Anda di halaman 1dari 7

Pengertian Umroh

Umroh berasal dari kata amara yang artinya mendiami suatu tempat atau
mengunjungi suatu tempat. Adapun menurut bahasa, umroh artinya
ziarah (berkunjung). Sedangkan menurut istilah dan syariat, umroh
adalah berkunjung ke Baitullah untuk melakukan thawaf dan sa‟i tanpa
melakukan wukuf di Arafah dalam waktu yang tidak ditentukan.Umroh
juga disebut hajjul ashghar (haji kecil).

Menurut istilah dalam agama Islam, umroh adalah “Berziarah atau


berkunjung ke Baitullah untuk melaksanakan serangkaian rukun dan
sunnah-sunnah umroh”. Ibadah umroh dimulai dengan berihram dari
miqat makani, kemudian masuk ke kota Mekkah melakukan twawaf, sa’i
dan diakhiri dengan tahallul (memotong rambut paling sedikit tiga helai)
serta dilakukan dengan tertib.

a. Bahasa

Secara makna bahasa, kata „Umrah ( ُ‫ ) ع ًْ َر ْة‬berarti Az-Ziyarah (‫ان ّزيَا‬


‫ َ)رة‬yaitu berkunjung atau mendatangi suatu tempat atau seseorang.

b. Istilah

Sedangkan secara istilah, kata Umrah di dalam ilmu fiqih didefinisikan


oleh Jumhur Ulama sebagai:

‫نب ْي ِت َٔان س ْع ُي بَ ْي ٍَ ان صفَا َٔا ْن ًَ ْر َٔ ِة ِبِٕا ْح َراو‬


َ ْ ‫انط َٕا ُف بِا‬

Tawaf di sekeliling Baitullah dan Sa‟i antara Shafa dan Marwah dengan
berihram.
ُْٔ
‫ق ْص ُد ان َك ْعبَ ِت نِهُ ُس ِك َ َٕ انط َٕا ُف ان س ْع ُي‬
َ
Mendatangi Ka‟bah untuk melaksanakan ritual ibadah yaitu melakukan
Thawaf dan Sa‟i.

Hukum Umrah

Menurut Mazhab Hanafi dan pendapat yang paling rajih dalam Mazhab
Maliki, umrah itu sunnah muakad satu kali seumur hidup, karena Hadits-
hadits yang masyhur dan shahih yang menyebtkan kewajiban-kewajiban
dalam Islam tidak menyebutkan umrah sebagai salah satu kewajiban
tersebut, misalnya Hadits Ibnu Umar, “Islam itu didirikan atas lima
perkara...,” yang hanya menyebutkan haji sahaja. Jabir meriwayatkan
bahwa seorang Badui pernah menghadap Rasulullah SAW. Lalu berkata,
“Wahai Rasulullah,apakah umrah itu wajib?” Beliau menjawab, “Tidak,
tapi sangat baik jika kau mengerjakan umrah.”. Dalam riwayat lain
berbunyi, “sangat utama bagimu.”

Abu Hurairah meriwayatkan,

َ‫جا ٌد َٔا ْن ُع ًْ َرةُ تَط‬


َ ٓ ِ ‫ٕ ا ْن َح ج‬

“Haji sama wajibnya seperti jihad, sedangkan umrah bersifat sukarela.”

edangkan menurut Mazhab Syafi‟i (dalam pendapat yang paling kuat)


dan Mazhab Hambali, umrah itu wajib seperti haji.

