Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH ILMU FIQIH

HAJI Dan UMRAH


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Fiqih
Dosen Pengampu: Drs.Achmad Hasmi Hashona, MA

Disusun oleh :

1. Wasilatus Sa’adah (1708056064)


2. Khusnul Khotimah (1708056067)
3. Febria Risa Anida (1708056069)

PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2018

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Haji sebagai rukun Islam yang kelima merupakan sebuah perjalanan suci dalam
memenuhi panggilan ilahi. Menjalankannya menunjukkan sikap pasrah dan tunduk
seorang hamba kepada Tuhannya. Selain ibadah jasmaniah seperti shalat dan puasa, haji
juga mencakup ibadah maliyyah seperti zakat karena menuntut pengorbanan harta di
jalan Allah swt. Selain itu, haji juga merupakan perjuangan jiwa dan raga, setara dengan
berjihad di jalan Allah swt.
Menurut sebuah hadis sahih "umrah (yang pertama) kepada umrah yang
berikutnya sebagai kaffarat (penghapus) bagi (dosa) yang dilakukan di antara keduanya,
dan haji yang mabrur tidak ada balasan baginya, melainkan surga." (HR. Bukhari &
Muslim). Haji dan umrah yang mabrur itu ditandai oleh perilaku pelakunya yang
menjadi lebih baik setelah selesai beribadah haji dan umrah dibandingkan dengan
sebelumnya.
A. Rumusan masalah
1. Apa pengertian haji dan umrah ?
2. Apa saja landasan hukum haji dan umrah ?
3. Apa perbedaan haji dan umrah ?
4. Sebutkan syarat, wajib dan rukun haji dan umrah !
5. Apa yang dimaksud dengan Nafar, Tahallul, dan Miqat haji ?
6. Sebutkan keutamaan dan kaidah haji dan umrah !
7. Sebutkan macam-macam haji !
8. Apa yang dimaksud dengan dam ?
9. Bagaimana alur perjalanan haji ?
10. Bagaimana perbedaan hukum tentang haji dan umrah antar empat madzhab ?
B. Tujuan
1. Mengetahui pengertian haji dan umrah
2. Mengetahui landasan hukum haji dan umrah
3. Mengetahui perbedaan haji dan umrah

2
4. Mengetahui syarat, wajib dan rukun haji dan umrah
5. Mengetahui pengertian dari Nafar, Tahallul, dan Miqat haji
6. Mengetahui keutamaan dan kaidah haji dan umrah
7. Mengetahui macam-macam haji
8. Mengetahui apa yang dimaksud dengan DAM
9. Mengetahui alur perjalanan haji
10. Mengetahui perbedaan hukum tentang haji dan umrah antar empat madzhab

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Haji
1. Pengertian Haji
" ‫" وهو لغة القصد وشرعا قصد البيت الحرام للنسك‬
Kata “‫ ”حج‬menurut bahasa berarti sengaja (menuju). Dan menurut istilah “‫ ”حج‬berarti
sengaja mengunjungi Baitul Haram (tanah suci) untuk menunaikan ibadah.1
2. Landasan Hukum Haji
Haji merupakan salah satu ibadah yang diwajibkan. Allah swt. berfirman:
‫فيه آيات بينات مقام إبراهيم ومن دخله كان أمنا ولله على الناس حج البيت من استطاع إليه سبيل‬
‫ومن كفر فإن الله غني عن العالمين‬
Artinya:
Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barang siapa
memasukinya (baitullah itu) menjadi amanlah dia; Mengerjakan haji adalah kewajiban
manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke
Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha
Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (QS. Ali Imran (3): 97).

Juga dinyatakan dalam hadits Nabi Muhammad saw. yang diriwayatkan dari Ibnu Umar:

‫ بني اْلسلم على خم ٍس شهادة ان ْلاله اْل لله وان محمدارسول الله‬:‫سمعت رسول الله ﷺ يقول‬
.‫واقام الصلة وايتاءالزكاة وحج البيت من استطاع اليه سبيل وصوم رمضان‬
Artinya:
Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda:"Islam didirikan atas lima sendi yaitu
mengakui bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah, dan bahwa Muhammad utusan
Allah, mengerjakan shalat,mengeluarkan zakat, engunjungi Baitullah, dan berpuasa di
bulan Ramadan."(HR Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar).2

1
Muhammad bin Qa>sim al-Ghozi>, Fathul Qari>b, (Semarang: Pustaka ‘alawiyyah), hlm. 27.
2
M. Hasbi ash-Shiddeqy, Pedoman Haji, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2009), hlm.1.

4
Al-Qur'an, As-Sunnah dan ijm'a para ulama menetapkan bahwa haji merupakan
fard{u 'ain bagi muslimin dan muslimah yang sanggup mengerjakannya.
3. Syarat, Wajib, Rukun, dan Sunnah Haji
1) Syarat Wajib Haji, ada tujuh (7), yaitu:
a. Islam,
b. Balig|,
c. Sehat akalnya,
d. Merdeka,
e. Adanya bekal dan tempat yang diperlukan,
f. Adanya kendaraan yang layak,
g. Sepinya jalan atau perjalanan aman.3
2) Wajib Haji, ada tiga (3), yaitu
a. Ihram dari mi>qa>t,
b. Melempar tiga jumrah (kubra, wustha, dan aqabah),
c. Mencukur.4
3) Rukun Haji, ada empat (4), yaitu:
a. Ih{{ram,
b. Wuq>f di Arafah,
c. T{awa>f di baitullah,
d. Sa’i antara s{afa dan marwah,5
4) Sunnah Haji, ada tujuh (7), yaitu:
a. Ifra>d (mendahulukan haji daripada umrah),
b. Talbiyyah
c. T{awa>f qudu>m
d. Mabi>t di Muzdalifah
e. S{alat sunnah dua rakaat setelah t{awa>f,
f. Mabit di Mina,

3
Muhammad bin Qa>sim al-Ghozi>, Fathul Qari>b, (Semarang: Pustaka ‘alawiyyah), hlm. 27.
4
Muhammad bin Qa>sim al-Ghozi>, Fathul Qari>b, (Semarang: Pustaka ‘alawiyyah), hlm. 27-28.
5
Muhammad bin Qa>sim al-Ghozi>, Fathul Qari>b, (Semarang: Pustaka ‘alawiyyah), hlm. 27.

