bulan-bulah haji, lain
bertahallul. Kemudian mengenakan pakaian ihram lagi untuk
melaksanakan ibadah haji, ditahun yang sama. Tamattu’ dapat juga
berarti melaksanakan ibadah di dalam bulan-bulan serta di dalam tahun
yang sama, tanpa terlebih dahulu pulang ke negeri asal.
1
1. Beragama Islam
2. Telah Dewasa* (baligh)
3. Berakal sehat
4. Merdeka (bukan budak atau hamba)
5. Mampu (istita’ah).
*Catatan :
Anak yang belum dewasa apabila menunaikan ibadah haji maka hukumnya sunnah sehingga ia
harus mengulang menunaikan ibadah haji karena hukumnya masih wajib baginya apabila sudah
dewasa.
b. Syarat Syah Haji
1. Islam
2. Berakal
3. Miqot zamani, artinya haji dilakukan di waktu tertentu (pada bulan-
bulan haji), tidak di waktu lainnya. ‘Abullah bin ‘Umar, mayoritas
sahabat dan ulama sesudahnya berkata bahwa waktu tersebut adalah
bulan Syawwal, Dzulqo’dah, dan sepuluh hari (pertama) dari bulan
Dzulhijah)
4. Miqot makani, artinya haji (penunaian rukun dan wajib haji) dilakukan
di tempat tertentu yang telah ditetapkan, tidak sah dilakukan tempat
lainnya. Wukuf dilakukan di daerah Arofah. Thowaf dilakukan di
sekeliling Ka’bah. Sa’i dilakukan di jalan antara Shofa dan Marwah.
Dan seterusnya.
Rukun haji adalah rangkaian amalan haji yang harus dikerjakan. Apabila
amalan tersebut tidak dikerjakan maka ibadah hajinya tidak sah atau batal dan tidak
boleh diganti dengan dam atau denda. Akan tetapi, harus mengulang hajinya pada
waktu yang lain.
1. Ihram
1
Yang dimaksud dengan ihram adalah niatan untuk masuk dalam
manasik haji. Siapa yang meninggalkan niat ini, hajinya tidak sah.
Dalilnya adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
1
pujian, kenikmatan dan kekuasaan hanya milik-Mu, tiada sekutu
bagi-Mu). Ketika bertalbiyah, laki-laki disunnahkan
mengeraskan suara.
2. Wukuf di Arafah
Wukuf di Arafah adalah rukun haji yang paling penting. Siapa yang
luput dari wukuf di Arafah, hajinya tidak sah. Ibnu Rusyd berkata, “Para
ulama sepakat bahwa wukuf di Arafah adalah bagian dari rukun haji dan
siapa yang luput, maka harus ada haji pengganti (di tahun yang lain).”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ُْال َحجُّ ع ََرفَة
“Haji adalah wukuf di Arafah.” (HR. An Nasai no. 3016, Tirmidzi
no. 889, Ibnu Majah no. 3015. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits
ini shahih).
Yang dimaksud wukuf adalah hadir dan berada di daerah mana saja
di Arafah, walaupun dalam keadaan tidur, sadar, berkendaraan, duduk,
berbaring atau berjalan, baik pula dalam keadaan suci atau tidak suci
(seperti haidh, nifas atau junub) (Fiqih Sunnah, 1: 494). Waktu dikatakan
wukuf di Arafah adalah waktu mulai dari matahari tergelincir (waktu
zawal) pada hari Arafah (9 Dzulhijjah) hingga waktu terbit fajar Shubuh
(masuk waktu Shubuh) pada hari nahr (10 Dzulhijjah). Jika seseorang
wukuf di Arafah selain waktu tersebut, wukufnya tidak sah berdasarkan
kesepakatan para ulama (Al Mawsu’ah Al Fiqhiyah, 17: 49-50).
Jika seseorang wukuf di waktu mana saja dari waktu tadi, baik di
sebagian siang atau malam, maka itu sudah cukup. Namun jika ia wukuf di
siang hari, maka ia wajib wukuf hingga matahari telah tenggelam. Jika ia
wukuf di malam hari, ia tidak punya keharusan apa-apa. Madzab Imam
Syafi’i berpendapat bahwa wukuf di Arafah hingga malam adalah sunnah
(Fiqih Sunnah, 1: 494).
