Anda di halaman 1dari 15

Bab

Haji &
Umrah
Part 4
Rukun & Sifat Haji
Rukun Haji
Rukun pertama: Ihram
Rukun haji yang pertama adalah ihram. Yang dimaksud dengan ihram adalah niatan untuk
masuk dalam manasik haji. Siapa yang meninggalkan niat ini, hajinya tidak sah.
 Wajib ihram mencakup:
1. Ihram dari miqot.
2. Tidak memakai pakaian berjahit (yang menunjukkan lekuk badan atau anggota tubuh).
Laki-laki tidak diperkenankan memakai baju, jubah, mantel, imamah, penutup kepala,
khuf atau sepatu (kecuali jika tidak mendapati khuf). Wanita tidak diperkenankan
memakai niqob (penutup wajah) dan sarung tangan.
3. Bertalbiyah.
Rukun Haji
Rukun kedua: Thowaf Ifadhoh (Thowaf Ziyaroh)
Thowaf adalah mengitari Ka’bah sebanyak tujuh kali.
 Syarat-syarat thowaf:
1. Berniat ketika melakukan thowaf.
2. Suci dari hadats (menurut pendapat mayoritas ulama).
3. Menutup aurat karena thowaf itu seperti shalat.
4. Thowaf dilakukan di dalam masjid walau jauh dari Ka’bah.
5. Ka’bah berada di sebelah kiri orang yang berthowaf.
6. Thowaf dilakukan sebanyak tujuh kali putaran.
7. Thowaf dilakukan berturut-turut tanpa ada selang jika tidak ada hajat.
8. Memulai thowaf dari Hajar Aswad.
Rukun Haji
Rukun ketiga: Sa’i
Sa’i adalah berjalan antara Shofa dan Marwah dalam rangka ibadah.
 Syarat sa’i:
1. Niat.
2. Berurutan antara thowaf, lalu sa’i.
3. Dilakukan berturut-turut antara setiap putaran. Namun jika ada sela waktu
sebentar antara putaran, maka tidak mengapa, apalagi jika benar-benar
butuh.
4. Menyempurnakan hingga tujuh kali putaran.
5. Dilakukan setelah melakukan thowaf yang shahih.
Rukun Haji
Rukun keempat: Wukuf di Arafah
Wukuf di Arafah adalah rukun haji yang paling penting. Siapa yang luput dari wukuf di
Arafah, hajinya tidak sah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫ْال َح ُّج َع َر َف ُة‬
“Haji adalah wukuf di Arafah.”
Yang dimaksud wukuf adalah hadir dan berada di daerah mana saja di Arafah, walaupun
dalam keadaan tidur, sadar, berkendaraan, duduk, berbaring atau berjalan, baik pula
dalam keadaan suci atau tidak suci (seperti haidh, nifas atau junub). Waktu dikatakan
wukuf di Arafah adalah waktu mulai dari matahari tergelincir (waktu zawal) pada hari
Arafah (9 Dzulhijjah) hingga waktu terbit fajar Shubuh (masuk waktu Shubuh) pada hari
nahr (10 Dzulhijjah).
‫الحج‬