5
g. Thawa>f wada>’6
4. Nafar, Tahallul, dan Miqat Haji
a. Nafar (‫)نفر‬
Menurut bahasa artinya rombongan, perjalanan. Sedangkan menurut istilah
adalah keberangkatan jamaah haji meninggalkan Mina pada hari-hari Tasyri>q. Nafar
terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
i. Nafar Awal, adalah keberangkatan jamaah haji meninggalkan Mina lebih awal,
paling lambat sebelum terbenam matahari tanggal 12 Dzulhijjah.
ii. Nafar Tsani (Nafar Akhir), adalah keberangkatan jamaah haji meninggalkan
Mina pada tanggal 13 Dzulhijjah setelah melontar jumrah Ula>, Wustha>, dan
Aqabah.7
b. Tah{allul (‫)تحلل‬
Terlepas atau terbebasnya seseorang dari halangan dan larangan selama ihra>m,
seperti melakukan jima>’ antara suami-istri, memakai wewangian, melakukan
pinangan atau pernikahan, dan lainnya yang selama ihra>m dilarang.
Para ulama sepakat bahwa dalam pelaksanaan ibadah haji ada dua tah{allul:
tah{allul kecil (as{g|ar) yaitu tah{allul pertama (awwal) dan tah{allul besar (akbar) yaitu
tahallul kedua (s{ani).
i. Tah{allul Awal
Tah{allul awal ini terjadi dengan melakukan dua amalan haji dari tiga
amalan haji: melontar jumrah Aqabah, mencukur rambut, dan t{a>waf ifa>dhah.
Maka diperbolehkan untuk melakukan larangan-larangan ih{{ra>m kecuali jima>’.
Rasu>lulla>h saw. bersabda:

‫ فقد حل لكم الطيب والثياب وكل شيءٍ اْل النساء (رواه أحمد وأبو داود عن‬,‫إذا رميتم وحلقتم‬
)‫عائشة‬
Artinya:
“Apabila kalian sudah melontar (jumrah Aqabah) dan telah mencukur (gundul),
maka halal bagi kalian untuk berobat, berpakaian (ganti pakaian) dan segala
6
Imam Taqiyuddi>n Abu Bakar bin Muhammad al-Husaini, Kifa>yatul Akhya>r, (Da>ru H{aya>il Kutubul ‘arabiyyah
Indonesia), hlm. 225-226.
7
Gus Arifin, Ensiklopedia Fiqih Haji dan Umrah, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2018), hlm. 404.

6
sesuatu kecuali (jima>’) dengan wanita (istri).” (HR. Ahmad, Abu> Da>wud dari
Aisyah ra.).8
ii. Taha{llul Kedua
Tah{allul kedua ini terjadi apabila telah melakukan tiga amalan haji
tersebut diatas: melontar jumrah Aqabah, mencukur rambut, dan t{a>waf ifa>d{ah.
Para jumhur ulama bersepakat bahwa apabila telah melakukan tiga
amalan haji ini maka dianggap telah tahallul kedua dan diperbolehkan melakukan
larangan-larangan ih{ra>m termasuk melakukan hubungan suami istri. Jamaah
wajib menyelesaikan amalan-amalan haji lainnya yang masih tersisa: mabi>t di
Mina, lontar jumrah (Ula>, Wust{a>, dan Aqabah – pada 11, 12, atau 13 Dzulhijjah).
(Al-Fikih al-Isla>mi> wa Adillatuh, Dr. Wahbah Zuhaili: III/2290).9
Cara beratah{allul: untuk laki-laki lebih baik bercukur sempurna/ gundul
(pada tah{allul pertama). Boleh memotong rambut sepanjang sepertiga jari bagian
atas atau kurang dari itu. Untuk perempuan hanya boleh memotong sebagian
rambut, dengan mengumpulkan rambutnya kemudian memotongnya sepanjang
satu ruas jari.10
c. Mi>qa>t
Mi>qa>t secara bahasa berarti batas, sedangkan secara istilah Syar’i mi>qa>t adalah
tempat pelaksanaan ibadah maupun waktunya.11 Mi>qa>t terbagi menjadi dua, yaitu:
1) Mi>qa>t Zama>ni>
Adalah beberapa bulan yang telah dientukan dimana tidak boelh berihra>m
untuk haji kecuali dalam bulan-bulan tersebut. Dalam surah Al-Baqarah ayat 197
disebutkan
‫الحج أشهر معلومات فمن فرض فيهن الحج فل رفث وْل فسوق وْل ِدال في الحج وما تفعلوا‬
‫من خي ٍر يعلمه الله وتزودوا فإن خير الزاد التقوى واتقون يآ أولي اللباب‬
Artinya:
“(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, Barangsiapa yang
menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, Maka tidak boleh
8
Gus Arifin, Ensiklopedia Fiqih Haji dan Umrah, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2018), hlm. 536
9
Gus Arifin, Ensiklopedia Fiqih Haji dan Umrah, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2018), hlm. 537.
10
Gus Arifin, Ensiklopedia Fiqih Haji dan Umrah, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2018), hlm. 538.
11
Saleh al-Fauzan, Fiqih Sehari-hari, (Jakarta: Gema Insani, 2009), hlm. 317.

7
rafas|, berbuat Fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. dan
apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya.
Berbekallah, dan Sesungguhnya Sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah
kepada-Ku Hai orang-orang yang berakal.” (QS al-Baqarah/2:197).

Bulan-bulan haji sendiri adalah Syawal, Dzulqa’dah, dan Dzulhijjah,


dengan rincian oleh pendapat imam madzhab sebagai berikut;
a) Syawal, Dzulqa’dah, dan 10 hari dari bulan Dzulhijjah yang pertama, ini
merupakan paham yang pilih oleh madhab Ma>liki> dan Hanafi>
b) Syawal, Dzulqa’dah, dan 10 malam hari dari Dzulhijjah yang pertama, ini
dipilih oleh madzhab Sya>fi’i>
c) Syawal, Dzulqa’dah, dan Dzulhijjah, ini dipilih oleh madzhab Hanbali>.12
2) Mi>qa>t Maka>ni
Adalah batas yang tidak boleh dilewati olrh jama’ah haji ketika pergi ke
Makkah kecuali dalam keadaan Ihra>m. Dalam riwayat Muslim dari Jabir r.a bahwa
Rasulullah bersabda,

‫ق‬
ٍ ‫ومهل أهل العراق ذات عر‬
Artinya:
“dan tempat ih{ra>m penduduk irak adalah Z|atu ‘Irqin”
mi>qa>t maka>ni tersebut antara lain:
a. Mi>qa>t bagi penduduk Madinah adalah Dzul Hulaifah.
b. Mi>qa>t penduduk Syam, Mesir, dan Maghrib adalah al-Juhfah yang terletak
didekat Rabigh.
c. Mi>qa>t bagi penduduk Yaman adalah Yalamlam.
d. Mi>qa>t bagi penduduk Najd adalah Qarnul Manazil atau sekarang disebut as-
sail.
e. Mi>qa>t bagi penduduk Irak dan orang-orang yang berasal dari arah timur
adalah Z|atu ‘Irqin.

12
Gus Arifin, Ensiklopedia Fiqih Haji dan Umrah, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2018), hlm. 383-384.

