Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH IBADAH DAN MUAMALAH

“HAJI & UMRAH”


Dosen Pengampu : Harif Abak Hilya

DISUSUN OLEH :
AMELIA INAYAH PUTRI (229110237)
DARIN SALSABILA TRISIA PUTRI (229110129)
WIDYA ZALIK (229110115)

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI


UNIVERSITAS ISLAM RIAU
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, dan
karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat pada waktunya.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk, maupun pedoman
bagi pembaca untuk memperdalam ilmu agama.

Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Penulis sadar bahwa masih
banyak kekurangan terhadap makalah ini. Oleh kerena itu, penulis meminta kepada para
pembaca untuk memberikan masukan bermanfaat yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini agar dapat diperbaiki bentuk maupun isi makalah sehingga
kedepannya dapat menjadi lebih baik.

Pekanbaru, 14 Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Haji dan Umrah merupakan kewajiban bagi setiap umat muslim dan muslimat, yang mana
dilakukan untuk mendapatkan pahala dan ridha Allah SWT, kewajiban setiap umat islam
melaksanakan ibadah Haji merupakan bentuk implementasi dari rukun islam yang kelima,
seseorang yang telah memiliki kemampuan untuk melaksanakan ibadah Haji, sedangkan orang
yang melaksanakan ibadah Haji lebih dari satu kali, maka ia tercatat melaksanakan Haji sunnah,
karena kewajiban Haji bagi umat islam ini hanya sekali dalam seumur hidup.
Haji merupakan perjalanan tersendiri didalam dunia traveling dan wisata. Seorang muslim
dalam perjalanan itu berpindah dari negaranya menuju negeri yang aman, yang mana Allah telah
bersumpah dengannya didalam Al-Qur’an, untuk wukuf dipadang arafah dan thawaf di baitullah
yang suci.
Islam menjadikannya sebagai lambang tauhid kepada Allah dan kesatuan kaum muslimin,
maka selaku umat islam kita diwajibkan untuk menghadap kiblat ketika kita sedang beribadah
shalat, dan kemudian kita diwajibkan untuk mendatangi baitullah untuk melakukan thawaf dan
wukuf sekali dalam seumur hidup.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa itu Haji & Umrah?
2. Bagaimana Hukum pelaksanaan Haji & Umrah?
3. Apa keutamaan Haji & Umrah?
4. Kapan waktu pelaksanaan Haji & Umrah?
5. Apa saja syarat dan rukun pelaksanaan Haji & Umrah?
6. Apa saja larangan-larangan ketika sedang berihram?
7. Apa hikmah disyariatkannya Haji & Umrah?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Untuk mengetahui apa itu Haji & Umrah.
2. Untuk mengetahui bagaimana hukum, waktu, dan keutamaan Haji & Umrah.
3. Untuk mengetahui bagaimana syarat dan rukun pelaksanaan Haji & Umrah.
4. Untuk mengetahui apa saja larangan ketika sedang berihram.
5. Untuk mengetahui apa saja hikmah disyariatkannya Haji & Umrah.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN HAJI & UMRAH

A. Pengertian Haji

Asal mula arti haji menurut lughah atau arti bahasa (etimologi) adalah “al-qashdu” atau
“menyengaja”. Sedangkan arti haji dilihat dari segi istilah berarti sengaja memndatangi Baitullah
(Ka’bah) beberapa amal ibadah dengan tata cara yang tertentu dan dilaksanakan pada waktu
tertentu pula, menurut syarat-syarat yang ditentukan oleh syara’, semata-mata untuk mencari
Ridho Allah.
Wajib dalam ibadah haji atau umrah adalah sesuatu yang jika diabaikan secarakeseluruhan,
atau tidak memenuhi syaratnya maka haji atau umrah tetap sah, tetapiorang yang bersangkutan
harus melaksanakan sanksi yang telah ditetapkan.Misalnya, kewajiban melempar jumroh, bila ia
diabaikan, maka ia harus digantidengan membayar dam (denda).

