Anda di halaman 1dari 5

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 7 TAHUN 2O2I

TENTANG KEMUDAHAN, PELINDUNGAN, DAN PEMBERDAYAAN KOPERASI


DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

MENGINGAT:

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2O2O tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2O2O Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
65731;

Inkubasi adalah

suatu proses pembinaan, pendarnpingan, dan pengcrnbangan yaltg diberikan tiien lcmbaS;a
inkubator kepada pcserta inkubasi

Paragraf I

Krriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Pasal 35)

(1) Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dikelompokkan berdasarkan kriteria modal usaha atau
hasil penjualan tahunan

(2) Kriteria modal usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan untuk pendirian atau
pendaftaran kegiatan usaha.

(3) Kriteria modal usaha sebagaimana. dimaksud pada ayat (2!.terdiri atas:

a. Usaha Mikro memiliki modal usaha sampai dengan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;

b. Usaha Kecil rnemiliki modal usaha lebih dari Rpl.000.000.0C0,00 (satu miliar rupiah) sampai

dengan paling banyak Rp5.000.000.O00,00(lima miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha

c. Usaha Menengah merniliki modal usaha lebih dari

Rp5.000.000.000,00 (lin:a miliar rupiah) sampai tlengan paling banyak Rpt 10.000.000.000,00

(sepuluh rniliar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
Kriteria hasil penjualan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) terdiri atas:

a. Usaha Mikro memiliki hasil penjualan tahunan

sampai dengan Paling banYak Rp2.00O.000.000,00 (dua miliar rupiah);

b. Usaha Kecil memiliki hasil penjualan tahunan

lebih dari Rp2.OO0.0OO.000,0O (dua miliar rupiah) sampai dengan Paling banYak

Rp15.0OO.000.O00,0O (lima belas miliar rupiah);

c. Usaha Menengah memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp15.000.O00.000,O0 (lima
belas miliar rupiah) sampai dengan paling banyak RpSO.0O0.00O.000,00 (lima puluh miliar
rupiah)

Paragraf 2
Perizinan Usaha Berbasis Risiko
Pasal 37
(1) Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam melakukan kegiatan usahanya harus memiliki
Perizinan Berusaha.

(21 Perizinan Berusaha untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah diberikan berdasarkan tingkat
risiko kegiatan usaha dalam bentuk:

a. nomor induk berusaha, untuk kegiatan usaha risiko rendah;

b. nomor induk berusaha dan sertifikat standar, untuk kegiatan usaha risiko menengah rendah

dan menengah tinggi; dan

c. nomor induk berusaha dan izin, untuk kegiatan usaha risiko tinggi

(3) Dalam Paragraf 4

Informasi Perizinan Berusaha

Pasal 47

Menteri menyampaikan informasi Perizinan Berusaha kepada Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah sebagai pemohon Perizinan Berusaha melalui sarana media publikasi daring atau
elektronik mengena
a. persyaratan yang harus dipenuhi oleh pemohon;

b. tata cara mengajukan permohonan izin usaha; dan

c. pembebasan biaya perizinan.

Bagian Kedua

Pelindungan Usaha Mikro dan Usaha Kecil

Paragraf 1

Penyediaan Layanan Bantuan dan Pendampingan Hukum bagi Usaha Mikro dan Usaha Kecil

Pasal 48

(1) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah wajib menyediakan layanan bantuan dan
pendampingan hukum kepada pelaku Usaha Mikro dan Usaha Kecil

(2) Layanan bantuan dan pendampingan hukum kepada pelaku Usaha Mikro dan Usaha Kecil
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dipungut biaya.

(3) Layanan bantuan dan pendampingan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. penyuluhan hukum;

b. konsultasi hukum;

c. mediasi;

d. penyusunanam hal kegiatan usaha yang dilakukan

Pemulihan Usaha Mikro dan Usaha l(ecil

Pas;al 53

(1) Dalam hal terjadi k,-rndisi darurat tertentu, Penrerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
mengupayakan pemulihan Usaha }likro dan Usaha Kecil meliputi

a. restrukturisasi kredit;

b; rekonstruksi usaha;

r.. bantuan permodalan; dan/atau

d. bantuan bentuk lain.


(2) Pernulihan usaha sehagairnana dimaksud pada ayat (1) diprioritaskan kepada usaha Mikro
dan Usaha kecil yang tercia.rrpak .untuk pemulihan perqkonomian masyarrakat Anggota
kelompok Usaha Mikro dan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Koperasi guna mewadahi
kegiatan terpadu.

(3) Pengelolaan terpadu Usaha Mikro dan Usaha Kecil sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan melalui:

a. pendiriarr/legalisasi;

b. pembiayaan;

c. penyediaan bahan baku;

d. proses produksi;

e. kurasi; dan

f. pemasaran produk Usaha Mikro dan Usaha Kecil melalui perdagangan elektronik/
nonelektronik pembiayaan berupa:.

1. meningkatkan akses pembiayaan bagi Usaha Mikro dan Usaha Kecil;

2. memberikan imbal jasa penjaminan dan subsidi bunga;

3. penjaminan kredit modal kerja;

4. penyaluran dana bergulir;

5. bantuan permodalan; dan

6. bentuk pembiayaan lain.

c. penyediaan bahan baku beruPa: )

1. membuka akses fenyediaan bahan baku

dan/atau bahan penolong; dan

2. memastikan ketersediaan bahan baku dan/atau

bahan penolong.
proses produksi berupa:

1. sarana dan prasarana:

a) penyediaan lahan dan bangunan untuk dirnanfaatkan sebagai lokasi proses produksi;

b) mesin dan peralatan'produksi; dan/atau

c) sarana penclukung lain.

2. Peningkatan. . peningkatan kompetensi sumber daya manusia:

a) pendidikan;

b) pelatihan;

c) magang; dan

d) pendampingan

3. fasilitasi standardisasi dan sertifikasi produk untuk ekspor meialui pelatihan dan
pendampingan berkelanjutan berdasarkan klaste

4. fasilitasi desain produk dan kemasan, pengembangan pencitraan produk, serta desain dan
konten toko online; dan

5. pembinaan dalam proses fabrikasi produk Usaha Mikro dan Usaha Kecil.

pemasaran produk Usaha Mikro dan Usaha Kecil melalui perdagangan elektronik/nonelektronik
berupa:

1. penyediaan tempat promosi dan pengembangan Usaha Mikro dan Usaha Kecil;

2. fasilitasi pameran dalam negeri dan luar negeri;

3. pengembangan kapasitas.togistik;

4. literasi digital dan nondigital; dan

5. pengernbangan aggregator bisnis online untuk membantu pemasaran dan penjualan secara
online.

Anda mungkin juga menyukai