8
Untuk orang-orang yang tinggal di antara batas mi>qa>t-mi>qa>t tersebut
dengan Makkah mereka berih{ra>m untuk haji atau umrah dirumah masing-masing.
Sedangkan bagi penduduk Makkah jika mereka ingin berhaji maka ia berih{ra>m di
Makkah dan tidak perlu pergi ke mi>qa>t. Orang-orang yang tidak melewati salah
satu dari mi>qa>t diatas maka ia berihram apabila merasa sudah sejajar dengan
dirinya.13
5. Macam-macam Haji
Dalam menjalankan ibadah haji terdapat tiga macam, haji ifra>d, haji tamattu’ dan haji
qi>ran. Dengan uraian sebagai berikut:
a) Haji Ifra>d
Adalah manasik dengan melaksanakan secara terpisah antara haji dan umrah,
masing-masing dikerjakan tersendiri dalam waktu berbeda, tetapi masih dalam satu
musim haji. Pelaksanaan ibadah haji dilakukan terlebih dahulu baru kemudian
selanjutnya melakukan umrah. 14
Niat Haji Ifra>d adalah
‫نويت الحج واحرمت به فرضا لله تعالى‬
Saat di mi>qa>t jamaah haji sudah mengenakan pakaian ih{ra>m serta beniat untuk
haji. Ketika sampai di Mekkah disunahkan melakukan t{a>wa>f qudum, jamaah harus
menjaga ih{ra>mnya sampai selesai hajinya. Kemudian ih{ra>m untuk umrah dengan mi>qa>t
di sekitar Mekah (Tan’i>m atau Ji’ra>nah)15
Menurut Sya>fi’i> dan Ma>liki>, ini merupakn model manasik yang paling utama
karena dengan manasik ini tidak membayar dam.16
b) Haji Tamattu’
Tamattu’ artinya bersenang-senang, maksudnya bersenang-senang dengan tidak
terkena larangan-larangan ih{ra>m diantara waktu setelah umrah sampai waktu haji tiba
(8 Dzulhijjah).17

13
Saleh al-Fauzan, Fiqih Sehari-hari, (Jakarta: Gema Insani, 2009), hlm. 317.
14
Gus Arifin, Ensiklopedia Fiqih Haji dan Umrah, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2018), hlm. 224.
15
Gus Arifin, Ensiklopedia Fiqih Haji dan Umrah, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2018), hlm. 225
16
Gus Arifin, Ensiklopedia Fiqih Haji dan Umrah, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2018), hlm. 225.
17
Gus Arifin, Ensiklopedia Fiqih Haji dan Umrah, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2018), hlm. 542.

9
Haji Tamattu’ adalah pelaksanaan ibadah umrah dilakukan terlebih dahulu baru
kemudian selanjutnya melakukan haji. Jamaah melaksanakan ibadah umrah terlebih
dahulu: ih{ra>m, t{awa>f, sa’i kemudian tah{allul, melepas ih{ra>mnya memakai pakaian
biasa, boleh melakukan larangan-larangan ih{ra>m. tanggal 8 Dzulhijjah memakai
pakaian ih{ra>m kembali melaksanakan ibadah haji.18
Niat Haji Tamattu’ adalah
‫نويت العمرة وأحرمت بها فرضالله تعلى‬
Jamaah yang melaksanakan Tamattu’ dikenakan dam atau denda, dengan
menyembelih seekor kambing atau bila tidak mampu dapat berpuasa 10 hari: 3 hari di
tanah suci, 7 hari di tanah air.19
c) Haji Qira>n
Haji Qira>n yaitu melaksakan ibadah haji dan umrah secra bersamaan, dimana
prosesi thawa>f, sa’i, dan tahallul untuk haji dan umrah dilakukan satu kali.20
‫ أخرِه‬.‫عن ِاب ٍر ان رسول الله صلي الله عليه وسلم قرن الحج والعمرة فطاف لهما طوافا واحدا‬
.‫الترمذي والنسائي‬
Artinya: dari Ja>bir ra. bahwa Rasu>lulla>h saw. menggabungkan haji dan umrah, lalu
melakukan satu kali thawa>f untuk haji dan umrah. (HR. Tirmidzi> dan an-Nasa>’i).21
Niata Haji Qira>n adalah
‫نويت الحج والعمرة وأحرمت بهما فرضا لله تعلى‬
Bagi yang melaksanakan haji Qira>n dikenakan dam, yaitu menyembelih seekor
kambing atau berpuasa 10 hari: 3 hari ketika di tanah suci dan 7 hari di tanah air. Bagi
yang melaksanakan haji Qira>n disunahkan thawa>f qudum saat abru tiba di Mekkah.22
6. Pelanggaran dan Denda (dam)
Dam menurut bahasa artinya Darah, sedangkan menurut istilah artinya adalah
mengalirkan darah (menyembelih hewan) dalam rangka memenuhi ketentuan mana>sik

18
Gus Arifin, Ensiklopedia Fiqih Haji dan Umrah, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2018), hlm. 543.
19
Gus Arifin, Ensiklopedia Fiqih Haji dan Umrah, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2018), hlm. 543.
20
Gus Arifin, Ensiklopedia Fiqih Haji dan Umrah, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2018), hlm. 506.
21
Gus Arifin, Ensiklopedia Fiqih Haji dan Umrah, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2018), hlm. 506.
22
Gus Arifin, Ensiklopedia Fiqih Haji dan Umrah, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2018), hlm. 506.

10
(ibadah) haji atau umrah.23 Pelanggaran-pelanggaran yang dapat dikenakan dam antara
lain:
a. Dam tamattu’ atau qira>n, artinya orang yang mengerjakan haji dengan cara tamattu’
atau qira>n. Ia wajib membayar denda yaitu, menyebelih seekor kambing yang sah
untuk kurban atau kalu tidak sanggup memotong kambing ia wajib puasa sepuluh hari
tiga hari wajib dipuasakan sewaktu ihram paling lambat sampai hari raya haji, tujuh
hari sisanya wajib dipuasakan sesudah ia kembali ke negerinya.
b. Dam karena mengerjakan salah satu dari hal berikut;
1) Bercukur atau menghilangkan tiga helai rambut atau lebih
2) Memotong kuku
3) Memakai pakaian yang berjahit
4) Berminyak rambut
5) Memakai minyak harum, baik pada badan maupun pakaian
6) Pendahuluan bersetubuh maupun bersetubuh.
Denda dari pelanggaran tersebut boleh memilih antara tiga hal, yaitu
menyembelih seekor kambing yang sah untuk kurban, puasa tiga hari, atau
bersedekah tiga gantang (9,3 liter) makanan kepada enam orang miskin.
c. Dam (denda) karena bersetubuh yang membatalkan haji dan umrah, yaitu apabia
terjadi sebelum tah{allul pertama denda tersebut diatur sebagai berikut. Mula-mula
wajib menyembelih unta, apabila tidak dapat unta maka wajib memotong sapi, kalau
tidak dapat sapi, wajib menyembelih tujuh ekor kambing, kalau tidak dapat kambing
hendaknya dihitung harga unta untuk dibelikan makanan agar disedekahkan pada
fakir miskin ditanah haram. Kalau tidak dapat makanan hendaknya puasa. Tiap dari
seper-empat gantang dari harga unta, ia harus puasa satu hari.
d. Dam (denda) membunuh buruan atau binatang liar, binatang liar ada yang
mempunyai bandingan dengan binatang jinak. Apabila binatang liar yang terbunuh
memiliki bandingan, maka denda untuk membunuh bintang tersebut adalah dengan
menyembelih binatang jinak yang sebanding atau dihitung harganya dan dibelikan
makanan sesuai harga tersebut untuk disedekahkan kepada fakir miskin ditanah

