Anda di halaman 1dari 13

JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO

Volume 7, Nomor 2, Mei 2018


Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Hefa Aghna Fauzia, Heri-Nugroho, Ani Margawati

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN ASPEK


PERILAKU DENGAN STATUS KONTROL GLIKEMIK PASIEN
DIABETES MELITUS DI RSUP DR. KARIADI
Hefa Aghna Fauzia1, Heri-Nughroho2, Ani Margawati3
1
Mahasiswa Program S-1 Ilmu Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro
2
Staf Pengajar Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro
3
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro
JL. Prof. H. Soedarto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp. 02476928010

ABSTRAK
Latar belakang : Jumlah kasus diabetes melitus di indonesia sebanyak 8,4 juta jiwa tahun
2010. Jumlah kasus di Jawa tengah tahun 2013 sebesar 9,376 kasus. Penyakit diabetes
termasuk 10 besar kasus di RSUP Dr. Kariadi. Komplikasi diabetes melitus mencakup
mikrovaskular dan makrovaskular yang berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas pasien
DM. Ketidakpahaman pasien terhadap terapi yang sedang dijalaninya menjadi penyebab
kegagalan terapi.
Tujuan : Menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan dan aspek perilaku dengan
status kontrol glikemik pada pasien diabetes mellitus di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr.
Kariadi Semarang.
Metode penelitian : Observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Pengambilan
subjek dilakukan dengan cara purposive sampling. Penelitian ini menggunakan data sekunder
dari rekam medis RSUP Dr. Kariadi dan data primer menggunakan instrumen kuesioner
pengetahuan dan perilaku. Subjek penelitian sebanyak 45 pasien DM yang dirawat inap
maupun rawat jalan di RSUP Dr. Kariadi. Analisis statistik menggunakan uji chi square dan
Rasio Prevalensi.
Hasil : Rata-rata usia responden adalah 57 tahun, 23% responden berjenis kelamin
perempuan, tingkat pendidikkan respoden dengan jumlah terbanyak adalah SD, 29%
responden bekerja, dan 27% responden terkena DM selama > 5 tahun.Hasil uji hipotesis
hubungan tingkat pengetahuan dengan status kontrol glikemik didapatkan nilai signifikansi p
= 1,00 (p> 0,05), ini menunjukkan hubungan yang tidak bermakna. Hasil uji hipotesis
hubungan aspek perilaku dengan status kontrol glikemik didapatkan nilai signifikansi p = 0,35
(p> 0,05), menunjukkan hubungan yang tidak bermakna.
Simpulan : Tidak ada hubungan yang bermakna antara usia, jenis kelamin, tingkat
pendidikkan, pekerjaan, lama menderita, pengetahuan, dan perilaku dengan status kontrol
glikemik (p> 0,05).
Kata kunci : DM tipe II, pengetahuan, perilaku, status kontrol glikemik

ABSTRACT
CORRELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND ATTITUDE WITH GLYCEMIC
CONTROL IN DIABETES MELLITUS PATIENT IN DR. KARIADI HOSPITAL
Background : The number of people with diabetes has risen from 108 million in 1980 to 422
million in 2014 is expected to rise to 522 million in 2030. DM is 10 common diseases in Dr.
Kariadi hospital. Complications of diabetes mellitus include microvascular and macrovaskular
was associated with morbidity and mortality of DM patients. Limited of knowledge and
attitudes towardDM therapy will result in poor glycemic control.

JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 906-918


906
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Hefa Aghna Fauzia, Heri-Nugroho, Ani Margawati

Objective : To analyze the correlation of level of knowledge and attitudes toward Dmwith
glycemic control on DM patients in Internal Medicine departement Dr.Kariadi hospital.
Methods: This research is an observasional analytic study with crosssectional design.
Bivariate analysis with Chi Square test. The research subjects are 45 DM patients who were
hospitalized and outpatient in Dr. Kariadi hospital.
Result : The Average of respondents age was 57 years, 23% subjects were female,
educational level mostly were elementary school, 29% respondets were have a job, and 27%
of respondents have DM for > 5 years. Statistical analysis shows that there were no
correlation between level of knowledge and glycemic control. The correlation between
attitudes toward DM and glycemic control alsonot significant with p: 0,35 (p>0,05).
Conclusion : There were no correlationship between age, gender, level of education,
occupation, durationof DM, with glycemic control status (p>0,05)
Keywords: Type II DM, knowledge, behavior, glycemic control status