B. Pengertian Umrah

Adapun umrah menurut bahasa bermakna „ziarah‟. Sedangkan menurut syara‟umrah ialah
menziarahi ka‟bah, melakukan tawaf di sekelilingnya, bersa‟i antara Shafa dan Marwah dan
mencukur atau menggunting rambut dengan cara tertentu dandapat dilaksanakan setiap waktu.

2.2 HUKUM HAJI & UMRAH

Hukum ibadah umrah dalam Islam masih ada khilaf atau perbedaan pendapat di kalangan
ulama mazhab. Ada sejumlah kalangan ulama mazhab yang menyebutnya sunnah muakkad,
namun ada pula yang justru berpendapat hukumnya wajib.
Mengutip Fikih Sunnah Jilid 3 karya Sayyid Sabiq, ulama Mazhab Malikiyah dan
sebagian ulama Mazhab Hanafiyah menyebut, hukum umrah bagi umat muslim adalah sunnah
muakkad untuk dikerjakan sekali seumur hidup. Artinya, pengerjaaan ibadah sunnahnya yang
sangat dianjurkan.
Ulama sepakat bahwa ibadah haji hukumnya wajib ‘ain bagi yang mampu.
Allah Ta’ala berfirman,
‫ع ِإلَ ْي ِه َسبِياًل َو َم ْن َكفَ َر فَِإ َّن هَّللا َ َغنِ ٌّي‬ ِ ‫اس ِحجُّ ْالبَ ْي‬
[َ ‫ت َم ِن ا ْستَطَا‬ [ِ َّ‫َوهَّلِل ِ َعلَى الن‬
[َ ‫َع ِن ْال َعالَ ِم‬
‫ين‬
“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup
mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa mengingkari (kewajiban haji), maka
sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam” (QS. Ali
Imran: 97).
Bahkan, ibadah haji adalah salah satu rukun Islam. Dari Abdullah bin
‘Umar radhiallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
، ِ ‫س َشهَا َد ِة َأ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هَّللا ُ َوَأ َّن ُم َح َّم ًدا َرسُو ُل هَّللا‬
ٍ ‫بُنِ َى اِإل ْسالَ ُ[م َعلَى َخ ْم‬
‫ان‬
َ ‫ض‬
َ ‫ص ْو ِم َر َم‬ َ ‫ َو‬، ِّ‫ َو ْال َحج‬، ‫ َوِإيتَا ِء ال َّز َكا ِة‬، ‫صالَ ِة‬ َّ ‫َوِإقَ ِام ال‬
“Islam dibangun di atas lima perkara: bersaksi tidak ada sesembahan yang berhak disembah
selain Allah dan mengaku Muhammad adalah utusan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan
zakat, berhaji, dan berpuasa di bulan Ramadhan” (HR. Bukhari no. 8 dan Muslim no. 16).

Sampai sebagian ulama, seperti Al Hasan Al Bashri, Nafi’, Ibnu Habib Al Maliki,
menganggap kafirnya orang yang tidak berhaji padahal mampu. Salah satu dalil mereka adalah
riwayat dari Umar bin Khathab radhiallahu ‘anhu, beliau mengatakan,

[‫[ فلم ي ُح َّج فسوا ٌء عليه مات يهوديًّا أو نصرانيًّا‬،‫ق الح َّج‬
َ ‫َمن أطا‬
“Barangsiapa yang mampu berhaji namun tidak berangkat haji, maka sama saja apakah ia mati
sebagai orang Yahudi atau sebagai orang Nashrani” (HR. Ibnu Katsir dalam Tafsir-nya, 1: 387,
dishahihkan Hafizh Al Hakami dalam Ma’arijul Qabul, 2: 639).

