Anda di halaman 1dari 17

RANCANGAN FORMULA FTS SEMI PADAT

SEDIAAN LARUTAN SIRUP

A. FORMULA ASLI
R/ Paracetamol

B. RANCANGAN FORMULA
Dibuat 100ml sirup, tiap 10ml mengandung:
Paracetamol 5,6%
PEG 6000 22,2%
Gliserin 5,6%
Sukrosa 59,9%
Propilen glikol 0,008%
Asam sitrat Monohidrat 0,12%
Aquadest ad 100%

C. MASTER FORMULA
Nama Produk : STEMOLOL
Jumlah Produk : 100 botol
Tanggal Formulasi : 21 Desember 2020
Tanggal Produksi : 21 Desember 2022
Nomor Registrasi : DBL2015512037A1
No. Batch : A122032

Keterangan Nomor Registrasi

Digit Keterangan
Digit 1 (huruf) D = obat dengan nama dagang
Digit 2 (huruf) B = Golongan Obat bebas
Digit 3 (huruf) L = Produk local
Digit 4-5 20 = Tahun persetujuan obat
Digit 6-8 155 = Nomor pabrik yang ke-173
Digit 9-11 120 = nomor yang disetujuidari pabrik
Digit 12-13 37 = bentuk sediaan obat
Digit 14 A = kekuatan obat jadi yang pertama disetujui
Digit 15 1 = kemasan utama

Keterangan Nomor Batch

Digit Keterangan
Digit 1 (huruf) A = Kode Produk
Digit 2-3 12 = Bulan Pembuatan
Digit 4-5 20 = Tahun Pembuatan
Digit 6-7 37 = Kode Bentuk Sediaan

Dibuat Oleh : BISAFARMA

Kode
Nama Bahan Fungsi Konsentrasi
Bahan

FAR001 Paracetamol Zat aktif 5,6%

FAR002 PEG 6000 Solubilizer 22,2%

Pengencer dan
FAR003 Gliserin 5,6%
Pemanis

FAR004 Sukrosa Agen Pemanis 59,9%

FAR005 Propilen Glikol Pengawet 0,008%

FAR006 Asam sitrat Monohidrat Pengubah PH 0,12%

FAR007 Aquadest pengencer ad 100%


D. ALASAN PEMILIHAN BENTUK SEDIAAN
1. Menurut pharmaceutical compounding and dispensing 2nd edition (Marriot, dkk 2010 : 103)
- Obat segera tersedia untuk diabsorpsi
- Penentuan dosis/takaran yang fleksibel
- Dapat dibentuk dalam berbagai rute pemberian
- Tidak perlu untuk mengocok wadah/kemasan
- Membantu dalam kasus kesulitan menelan
2. Menurut Pharmaceutics dosage form and design (jones, 2008 : 2)
- Zat terapeutik dapat dengan mudah diberikan secara oral pada pasien yang sulit
menelan
- Zat terapeutik dilarutkan dalam formulasi dan akibatnya segera diabsorpsi. Persediaan
obat tidak mengendap dalam saluran gastrointestinal, bioavaibilitas, larutan, lebih besar
daripada bentuk sediaan padat oral
- Penentuan rasa dari zat terapeutik yang pahit dapat segera diterima.

3. Menurut handbook of pharmaceutical manufacturing formulation liquid product vol. three


second edition
- Formulasi bentuk sediaan larutan memberikan banyak keuntungan mulai dari
kemudahan dosis, mudah dalam pemberian (mudah ditelan) dan memungkinkan system
penghantaran obat yang inovatif
4. Menurut (Pratimasari, D. & Novena Y. L., 2018) dalam Jurnalnya “Optimasi Zat Warna
Bunga Telang (Clitoria Ternatea) Sebagai Pewarna Alami Pada Sirup Parasetamol”
dijelaskan Sirup merupakan sediaan farmasetis yang berbentuk larutan oral yang
mengandung sukrosa atau gula lain yang berkadar tinggi yaitu antara 64-66%.sehingga dapat
menutupi rasa pahit dari zat aktif obat, dan memudahkan untuk pasien yang sulit menelan.
Rasa yang manis dari sediaan sirup menyebabkan sediaan ini banyak digunakan untuk
memformulasi obat yang ditujukan untuk anak-anak.