PENDAHULUAN Jawa Tengah pada tahun 2013 sebesar


Diabetes merupakan suatu 9.376 kasus, lebih rendah dibanding
kelompok penyakit metabolik yang tahun 2012 (19.493). Kasus tertinggi di
ditandai dengan hiperglikemik akibat Kabupaten Brebes dan Kota Semarang
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau (1.095 kasus)3.
keduanya1. Prevalensi jumlah kasus National diabetes audit medapatkan
diabetes menurut IDF terdapat 382 juta 9 komplikasi yang dapat timbul akibat dari
orang hidup dengan diabetes di dunia pada diabetes diantaranya, angina, infark
tahun 2013. Tahun 2035 diestimasikan miokard, gagal jantung, stroke, retinopati,
akan meningkat menjadi 592 juta orang. dan diabetes ketoasidosis.4 Morbiditas
Diperkirakan dari 382 juta orang tersebut, pada diabetes tipe 2 berhubungan dan
175 diantaranya belum terdiagnosis komplikasi mikrovaskuler dan
sehingga terancam berkembang progresif makrovaskuler. Pasien diabetes tipe 2
menjadi komplikasi tanpa disadari dan memiliki risiko lebih tinggi mengalami
tanpa pencegahan. Indonesia merupakan stroke, penyakit kardioaskuler dan
Negara yang menempati urutan ke 4 di kerusakan saraf tepi. 5
dunia pada tahun 2010 dengan jumlah Kegagalan pengobatan diabetes
penderita DM sebanyak 8,4 juta jiwa umumnya disebabkan oleh dosis tidak
diperkirakan meningkat pada tahun 2030 sesuai, efek obat yang tidak dikehendaki,
dengan jumlah penderita DM sebanyak pemilihan obat yang salah, dan adanya
21,3 juta jiwa2. Jumlah kasus Diabetes indikasi yang tidak dapat ditangani.
Melitus tergantung insulin di Provinsi Penderita DM bisa mengalami komplikasi,

JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 906-918


907
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Hefa Aghna Fauzia, Heri-Nugroho, Ani Margawati

oleh karena itu perlu dicermati apakah ada gula, karbohidrat, memperbanyak serat.
indikasi penyakit lain yang tidak diobati. Aktivitas fisik dilakukan untuk membantu
Munculnya efek obat yang tidak metabolisme tubuh, sehingga sistem
dikehendaki dapat diakibatkan oleh obat fisiologis tubuh dapat berfungsi dengan
diberikan terlalu cepat menimbulkan baik dan menurunkan kemungkinan timbul
hipoglikemik, penderita alergi dengan obat komplikasi diabetes. 8
yang diberikan, penderita terindikasi faktor Penelitian di Indonesia
risiko yang membuat obat ini terlalu menyebutkan bahwa terdapat hubungan
berisiko untuk digunakan.6 bermakna antara tingkat pengetahuan
Ketidakpahaman pasien terhadap dengan kepatuhan diet pasien DM.
terapi yang sedang dijalaninya akan Berdasarkan hasil analisis yang telah
menyebabkan kegagalan terapi. Faktor dilakukan didapatkan data bahwa pasien
tersebut diakibatkan kurangnya informasi DM dengan tingkat pengetahuan yang
dan komunikasi antara tenaga kesehatan tinggi berpeluang 1,6 kali untuk mematuhi
dengan pasien. Biasanya karena kurangnya diet DM dibandingkan dengan pasien DM
informasi mengenai hal-hal di atas, maka tipe 2 yang mempunyai tingkat
pasien melakukan self-regulation terhadap pengetahuan sedang dan rendah.9
7
terapi obat yang diterimanya. Beberapa Penelitian di Bangladesh
pengetahuan yang diperlukan bagi menyatakan bahwa pengetahuan dan
penderita DM adalah pengetahuan tindakan yang tepat mengenai diabetes
mengenai penyakit itu sendiri, diet, dianggap sebagai suatu alat yang dapat
aktivitas fisik, pemberian insulin, dan mengontrol diabetes. Pemberian edukasi
pengukuran kadar glukosa darah mandiri. yang efektif dapat meningkatkan
Pengetahuan lain juga diperlukan seperti pengetahuan, tindakan yang tepat, dan
faktor pencetus terjadi diabetes, tanda dan kemampuan untuk mengontrol diabetes
gejala diabetes, dan tatalaksana awal. 8 yang diharapkan dapat meningkatkan
Perilaku pada DM seperti manajemen dan perawatan diabetes.
kepatuhan minum obat dan hal-hal yang Namun, jika pengetahuan kurang dan
dianjurkan pemeriksa. Pola diet yang baik tingkat kewaspadaan rendah dapat
dapat mengontrol kadar glukosa darah, diet meningkat risiko terjadi komplikasi dan
yang dapat dilakukan pada penderita meningkatkan harga pembiayaan
diabetes seperti mengurangi konsumsi diabetes.10

JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 906-918


908
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Hefa Aghna Fauzia, Heri-Nugroho, Ani Margawati

Belum banyak penelitian yang parah (dinyatakan dengan skor DASS ≥


membahas hubungan tingkat pengetahuan 21).
dan aspek perilaku dengan status kontrol Berdasarkan rumus besar sampel
glikemik, sehingga peneliti ingin didapatkan minimal subjek penelitian
mengetahui hal tersebut. Hal yang belum adalah berjumlah 35 pasien. Data sekunder
dilakukan pada penelitian sebelumnya diperoleh melalui rekam medis penderita
adalah membandingkan status kontrol DM periode Januari-Juni 2017 sebanyak
glikemik pasien diabetes menjadi kadar 297 rekam medis. Berdasarkan kriteria
glikemik terkontrol dan tidak terkontrol inklusi dan ekslusi maka didapatkan
yang berhubungan dengan tingkat jumlah sampel sebanyak 45. Data primer
pengetahuan dan aspek perilaku mengenai diperoleh melalui wawancara secara
diabetes. langsung menggunakan kuesioner
demografi, status diabetes, kuesioner
METODE tingkat pengetahuan dan kuesioner aspek
Penelitian ini merupakan penelitian perilaku yang telah divalidasi oleh
observasional analitik dengan rancangan beberapa dosen dari bagian kesehatan
belah lintang (cross sectional). Penelitian masyarakat dan ilmu penyakit dalam.
ini dilaksanakan di RSUP Dr. Kariadi Responden diberi penjelasan mengenai
Semarang pada periode Juli-September penelitian yang akan dilakukan dan
2017. Pemilihan subjek penelitian dimintai persetujuannya sesuai dengan
dilakukan secara purposive sampling. informed consent tertulis sebelum
Kriteria inklusi penelitian ini Pasien dilakukan wawancara untuk memperoleh
Diabetes Melitus yang pernah berobat ke data primer.
RSUP Kariadi, didapatkan catatan rekam Variabel bebas penelitian ini adalah
medis yang baik, lama menderita Diabetes tingkat pengetahuan dan aspek perilaku,
Melitus minimal 3 bulan terakhir, kadar sedangkan variabel terikat penelitian ini
HbA1c ≤ 7 % untuk DM terkontrol dan adalah status kontrol glikemik pada pasien
kadar HbA1c > 7 % untuk DM tidak DM. Variabel perancu pada penelitian ini
terkontrol. Kriteria eksklusi penelitian ini adalah lama menderita, usia, dan jenis
adalah tidak domisili di semarang dan kelamin.
pasien dengan depresi parah dan sangat Pada semua variabel dilakukan uji
normalitas data dengan Saphiro-Wilk.

JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 906-918


909
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Hefa Aghna Fauzia, Heri-Nugroho, Ani Margawati

Hubungan antara variabel bebas dan Tabel 2. Karakteristik Pendidikkan Responden


variabel terikat pada penelitian diperoleh Subjek Penelitian n (%)