Perkataan semisal ini juga diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib dan Abu
Hurairah radhiallahu ‘anhuma. Namun, riwayat ini tidak secara tegas menunjukkan kafirnya
orang yang tidak menunaikan ibadah haji. Oleh karena itu, jumhur ulama tidak menganggap
kafir orang yang tidak berhaji padahal mampu. Dan ini adalah kesepakatan para sahabat Nabi.
Abdullah bin Syaqiq Al ‘Uqaili rahimahullah mengatakan,
‫لم يكن أصحاب النبي صلى هللا عليه وسلم يرون شيئا من األعمال[ تركه‬
‫كفر غير الصالة‬
“Dahulu para sahabat Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam tidak memandang ada amalan
yang bisa menyebabkan kekufuran jika meninggalkannya, kecuali shalat” (HR. At Tirmidzi no.
2622, dishahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi).

2.3 KEUTAMAAN HAJI & UMRAH

Keutamaan Haji & Umrah meliputi :

1. Orang yang beribadah haji dijanjikan surga dan umrah menggugurkan dosa
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda,
[َ ‫ والحجُّ المبرو ُر‬، ‫العمرةُ إلى العمر ِة كفَّا َرةٌ ل َما بينَه َما‬
‫ليس لهُ جزا ٌء إال‬
ُ‫الجنَّة‬
“Satu umrah hingga umrah berikutnya adalah penggugur dosa-dosa di antara keduanya. Dan
haji yang mabrur, tiada ganjaran bagi pelakunya melainkan surga” (HR. Bukhari no. 1773 dan
Muslim no. 1349).
2. Haji menghapuskan dosa-dosa
Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ُ‫ث َولَ ْم يَ ْف ُس ْق َر َج َع َكيَ ْو ِم َولَ َد ْتهُ ُأ ُّمه‬


ْ ُ‫َم ْن َح َّج هَّلِل ِ فَلَ ْم يَرْ ف‬
“Siapa yang berhaji ke Ka’bah, lalu tidak berkata-kata seronok dan tidak berbuat kefasikan,
maka dia pulang ke negerinya sebagaimana ketika dilahirkan oleh ibunya” (HR. Bukhari no.
1521).

3. Haji dan umrah menghilangkan kefakiran


Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

َ َ‫وب َك َما يَ ْنفِى ْال ِكي ُر َخب‬


‫ث‬ ُّ ‫ان ْالفَ ْق َر َو‬
َ ُ‫الذن‬ [ِ َ‫تَابِعُوا بَي َْن ْال َحجِّ َو ْال ُع ْم َر ِة فَِإنَّهُ َما يَ ْنفِي‬
[ُ‫ْس لِ ْل َح َّج ِة ْال َم ْبرُو َر ِة ثَ َوابٌ ِإالَّ ْال َجنَّة‬
َ ‫ض ِة َولَي‬ َّ ِ‫ب َو ْالف‬ ِ َ‫ْال َح ِدي ِد َوال َّذه‬
“Iringi umrah dengan haji atau sebaliknya, karena keduanya menghilangkan kemiskinan dan
dosa-dosa sebagaimana pembakaran menghilangkan karat pada besi, emas, dan perak. Dan
tidak ada pahala bagi haji yang mabrur kecuali surga.” (HR. An-Nasa’i no. 2629, dishahihkan
Al Albani dalam Shahih An Nasa’i).

4. Umrah adalah haji kecil


Al Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan,
‫ فالجمهور على أنه العمرة‬،‫واختلف في المراد بالحج[ األصغر‬
“Para ulama berbeda pendapat tentang apa yang dimaksud dengan al hajj al ashghar (haji kecil).
Jumhur ulama mengatakan bahwa maksudnya adalah umrah” (Fathul Bari, 8: 178).

5. Mendapat keutamaan dari berbagai ibadah yang agung


Dalam ibadah haji atau umrah ada berbagai ibadah yang agung yang memiliki keutamaan-
keutamaan. Di antaranya: mengucapkan talbiyah, thawaf di Ka’bah, sa’i, minum air zam-zam,
shalat di Masjidil Haram, tahallul, dan ibadah-ibadah lainnya.