E. ALASAN PEMILIHAN ZAT AKTIF


1. Parasetamol dipilih karena parasetamol merupakan obat analgesik dan antipiretik yang
populer digunakan.
2. Parasetamol memiliki tingkat keamanan yang baik jika digunakan pada hampir semua
rentang usia.
3. Parasetamol memiliki kelarutan yang rendah dalam air, sehingga perlu adanya penambahan
co solven agar parasetamol yang berada dalam sirup dapat larut sempurna.
(Pratimasari, D. & Novena Y. L., 2018).

F. ALASAN PEMILIHAN ZAT TAMBAHAN

1. Aquades dipilih karena merupakan pelarut yang jauh lebih baik dibandingkan hampir
semua cairan yang umum dijumpai. Senyawa yang segera melarut di dalam aquades
mencakup berbagai senyawa organik netral yang mempunyai gugus fungsional polar
seperti gula alkohol, aldehida, dan keton.

2. Sukrosa merupakan senyawa kimia yang memilki rasa manis, berwarna putih dan larut
dalam air. Fungsi utama sukrosa sebagai pemanis mengandung peranan yang penting
karena dapat meningkatkan penerimaan rasa dari suatu larutan. (Pratama., S.B., dkk.,
2012 )

sukrosa berfungsi sebagai pemanis, pembentuk tekstur, pengawet, pembentuk cita rasa,
sebagai substrat bagi mikroba dalam proses fermentasi, bahan pengisi dan pelarut.
(Jaldin., A., Dkk , 2019).

3. Propilen glikol
Fungsi dari propilen glikol antara lain sebagai pengawet antimikroba; desinfektan;
humektan; pemlastis; pelarut; zat penstabil; cosolvent yang larut dalam air. Propilen
glikol telah digunakan secara luas sebagai pelarut, ekstraktan, dan pengawet dalam
berbagai formulasi farmasi parenteral dan nonparenteral. Ini adalah pelarut umum yang
lebih baik daripada gliserin dan melarutkan berbagai macam bahan, seperti
kortikosteroid, fenol, obat sulfa, barbiturat, vitamin (A dan D), sebagian besar alkaloid,
dan banyak anestesi local (Rowe, 2009).

4. Polytilen glikol (PEG) 6000


PEG 6000 berfungsi sebagai dasar salep; pemlastis; pelarut; dasar supositoria;
pelumas tablet dan kapsul. Polyethylene glycols (PEGs) banyak digunakan dalam
berbagai formulasi farmasi, termasuk preparat parenteral, topikal, ophthalmic, oral, dan
rektal. Polietilen glikol telah digunakan secara eksperimental dalam matriks polimer
yang dapat terurai secara hayati yang digunakan dalam sistem pelepasan terkontrol.
Kadar polietilen glikol dengan berat molekul 6000 ke atas dapat digunakan sebagai
pelumas, terutama untuk tablet yang dapat larut. Tindakan pelumas tidak sebaik
magnesium stearat, dan kelengketan dapat berkembang jika bahan menjadi terlalu
hangat selama kompresi. Efek anti-perekat juga diberikan, sekali lagi untuk
menghindari panas berlebih. Polietilen glikol telah digunakan dalam pembuatan
hidrogel uretan, yang digunakan sebagai agen pelepas terkontrol. Polietilen glikol juga
telah digunakan dalam sarat insulin mikro-partikel untuk pengiriman oral insulin
(Rowe, 2009).

5. Asam sitrat Monohidrat


Asam sitrat Monohidrat berfungsi sebagai agen pengasaman; antioksidan; agen
penyangga; zat pengkelat, penambah rasa; pengawet. Asam sitrat (baik sebagai bahan
monohidrat atau anhidrat) banyak digunakan dalam formulasi farmasi dan produk
makanan, terutama untuk mengatur pH larutan. Ini juga telah digunakan secara
eksperimental untuk mengatur pH matriks tablet dalam formulasi berlapis enterik untuk
pengiriman obat spesifik kolon. Asam sitrat monohidrat digunakan dalam pembuatan
butiran effervescent, sedangkan asam sitrat anhidrat banyak digunakan dalam
pembuatan tablet effervescent. asam sitrat digunakan sebagai penambah rasa karena
rasanya yang asam dan asam. Asam sitrat monohidrat digunakan sebagai agen
sekuestrasi dan sinergis antioksidan. Ini juga merupakan komponen larutan
antikoagulan sitrat. Secara terapeutik, sediaan yang mengandung asam sitrat telah
digunakan untuk melarutkan batu ginjal (Rowe, 2009).