melalui uji Chi square. Tingkat Pendidikkan


Tidak sekolah 2 (4)
SD 15 (33)
HASIL
SMP 10 (22)
Penelitian ini dilakukan pada bulan
SMA 8 (18)
Agustus-September 2017 di instalasi
Perguruan tinggi 10 (22)
rekam medis dan poli klinik penyakit
Total 45 (100)
dalam. Penelitian ini dilakukan dengan
Berdasarkan tabel diatas didapatkan
melibatkan 45 pasien diabetes melitus,
pendidikkan responden terbanyak adalah
kemudian dibagi menjadi dua kelompok,
tingkat SD (33%) dan tiggkat pendidikkan
yaitu kelompok DM dengan HbA1c
dengan jumlah paling sedikit adalah tidak
terkontrol dan DM dengan HbA1c tidak
sekolah (4%).
terkontrol.
Analisis Univariat Tabel 3. Karakteristik Pekerjaan Responden
Tabel 1. Karakteristik usia dan jenis kelamin
Subjek penelitian n%
subjek penelitian
Pekerjaan
Subjek n (%) Rerata±SB
Bekerja 29 (64,4)
Penelitian
Tidak bekerja 16 (35,6)
Usia 56,77±10,08
Total 45 (100%)
≤45 tahun 5 (11,1)
Berdasarkan tabel diatas didapatkan
>45 tahun 40 (88,9)
jumlah responden bekerja sebanak 64,4%
Jenis kelamin
dan responden tidak bekerja sebanyak
Laki-laki 22 (48,9)
35,6%.
Perempuan 23 (51,1)
Tabel 4. Karakteristik lama menderita subjek
Total 45 (%)
penelitian
Berdasarkan tabel diatas, rerata usia
Subjek n (%) Median (min-
responden adalah 56,77 tahun dengan SB
Penelitian maks)
10.08 dan unuk kategori jenis kelamin
Lama
didapatkan data bahwa perempuan sebesar
Menderita
51,1% dan laki-laki 48,9%. <5 tahun 19 (42,2) 60 (3-624)
≥5 tahun 27 (57,8)
Total 45 (100)

JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 906-918


910
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Hefa Aghna Fauzia, Heri-Nugroho, Ani Margawati

Berdasarkan tabel diatas, hasil Tabel 7. Karakteristik HbA1c Subjek


untuk median (min-maks) dinyatakan Penelitian

dalam bulan. Median lama menderita ialah n(%) Rerata±SB

5 tahun, nilai minimal lama menderita Nilai HbA1c 9,73±3,43


Rendah 6 (13,3)
adalah 3 bulan, dan nilai maksimal lama
Tinggi 39 (86,7)
menderita adalah 52 tahun.
Total 45 (100)
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh
Tabel 5. karakteristik pengetahuan subjek
rerata kadar HbA1c adalah 9,73% dengan
penelitian
SB 3,43 dan didapatkan bahwa subjek
Subjek n (%) Rerata±SB
penelitian penelitian dengan kadar HbA1c tinggi

Pengetahuan 12,57±2,66 (86,7%) lebih banyak dari pada kadar


Kurang 11 (24,4) rendah (13,3%).
Cukup 21 (46,7)
Baik 13 (28,9) Analisis Bivariat
Total 45 (100) Analisis bivariat dilakukan dengan
Berdasarkan tabel diatas, tingkat kemaknaan 95% untuk mengetahui
didapatkan skor terbanyak adalah cukup pengaruh antara variabel bebas dengan
dengan presentase 46,7%. variabel terikat. Analisis dari variabel
bebas dengan variabel terikat dilakukan
Tabel 6. karakteristik perilaku subjek menggunakan uji chi square kemudian
penelitian
pengujian Prevalence Ratio (PR).
n(%) Rerata±SB
Tabel 8. Hubungan tingkat pengetahuan
Perilaku 11,66±2,65 dengan status kontrol glikemik
Kurang 14 (31,1)
Pengetahuan HbA1c P
Cukup 26 (57,8)
≤7% >7%
Baik 5 (11,1)
n(%) n(%)
Total 45 (100)
Baik 1 (33,3) 11 (28,2) 1,000
Berdasarkan tabel diatas, Cukup 3 (50) 18 (46,2)
didapatkan skor terbanyak untuk perilaku Kurang 2 (33,3) 10 (25,6)
adalah cukup dengan presentase 57,8%. Berdasarkan tabel diatas dan uji chi
square yang telah dilakukan, didapatkan
bahwa syarat dari uji chi square tidak
terpenuhi. Syarat uji chi square adalah sel
JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 906-918
911
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Hefa Aghna Fauzia, Heri-Nugroho, Ani Margawati

yang mempunyai nilai expected kurang (0,25-5,91), nilai konfidensial interval


dari lima maksimal 20% dari jumlah sel. mencakup angka satu sehingga belum
Pada tabel tersebut didapatkan 3 sel dapat disimpulkan apakah tingkat
dengan expected count < 5. Alternatif jika pengetahuan merupakan faktor protektif
syarat uji chi square tidak terpenuhi adalah atau faktor risiko pada kadar gula darah
dengan penggabungan data meggunakan yang tidak terkontrol.
pertimbangan statistik yaitu penggabungan
dengan sel yang mempunyai observed Tabel 10. Hubungan antara aspek perilaku
kecil. dengan status kontrol glikemik
Perilaku HbA1c P

