Anda di halaman 1dari 9

EVIDANCE BASED NURSING PRAKTICE (EBNP)

DUKUNGAN KELUARGA DALAM PERAWATAN PALIATIF PADA PASIEN


DIABETES MELLITUS TIPE- 2

Disusun oleh SGD 1 A-3 2016 :

1. Alfia Dwi Sunarto ( 131511133105 )


2. Rendhy Rian Koesma B ( 131611133121 )
3. Esti Ristanti ( 131611133129 )
4. Sanidya Nisita Pratiwimba ( 131611133132 )
5. Timotius Dwi Kurniawan ( 131611133134 )
6. Nabiila Rahma Ulinnuha ( 131611133136 )
7. Desti Nayunda Lulu ( 131611133137 )
8. Shintia Ekawati ( 131611133141 )

Fasilitator :
Dr. Yuni Sufyanti Arief, S.Kp., M.Kes.
.
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
2019
1. Menjelaskan tentang permasalahan dengan menggunakan PICOT
Patient or Problem Intervention (I) Comparison (C) Outcome (O) Time (T)
(P)
Perawatan paliatif Meningkatkan peran Penatalaksanaan Diharapkan Dilakukan
pada pasien keluarga dalam 5 pilar Diabetes dukungan terus
Diabetes Mellitus memberikan Mellitus keluarga dapat menerus.
belum menyeluruh dukungan terkait (Edukasi, diit mempengaruhi
karena hanya kebutuhan psiko- makanan, kepatuhan dalam
berfokus pada sosial-spiritual aktivitas fisik, pengobatan
perawatan fisik dan (motivasi, dukungan pemberian sehinggga
control gula darah. instrumental, dll) obat2an, meningkatkan
pemantauan gula kualitas hidup
darah) pasien.