2.4 WAKTU PELAKSANAAN HAJI & UMRAH

A. Waktu Pelaksanaan Haji

Dijelaskan dalam buku Terjemahan Paling Lengkap Bulughul Maram Jilid 1 susunan
Djamaludin Ar-Ra'uf, ibadah haji dilakukan dengan berkunjung ke beberapa tempat di Arab
Saudi, tetapi terpusat di Masjidilharam, Kota Makkah.

Untuk waktu pelaksanaannya, haji khusus dikerjakan pada musim haji yakni bulan
Dzulhijjah. Adapun ibadah intinya mulai ditunaikan pada tanggal 8 Dzulhijjah, saat di mana
kaum muslim bermalam di Mina, kemudian wukuf di Padang Arafah pada 9 Dzulhijjah, dan
diakhiri dengan lempar batu jumrah pada tanggal 10 Dzulhijjah nya.
Pelaksanaan haji dimulai sejak awal bulan Syawal sampai sebelum terbit fajar pada
malam tanggal 9 Zulhijjah untuk melakukan amalan-amalan yang termasuk dalam sunnah Haji.
Kemudian, melakukan rukun haji pada tanggal 10, 11, 12, dan 13 Zulhijjah setiap tahunnya.

B. Waktu Pelaksanaan Umrah

Berbeda dengan ibadah haji yang terbatas pada durasi bulan syawal sampai dzulhijjah,
umroh dapat dilakukan kapan saja. Selama dapat memenuhi syarat untuk berangkat ini, kita bisa
langsung berangkat dan langsung melakukan rukun nya.

Dengan tidak adanya keterikatan waktu, hal ini tentunya mempermudah orang - orang
untuk ibadah. Contohnya keluarga yang ada di bulan liburan sekolah ingin meluangkan waktu
untuk ibadah Bersama. Ibu dan ayah bisa ambil cuit dam selama libur sekolah anak, keluarga
bisa melakukan umroh.

Karena waktu yang bebas, sehingga membuat kita bebas mengatur jadwal. Kita dapat
memilih waktu yang direkomendasikan untuk melaksanakan ibadah umrah. Baiknya di antara
bukan Maret hingga Mei karena cuaca pada bulan ini terbilang bagus di daerah Arab Saudi,
dimana udara tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.

Opsi lain adalah waktu dimana lebaran haji telah habis. Di waktu ini, area haji sudah
dibersihkan dan orang yang datang untuk haji sudah pulang. Hal ini membuat area umroh lebih
sepi sehingga fasilitasnya dapat digunakan secara maksimal. Jadi pastikan untuk
mempertimbangkan pergi umroh pada waktu tersebut.

2.5 SYARAT DAN RUKUN HAJI & UMROH

A. Syarat Haji & Umroh

Adapun syarat-syarat wajib melakukan ibadah haji & umrah adalah :

a) Islam (Muslim)
Adalah seseorang yang beragama islam dan bukan seorang kafir ataupun orang murtad,
islam itu merupakan syarat mutlak untuk melakukan ibadah haji.

b) Baligh (Dewasa)
Sebagaimana dikatakan oleh nabi Muhammad SAW “Kalam dibebaskan dari mencatat
atas anak kecil sampai menjadi baligh, orang tidur sampai ia bangun, dan orang yang gila
sampapi ia sembuh”. Jadi seorang yang sudah mencapai usia dewasa saja yang wajib
menjalankan ibadah haji dan umroh.
c) Aqil (berakal sehat)
Seseorang yang tidak gila atau tolol.

d) Merdeka (bukan seorang budak)


Larena seorang budak itu sudah mempunyai kewajibam dari tuannya, terkecuali tuannya
memberikan izin, dan seorang budal biasanya seseorang yang tidak mampu dalam hal
biaya.

e) Mampu (Istitha’ah)
Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan dalam hal kendaraan, bekal, dan
penongkosan (biaya)

Adapun syarat wajib haji bagi perempuan, hendaklah ia berjalan bersama-sama dengan
mahramnya, bersama-sama dengan suaminya, atau bersama-sama dengan perempuan yang
dipercayai.

