The purpose of this research was to test the effectiveness of information services with
media images to improve understanding of sex education grade VI SDN 01 Sadeng.
This type of research is a research experiment one group pre-test post-test design.
This research is conducted eight times with 18 students of the subject. Data collec-
tion was done with interviews about sex education to teachers and test understand-
ing of sex education students. Analytical techniques descriptive analysis of the data
using the percentage and wilcoxon test. The results showed that there is a grow-
ing understanding of sex education before and after the given information services
by media pictures (z=-3.727, p=0,000 < 0,05). It is shown that the service informa-
tion with media images effectively improve understanding sex education students.
How to cite: Damayanti, M., Anni, C.T., Mugiarso, H. (2018). Layanan Infor-
masi dengan Media Gambar untuk Meningkatkan Pemahaman Sex
Education Siswa. Indonesian Journal Of Guidance And Counseling: Theory And
Application, 7(1), 37-44.
© 2018 Universitas Negeri Semarang
Alamat korespondensi: p-ISSN 2252-6374
Gedung A2 Kampus Sekaran , Universitas Negeri Semarang, Indonesia.
Email: myradamayanti94@gmail.com e-ISSN 2597-6133
Myra Damayanti/ Indonesian Journal of Guidance and Counseling: 7(1) (2018)
38
Myra Damayanti/ Indonesian Journal of Guidance and Counseling: 7(1) (2018)
yang dapat dilakukan untuk membantu siswa ahli, revisi, uji coba instrumen, melakukan re-
memenuhi informasi mengenai sex education visi terhadap instrumen yang belum valid, me-
yakni melalui layanan informasi. Layanan in- lakukan pre-tes, treatmen sebanyak enam kali
formasi yang digunakan menggunakan media dan terakhir post tes untuk mengetahui perbe-
gambar. Peneliti memilih menggunakan me- daan sebelum dan setelah diberikan layanan
dia gambar karena disesuaikan dengan tahap informasi dengan media gambar. Instrumen
perkembangan kognitif anak. Selain itu, den- yang digunakan untuk pengumpulan data ada-
gan menggunakan media gambar anak akan lah wawancara kepada guru dan tes pemaha-
lebih tertarik mengikuti layanan dibandingkan man sex education. Instrumen wawancara se-
hanya verbalis saja. Penelitian yang dilakukan bagai pengumul data pra-penelitian, sedangan
oleh Wijanarko & Chadidjah (2014) tentang la- tes sebagai pengumpul data utama. Uji validi-
yanan informasi karir dengan media gambar tas instrumen menggunakan product moment
juga menunjukkan hasil bahwa layanan infor- sedangkan uji reliabilitas menggunakan KR20,
masi jenis pekerjaan melalui media gambar karena skor yang digunakan dalam instrumen
dapat digunakan untuk meningkatkan Wawa- tes ini menghasilkan skor dikotomi (1 dan 0).
san karir. Selain itu, hasil penelitian Yuswanti Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
(n.d) diperoleh hasil bahwa penggunaan me- adalah penggunaan media gambar dalam la-
dia gambar dapat meningkatkan hasil belajar yanan informasi efektif untuk meningkatkan
siswa. Berdasarkan latar belakang diatas maka pemahaman sex education siswa kelas VI SD.
dapat disimpulkan tujuan dari penelitian ini Uji hipitesis menggunakan uji wilcoxon.
adalah untuk mengetahui keefektifan layanan
informasi dengan media gambar untuk me- HASIL PENELITIAN
ningkatkan pemahaman sex eduation siswa
sekolah dasar. Data hasil perhitungan pretest dan
posttest menunjukkan bahwa dilihat dari total
METODE rata-rata telah terjadi peningkatan pada ma-
sing-masing indikator pemahaman sex educa-
Metode penelitian yang digunakan da- tion.
lam penelitian adalah eksperimen. Tujuan pen- Berdasarkan Gambar 1 dapat diketahui
elitian eksperimen adalah untuk meneliti hu- bahwa pemahaman sex education siswa dlihat
bungan sebab akibat antara dua variabel, yakni dari hasil Pretest dan Posttest mengalami pe-
variabel bebas (layanan informasi dengan me- ningkatan. Indikator yang mengalami pening-
dia gambar) dan variabel terikat (pemahaman katan paling tinggi adalah “Kondisi fisiknya
sex education). Metode yang digunakan ada- sebagai laki-laki dan perempuan” dengan pe-
lah The One Group Pre-Test Post-Test Design. ningkatan sebesar 41,67%, dan indikator yang
Penelitian dilakukan di SDN Sadeng 1 pada mengalami peningkatan paling rendah adalah
tahun ajaran 2017/2018. Subjek penelitian ber- “cara berinteraksi dengan orang lain” dengan
jumlah 18, siswa kelas Enam. Teknik analisis peningkatan 27,78%. Meskipun demikian, ber-
data yang digunakan adalah teknik statistik dasarkan hasil tersebut menunjukkan adanya
dengan menggunakan analisis wilcoxon. Tek- peningkatan pemahaman sex education siswa
nik pengambilan sampel tidak digunakan ka- yang signifikan antara sebelum dan setelah
rena subjek penelitian tergolong kecil yaitu se- pemberian layanan informasi dengan media
mua siswa kelas lima dengan jumlah 18 anak, gambar.
