Anda di halaman 1dari 10

Dalam menunaikan ibadah ke Tanah Suci, Anda mengenal ada dua jenis ibadah

yang dilakukan. Pertama yaitu ibadah haji dan juga ibadah umrah. Dalam menjalani
kedua ibadah tersebut, ada perbedaan haji dan umrah yang cukup mendasar.
Memahami perbedaan haji dan umrah ini diharapkan bisa berguna sebagai
persiapan Anda dalam mengunjungi Tanah Suci untuk menyempurnakan ibadah
Anda sebagai seorang muslim.

Perbedaan haji dan umrah

Perbedaan haji dan umrah ini mengacu pada hukum-hukum dalam menjalankan
ibadah, rukun yang harus diikuti, serta perbedaan waktu dalam pelaksanaannya.
Berikut adalah penjelasan rinci mengenai perbedaan haji dan umrah.

*Perbedaan haji dan umrah berdasarkan hukumnya

Jika menilik mengenai perbedaan haji dan umrah berdasarkan hukumnya, Anda
memahami bahwa ibadah haji ini memiliki hukum yang wajib. Bahkan kewajiban
umat muslim ini juga dapat ditemukan dalam rukun Islam kelima. Namun perlu
dipahami dalam rukun Islam, dijelaskan bahwa ibadah haji menjadi wajib jika
seseorang dinilai mampu. Kemampuan ini tidak hanya sekadar datang dari aspek
finansial saja.

Tentu Anda mengetahui bahwa dalam perbedaan haji dan umrah, biaya berangkat
haji biasanya punya harga yang lebih besar. Namun, orang yang mampu untuk
berangkat menunaikan ibadah haji ini juga harus siap dan mampu dari aspek fisik
dan mental. Pasalnya, perbedaan haji dan umrah juga dapat ditemukan dari aspek
waktu. Ibadah haji biasanya dilaksanakan dalam jangka waktu yang lebih lama
dibandingkan umrah. Sehingga aspek fisik dan mental perlu diperkuat agar Anda
bisa fokus menjalankan ibadah dengan tenang.

Sedangkan ibadah umrah memiliki hukum sunnah muakad. Perbedaan haji dan
umrah berdasarkan hukumnya ini berarti, ibadah umrah dianjurkan lebih baik untuk
dilaksanakan, tapi jika tidak pun tidak apa-apa. Meskipun begitu, sama halnya
dengan ibadah haji, Anda yang ingin menjalankan umrah pun perlu memiliki
kesiapan atau taraf kemampuan baik secara finansial maupun non finansial.

Bagi Anda yang memiliki keinginan haji atau umrah, pastikan Anda sudah
mempersiapkan segala aspek yang dibutuhkan. Terutama dalam aspek finansial.
Alangkah baiknya jika Anda mulai mengelola keuangan dengan cara menabung
untuk bisa menunaikan ibadah haji dan umrah dengan aman dan nyaman di masa
depan.

*Perbedaan haji dan umrah berdasarkan rukun

Dalam menjalankan ibadah di Tanah Suci, ada perbedaan haji dan umrah
berdasarkan rukun yang perlu dilakukan sebagai jamaah. Dalam menjalankan
ibadah haji, Anda perlu menunaikan rukun haji yang meliputi niat ihram, wukuf di
Arafah, tawaf, sai, dan memotong rambut. Sedangkan untuk ibadah umrah,
perbedaan haji dan umrah terletak tidak adanya rukun wukuf di Arafah. Jadi, sebagai
jamaah umrah Anda hanya perlu menunaikan rukun niat ihram, tawaf, sai, dan
memotong rambut.

*Perbedaan haji dan umrah berdasarkan waktu

Perbedaan haji dan umrah yang cukup signifikan adalah waktu pelaksanaannya.
Sebagaimana yang Anda ketahui bahwa ibadah haji dilaksanakan dalam waktu yang
terbatas. Pelaksanaan ibadah haji hanya dilakukan sejak akhir bulan Syawal hingga
awal bulan Dzulhijjah. Sebagai gambaran, Anda akan melaksanakan ibadah haji
kurang lebih selama 40 hari di Tanah Suci. Oleh karena itu, kesiapan secara
finansial, fisik, dan juga psikologis perlu Anda perhatikan sebelum berangkat haji
agar ibadah Anda bisa berjalan dengan lancar dan tenang. Untuk ibadah umrah
sendiri, Anda sebagai jamaah bisa merencanakan pemberangkatan ibadah kapan
saja sesuai keinginan.