6. Gliserin
Gliserin digunakan sebagai pelarut, zat pemanis, pengawet antimikroba, dan zat
peningkat viskositas (Rowe, 2009 : 283).
G. URAIAN OBAT
PARACETAMOL (Team Medical Mini Note., 2019)
Indikasi : Nyeri ringan sampai sedang, demam.
Kontra Indikasi : Hipersensitif , gangguan hati.
Perhatian : Gangguan fungsi hati, ginjal, ketergantungan alkohol.
Efek Samping : Reaksi alergi, ruam kulit berupa eritema atau urtikaria, kelainan
darah, hipotensi, kerusakan hati.
Dosis : Dosis Umum:
Dewasa: 500mg – 1000mg per hari. Diberikan tiap 4 – 6 jam.
Maksimum 4g per hari.
Anak <12 tahun: 10mg/kgBB/kali (bila ikterik : 5mg/kgBB/kali)
diberikan tiap 4 – 6 jam. Maksimum 4 dosis sehari.

H. URAIAN BAHAN
1. Paracetamol (Martindale, 2009 : 108)
Nama Resmi : Acetaminophen
Nama Lain : Parasetamol
Rm/Bm : C8H9NO2/151,2 g/mol
Rumus struktur :

Pemerian : Bubuk Kristal berwarna putih atau hamper putih.


Kelarutan : Sedikit larut dalam air, larut bebas dalam alkohol; sangat sedikit larut
dalam dikloronetana
Penyimpanan : Dalam wadah kedap udara
Kegunaan : Analgetikum, antipiretikum
2. Polietilen glikol 6000 (DITJEN POM : 1979 : 506)
Nama Lain : Polyaethylen glycolum-6000
Nama Lain : Polietilen glikol 6000
Rm/Bm : H(O-CH2-CH2)Noh/7000 sampai 9000 g/mol
Rumus Struktur :
Pemerian : kelarutan memenuhi syarat yang tertera pada polyaethylen glycolum-
4000
Kegunaan : Memenuhi syarat yang tertera pada polyaethylen glycolum-4000

3. Gliserin (Rowe, 2006 : 283)


Nama Resmi : GLYCERIN
Nama Lain : Gliserin
Rm/Bm : C3H8O3/92,09 g/mol
Rumus struktur :

Pemerian : Cairan tidak berwarna, tidak berbau, kental ; higrpskopis, rasanya manis,
kira-kira 0,6 kali lebih manis dari sukrosa,
Kelarutan : Sedikit larut dalam aseton, praktis tidak larut dalam benzene, praktis
tidak larut dalam klorofom, larut dalam etanol (95%), larut dalam 1 dari
500 eter, larut dalam 1 dari 11 etilasetat, larut dalam methanol, praktis
tidak larut dalam minyak, larut dalam air
Penyimpanan : Disimpan dalam wadah kedap udara, di tempat sejuk dan kering
Kegunaan : Zat tambahan

4. Aquadest (Ditjen Pom 1979 : 96)


Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Air suling
Rm/bm : H2O/18,02 g/mol
Rumus struktur : H-O-H
Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa
Kelarutan : Larut dalam 50 bagian air dan dalam 16 bagianetanol (95%) P; sangat
sukar larut dalam kloroform P; praktis tidak larut dalam eter P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya
Kegunaan : Antihistaminikum
5. Sukrosa (Rowe,2006:744)
Nama Resmi :SACCHARUM
Nama Lain : Gula bit; gula tebu; a-D-glucopyranosyl-b-D-
fructofuranoside; gula halus; sakarosa; Gula.
Rumus Molekul : C12H22O11
Berat Molekul : 342.30 g/mol
Rumus Struktur :

Pemerian : Kristal tidak berwarna, sebagai massa atau


blokkristal, atau sebagai bubuk Kristal putih; tidak
berbau dan memiliki rasa manis.
Kelarutan : Kloroform Praktis tidak larut Etanol 1 dalam 400
Etanol (95%) 1 dalam 170 Propan-2-ol 1 dalam 400
Air 1 dalam 0,5 1 dalam 0,2 pada 1008C.
Inkompaktibilitas : Sukrosa bubuk dapat terkontaminasi dengan jejak
logamb erat, yang dapat menyebabkan
ketidakcocokan dengan bahan aktif, mis. Asam
askorbat. Sukrosa juga dapat terkontaminasi dengan
sulfitdari proses pemurnian. Dengan kandungan
sulfit yang tinggi, perubahan warna dapat terjadi
pada tablet yang dilapisi gula; untuk warna-warna
tertentu yang digunakan dalam pelapisan gula batas
maksimum untuk kandungan sulfit, dihitung
sebagai sulfur, adalah 1ppm. Dihadapan asam encer
atau pekat, sukrosa dihidrolisis atau dibalik menjadi
dekstrosa dan fruktosa (gula balik). Sukrosa dapat
menyerang penutup analuminium.
Kegunaan : Agen anticaking; glidant; tablet dan pengencer
kapsul; tablet dan pelumas kapsul.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup dengan baik
6. Asam Sitrat Monohidrat (Rowe, 2009 : 181)
Nama Resmi : CITRIC ACID MONOHYDRATE
Nama Lain : Asam sitrat monohidrat
Rm/Bm : C6H8O7H2O/210.14 g/mol
Rumus Struktur :