23
Gus Arifin, Ensiklopedia Fiqih Haji dan Umrah, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2018), hlm. 124.

11
haram, dan bisa juga dengan berpuasa yang tiap seperempat gantang makanan sama
dengan berpuasa satu hari.
e. Dam (denda) karena terkepung, orang yang terhalang dijalan dan tidak dapat
meneruskan pekerjaan haji atau umrah, baik ditanah haram maupun ditanah halal,
hendaknya ia tah{{allul dengan menyembelih seekor kambing ditempat terhambat
tersebut dan mencukur rambut kepalanya. Menyembelih atau bercukur hendaknya
dengan niat tah{allul.24
7. Alur Pelaksanaan Haji
1) Sebelum masuk Mekah
a. Calon haji keluar negerinya
b. Ih{ram, berarti memasuki ibadah haji atau umrah, atau kedua- duanya sekaligus,
pada waktu tertentu (mi>qat zamani) dan tempat tertentu (mi>qat makani).
Yang dilakukan muhrim sebelum masuk ihram:
i. Mandi atau wudhu, walaupun sedang haid atau nifas (bagi perempuan),
sebab hal itu dimaksudkan untuk kebersihan (tanz{if), bukan untuk bersuci
(t{ahir), sehingga si muhrim pun tidak disarankan tayammum jika memang
tidak ada air.
ii. Sebelum ih{ram, sebaiknya muhrim juga berhubungan badan dengan istrinya
demi mengurangi beban keterhalangannya selama masa tersebut.
iii. Memotong kuku, dan mencukur rambut serta kumis.
iv. Mencabut bulu ketiaknya dan memakai wangi-wangian di awal ih{ram.
v. Memakai izar (kain bawahan) untuk menutupi anggota tubuh antara pusar
hingga lutut, sementara rida' (kain atasan) ia slempangkan ke punggung,
dada, dan kedua pundaknya. Jangan ikatkan ujung kain dengan ujung kain
yang lain maupun menalikannya, serta dengan ujung kain yang lain maupun
menalikannya, serta menjahitkan sesuatu pada kain tersebut. Disunnahkan
dalam hal ini memakai kain ihram yang masih baru atau minimal yang
sudah dicuci bersih.

24
Sulaiman Rasjid , Fiqih Islam, (Jakarta: Kurnia Esa), hlm. 278-280.

12
vi. Shalat dua rakaat dan berdoa dengan doa yang telah disampaikan
sebelumnya:
.‫اللهم اني اريد الحج فيسرلي وتقبله مني‬
Ya Allah, aku hendak menunaikan haji, maka mudahkanlah urusanku dan
terimalah hajiku.

vii. Mengumandangkan talbiyah setelah s{alat dengan niat haji dan menambah
kata-kata berikut dalam talbiyah:
.‫لبيك وسعديك والخير كله بيديك والرغب اليك‬
Dengan ini ia telah menjadi orang yang ih{ram (muhrim).
2) Sesampai di Mekah
a. Sesampai di Mekah, ia disunnahkan untuk mandi. Jika siang, ia disunnahkan
masuk lewat Babul Ma'la sambil menghadap kiblat dan bertalbiyah hingga
sampai ke Babussalam.
b. Dari sana, masuk ke Masjidil Haram dengan penuh kerendahan diri dan
kekhusyukan sambil mengumandangkan talbiyah, takbir, tahlil, dan shalawat
pada Rasulullah saw., bersikap santun dan lembut di tengah kepadatan jamaah
dan berdoa kepada Tuhannya dengan doa apa saja yang diinginkannya,
menghadapkan wajah ke arah Hajar Aswad sambil bertakbir, bertahlil, dan
bershalawat, lalu mengangkat tangan dan meletakkannya di atas Hajar Aswad,
menciumnya tanpa suara, dan mencukupkan diri dengan menyentuh Hajar Aswad
dengan apa saja yang ia bawa, sambil terus mengumandangkan takbir, tahlil, dan
shalawat Nabi saw.
3) T{awaf
Mulailah t{awaf dari sisi kanan dari pintu yang terdekat, sementara ka'bah
harus berada di sisi kiri (berlawanan arah putaran jarum jam), sambil menggamit kain
atasan di bawah ketiak kanan dan melemparkan kedua ujungnya ke sisi kiri,; berjalan
cepat-cepat pada tiga putaran pertama sambil menggoyang-goyangkan kedua
pundaknya seolah-olah ia berjalan dengan lagak dan gaya yang indah. Ketika
mendapati kemacetan, boleh berhenti sejenak dan begitu mendapat peluang jalan ia

13
harus berjalan lagi dengan cepat-cepat. Ketika mendapati kemacetan di depan Hajar
Aswad, tidak perlu menunggu hingga ada jalan longgar, sebab inilah kesempatannya
untuk mendekati Hajar Aswad.
Setiap kali melewati Hajar Aswad, hendaknya mengusap-usapnya dengan
telapak tangan (atau menciumnya), kemudian menutup t{awaf dengan menyentuh
Hajar Aswad dan shalat dua rakaat di Maqam Ibrahim atau di tempat lain yang
mudah. Kemudian ulangi kembali thawaf tujuh putaran dan usap-usap Hajar Aswad.
Ini merupakan sunnah yang berpahala.
4) Sa'i antara Shafa dan Marwa
Setelah itu, pergi ke S{afa dan Marwah. Mula-mula naik ke atas bukit S{hafa dan
memandang Baitullah, seraya membaca tahlil, takbir, dan s{alawat pada Nabi saw.,
lalu berdoa sesuai keinginan sambil mengangkat kedua tangan lebar-lebar. Setelah
itu, turun ke Marwah dengan berjalan seperti biasa. Jika sampai ke perut lembah
(bathn al-wadi), berlari-larilah kecil antara dua tanda hijau dengan irama yang agak
cepat. Kemudian berjalanlah seperti biasa lagi. Sesampai di Marwah, naiklah ke
puncaknya dan lakukan apa yang dilakukan diatas bukit S{afa. Ulangi lagi sebanyak
tujuh kali, dimulai dari S{afa dan berakhir di Marwah sambil berlari-lari kecil ke perut
lembah setiap putarannya.
Syarat sa’i aitu dilakukan setelah t{awa>f yang disyariatkan dan berniat sa’i di atas
bukit S{afa sambil menghadap ka’bah.
5) Menetap di Mekah setelah Sa'i
Kemudian tinggallah di Mekkah, tetap dalam keadaan ihram jika mengambil haji
ifra>d atau qira>n. orang yang mengambil haji ifra>d dan qira>n baru boleh bertah{allul
setelah thawa>f ziarah. Sedangkan jika mengambil haji tamattu’, maka setelah selesai
sa’i, cukurlah rambut sebagai tanda tahllul dan tinggallah di Mekkah dalam kondisi
halal hingga tanggal 8 Dzulhijjah, lalu mengambil ihram untuk haji dari sana. Selama
tinggal di Mekkah, thawaflah di setiap waktu, sebab hal itu lebih baik daripada s{alat
tah{iyyatul masjid bagi warga non-Makki.
6) Hari Tarwiyah