*Pengertian dan Dalil Haji

Secara bahasa, haji berasal dari kata al-Hajj yang artinya "menyengaja sesuatu".
Sedangkan, menurut syaraknya, haji berarti menyengaja mengunjungi Baitullah di Mekah
untuk melaksanakan rangkaian ibadah yang telah diatur ketentuan dan tata caranya dalam
syariat Islam.

Hukum melaksanakan ibadah haji adalah wajib bagi orang Islam yang mampu.
Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surah Ali-Imran ayat 97 yang menjelaskan bahwa
haji hukumnya wajib untuk seseorang yang mampu dan dilaksanakan sekali dalam seumur
hidupnya.

‫ٌۢت َٰن‬
‫ِفيِه َء اَٰي َب ِّي ٌت َّم َقاُم ِإْب َٰر ِهيَم ۖ َو َم ن َد َخ َلُهۥ َك اَن َءاِم ًن اۗ َو ِهَّلِل َع َلى ٱلَّن اِس ِحُّج ٱْلَبْيِت َم ِن ٱْس َت َط اَع ِإَلْيِه َس ِبياًل ۚ َو َم ن َكَف َر َف ِإَّن ٱَهَّلل َغ ِنٌّى َع ِن‬
‫ٱْلَٰع َلِميَن‬

Artinya: "Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim;
barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah
kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan
perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya
Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam." (QS. Ali Imran: 97)

*Syarat haji
Syarat haji adalah syarat yang harus dipenuhi seseorang untuk menunaikan ibadah haji. Jika
seseorang tersebut tidak memenuhi syarat haji, maka ia tidak diwajibkan untuk melakukan
ibadah haji. Berikut adalah syarat-syarat haji:

 Beragama Islam
 Berakal sehat
 Sehat secara jasmani dan rohani. Sehat dan kuat untuk menjalankan ibadah haji,
memahami ritual haji dan kesiapan mental karena ibadah haji merupakan ibadah yang
dilakukan selama berhari-hari.
 Baligh, mencapai usia dewasa
 Merdeka, bukan seorang budak
 Mampu, baik secara fisik, mental dan juga materi. Ibadah haji akan membutuhkan biaya
perjalanan yang tidak murah. Jika seseorang harus menjual satu-satunya sumber
kehidupan yang dimiliki, maka hal itu tidak dibolehkan karena akan mendatangkan
banyak mudharat bagi seseorang tersebut dan keluarganya. Selain itu, orang yang ingin
melaksanakan ibadah haji juga harus menyiapkan biaya hidup untuk keluarga yang ia
tinggalkan di rumah.

*Rukun haji
1. Ihram

Ihram atau berihram adalah keadaan seseorang yang sudah berniat menjalankan ibadah haji
atau umrah. Berikut bacaan niat berhaji:

‫َو ْي ُت اْلَح َّج َو َأْح َر ْم ُت ِبِه ِهلِل َت َع اَلى َلَّبْي َك الَّلُهَّم بَح ًَج ِة‬

Nawaitul hajja wa ahramtu bihi lillahi ta'ala labbaika Allahumma hajjan.


Artinya: "Saya berniat haji dengan berihram karena Allah Ta'ala, aku sambut panggilan-Mu ya
Allah untuk melakukan haji."

Dalam istilah fiqih, ihram berarti niat untuk masuk ke wilayah yang di dalamnya diberlakukan
keharaman selama beribadah haji.
Di antaranya pada jamaah pria tidak memakai pakaian dijahit melainkan berupa kain. Begitu
juga dengan wanita tidak menggunakan sarung tangan atau menutup wajah.
Kemudian tidak diperbolehkan berhubungan suami-istri, membunuh, memotong rambut, dan
memakai wewangian.

2. Wukuf di Arafah

Wukuf adalah pertanda puncak dari rangkaian ibadah haji. Di Padang Arafah ini, para jemaah
diwajibkan membaca takbir dan tahmid.

Wukuf menjadi pengingat saat Nabi Adam dan Hawa diturunkan ke bumi pertama kalinya dari
surga karena sudah ingkar pada perintah Allah oleh tipu daya iblis.

Kisah keduanya dipisahkan oleh Allah di dunia selama 40 tahun untuk bisa bertemu kembali.
Wukuf wajib dilakukan, jika tidak maka ibadah haji orang tersebut tidak diterima Allah SWT.

3. Tawaf di Ka'bah

Tawaf adalah rukun haji ketiga. Tawaf dilakukan dengan mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali
di Masjidil Haram.