“Dan sempurnakanlahibadah haji dan umrah karena Allah...”(al-


Baqarah : 196)

Artinya lakukanlah keduanya dengan sempurna, dan perintah yang


mengandung makna kewajiban. Hal ini juga didasarkan atas hadis
Aisyah r.a,
‫ ا ْن َح ج َٔا ْن ُع ًْ َرة‬: ِّ ‫جا ٌد َ ِقتَا َل ِفي‬
َ ٓ ِ ،‫ َ َع ْى‬: ‫جا ٌد؟ قَا َل‬ ٕ ‫ َيا َر‬: ‫ان ْت‬
ُ ‫ َْ ْم َعهَى‬،ِ ‫ُس َل‬
َ ٓ ِ ‫انِ َسا ِء‬ َ ‫َق‬
ُ

“Dia pernah bertanya kepada Rasulullah, Apakah kaum wanita wajib


berjihad?‟ Beliau menjawab, Ya, jihad yang tidak berisi pertempuran,
yaitu haji dan umrah.‟

Menurut Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhaili dalam Fiqh Islam Wa Adillatuhu,


pendapat kedua ini lebih shahih, sebab ayat di atas menunjukkan
demikian, juga karena hadits kelompok pertama lemah.

Para ulama Mazhab Hambali meriwayatkan dari Imam Ahmad bahwa


penduduk Mekkah tidak wajib melakukan umrah, dengan dalil bahwa
Ibnu Abbas dulu memandang umrah itu wajib tapi dia berkata, “Wahai
penduduk Mekkah, kalian tidak wajib melaksanakan umrah. Umrah
kalian hanyalah berthawaf di Ka‟bah.” Pendapat ini juga diriwayatkan
dari Atha‟, sebab rukun

Umrah dan amalannya yang paling besar adalah thawaf di Ka‟bah, dan
hal ini dilakukan oleh penduduk Mekkah, maka itu sudah cukup bagi
mereka.

Rukun Umroh

Rukun umroh adalah beberapa hal yang bila tidak dilakukan akan
menyebabkan umroh tidak sah. Rukun umroh adalah:

a. Ihram
Secara bahasa, ihram berarti terlarang atau tercegah. Sedangkan
menurut istilah syara‟, ihram adalah niat untuk mengerjakan haji
atau umroh bagi kaum muslim yang hendak menunaikan ibadah haji
atau pun umroh ke Tanah suci Mekkah dengan menggunakan dua
helai kain suci tak berjahit, khusus laki-laki. Sedangkan bagi
perempuan adalah berpakaian bebas yang menutup aurat, kecuali
wajah dan telapak tangan
b. Tawaf
Tawaf adalah kegiatan ibadah yang dilakukan dengan cara
mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh putaran, yang dimulai dan
diakhiri dari arah Hajar Aswad. Kegiatan tawaf terpusat pada
bangunan suci Ka’bah yang disebut juga dengan Baitullah (rumah
Allah)
c. Sa’i
Sai adalah ibadah yang dilakukan dengan cara berlari- lari kecil
(berjalan cepat) antara bukit Shafa dan bukit Marwah sebanyak 7
kali, dengan berakhir di bukit Marwah.
d. Tahalul
Tahalul di antaranya dilakukan dengan memotong atau
memendekkan rambut sebagai tanda telah berakhirnya proses ibadah
haji atau umroh. Semua orang mengetahui bahwa rambut kadang
disebut sebagai mahkota bagi seseorang. Dan proses tahalul,
mahkota itu harus dikorbankan dengan ikhlas hanya untuk Allah.
Tahalul yang baik bagi pria dilakukan dengan mencukur rambut
kepala, bukan sekedar memendekkannya.Sedangkan bagi kaum
perempuan, sudah cukup dengan memotong rambut kepala kira- kira
seukuran tiga ruas jari.
e. Tertib
Tertib adalah mengerjakan rukun-rukun umroh secara urut mulai
dari awal hingga akhir.
Syarat wajib umrah

Ada beberapa syarat wajib Umrah yang perlu diketahui oleh seluruh
umat muslim, terutama bagi Sahabat yang berencana untuk
melaksanakan ibadah Umrah dalam waktu dekat. Berikut ini 6 syarat
wajib Umrah yang harus dipenuhi oleh calon jamaah, antara lain: 
1. Beragama Islam
Syarat wajib Umrah yang pertama adalah beragama Islam. Artinya,
bagi Sahabat yang beragama Islam, tentu boleh melaksanakan
ibadah ke Tanah Suci. Dengan adanya syarat wajib Umrah ini, maka
tidak sah hukumnya bagi umat agama lain untuk melaksanakan
ibadah Umrah ke Tanah Suci.