14
Tanggal 8 Dzulhijjah disebut hari tarwiyah, karena pada hari tersebut Nabi
Ibrahim melakukan pemikiran mendalam (tarwiyah) untuk mengkaji apakah mimpi
penyembelihan Nabi Isma’il benar-benar dari Allah ataukah dari setan.
Pada hari itu, jika anda mengambil haji tamattu’ maka anda harus berihram
untuk haji dari dalam Mekkah. Sedangkan jika anda mengambil haji ifra>d atau qira>n,
maka bersiap-siaplah untuk berangkat ke Mina stelah s{alat s{ubuh. Setelah matahari
terbit keluarlah dari Mekkah dan s{alatlah Dzuhur di Mina dan kumandangkan terus
talbiyah dalam segala kondisi. Tinggallah di Mina hingga s{alat fajar hari Arafah (9
Dzulhijjah), untuk kemudian turun di dekat Masjid al-Khaif sebelum siang (pagi).
Setelah itu, pergilah ke padang Arafah setelah matahari terbit untuk wukuf
disana.sesampai disana, pergilah ke masjid Namirah dan s{alatlah dzuhur dan as{ar
disana bersama Imam Agung atau penggantinya. Imam akan menyampaikan dua
khutbah yang disela-selani duduk diantara keduanya dan menunaikan s{alat fardhu
dengan satu adzan dan dua iqamah. Model penggabungan dua s{alat ini tidak boleh
dilakukan kecuali dengan syarat: kondisi berihram dan adanya imam. Jika ketinggalan
imam, kerjakan setiap s{alat pada wakunya dan jangan digabung.
Setelah s{alat, berangkatlah ke tempat wukuf di Arafah. Sebelum wukuf, jika
memang memungkinkan sebaiknya mandilah dulu, sebab hal itu sunnah. Wukuflah di
dekat Jabal Rahmah dengan menghadap ka’bah, mengumandangkan takbir dan tahlil,
merentangkan kedua tangan dan memanjatkan doa dengan penuh kesungguhan untuk
dirinya, kedua orang tuanya, keluarganya, dan teman-temannya. Berusahalah untuk
menangis, sebab air matamu merupakan tanda diterima doa. Kegigihan dalam berdoa
menjadi sebuah tuntutan dan optimislah akan keterkabulan doa. Manfaatlah sebaik-
baiknya hari Arafah untuk berdoa, khusyu’, dan merendahkan diri. Jika kau lewatkan
momentum hari Arafah tanpa segala kesungguhan, mana mungkin kau dapat meraih
keutamaannya, apalagi warga non-Makki.
Padang Arafah secara keseluruhan dapat menjadi tempat wukuf kecuali, bathn
Arafah, namun disunnahkan wukuf di atas Jabal Rahmah di Arafah. Wukuflah diatas
kendaraan atau berdiri, dan ia lebih utama daripada duduk. Menginjakkan kaki di
Arafah sudah mencukupi meskipun hanya sesaat. Namun, teruslah wukuf hingga

15
matahari terbenam. Jika matahari sudah terbenam, maka bertolaklah bersama imam
ke Muzdalifah.
7) Bertolak dari Arafah
Ketika matahari terbenam, imam bertolak membubarkan diri bersama orang-
orang di Arafah menuju Muzdalifah dengan pelan-pelan, mengingat kerumunan
jamaah ang sangat padat. Jika menemukan celah, maka berjalanlah dengan cepat,
anmun tidakperluu terburu-buru, berdesakan-desakan, dan menakiti siapa pun, sebab
hal itu haram.
Di Muzdalifah: sesampainya di Muzdalifah, turunlah di Jabal Quzah dan jangan
menakiti orang selama perjalanan menuju kesan. S{alatlah maghrib dan isya’ dengan
jamak ta’khir, dan ini wajib dengan satu adzan dan satu iqamah. Jangan s{alat sunnah
diantara kedua s{alat dan jangan sibukkan diri dengan apa pun keculai menunggu
iqamah. Jangan s{alat maghrib di jalan. Jika terlanjur melaksanakan s{alat maghrib
dalam perjalanan menuju Muzdalifah, maka anda wajib mengulanginya bersama-sama
dengan s{alat isya (jamak ta’khir) hingga terbit fajar.
Selama di Masy’arilharam ini, perbanyaklah dzikir kepada Allah dan kumpulkan
tujuh puluh kerikil untuk melempar jumrah. Mabit di Muzdalifah sunnah menurut
kalangan madzhab Hanafi dan wajib menurut ulama-ulama lainnya. Seluruh petak
Muzdalifah dapat dijadikan tempat mabit kecuali Wadi Muhassar. Bersnungguh-
sungguhlah dalam berdoa merupakan keharusan. Mintalah kepada Allah
kesempurnaan keinginanmu dan kemustajaban dosamu, sebagaimana kesempurnaan
maksud dan tujuan Rasulullah.
8) Mabit di Mina
Ketika fajar merekah dan sebelum matahari terbit, imam bersama rombongannya
bertolak meninggalkan Muzdalifah menuju Mina dan mabit di sana, kemudian
melempar jumrah Aqabah dari perut dari lembah (bathn al-wadi) dengan tujuh butir
kerikil. Kerikil-kerikil ini diambil dari Muzdalifah atau dalam perjalanan Muzdalifah-
Mina.
Dalam hal ini, makruh hukumnya mengambil kerikil yang sudah dilempar orang,
makruh juga melempar atas Aqabah, sebab dapat menyakiti orang. Begitu pula

16
memungut kerikil sembarangan, memecahkan sebongkah batu menjadi butiran batu-
batu kecil.
Sebaiknya kerikil-kerikil tersebut dicuci bersih, karena melempar jumrah
tersebut qurbah (ibadah). Jika melempar jumrah terkena najis, maka hal itu tetap sah,
namun makruh. Pelempar juga sebaiknya menghentikan lantunan talbiyah begitu
melempar kerikil pertama.
Adapun cara melempar jumrah yang baik adalah dengan menggunakan ujung ibu
jari dan jari telunjuk, sebab hal itu lebih memudahkan kamu dan lebih memberikan
efek penghinaan terhadap setan.
Diperbolehkan meninggalkan Mina setelah tengah malam untuk melempar
jumrah Aqabah, namun yang lebih utama adalah setelah terbit matahari. Dan jika hal
tersebut dilakukan sebelum syuru>q maka tetap diperbolehkan.
9) Penyembelihan Hewan Kurban dan Cukur Rambut
Setelah melempar jumrah, orang yang ihram dengan niat haji saja (ifra>d) bias
langsung menyembelih domba dan membagi-bagikan dagingnya pada fakir-miskin.
Hal ini merupakan amalan sunnah. Setelah itu, mencukur rambut. Mencukur
seperempat rambut kepala sudah mencukupi. Mencukur habis rambut dalam hal ini
lebih utama daripada memangkas yang hanya memotong satu dua inchi rambut dari
ujungnya.
Setelah menyembelih hewan kurban dan bercukur. Anda telah bebas dari ihram,
sejak itu segala sesuatu yang sebelumnya terlarang kini menjadi halal, kecuali wanita.
Anda tetap belum boleh bersenggana kecuali setelah thawaf ziarah pada hari raya
kurban.
10) Pergi ke Mekah
Sesusai melempar jamrah, menyembelih hewan kurban, dan mencukur rambut
di Mina, Jama’ah bisa pergi ke Makkah pada awal hari nahar (hari raya). Kemudian
Thawaf mengelilingi Ka’bah seperti Thawaf yang dilakukan seperti Thawaf diawal,
kumandangkan takbir sambil berthawaf dengan lari-lari kecil.
T{awaf yang dilakukan ini adalah t{awaf yang merupakan rukun haji, atau
disebut juga dengan t{awaf ziarah dan t{awaf ifad{ah. Begitu menyelesaikannya dengan