B. Rukun Haji & Umroh


1. Ihram

Ihram secara Bahasa memiliki arti mengharamkan. Secara istilah dalam konteks haji dan umroh,
Ihram diartikan sebagai niat masuk sebagai niat masuk sebelum mengerjakan ibadah haji dan
umroh.
2.6 LARANGAN – LARANGAN DALAM BERIHRAM

Larangan ihram yang seandainya dilakukan oleh orang yang berhaji atau berumroh, maka wajib
baginya menunaikan fidyah, puasa, atau memberi makan. Yang dilarang bagi orang yang
berihram adalah sebagai berikut:

1. Mencukur rambut dari seluruh badan (seperti rambut kepala, bulu ketiak, bulu kemaluan,
kumis dan jenggot).
2. Menggunting kuku.
3. Menutup kepala dan menutup wajah bagi perempuan kecuali jika lewat laki-laki yang bukan
mahrom di hadapannya.
4. Mengenakan pakaian berjahit yang menampakkan bentuk lekuk tubuh bagi laki-laki seperti
baju, celana dan sepatu.
5. Menggunakan harum-haruman.
6. Memburu hewan darat yang halal dimakan. Yang tidak termasuk dalam larangan adalah: (1)
hewan ternak (seperti kambing, sapi, unta, dan ayam), (2) hasil tangkapan di air, (3) hewan
yang haram dimakan (seperti hewan buas, hewan yang bertaring dan burung yang bercakar),
(4) hewan yang diperintahkan untuk dibunuh (seperti kalajengking, tikus dan anjing), (5)
hewan yang mengamuk (Shahih Fiqh Sunnah, 2: 210-211)
7. Melakukan khitbah dan akad nikah.
8. Jima’ (hubungan intim). Jika dilakukan sebelum tahallul awwal (sebelum melempar jumroh
Aqobah), maka ibadah hajinya batal. Hanya saja ibadah tersebut wajib disempurnakan dan
pelakunya wajib menyembelih seekor unta untuk dibagikan kepada orang miskin di tanah
suci. Apabila tidak mampu, maka ia wajib berpuasa selama sepuluh hari, tiga hari pada masa
haji dan tujuh hari ketika telah kembali ke negerinya. Jika dilakukan setelah tahallul awwal,
maka ibadah hajinya tidak batal. Hanya saja ia wajib keluar ke tanah halal dan berihram
kembali lalu melakukan thowaf ifadhoh lagi karena ia telah membatalkan ihramnya dan
wajib memperbaharuinya. Dan ia wajib menyembelih seekor kambing.
9. Mencumbu istri di selain kemaluan. Jika keluar mani, maka wajib menyembelih seekor unta.
Jika tidak keluar mani, maka wajib menyembelih seekor kambing. Hajinya tidaklah batal
dalam dua keadaan tersebut (Taisirul Fiqh, 358-359).

2.7 HIKMAH DISYARIATKANNYA HAJI & UMRAH

1. Mendapat Balasan Surga

Hikmah haji dan umroh yang pertama adalah akan mendapat balasan surga. Hal ini dijelaskan
dalam sebuah hadis Rasulullah SAW.

Beliau bersabda: “ Dan haji mabrur tidak ada balasan yang pantas baginya selain surga." (HR.
Bukhari dan Muslim)

Haji mabrur merupakan ibadah haji yang diterima oleh Allah SWT. Indikator haji mabrur yang
dapat dilihat adalah terlaksananya semua syarat dan rukun haji atau umroh dengan baik. Selain
itu, tidak ada pelanggaran terhadap larangan selama haji atau umroh. Haji mabrur juga bisa
dilihat dengan kepribadian yang baik usai pulang ke Tanah Air.