2. Latar belakang
Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit yang ditandai dengan kadar gula darah yang
tinggi yang disebabkan oleh gangguan pada sekresi dan kinerja insulin yaitu tidak dapat
memproduksi atau tidak dapat merespon hormon insulin yang dihasilkan oleh organ pankreas
sehingga, menyebabkan kadar gula darah meningkat dan dapat menyebabkan komplikasi
jangka pendek maupun jangka panjang. Penyakit ini membutuhkan perawatan seumur hidup
dan tidak ada pengobatan yang pasti untuk menyembuhkannya (Subroto, 2006). Oleh sebab
itu, pengelolaan yang baik dalam penatalaksanaan DM akan meningkatkan kualitas hidup
pasien DM. Menurut konsensus PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia, 2011).
Penatalaksanaan DM dikenal dengan lima pilar utama meliputi: edukasi, diet, latihan
jasmani, pemantauan gula darah dan pengelolaan farmakologis. Selain lima pilar utama
penatalaksanaan DM, penting juga memperhatikan kebutuhan lainnya, sesuai dengan
kebutuhan individu.
Diabetes melitus juga memiliki dampak yang serius baik terhadap pasien maupun
keluarga. Dampak menahun dari penderita diabetes melitus ini adalah penderita menyandang
penyakit ini seumur hidupnya. Selain itu, DM merupakan penyakit yang sangat kompleks
sehingga penderita membutuhkan banyak pengobatan dan perubahan gaya hidup
(Hidayat,2007). Maslow menekankan bahwa kebutuhan manusia merupakan kebutuhan yang
unik dan berbeda, mungkin saja kebutuhan dasar tertentu merupakan kebutuhan yang harus
dipenuhi dari kebutuhan yang lainnya.
Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit progresif yang memerlukan penanganan
lama dan biaya yang besar. Pasien dengan penyakit progresif tidak hanya mengalami
berbagai masalah fisik seperti nyeri, sesak nafas, penurunan berat badan, gangguan aktivitas,
tetapi juga mengalami gangguan psikososial dan spiritual yang memengaruhi kualitas hidup
pasien dan keluarganya. Kebutuhan pasien yang memiliki penyakit pada stadium lanjut tidak
hanya pada pemenuhan atau pengobatan gejala fisik, tetapi juga membutuhkan dukungan
terhadap kebutuhan psikologis, sosial, dan spiritual.
Berdasarkan hasil penelitian Suci, 2017 Di Poli Penyakit Dalam RSUD Panembahan
Senopati, Bantul. Kebutuhan keselamatan fisik pada aspek kebutuhan dasar rasa aman
dankeselamatan sebesar 33,01% dan aspek keselamatan psikologik sebesar 41,50%, ini
menunjukkan kebutuhan psikologi lebih tinggi daripada kebutuhan fisik. Diketahui bahwa
presentase yang didapatkan dari responden terkait kebutuhan cinta dan rasa memiliki sebesar
92,19%tergolong dalam kategori kebutuhan yang tinggi, diketahui bahwa presentase
kebutuhan hargadiri dan penghargaan dari 41 responden sebesar 91,05% tergolong
dalamkategori kebutuhan yang tinggi. Prioritas kebutuhan dari tertinggi sampai terendah
adalah kebutuhan rasa cinta dan rasa memiliki (92,19%), kebutuhan harga diri (91,05%),
kebutuhan aktualisasi (63%), kebutuhan fisiologis (43,4%) dan terakhir kebutuhan rasa aman
dan keselamatan(19,28%).
Masalah yang muncul adalah tidak semua layanan kesehatan menerapkan pentingnya
dukungan keluarga terhadap pasien dalam keadaan terminal. Kurangnya dukungan keluarga
dalam bidang psikososial, spiritual sering terjadi. Banyak perawatan paliatif pasien DM pada
layanan kesehatan mengutamakan perawatan fisik daripada perawatan psikis, sehingga
kurangnya dukungan keluarga dalam bidang psikososial, spiritual sering terjadi, Dukungan
keluarga sangat penting dalam meningkatkan kualitias hidup pasien. Dukungan dapat
membuat pasien patuh terhadap prosedur pengobatan yang dijalani dan membuat kualitas
hidup lebih bermakna. Suyono (2007), menyatakan bahwa fungsi dasar keluarga antara lain
adalah fungsi efektif, yaitu fungsi internal keluarga untuk pemenuhan kebutuhan psikososial,
saling mengasuh dan memberikan cinta kasih,serta saling menerima dan mendukung.Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian Nasrul (2011) yang menyatakan bahwa dukungan
keluarga dapat meningkatkan kepatuhan diet pada pasien DM.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara
dukungan keluarga dengan kepatuhan. Responden dengan keluarga yang baik maka memiliki
kepatuhan yang baik sedangkan responden yang mendapat dukungan keluarga yang kurang
baik maka tidak memiliki kepatuhan. Kepatuhan memegang peranan penting karena
berisikan motivasi, sedangkan motivasi sendiri memuat perilaku, artinya dalam konteks
perubahan pola makan bagi pasien DM didasarkan pada keinginan pasien untuk sembuh dan
mengurangi kecatatan akibat menderita DM sehingga mereka termotivasi untuk mengikuti
program diet yang dianjurkan oleh tim kesehatan.
Oleh karena itu, penting bagi perawat melibatkan keluarga dalam perawatan DM yang
mana tidak hanya berfokus pada penanganan masalah fisik namun juga aspek psikologis dan
spiritual. Pendekatan pada keluarga pasien DM sangat penting untuk mengawal dan
mendukung proses perawatan. Sehingga, kebutuhan kebutuhan cinta dan memiliki,
kebutuhan rasa berharga dan harga diri yang menjadi prioritas tertinggi kebutuhan psien DM
dapat dipenuhi secara optimal.
3. Tujuan
Evidance Based Practice adalah penggunaan bukti untuk mendukung pengambilan
keputusan di pelayanan kesehatan. Dari hasil diskusi kelompok kami, pelayanan kesehatan
belum sepenuhnya memberikan kepuasan terhadap pasien dan keluarga kususnya dalam
perawatan paliatif. Masalah yang muncul adalah tidak semua layanan kesehatan menerapkan
pentingnya dukungan keluarga terhadap pasien dalam keadaan terminal. Kurangnya
dukungan keluarga dalam bidang psikososial, spiritual sering terjadi.
Peran keluarga terdiri dari dimensi dukungan emosional dalam bentuk memberikan
motivasi dalam kepatuhan pengobatan, dukungan instrumental seperti memberikan
kebutuhan dalam ibadahnya, dan dukungan informasional untuk mengingatkan setiap saat
mengenai program kesehatan yang dilakukan oleh klien pada proses kesembuhannya.
Dukungan keluarga dalam hal tersebut mampu memberikan kualitas hidup pasien diabetes
melitus dengan kelainan progresif.