Sayid Sabiq mengatakan, “Naik ke Jabal Rahmah dan meyakini
wukuf di situ afdhol (lebih utama), itu keliru, itu bukan termasuk ajaran
Rasul –shallallahu ‘alaihi wa sallam-.” (Fiqih Sunnah, 1: 495)
Pendidikan Agama Islam – Semester I – Kelas I – BAB VII - HAJI
1
3. Thowaf ifadhoh
Syarat-syarat thowaf:
Catatan:
1
4. Sa’i
Sa’i adalah berjalan antara Shofa dan Marwah dalam rangka ibadah.
Syarat sa’i:
1. Niat.
5. Tahalul (bercukur)
1
6. Tertib dan berurutan.
Jika salah satu dari rukun ini tidak ada, maka haji yang dilakukan tidak sah.
Rangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam ibadah haji sebagai pelengkap
Rukun Haji, yang jika tidak dikerjakan harus membayar dam (denda).
1. Niat Ihram, untuk haji atau umrah dari Miqat Makani, dilakukan setelah
berpakaian ihram
2. Mabit (bermalam) di Muzdalifah pada tanggal 9 Zulhijah (dalam
perjalanan dari Arafah ke Mina)
5. Melontar Jumrah Ula, Wustha dan Aqabah pada hari Tasyrik (tanggal 11,
12 dan 13 Zulhijah).
1
II.VI Sunnah Haji
a. Sunah-Sunnah Ihram
1. Mandi ketika ihram
Berdasarkan hadits Zaid bin Tsabit bahwasanya beliau melihat Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengganti pakaiannya untuk ihram lalu mandi.
اِ ْلبَسُوْ ا ِم ْن ثِيَابِ ُك ُم ْالبَيَاضِّ فَِإنَّهَا ِم ْن خَ ي ِْر ثِيَابِ ُك ْم َو َكفِّنُوْ ا فِ ْيهَا َموْ تَا ُك ْم.
Artinya: “Pakailah pakaianmu yang putih, sesungguhnya pakaian yang putih
adalah pakaianmu yang terbaik dan kafankanlah orang-orang yang wafat di
antara kalian dengannya.”
4. Shalat di lembah ‘Aqiq bagi orang yang melewatinya
Berdasarkan hadits ‘Umar, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda di lembah ‘Aqiq:
1
Berdasarkan hadits as-Saib bin Khalladi, ia berkata bahwa Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
َأتَانِي ِجب ِْر ْي ُل فََأ َم َرنِي َأ ْن آ ُم َر َأصْ َحابِي َأ ْن يَرْ فَعُوْ ا َأصْ َواتَهُ ْم بِاِْإل ْهالَ ِل َأ ِو
التَّ ْلبِيَ ِة.
Artinya: “Telah datang kepadaku Jibril dan memerintahkan kepadaku
agar aku memerintahkan para Sahabatku supaya mereka mengeraskan suara
mereka ketika membaca talbiyah.”
Oleh karena itu, dulu para Sahabat Rasulullah berteriak. Ibnu Hazm
rahimahullah berkata, “Dulu ketika Sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam berihram suara mereka telah parau sebelum mencapai Rauha.”
6. Bertahmid, bertasbih dan bertakbir sebelum mulai ihram
Berdasarkan hadits Anas, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam shalat Zhuhur empat raka’at di Madinah sedangkan kami bersama
beliau, dan beliau shalat ‘Ashar di Dzul Hulaifah dua raka’at, beliau menginap
di sana sampai pagi, lalu menaiki kendaraan hingga sampai di Baidha,
kemudian beliau memuji Allah bertasbih dan bertakbir, lalu beliau berihram
untuk haji dan umrah.”
7. Berihram menghadap Kiblat
Berdasarkan hadits Nafi’, ia berkata, “Dahulu ketika Ibnu ‘Umar selesai
melaksanakan shalat Shubuh di Dzul Hulaifah, ia memerintahkan agar
rombongan mulai berjalan. Maka rombongan pun berjalan, lalu ia naik ke
kendaraan. Ketika rombongan telah sama rata, ia berdiri menghadap Kiblat
dan bertalbiyah. Ia mengira dengan pasti bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam mengerjakan hal ini.”
b. Sunnah-Sunnah Ketika Masuk Kota Makkah
Pada tanggal 8, 9, 10. Menginap di Dzu Thuwa, mandi untuk memasuki kota
Makkah dan masuk kota Makkah pada siang hari
Dari Nafi’, ia berkata, “Dahulu ketika Ibnu ‘Umar telah dekat dengan kota
Makkah, ia menghentikan talbiyah, kemudian beliau menginap di Dzu Thuwa,
shalat Subuh di sana dan mandi. Beliau mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam mengerjakan hal ini.”