Tabel 9. Hubungan tingkat pengetahuan ≤7% >7%

dengan status kontrol glikemik dengan n(%) n(%)

penggabungan data Baik 0 (0) 5 (12,8) 0,356


HbA1c Cukup 3 (50) 23 (59)
Pengetahuan ≤7% >7% P PR(CI) Kurang 3 (50) 11 (28,2)
n(%) n(%) Berdasarkan tabel diatas dan uji chi
Baik 1(15,4%) 11 1,00 1,23 square yang telah dilakukan, didapatkan
(84,6%) (0,25-
bahwa syarat dari uji chi square tidak
Kurang/Cukup 4 28 5,9)
terpenuhi. Syarat uji chi square adalah sel
(12,5%) (87,5%)
yang mempunyai nilai expected kurang
Berdasarkan hasil tabel diatas,
dari lima maksimal 20% dari jumlah sel.
didapatkan bahwa pengetahuan subjek
Pada tabel tersebut didapatkan 3 sel
penelitian dengan kadar HbA1c ≤7%
dengan expected count < 5. Alternatif jika
dikategorikan pengetahuan baik sebesar
syarat uji chi square tidak terpenuhi adalah
15,4% dan kurang/cukup 12,5%.
dengan penggabungan data menggunakan
Pengetahuan subjek penelitian dengan
pertimbangan staistik yaitu penggabungan
kadar HbA1c>7% dikategorikan
dengan sel yang mempunyai observed
pengetahuan baik sebesar 84,6% dan
kecil.
kurang/cukup 87,5%. Berdasarkan tabel
didapatkan hasil yang tidak bermakna
antara tingkat pengetahuan dengan kadar
HbA1c dengan nilai p = 1,00. Nilai PR
diperoleh 1,23 dengan rentang interval

JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 906-918


912
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Hefa Aghna Fauzia, Heri-Nugroho, Ani Margawati

Tabel 11. Hubungan antara aspek perilaku bermakna antara variabel perancu dengan
dengan status kontrol glikemik dengan kontrol glikemik.
penggabungan data Tabel 12. Faktor yang berpengaruh terhadap
HbA1c kontrol glikemik
Perilaku ≤7% >7% P PR(CI)
HbA1c
n(%) n(%) Variabel <= 7% >7% P
Baik 2 24 0,35 0,45 n% n%
Jenis kelamin 0,414
(33,3%) (61,5%) (1,10-
Laki-laki 4 18
Cukup/Kurang 4 15 1,96) (66,7%) (46,2%)
(66,7%) (38,5%) Perempuan 2 21
(33,3%) (53,8%)
Berdasarkan hasil tabel diatas,
Usia 0,529
didapatkan bahwa perilaku subjek <= 45 tahun 1 4
penelitian dengan kadar HbA1c ≤7% (16,7%) (10,3%)
>45 tahun 5 35
dikategorikan perilaku baik sebesar 33,3% (83,3%) (89,7%)
dan cukup/kurang 66,7%. Perilaku subjek
Pendidikkan 0,658
penelitian dengan kadar HbA1c>7% Dasar 3 (50%) 25
(64,1%)
dikategorikan perilaku baik sebesar 61,5% Menengah/tinggi 3 (50%) 14
dan cukup/kurang 38,5%. Berdasarkan (35,9%)

tabel didapatkan hasil yang tidak bermakna Pekerjaan 1,000


Tidak bekerja 2 14
antara aspek perilaku dengan kadar HbA1c (33,3%) (35,9%)
dengan nilai p = 035. Nilai PR diperoleh Bekerja 4 25
(66,7%) (64,1%)
0,45 dengan rentang interval 1,10-1,96,
Lama 0,600
nilai konfidensial interval mencakup angka
menderita
satu sehingga belum dapat disimpulkan <= 5 tahun 19 16
(42,2) (41%)
apakah aspek perilaku merupakan faktor >5 tahun 27 23
protektif atau faktor risiko pada kadar gula (57,8) (59%)

darah yang tidak terkontrol. Kontrol 1,000


Rutin 5 30
Faktor-fakor yang berpengaruh (83,3%) (76,9%)
terhadap kontrol glikemik Tidak rutin 1 9
(16,7%) (23,1%)
Penelitian ini juga mencari faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap kontrol PEMBAHASAN
glikemik. Berdasarkan uji korelasi yang Berdasarkan hasil analisis terhadap
dilakukan, tidak ditemukan hubungan yang responden penelitian dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar pasien DM tipe II
JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 906-918
913
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Hefa Aghna Fauzia, Heri-Nugroho, Ani Margawati