Saat bertawaf, jemaah tidak sebatas hanya berkeliling, melainkan memperbanyak berdoa serta
harus dalam keadaan suci dari hadas kecil atau hadas besar.
Putaran awal dan akhir untuk mulai tawaf ini dari tempat yang sejajar dengan Hajar Aswad di
salah satu sudut Ka'bah
Titik awal tawaf mempunyai makna bahwa kita memulai hidup dan berakhir sama yaitu akan
kembali kepada Allah SWT.

4. Sa'i pada Shafa dan Marwa


Sa'i adalah ibadah yang dilakukan dengan cara berlari-lari kecil atau berjalan kaki sebanyak 7
kali, dari bukit Shafa ke bukit Marwa dan sebaliknya.
Jarak kedua bukit satu sama lain sekitar 405 meter. Hukum sa'i bagi yang berhaji adalah wajib.
Sa'i sendiri memiliki arti berusaha atau berjalan.

Pelaksanaan sa'i ini mengingatkan manusia untuk selalu berusaha, sebagaimana kisah
perjuangan istri Nabi Ibrahim yakni Siti Hajar yang sangat yakin mendapat pertolongan Allah
SWT saat menghadapi situasi sulit.

5. Tahallul atau cukur rambut


Tahallul adalah mencukur rambut yang sebaiknya dilakukan sejak awal ketika sudah sampai di
Mina, atau setelah mabit dari Muzdalifah untuk melontar Jumratul Aqabah.

Apabila mencukur rambut kepalanya secara keceluruhan maka disebut halq, sedangkan jika
mencukur hanya sebagian rambut di kepala yaitu taqshir.

Bagi jemaah haji laki-laki, yang utama adalah mencukur habis rambut kepala.

Sementara bagi perempuan dapat memotong sebagian rambut dan tidak diperintah baginya
menghilangkan seluruh rambut kepala, sebagaimana Syekh Khatib al-Syarbini, Mughni al-
Muhtaj, juz II, hal.269.

selama ibadah. Cukur rambut memiliki makna penting sebagai pertanda membuka lembaran
kehidupan baru yang lebih baik sesuai tuntunan Allah SWT.

6. Tertib
Tertib adalah bagian terpenting dari rangkaian ibadah haji, yang artinya mau melaksanakan
ketentuan hukum manasik sesuai dengan urutan dan aturan yang berlaku.

Apabila tidak tertib sesuai aturan selama menunaikan ibadah haji, maka hajinya bisa dianggap
tidak sah.
Itulah enam rukun haji yang harus dilaksanakan agar ibadahnya sah.

*Wajib haji
Wajib haji adalah amalan – amalan dalam ibadah haji yang wajib di kerjakan tetapi sah haji tidak
tergantungan kepadanya, jika di tinggalkan hajinya tetep sah dengan cara menggantinya dengan
dam [bayaran denda]

Adapun wajib haji ,antara lain sebagai berikut :

1 ihram dari miqat

2 mabit [bermalam] di muzdalifah dan di mina

3 melempar jumroh aqabah pada hari raya [10 dzulhijrah]

4 melempar tiga jumrah, tanggal 11, 12, dan 13 dzulhijrah , yaitu jumlah ula, wustha, dan aqabah.
Melempar jumrah ini masing – masing jumrah di lempar tujuh kali dengan batu kecil.

5 tawaf wada’ bagi yang akan meninggalkan Makkah

6 menjauhkan diri dari segala larangan/segala yang di haramkan


*Macam macam haji
A. Haji Ifrad

Ifrad artinya menyendirikan. Jika memilih melaksanakan Haji Ifrad, maka seorang
jemaah haji melaksanakan ibadah haji saja dan tidak melakukan ibadah umrah.
Mereka yang melaksanakan haji ifrad tidak dikenakan dam atau denda.
Cara Pelaksanaan Haji Ifrad:

1. Melaksanakan ibadah haji saja (tanpa melakukan umrah)


2. Melakukan ibadah haji terlebih dahulu, lalu melaksanakan umrah setelah selesai
berhaji.
Ada pula dua cara lain melakukan haji ifrad, yaitu:
1. Melakukan umrah di luar bulan-bulan haji. Kemudian, melakukan haji pada bulan
haji.
2. Umrah dilakukan pada bulan haji, kemudian kembali ke rumah, baru pergi lagi
berhaji pada bulan haji di tahun yang sama.
Urutan pelaksanaannya adalah, ihram dari miqat untuk melaksanakan haji,
kemudian berihram lagi dan mengambil miqat untuk melakukan ibadah umrah.
Jemaah tidak membayar dam dan disunnahkan melakukan tawaf qudum. Tawaf
qudum adalah tawaf pertama yang dilakukan jemaah saat sampai di Mekkah.