Pendidikan Agama Islam – Semester I – Kelas I – BAB VII - HAJI
1
Memasuki kota Makkah dari ats-Tsaniyah al-‘Ulya (jalan atas)
Berdasarkan hadits Ibnu ‘Umar, ia berkata, “Dulu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam memasuki kota Makkah dari ats-Tsaniyah al-‘ulya (jalan atas) dan
keluar dari ats-Tsaniyah as-Sufla (jalan bawah).
Mendahulukan kaki kanan ketika masuk ke dalam masjid haram dan
membaca:
َّ ََأ ُعوْ ُذ بِاهللِ ْال َع ِظي ِْم َوبِ َوجْ ِه ِه ْال َك ِري ِْم َوس ُْلطَانِ ِه ْالقَـ ِدي ِْم ِمن
،ِ بِ ْسـ ِم هللا،الشـ ْيطَا ِن الـ َّر ِجي ِْم
َ ِاب َرحْ َمت
ك َ اَللَّهُ َّم ا ْفتَحْ لِي َأ ْب َو،ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َسلِّ ْم
َ اَللَّهُ َّم.
اَللّهُ َّم َأ ْنتَ ال َّسالَ ُم َو ِم ْنكَ ال َّسالَ ُم فَ َحيِّنَا َربَّنَا بِال َّسالَ ِم.
c. Sunah-Sunnah Thawaf
1. Al-Idhthiba’
Yaitu memasukkan tengah-tengah kain ihram di bawah ketiak kanan dan
menyelempangkan ujungnya di pundak kiri sehingga pundak kanan terbuka,
berdasarkan hadits Ya’la bin Umayyah bahwasanya Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam thawaf dengan idhthiba’.”
2. Mengusap Hajar Aswad
1
Berdasarkan hadits Ibnu ‘Umar Radhiyallahu anhuma, ia berkata: “Aku
melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika tiba di Makkah
mengusap Hajar Aswad di awal thawaf, beliau thawaf sambil berlari-lari kecil
di tiga putaran pertama dari tujuh putaran thawaf.”
1
ار َ ربَّنَآ آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي ْاآل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ.
ِ َّاب الن َ
Artinya: “Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di
akhirat dan peliharalah kami dari siksa Neraka.”
9. Shalat dua raka’at di belakang maqam Ibrahim setelah thawaf
Berdasarkan hadits Ibnu ‘Umar, ia berkata, “Setelah tiba, Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam thawaf mengelilingi Ka’bah tujuh kali,
kemudian beliau shalat dua rakaat di belakang maqam Ibrahim dan sa’i
antara Shafa dan Marwah.” Selanjutnya beliau berkata:
Artinya: “Sesungguhnya pada diri Rasulullah itu terdapat contoh yang baik
bagimu.”
صلًّ ٰى
َ واتَّ ِخ ُذوْ ا ِم ْن َمقَ ِام ِإب َْرا ِهي َم ُم.
َ
Kemudian membaca dalam shalat dua raka’at itu surat al-Ikhlash dan
surat al-Kaafirun, berdasarkan hadits Jabir bahwasanya Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau sampai di maqam Ibrahim
Alaihissallam beliau membaca:
صلًّ ٰى
َ واتَّ ِخ ُذوْ ا ِم ْن َمقَ ِام ِإب َْرا ِه ْي َم ُم.
َ
Lalu beliau shalat dua raka’at, beliau membaca dalam shalat dua raka’at
1
11. Iltizam tempat di antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah dengan cara
menempelkan dada, wajah dan lengannya pada Ka’bah
Berdasarkan hadits ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya, ia
berkata, “Aku pernah thawaf bersama ‘Abdullah bin ‘Amr, ketika kami telah
selesai dari tujuh putaran tersebut kami shalat di belakang Ka’bah. Lalu aku
bertanya, ‘Apakah engkau tidak memohon perlindungan kepada Allah?’ Ia
menjawab, ‘Aku berlindung kepada Allah dari api Neraka.’”
Berkata (perawi), “Setelah itu ia pergi dan mengusap Hajar Aswad. Lalu
beliau berdiri di antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah, beliau menempelkan
dada, tangannya dan pipinya ke dinding Ka’bah, kemudian berkata, ‘Aku
melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan hal ini.’”