2. Menjawab Panggilan Allah

Hikmah haji dan umroh yang kedua yaitu sebagai jawaban atas panggilan Allah SWT. Sebab
orang yang melaksanakan ibadah haji dan umroh adalah orang yang menjawab panggilan-Nya
untuk menjadi tamu di Tanah Suci.

Sebagaimana dijelaskan Rasulullah SAW dalam sebuah hadis:

“ Orang yang berperang di jalan Allah, orang yang berhaji serta berumroh adalah tamu-tamu
Allah. Allah memanggil mereka, mereka pun memenuhi panggilan-Nya. Maka dari itu, jika
mereka meminta kepada Allah pasti akan Allah beri." (HR Ibnu Majah)

3. Menghapus segala dosa

Selanjutnya, hikmah haji dan umroh yang ketiga ialah dapat menghapuskan segala dosa yang
telah diperbuat. Pengampunan dari Allah Swt ini adalah hal yang menjadi hikmah haji dan
umroh, sebab manusia adalah tempatnya salah dan dosa.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, ia berkata: Sesungguhnya Rasulullah SAW
bersabda,"“Umroh satu ke umroh lainnya merupakan penebus dosa antara keduanya, dan haji
yang mabrur tidak ada pahala baginya selain surga." (HR Bukhari dan Muslim)

4. Pahala Berlipat

Selain menghapus dosa, hikmah haji dan umroh yang tak kalah penting adalah dilipatkan pahala
bagi orang yang melaksanakannnya. Seluruh amalan ibadah haji dan umroh baik sunnah maupun
wajib akan diganjar dengan pahala yang berlipat.

Salah satu hadis Nabi SAW menjelaskan orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan umroh
dengan baik, maka ia pulan ke negara asalnya bagaikan bayi suci yang baru lahir.

Rasulullah SAW bersada: “ Siapa yang berhaji ke Baitullah lalu tidak berkata-kata seronok dan
tidak berbuat kefasikan maka dia pulang ke negerinya sebagaimana ketika dilahirkan oleh
ibunya." (HR Bukhari)

5. Iman semakin kuat

Keimanan seseorang juga akan meningkat setelah melaksanakan ibadah haji dan umroh. Inilah
mengapa hikmah haji dan umroh akan membuat seseorang semakin baik ibadahnya dan
hubungan sosialnya. Ia akan semakin percaya bahwa firman Tuhan telah ia buktikan sendiri
kebenarannya selama beribadah di Tanah Suci.

6. Ibadah yang Paling Baik

Hikmah haji dan umroh disebut sebagai amal ibadah yang paling baik. Hadis dari Abu
Hurairah radhiyallahu'anhu, bahwa Rasulullah SAW pernah ditanya: Amal apakah yang paling
utama? Maka beliau SAW menjawab: Iman kepada Allah dan Rasul-Nya. Ditanyakan lagi:
Kemudian apa? Beliau SAW menjawab: Jihad di jalan Allah. Lalu ditanya lagi: Kemudian apa?
Beliau SAW menjawab: Haji yang mabrur." (HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasai, Ibnu Majah)

Dari hadis tersebut jelas bahwa hikmah haji dan umroh adalah sebagai amalan yang paling baik.
Bahkan ibadah ini disetarakan dengan berjihad di jalan Allah SWT.

7. Meningkatkan Kedisiplinan
Hikmah haji dan umroh juga akan meningkatkan kedisiplinan seseorang. Saat di Tanah Suci,
seluruh umat Islam melaksanakan haji dan umroh sebagaimana ketentuan. Terdapat waktu-waktu
yang harus diperhatikan dan ditaati agar hajinya sah.