17
sempurna, maka jama’ah telah halal untuk menikmati segala sesuatu yang
sebelumnya terlarang.
Hari yang paling afdhal untuk menunaikan thawaf rukun ini adalah hari nahar
(tanggal 10 Dzulhijjah) serta dua hari setelahnya. Jika menunda pelaksanaan thawaf
ini dari ketiga hari tersebut maka harus membayar dam, karena mengundur-undur
thawaf pada waktunya.
11) Kembali ke Mina
Begitu selesai melakukan t{awaf ziarah, maka Jama’ah harus kembali ke Mina
untuk melakukan mabit (bermalam) disana lagi. mabit di Mina sunnah menurut
kalangan madzhab Hanafi dan madzhab Syafi’i dalam satu versi pendapat, sedangkan
jumhur ulama menyatakannya wajib.
Saat waktu zhuhur dari hari kedua nahar (11 Dzulhijjah), lemparlah tiga
jumrah. Dimulai dengan jumrah yang berada didekat masjid Al-Khaif dengan
melemparinya sebanyak tujuh kerikil, masing-masing kerikil dilempar sambil
berjalan. Kemudian berhenti dan berdo’a sesuai keinginan sambil memuji Allah dan
bershalawat kepada Nabi SAW dengan mengangkat kedua tangan dan berdo’a.
Setelah itu, lempar jumrah kedua yang berada didekat yang pertama dan
berhenti disana seraya berdo’a. Kemudian lempar jumrah Aqabah sambil menaiki
kendaraan dan jangan berhenti diasana.
Jika memang terlalu padat, lempar jumrah dapat dilakukan begitu selesai
shalat Fajar, bahkan menurut At{a dan T{awus boleh setelah tengah malam. Jika ingin
menyegerakan diri, kembali ke Makkah sebelum maghrib dan makruh hukumnya
tetap berada di Mina hingga matahari tenggelam. Jika pada fajar hari keempat nahar
masih di Mina, maka harus melempar jamrah. Hal tersebut diperbolehkan sebelum
tergelincirnya matahari, namun yang lebih afdhal adalah setelahnya. Sedangkan
melempar ketika matahari terbit dimakruhkan, begitu juga mabit di luar Mina pada
hari-hari Mina.
12) Kembali ke Mekah setelah Mabit di Mina
Jika kembali ke Makkah setelah merampungkan semua hal diatas, maka
sebaiknya singgah di Al-Mahsab selama beberapa saat , baru kemudian masuk ke
Makkah dan lakukan thawaf s{adr, atau yang disebut t{awaf wad{a’. T{awaf ini

18
dilakukan tanpa jalan cepat maupun lari-lari kecil sebagaimana t{awaf yang anda
lakukan sebelumnya.
T{awaf wad{a’ ini hukumnya wajib menurut tiga imam (Abu Hanifah, Asy-
Syafi’i, dan Ahmad), sementara menurut Imam Malik dan Asy-Syafi’i dalam versi
pendapat yang lain hukumnya sunnah. Penduduk Makkah (makki) tidak diwajibkan
melakukan t{awaf wada’ ketika kembali ke keluarganya, begitu juga dengan orang
yang berniat muqim di Makkah (setelah haji).
Setelah t{awaf wada’, shalat dua rakaat, kemudian pergilah ke zamzam dan
minumlah airnya sambil menghadap ka’bah. Dalam posisi yang sama, ciduk dan
ambillah air zamzam sendiri, lalu bungkukkan badan pada air tersebut, dan
bernapaslah beberapa kali didalamnya. Tengadahkan pandangan ke langit diselingi
beberapa kali pandangan ke ka’bah, kemudian guyurlah badan dengan air yang anda
ciduk jika memang memungkinkan. Jika tidak, usap-usaplah wajah dan kepala
dengannya.
Setelah minum air zamzam, disunnahkan mendatangi ka’bah, mencium
‘Atabah (ambang pintu ka’bah), kemudian menghampiri multazam yang terletak
diantara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah. Letakkan dadan dan wajah diatasnya, dan
pengangilah kelambu penutup Ka’bah sesaat, kemudian bersimpuhlah dihadapan
Allah dengan do’a yang diinginkan dari masalah-masalah dunia dan akhirat.
13) Seremoni perpisahan dengan Ka'bah
Disunnahkan masuk ke dalam Baitullah yang diberkahi jika memang tidak menyakiti
seorang pun. Tujulah tempat shalat Nabi saw. di dalamnya. Posisikanlah pintu ka'bah
di belakangmu hingga jarak antara Anda dan dinding di depan sekitar tiga hasta,
kemudian shalatlah. Jika shalat di samping dinding, tempelkan pipi di atasnya dan
mohonlah ampun kepada Allah sambil memuji-Nya. Datanglah setiap pojok (rukun)
ka'bah sambil terus mengumandangkan tahmid, tahlil, dan tasbih, dan berdoalah
kepada Allah. Selama itu, jagalah kesopanan lahir dan batin.25
B. Umrah
1. Pengertian Umrah

25
Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh Ibadah, (Jakarta:Amzah, 2010), hlm.
581-592

19
‫ زيارة البيت الحرام للنسك‬: ‫ وشرعا‬, ‫ الزيارة‬: ‫والعمرة لغة‬
Secara bahasa umrah berarti ‫( الزيارة‬mengunjungi). Sedangkan secara istilah, umrah
berarti mengunjungi baitul haram untuk beribadah.26
Pendapat lain menyebutkan bahwa, menurut istilah syara' umrah adalah menziarahi
Ka'bah, melakukan thawaf di sekelilingnya, ber-sa'yu antara S{afa dan Marwah dan
mencukur atau menggunting rambut.27

2. Landasan Hukum Umrah


Asy-Syafi'i dalam Al-Jadid menerangkan bahwa umrah itu adalah Suatu fardhu.
Demikian pula Umar, Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Jabir, Thaus, Atha', Ibnu Musayyab, Said
ibn Jubair, Al-Hasan al-Bisr, Ibnu Sirin, Asy-Sya'bi, Masruq, Abu Burdah, Abdullah ibn
Syidad, Ats-Tsauri, Ahmad, Ishaq, Abu Ubaid dan Daud.
Abu Hanifah, Malik dan Abu Tsaur menetapkan bahwa umrah itu sunnah
muakkadah, bukan wajib. Pendapat ini diriwayatkan pula oleh Ibnu Munzir dari An-
Nakha'i. Asy-Syafi'i dalam pendapat yang qadim, juga berpendapat demikian.
Dalil yang dipegang Asy-Syafi'i dalam Al-Jadid yang menetapkan bahwa umrah
suatu kewajiban ialah firman Allah swt :
... ‫وأتموا الحج والعمرة لله‬
Artinya: dan sempurnakanlah ibadah haji dan 'umrah karena Allah... (QS.Al-Baqarah [2]:
196)
Para ulama seluruhnya menetapkan, bahwa umrah itu disyariatkan. Dalam hadis{
Nabi saw. yang diriwayatkan oleh Aisyah, berkata :

.‫ عليها ِهاد ْل قتال فيه وهو الحج والعمرة‬,‫ نعم‬:‫ يارسول الله على النساء ِهاد؟ قال‬: ‫قلت‬

Aku berkata: "Ya Rasulullah, apakah ada jihad atas para wanita?" Nabi menjawab: "Ada,
yaitu jihad yang tidak ada pertempurannya, yaitu haji dan Umrah." (HR. Ibnu Majah, Al-
Baihaqi dan lain-lain dengan sanad yang shahih)28

26
Sayyid Ahmad bin Umar asy-Sya>thiri>, al-Ya>qu>t an-Nafi>s, (Alharomain Jaya Indonesia), hlm. 76.
27
M. Hasbi ash-Shiddeqy, Pedoman Haji, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2009), hlm.9.
28
M. Hasbi ash-Shiddeqy, Pedoman Haji, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2009), hlm. 8-9.