4. Hasil pencarian dari Evidence Based Practice


No. Judul Artikel
1. Self Management Education (DSME) Sebagai Metode Alternatif Dalam Perawatan
Mandiri Pasien Diabetes Melitus Di Dalam Keluarga (Sutandi, A. 2012)
2. Kepatuhan Diet pada Klien Diabetes Melitus Tipe 2 Ditinjau dari Dukungan
Keluarga di Puskesmas Cipondoh Tangerang (Lestari, DD et al. 2018)
3. Family Support In Patients Of Type 2 Diabetes Mellitus Bangetayu Health Center In
Semarang, Rasch Model Analysis (Luthfa, I. 2015)
4. A Systematic Review: Family Support Integrated with Diabetes Self-Management among
Uncontrolled Type II Diabetes Mellitus Patients (Pamungkas, R et al. 2017)

Strategi kami dalam pencarian literatur yang didapatkan dengan cara mencari di situs
Google Scholar, NCBI, dan Scopus. Kami memasukan kata kunci sesuai dengan tema kami yaitu
“Dukungan Keluarga dalam Perawatan Paliatif pada Pasien DM tipe 2”, dan memodifikasi
beberapa kata untuk menemukan pencarian yang lainnya. Untuk mencari literatur di situs
internasional seperti NCBI dan Scopus kami memasukan kata kunci “Family Support in Patients
of Type 2 Diabetem Mellitus”.

5. Rangkuman dari Research Evidence

6. Critical Analysis
Dalam literatur kami menganalisis artikel yang akan digunakan untuk mengembangkan
Dukungan Keluarga dalam Perawatan Paliatif dalam Evidence Baced Practice, kami memilih
4 artikel yang akan dikembangkan.
1. Self Management Education (DSME) Sebagai Metode Alternatif Dalam Perawatan
Mandiri Pasien Diabetes Melitus Di Dalam Keluarga
Dalam jurnal “Self Management Education (DSME) Sebagai Metode Alternatif
Dalam Perawatan Mandiri Pasien Diabetes Melitus Di Dalam Keluarga” dijelaskan
bahwa program ini telah ada di Indonesia namun belum banyak dilakukan secara
berkelanjutan. Program ini cocok untuk keluarga pasien atau keluarga pasien yang
memiliki kemampuan atau berpendidikan, dapat dilakukan di seluruh wilayah
Indonesia namun waktunya berbeda-beda. Pasien dan keluarga akan dihadapkan pada
kondisi dituntut untuk mampu memahami cara melakukan perawatan yang benar.
Program ini dapat dilakukan hampir seluruh pelayanan dan tenaga kesehatan dasar
baik dari klinik hingga rumah sakit. Pembahasan jurnal ini tidak mencakup perawatan
kondisi psikososial pasien dan keluarga.
Kelebihan dalam jurnal “Self Management Education (DSME) Sebagai Metode
Alternatif Dalam Perawatan Mandiri Pasien Diabetes Melitus Di Dalam Keluarga”
yaitu jurnal ini menjelaskan tentang perawatan yang holistic, konsistensi menjalani
program pengobatan, dukungan keluarga dan pemberian pengetahuan yang memadai
untuk menjaga kondisi tetap stabil dan layak serta mencegah komplikasi. Program ini
berguna sekali dalam perawatan dalam jangka Panjang. Selain memandirikan pasien
namun juga keluarga memberika support untuk pasien sehingga pasien tidak merasa
sendirian. Petugas kesehatan bekerja lebih ringan dengan hanya melakukan
pengawasan dan control ketika pasien telah memahami.
Kelebihan dalam jurnal “Self Management Education (DSME) Sebagai Metode
Alternatif Dalam Perawatan Mandiri Pasien Diabetes Melitus Di Dalam Keluarga”
yaitu tidak dijelaskan langkah langkah spesifik yang harus dilakukan oleh tenaga
kesehatan dan keluarga dalam penerapan ini. Tidak mencantumkan kriteria hasil dan
waktu intervensi. Tidak dijelaskan perawatan dalam hal psikososial pasien dan
keluarga. Program ini Tidak semua pasien dan keluarga dapat diterapkan intervensi.
Membutuhkan konsisten dari semua pihak pelaksana program baik dari tenga
kesehatan dalam mengawasi, pasien dalam menjalankan, dan keluarga memberika
support. Maslah pemahaman dan pengetahuan harus benar benar dipahami oleh
pasien dan keluarga agar tidak terjadi kesalahan perawatan.