Pemerian : Kristal tidak berwarna atau tembus cahaya, ataus ebagai Kristal putih,
bubuk berkilau, tidak berbau dan memiliki asam kuat
Kelarutan : Larut 1 dalam 1,5 bagian etanol (955%) dan 1 bagian kurang dari bagian
air, sangat larut dalam eter
Penyimpanan : Di udara kering
Kegunaan : Zat tambahan

7. Propilen glikol (Rowe, 2009 : 592)


Nama Resmi : PROPYLENE GLYCOL
Nama Lain : Propilen glikol
Rm/Bm : C3H8O2/76,09 g/mol
Rumus struktur :

Pemerian : Cairan bening, tidak berwarna, kental, praktis tidak berbau,


dengan rasa manis, agak tajam yang menyerupai gliserin
Kelarutan : Dapat bercampur dengan aseton, kloroform, etanol (95%),
gliserin dan air, larut pada 1 dalam 6 bagian eter, tidak larut
dengan minyak mineral ringan atau minyak tetap, tetapi akan
melarutkan beberapa minyak esensial.
Penyimpanan : Pada kondisi dingin, stabil dalam satu wadah yang tertutup
dengan baik, tetapi pada suhu tinggi.

I. PERHITUNGAN
- Paracetamol = 250mg atau 0,25g
- PEG 6000 = 22,2%
= 22,2/100 x 22,5g
= 5gram atau 5000mg
- Gliserin = 5,6%
= 5,6/100 x 22,5g
= 1,26g atau 1260mg
- Sukrosa = 59,9%
= 59,9/100 x 25,032g
= 15g atau 15000mg
- Propilen glikol = 0.008%
= 0,008/100 x 25,032g
= 0,002g atau 2mg
- Asam sitrat monohidrat = 0,12%
= 0,12/100 x 25,032g
= 0,03 atau 30mg

J. METODE DAN PROSEDUR KERJA


Bagian I
1. Panaskan (PEG 6000) pada suhu 50 ° C dan tambahkan Paracetamol di dalamnya. Aduk
larutan selama 30 menit.

2. Panaskan Gliserin pada suhu 50 ° C lalu tambahkan larutan langkah 1 ((PEG 6000) - +
Parasetamol) sambil terus diaduk. Aduk larutan selama 20 menit. Solusi transparan akan
diperoleh

3. Panaskan air pada suhu 50 ° C dan aduk terus. Tambahkan larutan

4. Langkah 1 ((PEG 6000) + Parasetamol + Gliserin) secara perlahan ke dalam DM Water


sambil terus diaduk. Solusi transparan akan diperoleh.

Bagian II
5. Timbang sukrosa dengan akurat. Tambahkan sukrosa dalam air panas (65 ° C) diaduk
terus sampai larut