20
3. Syarat, Wajib, dan Rukun Umrah
1) Syarat Umrah, ada lima (5), yaitu:
a. Islam,
b. Baligh,
c. Berakal,
d. Merdeka,
e. Mampu.29
2) Wajib Umrah, ada dua (2), yaitu:
a. Ih{ra>m dari Mi>qa>t,
b. Menjaga dari keharaman-keharaman ih{ra>m.30
3) Rukun Umrah, ada lima (5), yaitu:
a. Ih{ra>m,
b. T{awa>f,
c. Sa’i,
d. Mencukur,
e. Tertib.31
C. Perbedaan Haji dan Umrah

No. Haji Umrah


1. Menurut bahasa, berarti sengaja (‫)القصد‬. Menurut bahasa, berarti mengunjungi
(‫)الزيارة‬.
2. Rukun ada 4: ih{ram, wukuf di Arafah, Rukun ada 5: ih{ram, th{awaf, sa’i, tah{alllul,
th{awaf, sa’i. dan berturut-urut.
3. Wajib haji ada 3: ih{ra>m dari mi>qa>t, Wajib umrah ada 2: miqat dan menjaga dari
melempar jumrah, mencukur. keharaman-keharaman ihram.
4. Dilaksanakan di waktu tertentu, hanya Dilaksanakan di seluruh hari dalam setahun.
bulan Syawal, Dzulqa’dah, dan 10 hari
dari bulan Dzulhijjah yang pertama.

29
Sayyid Ahmad bin Umar asy-Sya>thiri>, al-Ya>qu>t an-Nafi>s, (Alharomain Jaya Indonesia), hlm. 76-77.
30
Sayyid Ahmad bin Umar asy-Sya>thiri>, al-Ya>qu>t an-Nafi>s, (Alharomain Jaya Indonesia), hlm. 79.
31
Sayyid Ahmad bin Umar asy-Sya>thiri>, al-Ya>qu>t an-Nafi>s, (Alharomain Jaya Indonesia), hlm. 78.

21
D. Perbedaan Hukum Haji dan Umrah antar 4 Madzhab
Berikut ini merupakan table perbedaan hukum tentang haji dan umrah antar 4 madzhab:
No. Pembeda Madzhab Sy>afi’i> Madzhab Ma>liki> Madzhab Hanafi> Madzhab Hanbali>
1. Haji Wajib, tidak Wajib, segera Wajib, segera Wajib, segera
harus segera
2. Umrah32 Wajib Sunnah Sunnah Ada dua
pendapat: wajib
dan sunnah
3. Ih{ra>m Rukun Rukun - Rukun
4. Berih{ra>m dari Wajib - - Wajib
mi>qa>t
5. Wuku>f di Rukun Rukun. (wuku>f di Rukun Rukun
Arafah Arafah sampai
terbenam
matahari
hukumnya wa>jib).
6. T{awa>f ifa>d{ah Rukun Rukun Rukun Rukun
7. Sa’i Rukun Rukun Wajib Rukun
8. Tah{allul Rukun Wajib Wajib Wajib
9. Mabi>t di Wajib Wajib Wajib Wajib
Muzdalifah
10. Mabi>t di Mina Wajib Wajib - Wajib
11. Melempar Wajib Wajib (setelah Wajib (secara Wajib
Jumrah terbit fajar dan teratur dimulai
setelah dari jumratul u>la,
tergelincirnya wustha>, dan
matahari sampai aqabah hukumnya
terbenamnya wajib)
matahari.

32
Gus Arifin, Ensiklopedia Fiqih Haji dan Umrah, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2018), hlm. 622.

22
Mendahulukan
jumrah Aqabah
daripada Tahallul
dan thawa>f
Ifadha>h
hukumnya
Wa>jib).
12. T{awa>f Wada>’ 33 Wajib - Wajib Wajib

E. Keutamaan Haji dan Umrah


Fa>d{ilah atau keutamaan haji dan Umrah adalah:
1. Balasannya adalah surga. Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah bersabda,

‫والحج المبرور ليس له ِزاء أْل الجنة‬


“dan haji mabru>r tidak ada balasan yang pantas baginya selain surga”. (HR. Bukha>ri dan
Muslim)

2. Haji akan menghapus dosa-dosa

‫سمعت أبا حاز ٍم قال سمعت أبا هريرة رة رضي الله عنه قال سمعت النبي ﷺ يقول من حج لله فلم‬
‫وم ولدته أمه‬
ٍ ‫يرفث ولم يفسق رِع كي‬
Aku mendengar Abu Khazim meriwayatkan, “Aku mendengar Abu Hurairah berkata
bahwa Rasulullah SAW bersabda “Barangsiapa berhaji karena Allah, kemudian tidak
berbuat keji dan fasik, niscaya dia pulang dari ibadah tersebut seperti hari ketika ia
dilahirkan ibunya (bersih dari dosa).” “(HR bukhari dan Muslim)

3. Haji merupakan amalan yang paling utama


‫سئل النبؤي أي العمال أفضل قال "أىمان بالله ورسوله" قيل ثم ماذا قال "ِهاد فى سبيل الله" قيل ثم‬
"‫ماذا قال "حج مبرور‬
33
Gus Arifin, Ensiklopedia Fiqih Haji dan Umrah, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2018), hlm. 190

23
Nabi SAW ditanya, “Amalan apa yang paling utama?”. Ada yang bertanya lagi,
“Kemudian apalagi?” Beliau menjawab, “jihad di jalan Allah.” Ada yang bertanya
kembali, “Kemudian apalagi?” “Haji mabrur,” jawab nabi. (HR. Bukhari)

4. Orang yang berhaji adalah delegasi Allah


‫ الغازى والحج والمعتمر‬:‫ وفد الله ثلثة‬:‫سمعت أبا هريرة يقول قال رسول الله ﷺ‬
Saya mendengar Abu Hurairah ra berkata bahwa, Rasulullah SAW bersabda : “Delegasi
(utusan) Allah ada tiga, yaitu pasukan perang, orang haji, dan umroh.” (HR Ibn Hibban
dalam kitab Shahi>h-nya juz 9/hlm.6)

5. Pahalanya 700 kali lipat


‫ كالنفقة في سبيل الله‬,‫ النفقة في الحج‬:‫ قال رسل اللهﷺ‬:‫ قال‬,‫ رضي الله عنه‬,‫عن بريدة بن الحصيب‬
. ٍ‫بسبعمائة ضعف‬
Dari buraidah Ibn Al-Hushaib ra, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Nafkah
(biaya yang dikeluarkan) untuk haji itu sebagaiman anafkah yang dikeluarkan fi> sabi>lilla>h
(di jalan Allah) yaitu diganjar dengan pahala 700 kali lipat. (HR. Musaddad, Abu Syaibah,
Abu Ya’la, Ahmad, Thabrani di dalam Al-Awsat dan Baihaqi dengan sanad hasan)

