SAKIT
KELOMPOK 2:
PRODUKSI FARMASI DI
RUMAH SAKIT
DOSEN : apt. SABARUDIN,S. Farm., M.Si
Anggota kelompok:
Zunnurain O1A118069
Anita Puspita Sari O1A118077
Elfi Andriyani O1A118079
Fira Hartina Syamsuddin O1A118083
Faulia Fajar Rahayu O1A118084
Sitti Musriati O1A118091
Yuliana Putri O1A118093
Rita Jaya Mulya O1A118096
Muhammad Ramadhan Amirullah O1A118098
Nur Laili Anjuni Isnaini O1A118102
A.Tenri Gading O1A118104
Wirda Elviramadani O1A118113
TABLE OF CONTENTS
DEFINISI PRODUKSI PERAN DAN FUNGSI
01 FARMASI DI RUMAH
SAKIT
04 PRODUKSI FARMASI DI
RUMAH SAKIT
KETEPATAN DALAM
MENJELASKAN
02 KEDUDUKAN SUB UNIT
PRODUK FARMASI DI
05 JENIS-JENIS
FARMASI
SEDIAAN
YANG DI
PRODUKSI DI RUMAH SAKIT
RUMAH SAKIT
TUGAS POKOK
03 06
HAL YANG PERLU
PRODUKSI FARMASI DI DIPERHATIKAN DALAM
RUMAH SAKIT PRODUKSI RUMAH SAKIT
01
DEFINISI PRODUKSI
FARMASI DI RUMAH SAKIT
Menurut Departemen Kesehatan (2004) produksi
merupakan kegiatan membuat, merubah bentuk, dan
pengemasan kembali sediaan farmasi steril atau
nonsteril untuk memenuhi kebutuhan pelayanan
kesehatan di rumah sakit.
2 5
1 SUB
4 SUB INSTALASI
SUB
INSTALASI
PRODUKSI
3 SUB
PENDIDIKAN DAN
PENGEMBANGAN
INSTALASI INSTALASI
GUDANG SUB FARMASI
FARMASI INSTALASI KLINIK
PELAYANAN
SUB INSTALASI PRODUKSI
01 02 03
Perencanaan produksi : Usulan pengadaan bahan baku Proses produksi
macam dan jumlahnya (berkhasiat, tambahan), wadah
dan etiket
04 05 06
Distribusi hasil produksi Pencatatan dan pelaporan Evaluasi
PRODUKSI FARMASI
TUJUANN
FUNGSSI I TUJUA
FUNG
1. Sediaan Steril
1. Pembuatan Sediaan puyer
2. Total Parenteral Nutrisi
2. Pembuatan Sediaan sirup
3. Pencampuran Obat Suntik /Sediann
3. Pembuatan Sediaan salep
IV
4. Pengemasan kembali (burnazin)
4. Rekonstitusi sediaan sitostatika
5. Pengenceran (alkohol 70%, dll)
5. Pengemasan kembali
06
Hal yang perlu
diperhatikan dalam
produksi Rumah Sakit
Produksi Sediaan Farmasi
2. Persyaratan bahan.
3. Kepastian produksi.
5. Tenaga produksi
6. Biaya operasi
Persyaratan fisik sub instalasi produksi
Persyaratan fisik sub instalasi produksi, seperti dipersyaratkan dalam pedoman
pengelolaan instalasi farmasi rumah sakit (1990) adalah tersedianya
bangunan/fasilitas produksi obat yang memenuhi standar, yaitu :
Ruang toilet
Kewajiban Rumah
Sakit a. Memberikan informasi yang benar tentang pelayanan Rumah Sakit kepada
masyarakat;
2. Kebutuhan Pengelola Rumah Sakit: Dari sudut pengelola rumah sakit tentu saja
menginginkan sebuah sistem yang ideal, istimewa, yang mampu mengelola semua
transaksi yang ada secara akurat, efisien dan cepat, sehingga tak ada kata
‘terlambat’ pada pembuatan laporan masing-masing unit pelayanan medik karena
setiap laporan akan tercetak otomatis dan terkirim secara otomatis pula.
Layanan Terhadap Pelayanan Rumah Sakit
Layanan terhadap pelayanan yang diterima, yaitu :
1. When ES (Expected Service) > PS (Perceived Service) / ES > PS Saat harapan (Ex hpected
Service) pengguna layanan lebih besar daripada persepsi ( Perceived Service) terhadap
pelayanan yang diperoleh maka pengguna layanan akan merasa tidak puas terhadap pelayanan.
2. When ES = PS Pada saat harapan pengguna layanan sesuai dengan persepsi terhadap pelayanan
yang diperoleh maka pengguna layanan akan merasa puas
3. When ES < PS Pada saat harapan pengguna layanan lebih rendah dari persepsi terhadap
pelayanan yang diperoleh, maka hal tersebut menjadi kejutan yang menyenangkan bagi
pengguna layanan.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan. 2004. Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit. Jakarta,
Indonesia : Dirjen Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
Menkes RI, 2004. Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit. Nomer
1197/MENKES/SK/X/2004
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Farmasi Rumah Sakit dan Klinik.
Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan.
Kementrian kesehatan RI.,2014.,Peraturan Mentri Kesehatan Ri No.58 Tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Farmasi Dirumah Sakit. Jakarta : Menkes RI
THANKS
!