PERENCANAAN PEMUTAKHIRAN DATA DAN PEMETAAN DIGITAL PBB-P2 CIKARANG BARAT KABUPATEN BEKASI
BAB II
TINJAUAN KEBIJAKAN
2.1 KEBIJAKAN KAWASAN INDUSTRI
2.1.1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN
2014 TENTANG PERINDUSTRIAN
Pembangunan nasional harus memberi manfaat sebesar-besarnya untuk
kesejahteraan rakyat dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur di
dalam Negara Republik Indonesia yang merdeka, bersatu dan berdaulat
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara epublik Indonesia Tahun
1945, yang diselenggarakan berdasarkan prinsip demokrasi ekonomi.
Pembangunan nasional dilaksanakan dengan memanfaatkan kekuatan dan
kemampuan sumber daya yang tangguh dan didukung oleh nilai-nilai budaya luhur
bangsa, guna mewujudkan kedaulatan, kemandirian dan ketahanan bangsa untuk
kepentingan nasional. Pembangunan nasional di bidang ekonomi dilaksanakan
untuk menciptakan struktur ekonomi yang mandiri, sehat dan kukuh dengan
menempatkan pembangunan Industri sebagai penggerak utama.
Globalisasi dan liberalisasi membawa dinamika perubahan yang sangat cepat dan
berdampak luas bagi perekonomian nasional. Di satu sisi pengaruh yang paling
dirasakan adalah terjadi persaingan yang semakin ketat dan di sisi lain membuka
peluang kolaborasi sehingga pembangunan Industri memerlukan berbagai
dukungan dalam bentuk perangkat kebijakan yang tepat, perencanaan yang
terpadu, dan pengelolaan yang efisien dengan memperhatikan prinsip-prinsip tata
kelola yang baik.
Pembangunan sektor Industri telah memiliki landasan hukum Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian sebagai penjabaran operasional
Undang-Undang Dasar 1945 khususnya Pasal 33. Namun, landasan hukum tersebut
sudah tidak memadai sehingga perlu diganti dengan undang-undang yang baru
guna mengantisipasi dinamika perubahan lingkungan strategis, baik yang bersifat
internal maupun eksternal.
Perubahan internal yang sangat berpengaruh adalah dengan diberlakukan Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah membawa
konsekuensi pergeseran peran dan misi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah
Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam perumusan dan pelaksanaan
kebijakan nasional di bidang pembangunan Industri. Perubahan eksternal yang
b. fasilitas pembebasan Pajak Pertambahan Nilai atas impor dan/ atau penyerahan
mesin dan peralatan pabrik yang merupakan satu kesatuan, baik dalam keadaan
terpasang maupun terlepas, yang digunakan secara langsung dalam proses
menghasilkan Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak yang
menghasilkan Barang Kena Pajak terse but, tidak termasuk suku cadang; dan/
atau
c. fasilitas pembebasan bea masuk atas impor mesin serta barang dan bahan yang
dilakukan oleh Perusahaan Industri di Kawasan Industri dan Perusahaan
Kawasan Industri yang melakukan kegiatan usaha · di bidang industri yang
menghasilkan barang dan/ atau jasa.
Pembebasan bea masuk atas mesin serta barang dan bahan dapat diberikan atas
mesin serta barang dan bahan yang berasal dari Kawasan Pelabuhan Bebas dan
Perdagangan Bebas, Kawasan Ekonomi Khusus, atau Tempat Penimbunan Berikat.
Pembebasan bea masuk diberikan sepanjang mesin serta barang dan bahan
tersebut memiliki kriteria sebagai berikut:
a. belum diproduksi di dalam negeri;
b. sudah diproduksi di dalam negeri namun belum memenuhi spesifikasi yang
dibutuhkan; atau
c. sudah diproduksi di dalam negeri namun jumlahnya belum mencukupi
kebutuhan industri, berdasarkan daftar mesm, barang dan bahan yang
ditetapkan oleh menteri yang bertanggungjawab di bidang perindustrian atau
pejabat yang ditunjuk, setelah berkoordinasi dengan instansi teknis yang terkait.