B.Haji Qiran

Qiran memiliki makna berteman atau bersamaan. Jemaah haji yang melakukan haji
qiran akan melakukan ibadah haji dan umrah secara bersamaan. Hal ini dilakukan
dengan sekali niat sekaligus untuk haji dan umrah. Namun, jamaah diharuskan
membayar dam.
Pelaksanaannya dilakukan pada bulan-bulan haji. Jemaah melakukan tawaf, sa'i,
dan tahallul satu kali untuk haji dan umrah.
Jemaah yang memilih melakukan haji qiran akan dikenakan denda atau dam berupa
menyembelih seekor kambing. Bagi mereka yang tidak mampu, jemaah harus
menggantinya dengan berpuasa 10 hari. Ketentuannya, 3 hari puasa dilakukaan
saat di Mekkah dan 7 hari puasa ketika sudah di Tanah Air. Jemaah juga
disunnahkan melakukan tawaf qudum ketika tiba di Mekkah.
C.Haji Tamattu

Haji tamattu merupakan haji yang paling sering dilakukan jemaah haji asal
Indonesia. Mereka yang memilih haji tamattu akan melakukan ibadah haji setelah
melaksanakan umrah.
Haji tamattu disebut lebih mudah dilakukan jika dibandingkan dua jenis haji lainnya.
Alasannya, setelah selesai tawaf dan umrah, lalu tahallul, dan bebas dari larangan
saat ihram.
Sama seperti haji qiran, jemaah yang melakukan haji tamattu wajib membayar dam
atau denda dengan menyembelih seekor kambing. Atau, jemaah bisa menggantinya
dengan puasa 10 hari.

*Tata cara pelaksanaan haji


1. Ihram dan Miqat
Ihram dan miqat adalah batas waktu dan tempat dalam pelaksanaan ibadah
haji dan umrah. Miqat sendiri dibagi menjadi dua, yaitu miqat zamani (batas
waktu) dan miqat makani (batas tempat).
Batas waktu pelaksanaan ibadah haji adalah pada bulan Syawal, Zulkaidah, dan
Zulhijjah. Adapun batas tempat untuk memulai ibadah haji terletak di
beberapa kota dan tergantung dari arah kedatangan jemaah haji.
Sedangkan ihram adalah berniat untuk mengerjakan ibadah haji dengan
memakai pakaian ihram dan meninggalkan semua yang dilarang atau
diharamkan dalam pelaksanaan ibadah haji. Sebelum memakai ihram, jemaah
dianjurkan untuk memotong rambut, kuku, mandi sunnah ihram, berwudhu, dan
lain sebagainya.

2. Wukuf di Padang Arafah


Wukuf adalah hadir atau berkumpul di Padang Arafah hanya
beberapa saat dan sifatnya wajib bagi jemaah haji. Pelaksanaan
wukuf dimulai sejak tergelincir matahari (setelah Dzuhur) pada
tanggal 9 Zulhijjah sampai menjelang waktu Subuh pada tanggal 10
Zulhijjah.
Wukuf diawali dengan mendengarkan khutbah wukuf oleh imam
yang ditunjuk, kemudian mengerjakan shalat dzuhur dan ashar
yang dijamak takdim dan qasar. Selama menunggu masuk waktu
wukuf, jemaah haji dianjurkan untuk banyak berdzikir kepada Allah
dengan membaca takbir, tahmid, dan istighfar.
3. Menginap atau Mabit di Muzdalifah
Muzdalifah adalah sebuah tempat yang terletak antara Arafah dan
Mina. Setalah tengah malam, jemaah haji berangkat dari Arafah
menuju Mina. Sesampainya di Muzdalifah, jemaah haji berhenti
walaupun sebentar. Amalan ini disebut mabit.
Bagi jemaah haji yang datang sebelum tengah malam, diwajibkan
menunggu sampai tengah malam sebab waktu pelaksanaan mabit
adalah dari tengah malam sampai terbit fajar. Ketika di muzdalifah,
para jemaah haji mengerjakan beberapa hal, yaitu sebagai berikut:

 Membaca talbiyah
 Berdzikir, beristighfar, dan berdoa
 Membaca Alquran
 Mencari kerikil sebanyak 7 butir

Kerikil yang digunakan untuk melempar jumrah dapat diambil di


mana saja, tetapi disunnahkan mengambilnya di Muzdalifah. Selain
itu, jemaah haji yang tidak melakukan mabit di Muzdalifah harus
membayar dam sesuai dengan ketentuan.