6. Saring larutan diatas melalui alat penyaring, biarkan filtrat diaduk

7. Tambahkan pengawet, pemanis di dalamnya sambil diaduk terus menerus selama 10


menit.
K. METODE PENGUJIAN
- Proses pembuatan sediaan sirup dibagi menjadi dua yaitu, cara pemanasan dan cara
agitasi. Apabila mnggunakan cara pemanasan,cepat merupakan salah satu kelebihan
dari pembuatan sirup dengan cara pemanasan. Cara agitasi dimaksudkan untuk
memberikan ruang kepada bahan-bahan pada proses agitasi (pengocokan), kelebihan
cara ini adalah tercapainya stabilitas maksimum dan digunakan untuk bahan yang tidak
stabil pemanasanya.
- Sifat fisika kimia sirup dapat dilihat viskositas, uji mudah tidaknya dituang, dan uji
intensitas warna. Viskositas atau kekentalan adalah suatu sifat cairan yang
berhubungan erat dengan hambatan untuk mengalir. Kekentalan didefinisikan sebagai
gaya yang diperlukan untuk menggerakkan secara berkesinambungan suatu permukaan
datar melewati permukaan antara lain dalam kondisi tertentu bila ruang diantara
permukaan tersebut diisi dengan cairan yang akan ditentukan kekentalannya. Untuk
menentukan kekentalan suhu zat uji yang diukur harus dikendalikan dengan tepat,
karena perubahan suhu yang kecil dapat menyebabkan perubahan kekentalan yang
berarti untuk pengukuran sediaan farmasi. Suhu dipertahankan dalam batas tidak lebih
dari 0.10C.
- Uji mudah tidaknya dituang adalah salah satu parameter kualitas sirup. Hal ini
berikatan erat dengan viskositas. Viskositas yang rendah menjadikan cairan akan
semakin mudah dituang dan sebaliknya. Sufat fisik ini digunakan untuk melihat
stabilitas sediaan cair selama penyimpanan. Besar kecilnya kadar suspending agent
berpengaruh terhadap kemudahan sirup untuk dituang. Kadar zat penstabil yang terlalu
besar dapat menyebabkan sirup kental dan susah dituang.
- Evaluasi sediaan sirup terdiri dari uji stabilitas fisik sirup, kimia sirup, mikrobiologi,
farmakologi, dan toksisitas. Uji fisik sirup meliputi uji volume sedimentasi, uji
viskositas, uji pH, dan uji organoleptis.
Evaluasi
1. Uji Organoleptis
a. Penglihatan yang berhubungan dengan warna kilap, viskositas , ukuran dan bentuk,
volume kerapatan dan berat jenis, panjang lebar dan diameter serta bentuk bahan.
b. Indra peraba yang berkaitan dengan struktur, tekstur dan konsistensi. Struktur
merupakan sifat dari komponen penyusun, tekstur merupakan sensasi tekananyang
dapat diamati dengan mulut atau perabaan dengan jari, dan konsistensi merupakan
tebal, tipis dan halus.
c. Indra pembau, pembauan juga dapat digunakan sebagai suatu indikator terjadinya
kerusakan pada produk, misalnya ada bau busuk yang menandakan produk tersebut
telah mengalami kerusakan.
d. Indra pengecap, dalam hal kepekaan rasa, maka rasa manis, asin, asam, pahit, dan
gurih. Serta sensasi lain seperti pedas, astringent (sepat), dll.
2. Penetapan pH
Lakukan kalibrasi alat pH-meter dengan larutan penyangga sesuai instruksi kerja alat
setiap kali akan melakukan pengukuran.Untuk contoh uji yang mempunyai suhu tinggi,
kondisikan contoh uji sampai suhu kamar.Keringkan dengan kertas tisu selanjutnya
bilas elektroda dengan air suling.Bilas elektroda dengan contoh uji.Celupkan elektroda
ke dalam contoh uji sampai pH meter menunjukkan pembacaan yang tetap.Catat hasil
pembacaan skala atau angka pada tampilan dari pH meter.
3. Uji Kejernihan Uji di lakukan secara visual oleh praktikan, dengan mengamati sediaan.
Hasil uji sediaan sirup seharusnya jernih, dan tidak mengandung pengotor di dalamnya.
4. Bobot Jenis Gunakan piknometer yang bersih dan kering. Timbang piknometer kosong
(W1), lalu isi dengan air suling, bagian luar piknometer dilap sampai kering dan
ditimbang (W2). Buang air suling tersebut, keringkan piknometer lalu isi dengan cairan
yang akan diukur bobot jenisnya pada suhu yang sama pada saat pengukuran air suling,
dan timbang (W3). Hitung bobot jenis cairan.
5. Viskositas/ kekentalan Viskometer kapiler / ostwold dengan cara waktu air dari cairan
yang diuji dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat yang
viskositasnya sudah diketahui (biasanya air) untuk lewat dua tanda tersebut. Jika h1 dan
h2 masing-masing adalah viskositas dari cairan yang tidak diketahui dan cairan standar,
ρ1dan ρ2 adalah kerapatan dari masing-masing cairan, t1 dan t2 adalah waktu alir dalam
detik. Cara kerja : menyiapkan viskometer (viskometer ostwald), lalu dipasangkan
spindle 01 pada viskositer, dimasukan larutan uji kedalam cup yang telah disiapkan,
diarahkan spindle yang telah terpasang kedalam cup secara tegak lurus sampai tanda
batas, kemudian dihidupkan stopwatch,diamati aliran cairan sampai menuju garis batas
bawah pipa kemudia diamati waktu yang diperoleh untuk cairan dari batas atas sampai
batas bawah.Selanjutnya dihitung menggunakan rumus. Rumusnya adalah:

Keterangan :
η : Viskositas cairan sampe
η1: Viskositas cairan pembanding
t1 : Waktu aliran cairan sampel
t2 : Waktu aliran cairan pembanding
ρ1 : Massa Jenis cairan sampel
ρ2 : Massa Jenis cairan pembanding
6. Volume terpindahkan Botol 60 ml yang sebelumnya telah di kalibrasi.Sedian sirup yang
telah jadi kemudiaan dimasukan ke dalam 60 ml sampai batas kalibrasi.Tuang kembali
sirup dalam gelas ukur untuk mengetahui volume terpindahkannya serta ketepatan
dalam melakukan kalibrasi.
(Fickri, D. Z., 2018).
Evaluasi sirup Paracetamol
Sifat Fisik
Penampilan: Jelas dan transparan
Penentuan pH
Nilai pH secara konvensional mewakili keasaman atau kebasaan dari larutan berair. Nilai
pH larutan ditentukan secara potensiometri dengan menggunakan elektroda kaca. Pengukur
pH digital dibiarkan stabil. Kemudian pH meter distandarisasi menggunakan tablet buffer.
Formulasi suspensi ditempatkan pada pengukur pH. Pembacaan itu dicatat ketika tidak ada
fluktuasi pH meter.
Penentuan Berat per ml
Labu ukur 50 ml yang telah ditimbang diambil, dan sirup oral ditambahkan ke tanda.
Volume bersih dicatat. Kemudian ditimbang labu ukur di atas untuk mengevaluasi berat
per ml.
Studi pembekuan dan pencairan
Studi Freeze dan Thaw dilakukan dengan memaparkan formulasi akhir (F1) secara
bergantian pada suhu 8 ° C.
Studi stabilitas yang dipercepat
Sirup dikemas dalam botol Pet 100 ml. Botol dikemas ditempatkan di ruang stabilitas
dipertahankan pada 2-8 ° C dan 25 ° C selama 2 minggu. Analisis terdiri dari pengujian
kimiawi dari parameter yang dapat diukur, yang mungkin berubah selama penyimpanan,
seperti pH.
Uji Sirup Paracetamol
Kondisi Sistem
Kromatografi cair kinerja tinggi, menggunakan kolom baja tahan karat (25 cm x 4,6 mm),
dikemas dengan octa silyl silica gel untuk kromatografi (5 μm).

L. RANCANGAN KEMASAN
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen POM, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III.Departemen Kesehatan RI : Indonesia.
Fickri., d.z., 2018., formulasi dan uji stabilitas sediaan sirup anti alergi dengan bahan aktif
chlorpheniramin maleat (ctm)., journal of pharmaceutical care anwar medika.,
vol.1 ( 1 )., issn: 2654-8364.

Jaldin., a., dkk , 2019., pengaruh perbandingan kosentrasi glukosa dan sukrosa terhadap
kualitas sensori dan kimia permen jelly rumput laut (eucheuma cottonii)., j. fish
protech., vol. 2 (2).

Jones, D., 2008. Pharmaceutical Dosage Form and Design. Pharmaceutical Press : London.

Marriot, dkk., 2010., pharmaceutical compounding and dispensing 2nd edition.,

pratimasari., d., dan lindawati., n.y., 2018., optimasi zat warna bunga telang (clitoria
ternatea)sebagai pewarna alami pada sirup pa rasetamol., jurnal ilmiah manuntung,
vol 4 (2).
Pratama., S.B., dkk., 2012 , Studi Pembuatan Sirup Tamarillo (Kajian Perbandingan Buah dan
Konsentrasi Gula)., Jurnal Industria Vol 1 (3) .

Rowe, R.C., ddk., 2009., Handbook Of Pharmaceutical Excipients., Pharmaceutical press :


USA.

Singh., p., dkk., 2018., Formulation and evaluation of an Anti-pyretic (Paracetamol) syrup for
Paediatric., International Journal of Research and Development in Pharmacy & Life
Science., Vol 7(1): 2924-2930.

Sweetman, S.C. 2009. Martindale. Pharmaceutical press : USA.

Team medical mini notes., 2019., basic pharmacology & drug notes ., MMN Publishing :
Makassar.

Anda mungkin juga menyukai