Anda di halaman 1dari 25

Puskesmas menyusun ,memelihara, melaksanakan, mengevaluasi

program tanggap darurat bencana internal dan eksternal


Versi 2019 ( Standar 1.4 / kriteria 1.4.4 )
Versi 2015 ( Standar 8.5/kriteria 8.5.3) Ir.Giarto
Dasar Hukum
 UU RI 24 th 2007 tentang Penanggulangan
Bencana
 PP RI 21 th 2007 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana
 KMK RI No 1105/MENKES/SK/IX/2007
tentang Pedoman Penanganan Medis
Korban Masal Akibat Bencana Kimia
 KMK RI No 165/MENKES/SK/XII/2005
tentang Pedoman Penanganan Bencana
Bidang Kesehatan
• KMK RI No HK.01.07/MENKES/413/2020
tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Covid-19.(*
BAHAYA (HAZARDS)

“Sumber terjadinya risiko akibat bencana”

“Merupakan suatu situasi ,tindakan, sakit penyakit,


atau kesemuanya yang berpotensi menciderai
manusia serta menimbulkan kerugian harta benda
maupun jiwa”.

Bahaya tidak dapat ditiadakan/dihilangkan,


tetapi dapat dihindari atau diminimalkan
atas dampak risikonya
1.Bahaya Listrik (Electrical Hazards) 5.Bahaya Biologi (Biological Hazards):
Bahaya yang diakibatkan listrik. Bahaya yang berasal dari hewan atau mikro
2.Bahaya Mekanik (Mechanical Hazards): organisme tak kasat mata.
Bahaya yang berasal dan diakibatkan proses 6.Bahaya Psikososial (Psychosocial Hazards)
mekanis ,misal: mesin, benda bergerak. Bahaya yang berasal dari konflik batin dengan
3.Bahaya Fisik (Physical Hazards): lingkungan , situasi, tempat kerja,fasilitas
Bahaya yang berasal dari situasi dan sifat fisik sehingga menimbulkan efek efek buruk secara
suatu obyek yang mampu memicu terjadinya psikis.
kecelakaan, misal: kebisingan, getaran , radiasi 7.Bahaya Ergonomi (Ergonomic Hazards)
4.Bahaya Kimia (Chemical Hazards): Bahaya yang berasal dari tidak sesuainya
Bahaya yang berasal dari bahan bahan dan desain perlengkapan /proses kerja dengan
reaksi kimia, baik padat, cair dan gas. sikap posisi aman dan nyaman tubuh selama
kerja misal :posisi duduk, cara mengangkat . 5
VULNERABILITY/Kerentanan :
• Adalah keadaan atau kondisi tidak siap sehingga dapat
berakibat melemahkan kemampuan saat menghadapi bahaya
dan ancaman bencana.

HAZARDS
HAZARDS VULNERABILITY

• Ketidak mampuan suatu sistim, komunitas atau masyarakat


yang terpapar bahaya untuk melawan, menyerap, adaptasi dan
pulih dari dampak bencana

Semakin besar kerentanan berarti makin besar pula


dampak risiko akibat bencana.
RISK : Potensial kerugian yang ditimbulkan akibat
bencana

VULNERABILITY
HAZARDS
HAZARDS RISK
HAZARDS

HAZARDS

VULNERABILITY
BENCANA
Adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan baik
oleh faktor alam, faktor non alam maupun
faktor manusia ( sosial )
Sehingga mengakibatkan timbul korban jiwa
manusia,kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda dan dampak psikologis.

SUMBER BENCANA :
- internal
- eksternal
REHABILITASI
- Rencana
REKONTRUKSI MITIGASI

Rencana
KONTINJENSI

AKTIVASI
EVAKUASI
RENKON
10
REHABILITASI
- Rencana
REKONTRUKSI MITIGASI

Rencana
KONTINJENSI

AKTIVASI
EVAKUASI
RENKON
11
Rencana
MITIGASI

Rencana  Dibuat dan dilaksanakan pada saat fase normal


KONTIJENSI  Sifat rencana pra kiraan umum
 Titik berat kegiatan pada upaya meminimalkan risiko, dampak dengan

AKTIVASI
melakukan “upaya mitigasi”
RENKON  Perencanaan untuk segala kemungkinan beberapa ancaman bahaya (multi-
hazard)
 Sumberdaya yg dibutuhkan masih berada pada tahap inventarisasi.
EVAKUASI
Referensi: Peraturan Kepala BNPB No 4 th 2008 tentang
“Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana”
REHABILITASI *
-
REKONTRUKSI 12
Rencana Upaya mitigasi
MITIGASI
Adalah upaya untuk mengurangi/meminimalkan risiko bencana
Rencana • Mitigasi struktural:
KONTIJENSI - Rekayasa prasarana bangunan dan fasilitas sehingga lebih tahan bencana.
- Melengkapi sarana penunjang tanggap bencana ,evakuasi,komunikasi,
transpotasi dsb
AKTIVASI • Mitigasi non struktural:
RENKON - Regulasi regulasi, Kebijakan, Pedoman, Panduan SOP terkait penanggulangan
bencana.
- Kerjasama dengan lembaga lembaga swasta/pemerintah/ masyarakat.
EVAKUASI - Sosialisasi, edukasi keseluruh staf dan karyawan Puskesmas,
- Mengadakan pelatihan dan simulasi penanganan bencana.
REHABILITASI - Programkan “Manajemen Konflik”
-
REKONTRUKSI 13
Rencana
MITIGASI SIAGA BENCANA
• Dibuat sebelum kedaruratan/kejadian bencana
Rencana • Sifat rencana terukur
KONTIJENSI • Cakupan kegiatan spesifik, titik berat kegiatan untuk
menghadapi keadaan darurat
AKTIVASI • Tiap perencanaan digunakan untuk 1 (satu) jenis ancaman
RENKON
(single hazard)
• Pelaku yang terlibat terbatas pada pihak pihak yang ber
EVAKUASI peran pada penanggulangan satu jenis itu saja.
• Mempunyai jangka/kurun waktu tertentu
REHABILITASI • Sumberdaya yang dibutuhkan pada tahapan ini bersifat
-
REKONTRUKSI “penyiapan” 14
Rencana
MITIGASI

