Nama: Nurhayani
NIM: 190103013
Rukun haji adalah suatu amalan (perbuatan) yang wajib dikerjakan oleh jamaah haji dalam
situasi dan kondisi apa pun. Tidak lah sah haji seseorang jika rukun-rukun yang ditetapkan
didalamnya ada yang tidak dikerjakan. Para ulama terdahulu (Syafi'i, Hambali, Maliki, dan
Hanafi) terdapat perbedaan pendapat ketika menyebutkan atau menetapkan rukun haji. Lantas
apa saja rukun haji menurut para ulama terdahulu? Berikut penjelesannya:
Hukum Umroh
Umrah adalah ibadah umat Islam yang memiliki banyak keutamaan didalamnya. Bagi
masyarakat Indonesia yang mayoritas pemeluk agama Islam tentu sudah tidak asing lagi dengan
Ibadah yang satu ini, karena ritual utamanya memilki kesamaan dengan ibadah haji.
Hukum Umroh Menurut Mazhab Hanafi dan Maliki Mahzhab Hanafi dan Maliki
sependapat hukum umroh adalah sunnah muakkad paling tidak satu kali dilakukan dalam
seumur hidup. Mazhab Hanafi dan Maliki perpendapat demikian merujuk hadits Jabir r.a.
dibawah ini, ia berkata, yang artinya:
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya mengenai ‘umroh, wajib ataukah sunnah.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Tidak. Jika engkau berumroh maka itu afdhol.”
(HR. Tirmidzi no. 931, kata Syaikh Al Albani sanad hadits ini dho’if)
Dalam riwayat hadits Tholhah bin ‘Ubaidillah radhiyallahu ‘anhu, yang artinya:
“Haji itu jihad dan ‘umroh itu tathowwu’ (dianjurkan).”
(HR. Ibnu Majah no. 2989, hadits ini dho’if sebagaimana kata Syaikh Al Albani)
Hukum Umroh Menurut Mazhab Syafii dan Hambali Mazhab Syafii dan Mazhab
Hambali sependapat hukum umroh itu wajib dilakukan sekali semasa hidup bagi yang
mampu. Pendapat ini merujuk QS. Al-Bakarah:196.
Yang artinya; “Dan sempurnakanlah ibadah haji dan ‘umrah karena Allah.” (QS. Al-
Bakarah:196) Ayat diatas sangat jelas mengandung kata perintah, sehingga menujukan bahwah
hukum mengerjakan umroh dan haji adalah wajib. Untuk memperkuat pendapat imam mazhab
Syafii dan Hambali terdapat hadits lain dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha,
yang artinya; “Wahai Rasulullah, apakah wanita juga wajib berjihad?” Beliau shallallahu ‘alaihi
wa sallam menjawab, “Iya. Dia wajib berjihad tanpa ada peperangan di dalamnya, yaitu dengan
haji dan ‘umroh.” (HR. Ibnu Majah no. 2901, hadits ini shahih sebagaimana kata Syaikh Al
Albani).