sehingga tidak terdapat populasi. Sementara itu untuk menguji hipote-
Penelitian ini menggunakan media gam- sis peneliti menggunakan uji Wilcoxon, akan
bar. Media gambar ini merupakan jenis media disajikan pada tabel berikut:
visual yang berisi gambar-gambar terkait den- Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui
gan materi layanan yang diberikan. Tujuannya bahwa penggunaan media gambar dalam la-
agar anak lebih tertarik mengikuti layanan yanan informasi efektif untuk meningkatkan
dibandingkan hanya verbalis saja. Selain itu pemahaman sex education siswa kelas enam
gambar juga lebih sederhana dan tepat digu- SDN Sadeng 1 (z= -3,727, p=0,000<0,05). Hal ini
nakan untuk siswa sekolah dasar karena lebih menunjukkan terdapat perbedaan yang signi-
murah dan mudah didapat serta mudah digu- fikan antara pemahaman sex education siswa
nakan tanpa memerlukan peralatan khusus. sebelum dan setelah diberi layanan informasi
Tahapan yang dilalui dalam penelitian dengan media gambar. Dengan demikian, Ha
adalah penyusunan kisi-kisi instrument, uji diterima dan Ho ditolak, maka terbukti bahwa
39
Myra Damayanti/ Indonesian Journal of Guidance and Counseling: 7(1) (2018)
penggunaan media gambar dalam layanan in- berian layanan menunjukkan bahwa pema-
formasi efektif untuk meningkatkan pemaha- haman siswa mengenai cara berpakaian yang
man sex education siswa kelas enam sekolah sopan masih kurang. Hal ini ditunjukkan dari
dasar. pendapat siswa yang mengatakan bahwa pa-
kaian laki-laki boleh dipakai perempuan. Se-
PEMBAHASAN lain itu siswa juga berpendapat bahwa laki-laki
boleh memakai gelang tangan, tidak ada per-
Berdasarkan hasil penelitian terlihat bedaan antara sepatu laki-laki dan perempuan,
bahwa terdapat perbedaan pemahaman sex serta laki-laki boleh berambut panjang.
education siswa antara sebelum dan setelah Pemahaman siswa tersebut bisa muncul
diberikan layanan informasi dengan media karena pengaruh lingkungan baik di sekolah
gambar. Sehingga dapat disimpulkan layanan maupun di lingkungan rumah. Seperti yang
informasi dengan media gambar dinilai efektif dikatakan oleh Sari (2012), hasil penelitiannya
untuk meningkatkan pemahaman sex educati- menyatakan bahwa pendidikan seks yang ti-
on siswa SD. dak baik dalam keluarga memiliki peluang le-
Beberapa hal menarik yang ditemukan bih banyak terhadap perilaku seks dibanding-
dalam penelitian ini yang dapat diulas yakni kan dengan pendidikan seks yang baik dalam
yang pertama mengenai materi cara berpa- keluarga. Pemahaman siswa tersebut juga bisa
kaian yang sopan. Sebelum diberikan layanan muncul karena pengaruh media sosial mau-
informasi dengan media gambar, pemahaman pun televisi. Maka dari itu, siswa dapat belajar
siswa mengenai cara berpakaian yang sopan dan meniru perilaku yang ia lihat.
tergolong sedang. Hasil observasi selama pem- Seperti yang dikatakan oleh teori mode-
40
Myra Damayanti/ Indonesian Journal of Guidance and Counseling: 7(1) (2018)
ling Bandura bahwa seseorang belajar dengan gian tubuh pribadi seperti alat kelamin, pantat,
cara meniru perilaku orang lain atau belajar bagian dada, dan lain sebagainya sebaiknya
langsung dari orang yang diamati (Rifa’I dan tidak boleh tetap diam dan usahakan harus
Anni, 2012). Siswa melihat perilaku orang lain teriak, karena seseorang memang tidak boleh
sehingga muncul pemahaman mengenai cara menyentuh bagian tubuh pribadi orang lain.
berpakaian sesuai apa yang siswa lihat. Namun, sebagian besar siswa tidak paham
Hal unik yang kedua, mengenai bebera- mengenai hal tersebut.