Rencana
KONTIJENSI

Apabila bencana benar terjadi, rencana kontinjensi menjadi


AKTIVASI
RENKON Operasional tanggap darurat bencana (Evakuasi)
setelah melalui tahapan kaji cepat
EVAKUASI

REHABILITASI
-
REKONTRUKSI 15
Rencana
MITIGASI Operasional Tanggap Darurat
Rencana
KONTIJENSI • Merupakan rencana tindak lanjut dari rencana kontinjensi
setelah melalui kaji cepat
AKTIVASI • Sifat perencanaan spesifik
RENKON • Titik berat perencanaan pada operasional tanggap darurat
• Perencanaan pengerahan sumber daya untuk proses
EVAKUASI
mendukung pelaksanaan operasi tanggap darurat
• Seluruh sumberdaya yang diperlukan ada pada tahap
REHABILITASI
“pengerahan/mobilisasi”
-
REKONTRUKSI 16
Rencana
MITIGASI
Pemulihan
• Dibuat pada tahapan pasca bencana
Rencana • Sifat perencanaan tergantung pada dampak bencana
KONTIJENSI • Cakupan kegiatan pada rehabilitasi dan rekontruksi
• Fokus kegiatan beragam (fisik,sosial,psikis dan ekonomi)
AKTIVASI • Yang terlibat hanya pihak pihak dalam pelaksanaan
RENKON rehabilitasi dan rekontruksi
• Perencanaan dapat perencanaan jangka pendek ,
EVAKUASI menengah atau panjang,tergantung besar dan luasnya
area dampak akibat bencana
REHABILITASI • Sumberdaya diperlukan pada tahap “aplikasi pelaksanaan
-
REKONTRUKSI
kegiatan pembangunan “ 17
Program tanggap darurat bencana untuk bencana internal dan
eksternal meliputi :

1. Identifikasi jenis bahaya, kemungkinan dan dampak


bencana yang mungkin terjadi (HVA) / Identifikasi risiko
2. Rencana dan strategi komunikasi bila terjadi bencana.
3. Manajemen sumberdaya melalui perencanaan ,
pelaksanaan pelatihan, dan simulasi serta debriefing
4. Perencanaan penyediaan pelayanan dan alternatifnya
5. Identifikasi peran dan tanggung jawab tiap karyawan,
dan program manajemen Konflik.

18
“Gunakan HVA Tools"

Proses refleksi hasil evaluasi dari suatu pelatihan/


simulasi .
(HVA) / Identifikasi risiko Kegiatan berupa diskusi yang dibimbingoleh fasilitator.

Tujuan: Sebagai instropeksi perorangan maupun tim


agar kesalahan yang dilakukan pada saat pelatihan
debriefing menjadi catatan untuk perbaikan.

Pengelolaan terhadap perselisihan/pertentangan


dikarenakan adanya beda kepentingan, beda
pendapat beda tujuan disaat penanganan bencana.
manajemen Konflik.
Tujuan: memperjelas informasi, komunikasi dan
operasional penanganan bencana kepada seluruh
komponen /lintas sektoral yang terlibat
19
Sebagai implementasi atas UU RI No 24 th 2007
Program , kebijakan dan SOP
yang sudah ditetapkan Mengukur respon time:
evakuasi ,pemberian pelayan-
an dan bantuan medis
Identifikasi fasilitas yang perlu
perbaikan/penambahan untuk
menghadapi darurat bencana
Mengukur kinerja dan koordinasi
Meningkatkan kemampuan seluruh komponen
staf dan karyawan menghadapi
bencana

TUJUAN
20
JENIS
21
Diprogramkan dan dilaksanakan
minimal setahun sekali
Diikuti seluruh staf dan karyawan
FKTP serta Komunitas secara luas
Lakukan Evaluasi seusai simulasi

Lakukan Debriefing dari hasil


Evaluasi
Dokumentasikan
22
Pendidikan
dan
pelatihan
Pelaksanaan
kegiatan Mon Ev

Penanggung
Jawab Dokumentasi
kegiatan
Program
Penanggulangan
Bencana
Perencanaan
pelaksanaan RTL

23
25

Anda mungkin juga menyukai