4. Melontar Jumrah Aqabah


Jumrah aqabah adalah sebuah tugu batu yang terletak di Bukit
Aqabah di Mina. Melontar jumrah aqabah dilakukan setelah fajar
menyingsing atau siang hari pada tanggal 10 Zulhijah dengan
menggunakan kerikil sebanyak 7 butir. Setelah melontar jumrah
aqabah, jamaah haji melaksanakan penyembelihan hewan kurban.
5. Thawaf Ifadhah
Bagi jemaah haji yang akan melakukan tawaf ifadah pada hari itu
juga (10 Zulhijjah) dapat langsung pergi ke Mekkah untuk
melakukan tawaf. Jemaah mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali
dimulai dari arah yang sejajar dengan Hajar Aswad dan berakhir di
sana pula.
6. Sa’i
Sa’i adalah berlari-lari kecil antara Bukit Safa dan Marwah
sebanyak tujuh kali. Pelaksanaan sa'i dilakukan dari Safa ke
Marwah atau sebaliknya. Sa’i yang dilakukan dari Marwah ke Safa
dihitung satu kali dan diakhiri di Marwah.
7. Tahallul
Tahallul ialah keadaan seseorang yang telah dihalalkan
(dibolehkan) untuk melakukan perbuatan yang sebelumnya
dilarang selama berihram. Tahallul dilakukan dengan cara
mencukur atau menggunting rambut paling sedikit tiga helai
rambut.
8. Menginap atau Mabit di Mina
Apabila telah mengerjakan tahallul kedua, jemaah haji kembali
menuju Mina untuk mabit selama hari tasyrik, yaitu tanggal 11, 12,
dan 13 Zulhijjah. Jika matahari telah tergelincir, setiap hari jemaah
haji melontar tiga jumrah sebanyak tujuh kali. Tiga jumrah tersebut
adalah ula, wusta, dan aqabah.
Jemaah boleh meninggalkan Mina pada tanggal 12 Zulhijjah setelah
melempar jumrah. hal ini disebut dengan nafar awwal. Bagi
jemaah yang meninggalkan Mina pada 13 Zulhijah, itu lebih
sempurna.

*Pengertian umrah
Ibadah umroh merupakan ibadah ziarah ke kota Mekkah dengan melaksanakan
beberapa amalan mulai dari niat/ ihram, tawaf, sa’i hingga diakhiri dengan
memotong rambut. Berikut ini adalah pengertian umroh beserta syarat, hukum,
rukun hingga waktu pelaksanaannya.
Allah SWT menjadikan Ka’bah sebagai Baitullah menjadi tempat berkumpul
seluruh umat Islam di seluruh dunia. Hal ini sebagaimana Allah SWT telah
berfirman dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 125 yang memiliki arti:

"Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul
bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim
tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail:
"Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang ruku'
dan yang sujud" (QS. Al Baqarah: 125

Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi sebelum melaksanakan ibadah


umroh. Jika persyaratan orang yang dapat melaksanakan umroh tidak dipenihi,
maka kewajiban seseorang untuk melaksanakan umroh akan gugur.
1. Beragama Islam
2. Berakal sehat dan Aqil Baligh
3. Merdeka dari perbudakan
4. Memiliki kemampuan seara kesehatan fisik dan finansial
5. Bagi wanita harus ada mahramnya

Hukum melaksanakan umroh berbeda-beda oleh sebagian ulama. Dalam


pendapat Imam Syafii dan Imam Hambali menyatakan bahwa ibadah umroh
hukumnya wajib untuk satu kali seumur hidup bagi yang mampu.

*Rukun umroh
Rukun umrah ada lima perkara,yaitu sebagai berikut :
1 Ihram yaitu niat mulai mengerjakan ibadah umroh
2 Thawaf yaitu mengelilingi ka’bah sebanyak tujuh kali
3 Sa’I dari bukit shafa dan marwah
4 Mencukur atau menggunting rambut paling sedikit tiga helai
rambut
5 Tertib [dilakukan secara berurutan]

*wajib umroh
1 ihram dari miqat
2 menjauhkan diri dari segala larangan umrah

*Tata cara pelaksanaan umroh


1 melakukan ihram dengan niat umrah dari miqat makani
yang telah di tentukan sebagimana biasanya sebelum
berihram, ada beberapa hal yang perlu di lakukan :
 Memotong kuku, mencukur kumis ,mencabut bulu
ketiak, mandi, menyisir rambut
 Niat umrah danmerbanyak membaca talbiyah,zikir dan
istighfar
 Thawaf
 Sa’i
 Tahalul

Anda mungkin juga menyukai