2. Dewasa atau baligh 


Syarat wajib Umrah yang kedua adalah dewasa atau baligh. Seorang
muslim yang telah masuk masa baligh diberi anjuran untuk bisa
melaksanakan ibadah Umrah. Masa baligh ini ditandai dengan
kedewasaan secara fisik. Bila ibadah Umrah pada masa anak-anak,
itu tidak akan menggantikan ibadah Umrah ketika dewasa nanti. 
Namun, bukan berarti anak-anak tidak boleh melaksanakan Umrah.
Anak-anak atau bahkan bayi pun sebenarnya dapat melaksanakan
Umrah, asalkan kedua orang atau keluarganya memang mampu
untuk memberangkatkan anak tersebut. Kendati demikian, anak-
anak tidak masuk ke dalam syarat wajib Umrah.

3. Berakal sehat
Syarat wajib umrah yang ketiga adalah berakal sehat. Artinya, umat
muslim dianjurkan untuk melaksanakan ibadah Umrah adalah orang
yang memiliki akal yang sehat, sehingga mampu membedakan mana
yang baik dan buruk bagi diri sendiri dan sekitar. 
Dengan begitu, umat muslim yang sudah dapat mempertimbangkan
hal yang baik dan buruk secara logis dan dewasa, maka sudah
termasuk ke dalam salah satu syarat wajib umrah. Meski demikian,
ada syarat wajib umrah lainnya yang harus dipenuhi.

4. Merdeka
Syarat wajib Umrah yang harus dipenuhi selanjutnya adalah
merdeka. Jadi, umat muslim yang dianjurkan untuk melaksanakan
ibadah Umrah yaitu seseorang yang telah bebas atau merdeka dari
perbudakan. 
Syarat wajib Umrah yang satu ini berkaitan dengan kehidupan pada
masa lalu yang dialami oleh bangsa Arab. Jadi, pada masa lalu,
bangsa Arab masih memberlakukan perbudakan, sehingga tidak
diwajibkan bagi para budak untuk beribadah Haji maupun Umrah.

5. Mampu
Syarat wajib Umrah selanjutnya, yaitu mampu. Maksud dari syarat
wajib Umrah ini adalah memiliki kemampuan untuk mengerjakan
ibadah Umrah, baik dari segi kemampuan fisik, finansial, dan waktu
yang disisihkan untuk melaksanakan ibadah ke Tanah Suci.

6. Bagi perempuan harus ada mahramnya


Satu lagi syarat wajib Umrah yang harus dipenuhi oleh umat muslim
yang berjenis kelamin perempuan, yaitu harus ditemani oleh
mahramnya. Ada kalanya orang yang beribadah Umrah bukan
merupakan pasangan suami istri. Namun, syarat wajib Umrah ini
ditetapkan oleh pemerintah Arab Saudi bahwa setiap perempuan
beragama Islam yang ingin beribadah Umrah wajib didampingi oleh
mahramnya.
Mahram bisa berasal dari keluarga inti, seperti orang tua kandung,
kayak, adik, atau anak. Sementara, jika sudah tidak ada mahram,
bisa ditemani oleh kerabat perempuan, seperti saudara atau teman. 
Aturan mahram ini berlaku juga untuk ibadah Haji. Namun, dalam
perkembangannya pemerintah Indonesia sudah melakukan kerja
sama dengan Imigrasi Arab Saudi tentang pembatasan mahram
sebagai syarat wajib Umrah dan Haji.
Itu artinya, sejak musim haji tahun 2014, tidak ada lagi pembatasan
mahram bagi calon haji atau umrah perempuan. Kerja sama tersebut
juga sudah diinformasikan kepada berbagai maskapai penerbangan
ibadah Haji dan Umrah. Aturan tersebut menyatakan bahwa calon
haji atau umrah perempuan dapat dimahrami oleh jemaah lain yang
sesama perempuan. 

Anda mungkin juga menyukai