صفَا َو ْال َمرْ َوةَ ِمن َش َعاِئ ِر هَّللا ِ ۖ فَ َم ْن َح َّج ْالبَيْتَ َأ ِو ا ْعتَ َم َر فَاَل ُجنَا َح َعلَ ْي ِه َأنَّ ِإ َّن ال
يَطَّوَّفَ بِ ِه َما ۚ َو َمن تَطَ َّو َع َخ ْيرًا فَِإ َّن هَّللا َ َشا ِك ٌر َعلِي ٌم
Kemudian membaca:
1
Artinya: “Kami mulai dengan apa yang dimulai oleh Allah.”
Bacaan ini dibaca setelah dekat dengan Shafa ketika mau melakukan
sa’i
2. Berdo’a di Shafa
Ketika berada di Shafa, menghadap Kiblat dan membaca:
ُك َولَهُ لَهُ ْال ُم ْل،ُ الَ ِإلهَ ِإالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْيكَ لَه،ُ هللَا ُ َأ ْكبَر،ُ هللَا ُ َأ ْكبَر،ُهللَا ُ َأ ْكبَر
َ َون،ُ َأ ْن َج َز َو ْع َده،ُ الَ ِإلهَ ِإالَّ هللاُ َوحْ َده،ٌْال َح ْم ُد َوهُ َو َعلَى ُك ِّل َش ْي ٍء قَ ِدير
َص َر
َ ْ َوهَزَ َم اَْألح،ُ َع ْب َده.
ُزَاب َوحْ َده
Artinya: “Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah
Yang Mahaesa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan, bagi-Nya
segala puji dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Tidak ada ilah yang
berhak diibadahi dengan benar selain Allah semata. Yang melaksanakan
janji-Nya, membela hamba-Nya (Muhammad) dan mengalahkan golongan
musuh sendirian.”
1
a. Miqat Makani
Miqat makani adalah batas tempat untuk pemkaian ihram. Ada 5 batas tempat
yang telah ditentukan oleh Nabi Muhammad SAW. Diantaranya,
1. Dhul-khulaifah, yautu miqat untuk penduduk madinah (Abyar Ali)
2. Al-jukhfah, yaitu miqat untuk penduduk yang datang dari Mesir, Syam,
maghribi dan negara-negara yang berdekatan
3. Qarnul Manazil, yaitu miqat penduduk yang dating dari Nejd (najad)
4. Yalamlam, yaitu miqat untuk penduduk yang dating dari Yaman, India ,
indonesia dan negeri disekitarnya
5. Zatul Irqin, yaitu miqat untuk penduduk yang dating dari Irak, Afganistan,
Rusia dan negara-negara searah
1
9. Sa’I (Bagi yang melaksanakan Haji Tammatu’)
10. Tahalul
11. Bermalam di Mina
12. Melempar tiga jumrah (Aqabah, Wustha, dan Ula)
13. Thawaf Wada’
1
2. Menjauhkan diri dari semua larangan Umrah
1
• Membunuh binatang
• Berkata jelek
Rukun Wajib
Haji 1. Ihram darimiqat 1. Ihram darimiqat
2. Wukuf di Arafah. 2. Hadir di Muzdalifah
3. Thawaf 3. Bermalam di Mina
4. Sa’I 4. Melontar jumrah Aqobah
5. Tahallul 5. Melontar 3 jumrah
6. Tertib 6. Thawafwada’
7. Tidak melanggar larangan
1
Dalam suatu riwayat dikatakan bahwa sewaktu Ibrahim membawa Ismail untuk
disembelih, setan membujuk Hajar agar menghentikan langkah suaminya itu. Sebagi
seorang ibu, menurut setan, Hajar tidak akan sampai hati mengetahui buah hatinya
dikorbankan. Perkiraan setan ternyata meleset. Bukannya menuruti bisikan setan, Hajar
malah mengambil batu dan melemparinya berkali-kali.
Dalam ibadah haji, melempar jumrah tidak hanya dilakukan dalam satu hari
melainkan tiga atau empat hari. Ini menunjukkan perintah Allah yang sangat tegas agar
manusia benar-benar memusuhi setan dan tidak bersekutu dengannya. Panji-panji harus
terus dikibarkan dan genderang perang melawan setan harus terus ditabuh.
1
BAB III
PENUTUP
III.I Kesimpulan
1. Secara sederhana, haji adalah ber kunjung ke Baitullah, untuk melakukan Thawaf,
Sa’i, Wukuf di Arafah dan melakukan amalan – amalan yang lain dalam waktu
tertentu.