yang berkunjung di Poliklinik Penyakit Berdasarkan hasil analisis terhadap


Dalam RSUP Dr Kariadi semarang responden penelitian didapatkan sebagian
berumur lebih dari 45 tahun. Penelitian besar memiliki tingkat pendidikkan
yang dilakukan oleh Crandel J menyatakan terakhir SD. Menurut WHO, tingkat
bahwa 30% orang dewasa yang memiliki pendidikkan tidak memiliki pengaruh
gangguan regulasi glukosa memiliki risiko terhadap kontrol glikemik, namun
11
terkena Diabetes .Studi yang dilakukan penderita dengan tingkat pendidikkan
Papacosta et al menunjukkan adanya peran tinggi memiliki kesadaran mengenai suatu
faktor lain seperti arginine vasopressin penyakit dan kemungkinan komplikasi
(AVP) atau c-terminal yang disebut yang timbul lebih kecil serta memiliki
Copeptin berpengaruh pada mekanisme kepatuhan terhadap diet yang diperlukan.
15
turunnya sensitivitas insulin pada DM di Dalam melakukan pengontrolan DM,
usia tua. AVP mempengaruhi hati untuk pendidikan seseorang mempengaruhi sikap
melakukan glikogenolisis dan sekresi dan perilaku terhadap penyakitnya. Orang
glukagon.12 yang tingkat pendidikannya tinggi,
Berdasarkan hasil analisis terhadap biasanya mempunyai banyak pengetahuan
responden penelitian dapat disimpulkan tentang kesehatan sehingga cenderung
bahwa mayoritas responden berjenis memiliki kesadaran dalam menjaga
kelamin perempuan. Enza Gucciardi et al kesehatannya. 16
menyatakan bahwa wanita memiliki Berdasarkan hasil analisis terhadap
tingkat dukungan sosial yang lebih tinggi responden penelitian didapatkan bahwa
dari fasilitas kesehatan dibanding laki-laki, responden yang bekerja lebih banyak
namun memiliki faktor depresi lebih jumlahnya dibanding yang tidak bekerja. 17
tinggi, massa tubuh, dan high density Hasil analisis terhadap lama sakit pada
lipoprotein lebih tinggi dibanding laki-laki. penderita Diabetes sebagian besar lebih
Suatu studi menyatakan, laki-laki memiliki dari 5 tahun. Berdasarkan hasil penelitian
tingkat stress lebih rendah dan penerimaan yang dilakukan Yaa Obirikorang et al,
lebih baik terhadap suatu masalah diperoleh bahwa secara keseluruhan, 30%
13
dibandingkan wanita. Hasil Riskesdas pasien yang menderita DM kurang dari 1
2013 juga menunjukkan prevalensi DM tahun memiliki komplikasi yang lebih
lebih tinggi pada perempuan sebesar 2,3% sedikit dibadingkan dengan pasien yang
dibanding dengan laki-laki 2,0%. 14 menderita DM 3-5 tahun.18 Semakin

JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 906-918


914
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Hefa Aghna Fauzia, Heri-Nugroho, Ani Margawati