pa siswa sekolah dasar yang sudah memahami Hasil pretest menunjukkan sebagian
materi menstruasi dan mimpi basah. Hasil pre- besar siswa salah dalam menjawab poin per-
test menunjukkan semua siswa dapat mema- tanyaan “ketika orang lain menyentuh bagian
hami bahwa seorang perempuan yang sudah tubuh pribadimu usahakan tetap diam, jangan
menstruasi akan bisa hamil karena perempu- teriak”. Pemahaman yang kurang tepat men-
an memiliki rahim. Selain itu, sebagian besar genai cara brinteraksi dengan orang lain dapat
siswa juga sudah memiliki pemahaman bahwa menyebabkan anak menjadi korban pelecehan
perubahan yang terjadi pada tubuh yang men- seksual. Oleh karena itu, ketidakpahaman ter-
jadi tanda masa pubertas adalah tumbuhnya sebut perlu diatasi dengan cara memberikan
rambut di beberapa bagian seperti di kema- sex education sejak dini kepada anak, karena
luan dan ketiak. Sebagain besar mereka juga tujuan dari sex education untuk anak-anak
mengerti mengenai menstruasi baik siswa lebih difokus kepada pencegahan pelecehan
laki-laki maupun siswa perempuan, baik yang seks pada anak.
sudah mengalami menstruasi maupun yang Seperti pendapat dari Reiss dan Halstead
belum. Tidak menutup kemungkinan siswa dalam Roqib (2008) yang menyebutkan bebe-
laki-laki paham mengenai menstruasi dan sisi- rapa tujuan sex education untuk anak-anak
wa perempuan paham mengenai mimpi basah, antara lain: (1) Menjelaskan anak mengenai to-
karena pemahaman siswa mengenai menstrua- pik-topik biologis seperti masa puber, (2) Men-
si dan mimpi basah tersebut dapat disebabkan cegah anak dari kekerasan, (3) Mencegah ke-
oleh beberapa faktor. hamilan di bawah umur, (4) Mencegah remaja
Hasil penelitian Amaliyasari & Puspi- di bawah umur berhubungan seks (5) Mengu-
tasari (2008) menjelaskan bahwa faktor yang rangi kasus infeksi seks, (6) Menjelaskan peran
membentuk pemahaman tentang seks pada laki-laki dan perempuan.
anak yaitu faktor internal dan eksternal. Fak- Hasil penelitian Ochiogu et al (2011) juga
tor internal yang dimaksud adalah jenis kela- mengatakan bahwa perlu memperkenalkan
min dan motivasi seseorang. Sedangkan faktor pendidikan seks jauh lebih awal yaitu sebelum
eksternal yang membentuk pemahaman tetang tingkat SLTP, karena pendidikan seks akan
seks yaitu media informasi. Andika (2010) memiliki dampak positif yang lebih besar jika
menjelaskan juga bahwa faktor yang mem- diberikan sebelum usia 14 tahun.
bentuk pemahaman tentang seks yaitu media Hal unik yang keempat mengenai media
massa dan game. Media masa yang dimaksud gambar yang digunakan untuk penelitian su-
seperti tayangan di televisi, internet, maja- dah sesuai dengan kriteria penggunaan media
lah, dan lain sebagainya. Selain itu, Reiss dan gambar yang baik. Hal ini ditunjukkan dari
Halstead (2004) menjelaskan juga bahwa infor- hasil setelah diberikan layanan informasi, pe-
masi mengenai seks dapat diperoleh anak dari mahaman siswa mengenai materi sex educati-
diskusi keluarga dan pengaruh teman sebaya. on menjadi meningkat sangat tinggi. Menurut
Anak dapat memperoleh informasi tentang Musfiqon (2012) ada enam syarat yang perlu
menstruasi maupun mimpi basah dari saudara dipenuhi oleh gambar/foto yang baik sehing-
yang lebih tua atau dari diskusi keluarga yang ga dapat dijadikan sebagai media pembelaja-
tidak sengaja didengar. ran, antara lain: (1) Otentik, (2) Sederhana, (3)
Selain itu, anak juga dapat memperoleh Ukuran relatif, (4) Sebaiknya mengandung ge-
informasi tentang menstruasi dan mimpi ba- rak atau perbuatan, (5) Dapat mencapai tujuan
sah dari percakapan dengan teman sebayanya. pembelajaran. (6) gambar hendaknya bagus
Oleh karena itu, pemahaman siswa mengenai dari sudut seni sesuai dengan tujuan pembela-
beberapa poin pembahasan pada materi jaran yang ingin dicapai.
menstruasi dan mimpi basah menjadi baik. Media gambar dapat meningkatkan pe-
Hal unik yang ketiga, mengenai indika- mahaman siswa artinya siswa dapat menang-
tor cara berinteraksi dengan orang lain. Ketika kap dan memahami informasi yang disampai-
orang lain (selain ayah dan ibu) menyentuh ba- kan oleh peneliti melalui layanan informasi
41
Myra Damayanti/ Indonesian Journal of Guidance and Counseling: 7(1) (2018)
42
Myra Damayanti/ Indonesian Journal of Guidance and Counseling: 7(1) (2018)
43
Myra Damayanti/ Indonesian Journal of Guidance and Counseling: 7(1) (2018)
44