2. Macam Ibadah haji ada tiga, yakni Haji Ifrad (melaksanakan ibadah haji terlebih
dahulu, kemudian umrah di bulan-bulan lain sehingga pelaksanaanya sendiri-sendiri),
Haji Tamattu’ (melakukan umrah terlebih dahulu kemudian berhaji bukan pada waktu
yang bersamaan), Haji Qiran (menyekaliguskan pelaksanan ibadah haji dan umrah
dalam tahun yang sama).
3. Syarat Haji adalah Beragama Islam, Baliq (sudah dewasa), Berakal sehat, Mampu
(kuasa jasmani dan rohani), Merdeka (bebas, tidak sedang dalam tahanan atau
budak)
4. Rukun Haji adalah Ihram, Wuquf, Thawaf, Sa’I, Tahalu dan Tertib.
5. Macam-macam Thawaf adalah Thawaf Qudum, Thawaf Ifadhah, Thawaf Sunnah, dan
Thawaf Wada’.
6. Wajib Haji adalah Ihram dari miqat, Mabit di Mudzalifah (tanggal 10 Dhulhijah),
Mabit di Mina tgl 11 12 13 Dzulhijah Melontar jumrah pada tanggal 11 12 13
Dzulhijah di ula, wusta, dan Aqobah. Sedangkan Sunnah haji adalah Mandi ketika
hendak ihram, Membaca talbiah, Tawaf qudum untuk pelaku haji ifrad atau qiran,
Bermalam di Mina pada malam Arafah, Lari kecil dan membuka bahu kanan ketika
tawaf qudum
7. Miqat makani berada di 7 tempat yakni Mekkah, Dzulhulaifah, Julifah (Rabig), Qarul
Manazil, Zatul Irqin, Yalamlam, dan Jeddah.
1
8. Tata cara pelaksanaan Ibadah Haji adalah Niat, Wukuf di Padang Arofah, Mabid di
Musdalifah, Mabid di Mina, Melempar Jumrah Aqabah, Menyembelih binatang
qurbannya jika berkewajiban, Bercukur rambut (Tahalul), Thawaf Ifadhah, Sa’I (Bagi
yang melaksanakan haji Tammatu’), Tahalul, Bermalam di Mina, Melempar 3 Jumrah
(Aqabah, Wusta, Ula), Thawaf Wada’.
9. Umrah adalah Menziarahi ka’bah di Mekkah dengan niat beribadah kepada Allah
SWT disertai syarat-syarat tertentu.
10. Syarat wajib umrah adalah Islam, Baligh, Berakal, Merdeka, Mampu.
11. Syarat wajib umrah adalah Ihram, Sa’I, Thawaf, Tahalul, Tertib dan syarat Syah
umrah adalah Ihram dari Miqat dan menjauhi Larangan Umrah.
12. Tata urutan umrah adalah Ihram dari Miqat, Niat Umrah, Thawaf, Sa’I, dan Tahalul.
13. Macam-macam umrah ada 2 yakni Umrah yang dilaksanakan sewaktu-waktu atau
kapan saja diluar batas waktu haji dan Umrah yang dilaksanakan dalam rangkaian
ibadah haji dan dilaksanakan pada batas waktu haji.
14. Perbedaan pelaksanaan Haji dan Umrah pada rukunnya, terletak pada kegiatan
setelah ihram dari miqat apabila haji ada kegiatan wukuf di arafah. Sedangkan pada
wajibnya, haji dan umrah hanya sama dalam 2 hal yakni ihram dari miqat dan tidak
melanggar larangan haji dan umrah.
15. Ada bermacam-macam larangan haji dan umrah yang harus dihindari ketika
melaksanakan kegiatan haji dan umrah.
16. Banyak hikmah ibadah Haji dan Umrah yang akan didapatkan oleh jamaah haji.
1
17. Pelemparan Jumrah adalah tauladan dari Siti Hajar dalam memerangi setan
III.II SARAN
Demikian makalah yang kami susun. Kritik dan saran yang membangun sangat
kami harapkan.
LAMPIRAN
1
DAFTAR PUSTAKA
Maisarah Zas. Haji dan Pencerahan Jati Diri Muslim. (Bandung: Alfabeta, 2005). hlm. 167.
Ghazali. Rahasia Haji dan Umrah. (Bandung: Karisma, 1997). hlm. 37-38.
HTTP:/Wikipedia.co.id/haji-dan-umrah//
28