Sifat Haji
Tanggal 8 Dzulhijjah (Hari Tarwiyah)
1. Pada waktu Dhuha, jamaah haji berihram dari tempat tinggalnya dengan niat
akan melaksanakan ibadah haji, ini bagi yang berniat haji tamattu’.  Sedangkan
bagi yang berniat haji ifrad dan qiron, ia tetap berihram dari awal.
2. Setelah berihram, wajib menjauhi segala larangan ihram.
3. Memperbanyak talbiyah.
4. Bertolak menuju Mina sambil bertalbiyah.
5. Melaksanakan shalat Zhuhur, ‘Ashar, Maghrib, ‘Isya’ dan Shubuh di Mina.
Shalat-shalat tersebut dikerjakan di waktunya masing-masing (tanpa dijamak)
dan shalat empat raka’at (Zhuhur, Ashar, dan Isya) diqoshor.
6. Mabit (bermalam) di Mina dan hukumnya sunnah.
7. Memperbanyak dzikir kala itu seperti dzikir pagi dan petang, juga dzikir lainnya.
Tanggal 9 Dzulhijjah (Hari Arafah)
1. Sesudah shalat Shubuh di Mina dan setelah matahari terbit, bertolak menuju
Arafah sambil bertalbiyah dan bertakbir.
2. Pada hari Arafah, yang disunnahkan bagi jama’ah haji adalah tidak berpuasa
sebagaimana contoh dari Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam.
3. Jika memungkinkan, sebelum wukuf di Arafah, turun sebentar di masjid
Namirah hingga masuk waktu Zhuhur.
4. Jika memungkinkan, mendengarkan khutbah di masjid Namirah, lalu
mengerjakan shalat Zhuhur dan Ashar dengan jamak taqdim dan diqashar
dengan satu adzan dan dua iqamah.
5. Setelah shalat Zhuhur, memasuki padang Arafah untuk melaksanakan wukuf.
6. Ketika wukuf, berupaya semaksimal mungkin untuk berkonsentrasi dalam do’a,
dzikir dan merendahkan diri kepada Allah.
Tanggal 9 Dzulhijjah (Hari Arafah)
7. Menghadap ke arah kiblat ketika berdo’a sambil mengangkat kedua
tangan dengan penuh kekhusyu’an.
8. Tidak keluar meninggalkan Arafah kecuali setelah matahari tenggelam.
9. Setelah matahari terbenam, bertolak menuju Muzdalifah dengan
penuh ketenangan.
10. Sampai di Muzdalifah, lakukan terlebih dahulu shalat Maghrib dan Isya’
dengan dijamak dan diqashar (shalat Maghrib 3 rakaat, sedangkan
shalat Isya’ 2 raka’at) dengan satu adzan dan dua iqamah.
11. Mabit di Muzdalifah dilakukan hingga terbit fajar. Adapun bagi kaum
lemah dan para wanita dibolehkan untuk berangkat ke Mina setelah
pertengahan malam.
Tanggal 10 Dzulhijjah (Hari Nahr atau Idul Adha)
1. Para jamaah haji harus shalat Shubuh di Muzdalifah, kecuali kaum lemah dan
para wanita yang telah bertolak dari Muzdalifah setelah pertengahan malam.
2. Setelah shalat Shubuh, menghadap ke arah kiblat, memuji Allah, bertakbir,
bertahlil, serta  berdo’a kepada Allah hingga langit kelihatan terang benderang.
3. Berangkat menuju Mina sebelum matahari terbit dengan penuh ketenangan
sambil bertalbiyah/ bertakbir.
4. Ketika tiba di lembah Muhasir, langkah dipercepat bila memungkinkan.
5. Menyiapkan batu untuk melempar jumroh yang diambil dari Muzdalifah atau
dari Mina.
6. Melempar jumroh ‘aqobah dengan tujuh batu kecil sambil membaca “Allahu
Akbar” pada setiap lemparan.
7. Setelah melempar jumroh ‘Aqobah berhenti bertalbiyah.
Tanggal 10 Dzulhijjah (Hari Nahr atau Idul Adha)
8. Bagi yang berhaji tamattu’ dan qiran, menyembelih hadyu setelah itu. Yang tidak mampu
menyembelih hadyu, maka diwajibkan berpuasa selama 10 hari: 3 hari pada masa haji dan
7 hari setelah kembali ke kampung halaman. Puasa pada tiga hari saat masa haji boleh
dilakukan pada hari-hari tasyrik (11, 12, dan 13 Dzulhijjah).
9. Mencukur rambut atau memendekkannya. Namun mencukur (gundul) itu lebih utama. Bagi
wanita, cukup menggunting rambutnya sepanjang satu ruas jari.
10. Jika telah melempar jumroh dan mencukur rambut, maka berarti telah tahallul awwal.
Ketika itu, halal segala larangan ihram kecuali yang berkaitan dengan wanita. Setelah
tahallul awwal boleh memakai pakaian bebas.
11. Menuju Makkah dan melaksanakan thawaf ifadhoh.
12. Melaksanakan sa’i haji antara Shafa dan Marwah bagi haji tamattu’ dan bagi haji qiron dan
ifrod yang belum melaksanakan sa’i haji. Namun jika sa’i haji telah dilaksanakan setelah
thawaf qudum, maka tidak perlu lagi melakukan sa’i setelah thawaf ifadhoh.
13. Dengan selesai thawaf ifadhoh berarti telah bertahallul secara sempurna (tahalluts tsani)
dan dibolehkan melaksanakan segala larangan ihram termasuk jima’ (hubungan intim
dengan istri).
Tanggal 11 Dzulhijjah (Hari Tasyrik)
1. Mabit di Mina pada sebagian besar malam.
2. Menjaga shalat lima waktu dengan diqashar (bagi shalat yang empat raka’at)
dan dikerjakan di waktunya masing-masing (tanpa dijamak).
3. Memperbanyak takbir pada setiap kondisi dan waktu.
4. Melempar jumroh yang tiga setelah matahari tergelincir, mulai dari jumroh ula
(shugro), jumroh wustho, dan jumroh kubro (aqobah).
5. Melempar setiap jumroh dengan tujuh batu kecil sambil membaca “Allahu
Akbar” pada setiap lemparan.
6. Termasuk yang disunnahkan ketika melempar adalah menjadikan posisi Makkah
berada di sebelah kiri dan Mina di sebelah kanan.
7. Setelah melempar jumroh ula dan wustho disunnahkan untuk berdoa dengan
menghadap ke arah kiblat. Namun, setelah melempar jumroh aqobah tidak
disunnahkan untuk berdo’a.
8. Mabit di Mina.
Tanggal 12 Dzulhijjah (Hari Tasyrik)

1. Melakukan amalan seperti hari ke-11.


2. Jika selesai melempar ketiga jumroh lalu ingin pulang ke negerinya,
maka dibolehkan, namun harus keluar Mina sebelum matahari
tenggelam. Kemudian setelah itu melakukan thawaf wada’. Keluar dari
Mina pada tanggal 12 Dzulhijjah disebut nafar awwal.
3. Bagi yang ingin menetap sampai tanggal 13 Dzulhijjah, berarti di
malamnya ia melakukan mabit seperti hari sebelumnya.
Tanggal 13 Dzulhijjah (Hari Tasyrik)
 
1. Melakukan amalan seperti hari ke-11 dan ke-12.
2. Setelah melempar jumroh sesudah matahari tergelincir, kemudian
bertolak meninggalkan Mina. Ini dinamakan nafar tsani.
3. Jika hendak kembali ke negeri asal, maka lakukanlah thawaf wada’
untuk meninggalkan Baitullah. Bagi wanita haidh dan nifas, mereka
diberi keringanan tidak melakukan thawaf wada’. Thawaf wada’ adalah
manasik terakhir setelah manasik lainnya selesai.
‫شكرا لكم‬
‫معهد اإلمام البخاري دمفو‬

Anda mungkin juga menyukai