6. Allah membanggakannya dihadapan para malaikat


‫عن ابن المسيب قال قالت عائشة أن رسول الله ﷺ قال ما من يو ٍم أكثر من أن يعتق الله فيه عبدا من‬
‫النار من يوم عرفة وأنه ليدنو ثم يباهي بهم الملئكة فيقول ما أراد هؤْلء‬
Dari Ibnu Musayyab, ia meriwayatkan bahwa Aisyah r.a berkata : “Rasulullah SAW
bersabda : “Tidak ada satu hari dimana Allah paling banyak membebaskan hamba-Nya
dari api neraka selain hari arafah. Pada hari itu Allah mendejati hamba-Nya dan
membanggakan mereka dihadapan para malaikat, seraya berfirman” : (lihatlah para
malaikat-ku) “Apa yang dikehendaki para hamba-Ku ini?”.(HR. Muslim)

7. Akan mendapat keuntungan yang besar


‫ان هذا البيت دعامة من دعائم اْلسلم فمن حخ البيت أو اعتمر فهو ضامن على الله فأن مات أدخله‬
‫الجنة وإن رده إلى أهله رده بأِ ٍر وغنيم ٍة‬
24
“Sungguh al-ba’it (ka’bah) ini adalah salah satu pilar (tiang) dari tiang-tiang (pokok-
pokok ajaran) Islam. Siapa yang menunaikan haji atau umroh, maka itu menjadi penjamin
untuk Allah. Jika ia meninggal dunia ia akan masuk surga dan jika ia selamat kembali
pada keluarganya maka ia akan mendapatkan ghani>mah (keuntungan yang banyak). (HR.
Thabrani).

8. Haji termasuk jihad fi sabi>lilla>h


Dari Aisyah r.a, ia berkata.
"‫ لكن أفضل الجهاد حج مبرور‬,‫ أفل نجاهد قال "ْل‬,‫ نرى الجهاد أفضل العمل‬,‫يارسول الله‬
““Wahai Rasulullah, kami memandang bahwa jihad adalah amalan yang paling afdhal.
Apakah berarti kami harus berjihad?””tidak. jihad yang paling utama adalah haji
mabrur””(HR. Bukhari)

9. Menghilangkan kemiskinan dan dosa


‫تابعوا بين الحج والعمرةٍ فانهما ينفيان الفقر والذنوب كما ينفيان الفقر والذنوب كما ينفى الكير خبث‬
.‫الحديد والذهب والفضة وليس للحجة المبرورة ثواب أْل الجنة‬

“ikutkanlah umrah kepada haji, karena keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa-
dosa sebagaimana pembakaran menghilangkan karat pada besi, emas, dan perak. Dan
tidak ada pahala bagi haji yang mabrur kecuali surga.” (HR. An-Nasa’i, Tirmidzi, dan
Ahmad)
10. Orang yang berhaji adalah tamu Allah dan doanya mustajab
Dari Ibnu Umar r.a, dari Nabi SAW, beliau bersabda

.‫الغازى فى سبيل الله والحج والمعتمر وفد الله دعاهم فأِابوه وسألوه فأعطاهم‬
“orang yang berperang dijalan Allah, orang yang berehaji serta ber-umrah adalah tamu-
tamu Allah. Allah memanggil mereka, merekapun memenuhi panggilan tersebut. Oelh
karena itu, jika mereka meminta kepada Allah pasti akan Allah beri.” (HR. Ibnu Majah)

11. Bila tidak ada lagi orang berhaji, maka kiamat tiba.
."‫ "ْل تقوم الساعة حتى ْليحج البيت‬:‫عن أبي سعيد الخدري عن النبي ﷺ قال‬
25
“dari Abu Sa’id Al-Khudri r.a dari Nabi SAW:”tidak terjadi hari kiamat sampai tidak ada
lagi orang berhaji ke Al-Bait (Ka’bah)””(HR. Abu Ya’la dan Hakim).34

34
Gus Arifin, Ensiklopedia Fiqih Haji dan Umrah, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2018), hlm. 142-149.

26
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kata “‫ ”الحج‬menurut bahasa berarti sengaja (menuju). Dan menurut istilah “‫”الحج‬
berarti sengaja mengunjungi Baitul Haram (tanah suci) untuk menunaikan ibadah.
Secara bahasa umrah berarti ‫( الزيارة‬mengunjungi). Sedangkan secara istilah,
umrah berarti mengunjungi baitul haram untuk beribadah. Menurut istilah syara' umrah
adalah menziarahi Ka'bah, melakukan thawaf di sekelilingnya, ber-sa'yu antara Shafa
dan Marwah dan mencukur atau menggunting rambut.
Syarat Wajib Haji, ada tujuh (7), yaitu: Islam, Balig{, Sehat akalnya, Merdeka,
Adanya bekal dan tempat yang diperlukan, Adanya kendaraan yang layak, Sepinya jalan
atau perjalanan aman. Wajib Haji, ada tiga (3), yaitu: Ih{ram dari mi>qa>t, Melempar tiga
jumrah (kubra, wust{a, dan aqabah), Mencukur. Rukun Haji, ada empat (4), yaitu: Ih{ram,
Wuqu>f di Arafah, T{awa>f di baitullah, Sa’i antara s{afa dan marwah. Sunnah Haji, ada
tujuh (7), yaitu: Ifra>d (mendahulukan haji daripada umrah), Talbiyyah, T{awa>f qudu>m,
Mabi>t di Muzdalifah, S{alat sunnah dua rakaat setelah t{awa>f, Mabit di Mina, T{awa>f
wada>’. Terdapat tiga macam, haji ifra>d, haji tamattu’ dan haji qi>ran.
Syarat Umrah, ada lima (5), yaitu: Islam, Baligh, Berakal, Merdeka, Mampu.
Wajib Umrah, ada dua (2), yaitu: Ih{ra>m dari Mi>qa>t, Menjaga dari keharaman-keharaman
ih{ra>m. Rukun Umrah, ada lima (5), yaitu: Ih{ra>m, T{awa>f, Sa’i, Mencukur, Tertib.

B. Kritik dan Saran


Kami sadar dalam makalah ini memiliki banyak kesalahan yang bisa ditemui.
Untuk itu, kami berharap adanya kritik dan saran yang dapat membangun dalam
penulisan makalah ini.

27
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Gus. 2018. Ensiklopedia Fiqih Haji dan Umrah. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Azzam, Abdul Aziz Muhammad dan Hawwas, Abdul Wahhab Sayyed. 2010. Fiqh Ibadah,
Jakarta:Amzah.
al-Fauzan, Saleh. 2009. Fiqih Sehari-hari. Jakarta: Gema Insani.

al-Ghozi>, Muhammad bin Qa>sim. Fathul Qari>b. Semarang: Pustaka ‘alawiyyah).


al-Husaini, Imam Taqiyuddi>n Abu Bakar bin Muhammad. Kifa>yatul Akhya>r. Da>ru H{aya>il
Kutubul ‘arabiyyah Indonesia.

ash-Shiddeqy,M. Hasbi. 2009. Pedoman Haji. Semarang: Pustaka Rizki Putra.

asy-Sya>thiri>, Sayyid Ahmad bin Umar. al-Ya>qu>t an-Nafi>s. Jakarta:Alharomain Jaya Indonesia.
Rasjid, Sulaiman. 1984. Fiqih Islam. Jakarta: Kurnia Esa Jakarta.

28

Anda mungkin juga menyukai