Lama menderita DM semakin mengetahui darah perlu ditingkatkan. Penelitian yang


faktor yang berpengaruh terhadap DM. dilakukan Yulianti et al megemukakan
Beberapa studi menunjukkan terdapat bahwa aspek perilaku seperti tindakan self
hubungan mengenai lama menderita care seperti diet, olahraga, minum obat,
dengan progresivitas terjadinya komplikasi monitor gula darah, dan perawatan kaki
19
pada Diabetes. perlu dilakukan secara rutin untuk
Karakteristik tingkat pengetahuan memperolah kontrol glikemik yang
21
terbanyak mengenai diabetes adalah cukup optimal. Olahraga rutin memiliki
(46,7%). Shah et al menyatakan perbedaan manfaat untuk menurunkan tingkan
tingkat pengetahuan mengenai DM dan resistensi insulin, tekanan darah, dan
komplikasinya dihubungkan dengan berperan sebagai cardioproctetive. 22
edukasi yang didapat sebelumnya. Kultur, Berdasarkan hasil analisis
ras, etnis, dan latar belakang lain dianggap menggunakan chi-squre diperoleh nilai p =
dapat mempengaruhi pengetahuan 1,000 yang menunjukkan bahwa value >
mengenai Diabetes. Tingkat pengetahuan 0,05. Hal ini menyatakan bahwa hipotesis
yang rendah mengindikasikan bahwa gagal diterima, dapat disimpulkan bahwa
kebanyakan dari mereka tidak dilakukan tidak terdapat hubungan antara tingkat
edukasi oleh tenaga kesehatan dan fasilitas pengetahuan mengenai DM dengan status
kesehatan terdekat. Salah satu alasan kontrol glikemik pada penderita DM di
kurangnya pemberian edukasi dapat RSUP Dr Kariadi. Berdasarkan hasil
diakibatkan karena tenaga kesehatan belum penelitian yang telah dilakukan oleh Loius
menyadari pentingnya melakukan edukasi W Niessen et al dididapatkan hasil
atau tidak termotivasi untuk melakukan penelitian yang menunjukkan hubungan
edukasi. Kegagalan edukasi ini negatif antara pengetahuan tentang
dikarenakan kesibukan mer eka diabetes dan kontrol glikemik. Hubungan
sehingga tidak memiliki waktu untuk negatif pada penelitian tersebut diduga
20
melakukan edukasi. disebabkan oleh fakta bahwa sejumlah
Karakteristik aspek perilaku besar responden penelitian baru saja
terbanyak mengenai Diabetes adalah cukup didiagnosis mengidap diabetes tipe 2
57,8% dari total jumlah sampel. Jumlah ini dengan tingkat pendidikan yang lebih
menunjukkan bahwa aspek perilaku tinggi. Sebuah studi sebelumnya
responden untuk mengontrol kadar gula melaporkan bahwa unuk mencapai HbA1c

JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 906-918


915
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Hefa Aghna Fauzia, Heri-Nugroho, Ani Margawati

ang baik lebih mudah dilakukan pada 3. Tidak terdapat hubungan bermakna
populasi dengan lierasi inggi dibandingkan antara tingkat pengetahuan dengan
lierasi rendah. Oleh karena itu, status kontrol glikemik.
kemungkinan intervensi pendidikan yang 4. Tidak terdapat hubungan bermakna
ditargetkan pada kelompok populasi ter antara aspek perilaku dengan status
tentu mungkin bekerja lebih baik untuk kontrol glikemik.
mempromosikan pengendalian diabetes 23 Saran
Berdasarkan hasil analisis Berdasarkan simpulan hasil
menggunakan chi-square terhadap aspek penelitian ini maka peneliti merumuskan
perilaku dengan status kontrol glikemik saran sebagai berikut :
didapatkan nilai p = 0,356, menujukkan 1. Mengambil sampel penelitian dengan
bahwa value >0,05. Hal ini menyatakan jumlah lebih banyak dan cakupan yang
bahwa hipotesis gagal diterima, maka lebih luas agar hasil penelitian dapat
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat diterapkan pada populasi yang lebih
hubungan antara aspek perilaku dengan luas.
status kontrol glikemik pada penderita DM 2. Menggunakan metode penelitian
di RSUP Dr Kariadi. 24 kohort sehingga hubungan kausal
antar variabel penelitian dapat
SIMPULAN DAN SARAN diketahui dengan jelas.
Simpulan
Simpulan yang dapat dirumuskan DAFTAR PUSTAKA
pada penelitian ini adalah : 1. American Diabetes Association.
1. Rata-rata usia responden adalah 57 Diagnosis and classification of
tahun, responden sebagian besar diabetes mellitus. Diabetes care 2015;
berjenis kelamin perempuan, tingkat 38(Supplement 1):S8-S16.
pendidikkan SD, bekerja, dan terkena 2. Kementerian Kesehatan RI. Situasi
DM selama > 5 tahun. dan Analisis Diabetes. Jakarta :
2. Tidak terdapat hubungan bermakna Kementerian Kesehatan RI. 2014
antara usia, jenis kelamin, 3. Dinas Kesehatan Jawa Tengah. Profil
pendidikkan, pekerjaan, dan lama kesehatan Jawa Tengah Tahun 2012.
menderita terhadap kadar HbA1c. Semarang : Dinas Kesehatan Jawa
Tengah ; 2013.

JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 906-918


916
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Hefa Aghna Fauzia, Heri-Nugroho, Ani Margawati

4. Health and Social Care Information 10. Andreas L, Louis WN, Jochen S, Uta
Centre. National Diabetes Audit 2011– F, Tuhin B, Anwar I, et al. Diabetes
2012 Report 2: Complications and knowledge and glycemic kontrol
Mortality 2015. among patients with type 2 diabetes in
5. Mary EP, Winston C. Type 2 Diabetes Bangladesh. SpringerPlus 2015; 4:
: Pharmacological Management 284.
Strategies. The Pharmaceutical Journal 11. Crandel J. Pharmacotherapy in older
2015; 295:7883. Adults. ADA. 2014
6. Harris HM, Schootman M, Desphande 12. Welsh P, Sattar N, Lennon L,
AD. Epidemiology of diabetes and Wannamethee SG, Whincup PH,
diabetes-related complication. Journal Papacosta O. Copeptin, Insulin
of the American physical therapy Resistance, and Riskof Incident
association 2008; 88(11): 1254–64. Diabetes in Older Men. J Cin
7. Adibe, Maxwell O, Ukwe, Chinwe V, Endocrinol Metab. 2015 Sep; 100(9):
Aguwa, Cletus N. The Impact of 3332 -9
Pharmaceutical Care Intervention on 13. Enza Gucciardi, Shirley C, Donna E.
the Quality of Life of Nigerian Characteristic of men and women. Can
Patients Receiving Treatment for Type Fam Physician. 2008 Feb; 54(2): 219-
2 Diabetes. Value In Helath Regional 27.
Issues 2 2013 ; 2(2):240-7. 14. Balitbangkes. Riset Kesehatan Dasar
8. Bina kefarmasian dan alat kesehatan 2013. Indonesia; 2014.
departemen kesehatan RI. 15. The World Health Organization
Pharmaceutical care untuk penyakit website. 2012. The determinants of
Diabetes Melitus. Jakarta : 2005 health. Health Impact Assessment
9. Eni pujiastuti. Hubungan pengetahuan 16. Irawan D. Prevalensi dan Faktor
dan motivasi dengan kepatuhan diet Risiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe
pada pasien diabetes melitus tipe 2 di 2 di Daerah Urban Indonesia (Analisa
poliklinikpenyakit dalam RSUD Dr. Data Sekunder Riskesdas 2007). 2010.
soehadi prijonegoro sragen [skripsi]. 17. Wahyu RS. Faktor risiko kejadian
Program Studi S-1 Keperawatan diabetes melitus tipe II di wilayah
Stikes Kusuma Husada Surakarta. kerja puskesmas purwodiningratan
2016

JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 906-918


917
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Volume 7, Nomor 2, Mei 2018
Online : http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico
ISSN Online : 2540-8844
Hefa Aghna Fauzia, Heri-Nugroho, Ani Margawati

surakarta [skripsi]. Program studi S-1 22. Cay ley WE. The role of exercise in
kesehatan masyarakat. 2016 patients with type 2 diabetes. Am Fam
18. Yaa Obirikorang, Christian O, Physician. 2007 Feb 1; 75(3):335-6.
Emmanuel A, Peter K, Omerige 23. Louis W Niessen, Sheikh M, Jochen S,
C,Agyemang D. Knowledge of Uta F, Anwar I, Andreas L. Diabetes
complications of diabetes mellitus knowledge and glycemic control
among patients visiting the diabetes among patients with type 2 diabetes in
clinic at Sampa Government Hospital, Bangladesh. Springerplus. 2015;4: 284
Ghana: a descriptive study. BMC 24. Nindya A, Sunarto, Ika F. Hubungan
Public Health. 2016; 16: 637 antara sikap, perilaku, dan partisipasi
19. Kavitha M, Aruna S. Knowledge on keluarga terhadap kadar gula darah
complications of diabetes mellitus penderita diabetes melitus tipe II di RS
among patients with diabetes mellitus PKU Muhamadiyah Yogyakarta bulan
– a descriptive study. International Januari-Juni 2008. 2008
Journal Comprehensive Nursing.
2014;1(1):18–20.
20. Shah VN, Kamdar PK, Shah N.
Assessing the knowledge, attitudes
and practice of type 2 diabetes among
patients of Saurashtra region, Gujarat.
Int J Diabetes Dev Ctries. 2009 Jul;
29(3):118-22.
21. Yulianti K, Nursiswati, Urip R.
Hubungan tingkat self care dengan
tingkat HbA1c pada klien diabetes
melitus tipe 2 di poliklinik endokrin
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

JKD, Vol. 7, No. 2, Mei 2018 : 906-918


918

Anda mungkin juga menyukai