Dalam hal Perusahaan Industri di Kawasan Industri dan Perusahaan Kawasan
Industri diberikan fasilitas Pajak tidak dapat diberikan fasilitas Pajak Penghasilan.
Selain itu, dalam Perda Kab. Bekasi No. 12 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Tahun 2011-2031 terdapat rencana pengembangan transportasi
salah satunya sistem transportasi darat. Untuk sistem transportasi darat seperti
jalan bebas hambatan, jalan nasional, jaringan jalan provinsi, jaringan jalan
kabupaten, rencana pengembangan terminal penumpang Tipe A dengan alternative
lokasi di Kecamatan Cikarang Utara, Kecamatan Cikarang Barat, atau Kecamatan
Cikarang Selatan. Rencana pengembangan terminal tipe C di Kec. Tambun Utara,
Kec, Tarumajaya, Kec. Sukatani, dan Kec. Cibarusah dan lokasi lain yang
disesuaikan dengan kebutuhan.
setempat, kawasan rawan bencana, kawasan lindung geologi, serta kawasan rawan
gerakan tanah. Untuk lebih jelasnya mengenai kawasan lindung di Kabupaten
Bekasi dapat dilihat pada tabel berikut.
Kawasan Peruntukan
Pariwisata
Perumusan tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah Jawa Barat periode
2018- 2023 dilakukan melalui pendekatan teknokratik dan partisipatif yang holistik,
sebagai penjabaran visi dan misi Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023 dalam upaya
pencapaian arah kebijakan dan sasaran pokok RPJPD Provinsi Jawa Barat Tahun
2005-2025 periode berkenaan.
Indikasi pencapaian visi RPJPD Provinsi Jawa Barat Tahun 2005- 2025, ditandai
dengan:
1. Provinsi termaju dalam bidang penyelenggaraan pemerintahan yang bermutu,
akuntabel dan berbasis ilmu pengetahuan.
2. Provinsi termaju dalam bidang pengembangan masyarakat yang cerdas,
produktif dan berdaya saing tinggi (society development).
3. Provinsi termaju dalam bidang pengelolaan pertanian dan kelautan.
4. Provinsi termaju dalam bidang energi baru dan terbaharukan.
5. Provinsi termaju dalam bidang industri manufaktur, industri jasa dan industri
kreatif.
6. Provinsi termaju dalam bidang infrastruktur yang handal dan pengelolaan
lingkungan hidup yang berimbang untuk pembangunan berkelanjutan.
7. Provinsi termaju dalam bidang pengembangan budaya lokal dan menjadi
destinasi wisata dunia.
Setelah terdapat misi, maka akan dijabarkan kedalam tujuan dan sasaran sebagai
berikut:
Tabel 2. 5 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Dalam RPJMD
Misi Tujuan Sasaran
Misi I : Meningkatkan 1 Mewujudkan pelayanan 1 Terwujudnya sinergi dan
kinerja tata kelola prima yang responsif, efektivitas perencanaan,
pemerintahan yang profesional, transparan dan pelaksanaan, pengendalian dan
responsif, profesional, akuntabel secara cepat dan pengawasan pembangunan
transparan dan akurat serta menjamin kepastian batas
akuntabel wilayah dalam mewujudkan
pemerintahan yang akuntabel
dan kredibel
2 Meningkatnya integritas
dan profesionalitas ASN
3 Meningkatnya produktivitas
peternakan
2 Meningkatnya kualitas
lingkungan perumahan dan
kawasan permukiman
5 Terwujudnya penyediaan
lahan untuk pembangunan
bagi kepentingan umum
6 Terwujudnya pelayanan
transportasi yang berkualitas
Misi VIII : Mewujudkan 1 Meningkatkan kualitas sumber 1 Meningkatnya kualitas air dan
pengelolaan sumber daya daya alam dan lingkungan udara
alam dan lingkungan hidup
hidup yang berkelanjutan
2 Meninkatnya cakupan layanan
persampahan
3 Meningkatnya ketersediaan
ruang terbuka hijau