Sehingga seluruh jamaah haji dan umroh harus terbiasa disiplin ketika melaksanakan ibadah haji
dan umroh. Kedisiplinan ini insyaAllah akan terus berlanjut meskipun pelaksanaan ibadah haji
dan umroh sudah usai. Bahkan bisa berpengaruh pada kedisiplinan dalam hidup sehari-harinya.

8. Meningkatnya kualitas ibadah

Biasanya orang yang merasa telah melakukan banyak dosa akan sering putus asa dalam ibadah.
Akan tetapi Allah SWT menjanjikan akan menghapus dosa-dosanya jika mau melaksanakan
ibadah haji secara ikhlas.

Pengampunan ini tentu akan membuat seseorang semakin bersemangat menjalankan ibadah-
ibadah lain, baik wajib maupun sunnah. Sebab ia sadar betul, bahwa Allah Maha Pengampun
untuk hamba-hamba yang penuh dosa.

9. Memunculkan Sifat Sabar

Hikmah Haji dan Umrah juga bisa memunculkan sifat sabar bagi orang yang melaksakannya.
Tentu pelaksanaan Haji & Umroh adalah ibadah yang berat sebab semua orang dari seluruh
dunia berkumpul jadi satu di Tanah Suci. Rebutan fasilitas umum pun sudah biasa, maka perlu
banyak kesabaran untuk menyelesaikan ibadah tersebut.

Sifatsabar akan terus diuji, sementara sifat egois perlahan akan berkurang seiring selesainya
pelaksanaan ibadah haji dan umroh.

10. Meningkatkan Solidaritas dan Kekeluargaan

Berkumpulnya umat Muslim dari seluruh dunia akan memunculkan persatuan umat yang tinggi,
tanpa membedakan ras, golongan, dan asal negaranya. Perbedaan tersebut akan memunculkan
solidaritas dan kekeluargaan sesama kaum Muslim.

11. Meningkatkan Dakwah

Pelaksanaan ibadah haji dan umroh bisa meningkatkan dakwah islamiyah secara efektif. Sebab
di Tanah Suci umat Islam bisa saling belajar dan bertukar pengalaman.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Dari penjelasan diatas dan dari sumber yang lain mengenai haji dan umroh makadapat kita
simpulkan yaitu :

Haji berarti bersengaja mendatangi Baitullah (ka‟bah) untuk melakukan beberapaamal


ibadah dengan tata cara yang tertentu dan dilaksanakan pada waktu tertentu pula, menurut syarat-
syarat yang ditentukan oleh syara‟, semata-mata mencariridho Allah. Umrah ialah menziarahi
ka‟bah, melakukan tawaf di sekelilingnya, bersa‟i antaraShafa dan Marwah dan mencukur
atau menggunting rambut. Ketaatan kepada Allah SWT itulah tujuan utama dalam melakukan
ibadah haji. Disamping itu juga untuk menunjukkan kebesaran Allah SWT.

Dasar Hukum Perintah Haji atau umrah terdapat dalam QS. Ali- Imran 96-97.
 
“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah)manusia, ialah
Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua
manusia.Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (diantaranya) maqam Ibrahim; barang
siapa memasukinya (Baitullahitu) menjadiamanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban
manusia terhadap Allah, yaitu(bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah;
Barang siapamengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya
(tidakmemerlukan sesuatu) dari semesta alam”. Qs.3:96-97
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/9005819/MAKALAH_HAJI_DAN_UMROH

https://www.researchgate.net/publication/360931541_HAJI_DAN_UMRAH_MAKALAH

https://muslim.or.id/67691-hukum-dan-keutamaan-haji-dan-umrah.html

https://islam.nu.or.id/haji-umrah-dan-kurban/sejarah-ketentuan-dan-hikmah-disyariatkannya-
ibadah-haji-1TzMS

https://islam.nu.or.id/haji-umrah-dan-kurban/sejarah-ketentuan-dan-hikmah-disyariatkannya-
ibadah-haji-1TzMS

Anda mungkin juga menyukai