Disusun Oleh:
Maulidya Barikatul Iftitah (152210101015)
Dosen Pengampu:
Erdi Istiaji, S.Psi., M.Psi., Psikolog
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Penyakit hipertensi atau yang lebih dikenal penyakit darah tinggi
adalah penyakit kronik akibat desakan darah yang berlebihan dan hampir
tidak konstan pada arteri. Menurut Departemen Kesehatan 2006, hanya
50% dari semua pasien hipertensi yang didiagnosis, meminum obat sesuai
anjuran tenaga kesehatan. Sedangkan menurut Hanns 2008 menjelaskan
bahwa diseluruh dunia hanya sekitar 20% dari semua pasien hipertensi
yang didiagnosis, meminum obat yang diresepkan oleh dokter
Ketidakpatuhan pada pasien hipertensi ini dapat mengakibatkan
komplikasi pada penyakit hipertensi sehingga dapat menyebabkan
kerusakan organ meliputi otak, karena hipertensi yang tidak terkontrol
dapat meningkatkan risiko stroke
dan pola hidup pasien beserta keluarganya, tetapi dipengaruhi juga oleh
kepatuhan pasien terhadap pengobatannya. Salah satu upaya untuk
meningkatkan kepatuhan pasien terhadap pengobatannya adalah dengan
konseling.
Konseling merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari
Asuhan Kefarmasian, karena dalam melakukan pelayanan kefarmasian
seorang apoteker harus memberikan informasi tentang obat dan cara
pengobatannya dengan harapan dapat memberikan pemahaman pasien
tentang peranan obat pada penyembuhan penyakitnya, sehingga pasien
patuh dalam minum obat.
I.2 Rumusan Masalah
I.2.1
Apakah peran seorang apoteker dalam meningkatkan kepatuhan
pasien hipertensi dalam mengkonsumsi obat?
I.3 Tujuan
I.3.1
Tujuan Umum
Tujuan umum menganalisis artikel/berita ini adalah untuk
memenuhi tugas UTS (Ujian Tengah Semester) Ilmu Perilaku
I.3.2
Manusia.
Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus menganalisis artikel/berita ini adalah
untuk mengetahui peran seorang apoteker dalam meningkatkan
kepatuhan pasien hipertensi dalam mengkonsumsi obat.
I.4 Manfaat
1. Memberi informasi bahwa ketidakpatuhan pasien hipertensi dalam
mengkonsumsi obat tidak sesuai dengan anjuran tenaga kesehatan
seperti apoteker akan menyebabkan komplikasi
2. Seorang apoteker memiliki peran penting untuk memberikan
komunikasi, informasi dan edukasi kepada pasien yang biasa kita kenal
dengan istilah konseling
1.5
Artikel
membutuhkan
pengobatan
jangka
panjang
terus
meningkat.
dibutuhkan
pengobatan
seumur
hidup.
Selain
itu,
penyakit
ini
juga
memiliki
bahaya
laten.
ini.
plak agar pembuluh darah tak mudah tersumbat, jadi tidak bisa
sembarangan
menghentikan
pengobatan,"
katanya.
rutin,"
Pengobatan
yang
setengah-setengah
katanya.
menurut
Ikhsan
bisa
terkendali
baik.
Sumber:
http://health.kompas.com/read/2014/04/15/1900410/Banyak.Pasien.Tak.Di
siplin.Minum.Obat
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Profesionalitas
apoteker
dinilai
dari
bagaimana
kemampuan
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim. 2007. Pelayanan Konseling Akan Meningkatkan Kepatuhan
Pasien
Pada
Terapi
http://indonesiasehat.
Obat.
diakses
31
Februari
2016
dari
blogspot.com/2007/06/pelayanan-konseling-
akanmeningkatkan9866.html
2. Rantucci, M.J. 2007. Komunikasi Apoteker-Pasien : Panduan Konseling
Pasien (Edisi 2). Penerjemah : A.N. Sani. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
3. http://health.kompas.com/read/2014/04/15/1900410/Banyak.Pasien.Tak.Di
siplin.Minum.Obat. Diakses 29 Februari 2016.