2. Kepatuhan Diet pada Klien Diabetes Melitus Tipe 2 Ditinjau dari Dukungan
Keluarga di Puskesmas Cipondoh Tangerang
Dalam jurnal “Kepatuhan Diet pada Klien Diabetes Melitus Tipe 2 Ditinjau dari
Dukungan Keluarga di Puskesmas Cipondoh Tangerang” terdapat hubungan antara
dukungan keluarga yang baik, akan meningkatkan kepatuhan diet pada klien diabetes
melitus dengan kelainan progresif termasuk juga untuk meningkatkan kualitas hidup
pasien. Dukungan keluarga yang diberikan dari dimensi dukungan emosional,
dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dan dukungan informasional untuk
mengingatkan program kesehatan yang dilakukan oleh klien pada proses
kesembuhannya. Hal ini dapat berupa motivasi, karena dalam jurnal tersebut
disebutan jika klien dengan diabetes mendapatkan motivasi dan perhatian dari orang
lain akan lebih mudah mengikuti saran medis daripada klien yang kurang
mendapatkan dukungan dari keluarganya, dukungan dari keluarga berupa sikap dan
pengetahuan yang diberikan keluarga pada klien DM untuk mempertahankan
kesehatan dalam mengontrol penyakit, serta meningkatkan rasa percaya diri klien
untuk sembuh. Kelebihan dari intervensi ini adalah simple dan dapat dilakukan
disetiap waktu. Kekurangan dari intervensi ini adalah tidak semua keluarga dapat
memberikan dukungan dengan baik dan tidak semua keluarga mengerti tentang
pengetahuan pentingnya memotivasi pasien kususnya pasien paliatif guna
meningaktkan kualitas hidup pasien.

3. Family Support In Patients Of Type 2 Diabetes Mellitus Bangetayu Health Center In


Semarang
Dalam jurnal “Family Support In Patients Of Type 2 Diabetes Mellitus Bangetayu
Health Center In Semarang” ini tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan dari
pengaplikasian intervensi family support. Kelebihan dari intervensi ini adalah simple
dan dapat dilakukan disetiap waktu. Kekurangan dari intervensi ini adalah tidak
semua keluarga mampu memberikan dukungan dengan efektif dan tidak semua
keluarga mengerti tentang pengetahuan pentingnya memotivasi pasien kususnya
pasien paliatif guna meningaktkan kualitas hidup pasien.

