Anda di halaman 1dari 37

‫بسم اهلل الرحمن الرحيم‬

‫تعريف الحج والعمرة‬


1. Hakekat Haji dan Umrah
Pengertian Haji dan Umroh
Haji secara bahasa berarti menyengaja, sedangkan
menurut syariat: menyengaja mengunjungi baitullah
untuk melakukan beberapa amalan tertentu pada
waktu tertentu, menurut syarat2 yang ditentukan
oleh syara’ semata-mata mencari ridho Allah swt.
Umroh menurut bahasa artinya berkunjung.
Menurut istilah adalah berkunjung ke Baitulloh
untuk melaksanakan nusuk (ibadah)
• Dalil diwajibkannya haji bagi setiap muslim yg
memang benar telah berkemampuan
melaksanakannya:
ِ ‫اس ِحجُّ ْٱلبَ ْي‬
‫ت َم ِن ٱ ْستَطَا َع إِلَ ْي ِه َسبِياًل‬ ِ َّ ‫ن‬ ‫ٱل‬ ‫ى‬َ ‫ل‬‫ع‬َ ِ ‫هَّلِل‬‫َو‬
“….mengerjakan haji adalah kewajiban manusia
terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup
mengadakan perjalanan ke Baitullah….” (QS. Ali
Imron: 97)
Hukum haji dan umroh
- Melaksanakan ibadah haji hukumnya wajib dan menjadi
salah satu rukun Islam. Diwajibkan sekali seumur hidup
bagi yang mampu melaksanakannya dan fardhu kifayah
atas kaum muslimin setiap tahun.
- Hukum Umroh adalah fardlu ‘ain atas tiap orang laki-laki
ataupun perempuan, sekali seumur hidup, seperti haji.
Dalil:
ِ ‫َوأَتِ ُّموا ْال َح َّج َو ْال ُع ْم َرةَ هلِل‬
“Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umroh karena
Allah” (QS. Al Baqarah: 196)
Miqat
Miqat secara bahasa berarti batasan/ketentuan
Secara syariat yaitu tempat melakukan ibadah
atau waktu melakukannya.
Dalam ibadah haji ada 2 miqat: zamaniyah dan
makaniyah
Miqat zamaniyah/ketentuan waktu pelaksanaan
haji yaitu pada bulan2 tertentu: syawal, dzul
qo’dah, dan dzul hijjah
Miqot makani (ketentuan tempat)
a. Mekah, ialah tempat ihrom orang yang tinggal
di Mekah. Berarti orang yang tinggal di Mekah
hendaklah ihram dari rumah masing-masing
b. Dzul hulaifah, ialah tempat ihrom orang yang
datang dari arah Madinah dan negeri2 yang
sejajar dengan Madinah
c. Juhfah, ialah tempat miqat orang yang datang
dari Syam, Mesir, Magribi dan negeri2 yang
sejajar dg negeri2 tsb
d. Yalamlam, ialah tempat ihrom orang yang
datang dari arah Yaman, India, Indonesia, dan
negeri2 yang sejajar dg negeri2 tsb
e. Qarnul Manazil, tempat ihrom orang yang
datang dari arah Najdil-Yaman dan Najdil-Hijaz
serta negeri2 yang sejajar dg negeri2 tsb
f. Zatu irqin, untuk orang yang datang dari Irak
dan yang sejajar dengannya
2. Tiga Cara Pelaksanaan Haji dan Umroh

Cara mengerjakan haji dan umroh ada 3:


1. Ifrad: yaitu ihrom untuk haji saja dahulu dari miqotnya,
terus diselesaikan amalan haji, kemudian ihrom untuk
umroh, serta terus mengerjakan segala urusannya.
Dikerjakan satu-satu dan didahulukannya haji.
2. Tamattau’: yaitu mendahulukan umroh daripada haji
dalam waktu haji. Caranya: ihram pertama untuk umroh
dari miqat negerinya, diselesaikan semua urusan
umroh, kemudian ihrom lagi dari Makkah untuk haji
3. Qiron: yaitu dikerjakan bersama-sama
(serentak). Caranya: seseorang melakukan
ihram untuk keduanya pada waktu ihrom
haji, dan mengerjakan sekalian urusan haji.
Urusan umroh dengan sendirinya termasuk
dalam pekerjaan haji.
3. Syarat dan Rukun Haji/Umroh
Syarat wajib haji ada 5:
a. Islam d. Merdeka
b. Berakal e. Mampu
c. Baligh
- Orang lemah yang tidak kuat pergi mengerjakan haji
karena sudah tua atau lemah karena penyakit yang
dideritanya, kalau ia mampu membayar ongkos kepada
orang yang akan mengerjakan hajinya, maka ia wajib haji
- Anak-anak yang belum baligh dan budak, keduanya sah
mengerjakan haji dan umroh. Amal keduanya menjadi
amal sunah. Apabila anak sudah sampai umur atau budak
sudah merdeka, maka keduanya wajib haji kembali.
Rukun haji
• Ihram
• Wukuf di Arafah
• Thawaf  Ifadlah
• Sa’i
• Memotong rambut / Tahallul
• Tertib
1. Yang dimaksud dengan ihram adalah niatan untuk
masuk dalam manasik haji.
Wajib ihram mencakup:
a. Ihram dari miqot.
b. Tidak memakai pakaian berjahit (yang menunjukkan lekuk
badan atau anggota tubuh). Laki-laki tidak diperkenankan
memakai baju, jubah, mantel, imamah, penutup kepala,
khuf atau sepatu. Wanita tidak diperkenankan memakai
niqob (penutup wajah) dan sarung tangan.
c. Bertalbiyah.
Sunnah ihram:
a. Mandi.
b. Memakai wewangian di badan.
c. Memotong bulu kemaluan, bulu ketiak, memendekkan kumis,
memotong kuku sehingga dalam keadaan ihram tidak perlu
membersihkan hal-hal tadi, apalagi itu terlarang saat ihram.
d. Memakai izar (sarung) dan rida’ (kain atasan) yang berwarna
putih bersih dan memakai sandal. Sedangkan wanita memakai
pakaian apa saja yang ia sukai, tidak mesti warna tertentu,
asalkan tidak menyerupai pakaian pria dan tidak menimbulkan
fitnah.
e. Berniat ihram setelah shalat.
f. Memperbanyak bacaan talbiyah.
Lafazh talbiyah:
‫ك‬ ِّ ‫إِ َّن احلَ ْم َد َو‬.‫ك‬
َ َ‫الن ْع َمةَ ل‬ َ ‫ك لََّبْي‬ َ ْ‫ك اَل َش ِري‬
َ َ‫ك ل‬ َ ‫ك اللَّ ُه َّم لََّبْي‬
َ ‫لََّبْي‬.‫ك‬ َ ‫• لََّبْي‬
‫ك‬ َ َ‫ك ل‬ َ ْ‫الَ َش ِري‬.‫ك‬ ُ ‫َوامل ْل‬
ُ
(Aku menjawab panggilan-Mu ya Allah, aku
menjawab panggilan-Mu, aku menjawab
panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu,  aku
menjawab panggilan-Mu. Sesungguhnya segala
pujian, kenikmatan dan kekuasaan hanya milik-
Mu, tiada sekutu bagi-Mu).
2. Thowaf adalah mengitari Ka’bah sebanyak tujuh kali.
Syarat-syarat thowaf:
a. Berniat ketika melakukan thowaf.
b. Suci dari hadats (menurut pendapat mayoritas ulama).
c. Menutup aurat karena thowaf itu seperti shalat.
d. Thowaf dilakukan di dalam masjid walau jauh dari Ka’bah.
e. Ka’bah berada di sebelah kiri orang yang berthowaf.
f. Thowaf dilakukan sebanyak tujuh kali putaran.
g. Thowaf dilakukan berturut-turut tanpa ada selang jika
tidak ada hajat.
h. Memulai thowaf dari Hajar Aswad.
3. Sa’i adalah berjalan antara Shofa dan Marwah
dalam rangka ibadah
Syarat sa’i:
a. Niat.
b. Berurutan antara thowaf, lalu sa’i.
c. Dilakukan berturut-turut antara setiap putaran.
Namun jika ada sela waktu sebentar antara putaran,
maka tidak mengapa, apalagi jika benar-benar
butuh.
d. Menyempurnakan hingga tujuh kali putaran.
e. Dilakukan setelah melakukan thowaf yang shahih.
4. Yang dimaksud wukuf adalah hadir dan berada di
daerah mana saja di Arafah, walaupun dalam
keadaan tidur, sadar, berkendaraan, duduk,
berbaring atau berjalan, baik pula dalam keadaan
suci atau tidak suci (seperti haidh, nifas atau junub)
(Fiqih Sunnah, 1: 494). Waktu dikatakan wukuf di
Arafah adalah waktu mulai dari matahari tergelincir
(waktu zawal) pada hari Arafah (9 Dzulhijjah)
hingga waktu terbit fajar Shubuh (masuk waktu
Shubuh) pada hari nahr (10 Dzulhijjah)
• Rukun Umroh:
1. Ihram
2. Thawaf (mengelilingi ka’bah)
3. Sa’I antara shafa dan marwah
4. Bercukur (tahallul)
5. Mentertibkan rukun
• Wajib umroh:
1. Ihram dari tempat yang telah ditentukan
(miqot makani) sedangkan miqot zamani
tidak ditentukan
2. Menjauhkan diri dari segala yang diharamkan
bagi orang yang sedang melaksanakan umroh
atau haji
4. Hal-hal yang diharamkan pada saat ihram

Hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh orang yang


sudah memakai pakaian ihram dan sudah berniat
melakukan ibadah haji/umrah adalah:
1. Melakukan hubungan seksual atau apa pun yang
dapat mengarah pada perbuatan hubungan seksual
2. Melakukan perbuatan tercela dan maksiat
3. Bertengkar dengan orang lain
4. Memakai pakaian yang berjahit (bagi laki-laki)
5. Memakai wangi-wangian
6. Memakai khuff (kaus kaki atau sepatu yang
menutup mata kaki)
7. Melakukan akad nikah
8. Memotong kuku
9. Mencukur atau mencabut rambut
10.Memakai pakaian yang dicelup yang
mempunyai bau harum
11.Membunuh binatang buruan
12.Memakan daging binatang buruan
5. Hikmah Haji dan Umrah
1) Dengan melihat kondisi kota Mekah dan
Madinah yang merupakan suatu daerah yang
serba sulit akan menambah semangat dakwah di
daerah yang jauh lebih mudah dibandingkan di
Makah dan Madinah pada waktu Islam hadir.
2) Dengan ibadah haji akan didapat pelajaran
bahwa hakikatnya manusia itu satu dan
berkedudukan sama dan sederajat
3) Menambah kesadaran dan keinsyafan pada dirinya,
bahwa hanya dengan agama sajalah manusia dapat
digerakkan sedemikian rupa puncaknya.
4) Dengan beribadah haji secara ikhlas akan menjadi
pensucian diri secara maksimal, seperti bayi yang baru
lahir
Bersabda Rasulullah: “Barang siapa berhaji karena
Allah semata dengan tidak berbuat kotor, tidak pula
berkata yang jorok dan cabul, serta tida berbuat fasik,
pastilah ia pulang kembali sebagaimana anak yang
baru dilahirkan oleh ibunya”. (HR. Bukhari)
5) Ibadah haji yang dilaksanakan dengan
berbagai macam amalan yang khas
mengingatkan kembali terhadap berbagai
pengalaman Nabi Ibrahim, Ismail as dan Hajar
dalam rangka pengabdiannya kepada Allah swt

Anda mungkin juga menyukai