4. A Systematic Review: Family Support Integrated with Diabetes Self-Management


among Uncontrolled Type II Diabetes Mellitus Patients
Dalam jurnal tersebut terdapat hubungan antara dukungan keluarga yang baik,
akan meningkatkan kepatuhan diet pada klien diabetes melitus dengan kelainan
progresif termasuk juga untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Dukungan
keluarga yang diberikan dari dimensi dukungan emosional, dukungan penghargaan,
dukungan instrumental, dan dukungan informasional untuk mengingatkan program
kesehatan yang dilakukan oleh klien pada proses kesembuhannya. Hal ini dapat
berupa motivasi, karena dalam jurnal tersebut disebutan jika klien dengan diabetes
mendapatkan motivasi dan perhatian dari orang lain akan lebih mudah mengikuti
saran medis daripada klien yang kurang mendapatkan dukungan dari keluarganya,
dukungan dari keluarga berupa sikap dan pengetahuan yang diberikan keluarga pada
klien DM untukmempertahankan kesehatan dalam mengontrol penyakit, serta
meningkatkanrasa percaya diri klien untuk sembuh. Kelebihan dari intervensi ini
adalah simple dan dapat dilakukan disetiap waktu. Kekurangan dari intervensi ini
adalah tidak semua keluarga dapat memberikan dukungan dengan baik dan tidak
semua keluarga mengerti tentang pengetahuan pentingnya memotivasi pasien
kususnya pasien paliatif guna meningaktkan kualitas hidup pasien

7. Aplikasi dari Evidence Based Practice


Dalam literatur kami menganalisis rekomendasi yang tepat digunakan untuk
mengembangkan Dukungan Keluarga dalam Perawatan Paliatif dalam Evidence Baced
Practice, kami memilih 4 artikel yang akan dikembangkan.
1. Self Management Education (DSME) Sebagai Metode Alternatif Dalam Perawatan
Mandiri Pasien Diabetes Melitus Di Dalam Keluarga
Program ini berdampak positif bagi pasien dan keluarga, dimana memandirikan
dan mensejahterakan pasien dan hidup normal dengan berbagai Batasan dan support
yang lebih baik untuk menekan tingkat stress dari pasien. Namun belum ada SOP
khusus dalam program ini, sehingga pemberian HE terkait self management mungkin
terkadang tidak maksimal, selain itu konsistensi dari semua pihak juga sangat
dibutuhkan karena DM merupakan penyakit long life dan terkadang pasien dan
keluarga menjadi lalai atau bosan terhadap apa yang mereka kerjakan dalam
perawatan. SOP pengawasan serta control masih belum ada pula dalam program ini.
sehingga diharapkan kedepan apabila program atau intervensi ini dilaksanakan maka
dibutuhkan SOP dan pelatihan tenaga kesehetan agar dapat memberikan yang terbaik
bagi pasien.

2. Kepatuhan Diet pada Klien Diabetes Melitus Tipe 2 Ditinjau dari Dukungan Keluarga
di Puskesmas Cipondoh Tangerang
Aplikasi dukungan keluarga kususnya berupa pemberian motivasi, dukungan
berupa sikap dan pengetahuan yang diberikan keluarga terhadap pasien, meningkatkan
rasa percaya diri pasien untuk sembuh merupakan hal yang dapat dilakukan agar
pasien patuh terhadap pengobatan. Namun dalam praktik dan pelaksanaannya tidak
semua keluarga memiliki support yang efektif dalam menghadapi masalah anggota
keluarga dengan penyakit kronis. Ketidakefektifan tersebut karena kurang nya
pengetahuan keluarga akan pentingnya memberikan support terhadap pasien. Oleh
karena itu perlu diakukan edukasi terhadap keluarga pasien
3. Family Support In Patients Of Type 2 Diabetes Mellitus Bangetayu Health Center In
Semarang
Aplikasi dari family support kepada penderita Diabetes Mellitus tipe 2 menjadi
faktor penting dalam kepatuhan managemen penyakit kronik, dan juga sebagai
indikator dampak positif terhadap self care pasien diabetes. Family support juga sangat
berperan besar dalam meningkatkan kualitas hidup pasien. Namun dalam praktik dan
pelaksanaannya tidak semua keluarga memiliki support yang efektif dalam
menghadapi masalah anggota keluarga dengan penyakit kronis. Ketidakefektifan
tersebut bisa dikarenakan kurangnya informasi keluarga, finansial dan lain sebagainya,
untuk itu berdasarkan jurnal tersebut diharapkan perawat juga ikut berperan serta
dalam memberikan dukungan dan informasi kepada keluarga untuk melakukan family
support pada pasien.

Anda mungkin juga menyukai