Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PENGENDALIAN KADAR GULA


DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS
(Studi di Radjak Hospital Salemba)
Disusun untuk memenuh salah satu tugas mata kuliah Metodologi Penelitian

Disusun oleh :
Anisa Surya Lestari (1032181027)

Dosen Pembimbing :
Titi Indriyati, SKM., M.Epid

PRODI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS MH THAMRIN JAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.
Terkendalinya DM ditunjukkan dengan normalnya kadar gula darah karena kadar gula.
Hiperglikemia adalah efek umum diabetes yang tidak terkontrol dan dari waktu ke waktu
menyebabkan kerusakan yang serius pada banyak sistem tubuh, terutama saraf dan pembuluh
darah. Menurut (Kemenkes RI 2020), Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit menahun
yang ditandai oleh kadar glukosa darah yang melebihi nilai normal secara menahun. Sebutan
Glukosa darah sering dikenal oleh masyarakat dengan gula darah.

Diabetes Melitus terdiri dari dua tipe yaitu DM tipe 1 disebabkan keturunan, dan DM tipe 2
disebabkan gaya hidup yang tidak sehat menjadi pemicu utama meningkatnya kadar gula darah
(Kemenkes RI, 2020). Pada DM Tipe 1 gejala klasik yang umum dikeluhkan adalah poliuria,
polidipsia, polifagia, penurunan berat badan, cepat merasa lelah, iritabilitas, dan gatal-gatal pada
kulit. Sedangkan Pada DM Tipe 2 gejala yang dikeluhkan umumnya hampir tidak ada. DM Tipe
2 seringkali muncul tanpa diketahui, dan penanganan baru dimulai beberapa tahun kemudian
ketika penyakit sudah berkembang dan komplikasi sudah terjadi. Penderita DM Tipe 2 umumnya
lebih mudah terkena infeksi, sulit sembuh dari luka, daya penglihatan makin buruk, dan
umumnya menderita hipertensi, hiperlipidemia, obesitas, dan juga komplikasi pada pembuluh
darah dan syaraf.

Seseorang bisa dikatakan menderita diabetes mellitus karena beberapa penyebab yaitu tidak
melakukan pemeriksaan gula darah secara teratur, nutrisi yang tidak seimbang, aktivitas fisik
yang tidak seimbang, mengonsumsi minuman pemanis buatan, dan cemilan tidak sehat. Ada
beberapa tes yang bisa menentukan tingkat gula darah, seperti GDS (Gula Darah Sewaktu), GDP
(Gula Darah Puasa), Selain pengukuran melalui tes gula darah, Hemoglobin glikat atau dikenal
dengan nama (HbA1C) bisa menguji produksi selama 3 bulan terakhir, lalu ada juga metode
pelitian TTGO ( Tes Toleransi Glukosa Oral).
Program penanggulangan diabetes mellitus bisa dilakukan dengan berbagai macam cara,
diantaranya pemeriksaan kesehatan secara teratur khususnya kadar gula darah, menjalani
pengobatan secara intensif, aktif secara fisik, memperbaiki kualitas makanan, dan dukungan
masyarakat (Kemenkes 2020).

Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) tingkat prevalensi global penderita
DM pada tahun 2013 mencapai 382 kasus dan IDF juga memperkirakan pada tahun 2035
mengalami peningkatan menjadi (55%) sekitar 592 kasus diantara usia penderita DM 40-59
tahun (International Diabetes Federation, 2013). Menurut data WHO, Indonesia menempati
urutan keempat terbesar dalam jumlah pasien DM di dunia setelah Amerika Serikat, India, dan
China. WHO (World Helth Organization memprediksi akan adanya peningkatan jumlah
penderita DM yang cukup besar dari 8,4 juta jiwa pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta jiwa
pada tahun 2030 dengan pertumbuhan sebesar 152% (WHO, 2006).

Hasil Riskesdas RI 2018, Prevalensi DM berdasarkan diagnosa dokter pada penduduk umur
>=15 tahun 2018 meningkat menjadi dua persen dibandingkan tahun sebelumnya, 1,5 persen.
Lima provinsi dengan prevalensi DM tertinggi yaitu DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Kalimantan
Timur, Sulawesi Utara, dan Jawa Timur. Dari kelima provinsi tersebut, prevalensi DM hanya
meningkat di DKI Jakarta dari 2,4 persen tahun 2013 menjadi 2,6 persen tahun 2018. Sedangkan,
DI Yogyakarta yang menempati urutan kedua, prevalensi DM tahun 2018 (2,4 persen) menurun
0,2 persen dibandingkan tahun 2013. DKI Jakarta menjadi provinsi tertinggi karena banyaknya
jumlah penduduk dan sudah banyak tersedianya sarana untuk pemeriksaan gula darah pada
penduduk.

Masalah yang sering timbul pada penderita diabetes melitus adalah bagaimana cara
mempertahankan agar kadar gula darah dalam darah tetap terkontrol. Berdasarkan penelitian
Kunaryanti (2018) di DI RSUD Dr. Moewardi Surakarta, Tingkat pengetahuan penderita tentang
penyakit menunjukkan rata-rata pengetahuan tinggi sebanyak 44 responden (68,7%) dari 64
responden, dan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang Diabetes Mellitus
dengan perilaku mengontrol gula darah pada pasien Diabetes Mellitus rawat jalan di RSUD Dr.
Moewardi Surakarta. Sehingga informasi mengenai diabetes sangat penting untuk kita
sampaikan kepada pasien agar bisa mengendalikan kadar gula darah.

Pengetahuan penderita tentang diabetes melitus merupakan sarana yang dapat membantu
penderita menjalankan penanganan diabetes selama hidupnya sehingga semakin banyak dan
semakin baik penderita mengerti tentang penyakitnya semakin mengerti bagaimana harus
mengubah perilakunya dan mengapa hal itu diperlukan

1.2 Rumusan Masalah


Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah pasien DM di dunia, DKI Jakarta
menjadi provinsi tertinggi karena banyaknya jumlah penduduk dan sudah banyak tersedianya
sarana untuk pemeriksaan gula darah pada penduduk. Menunjukan bahwa lima provinsi dengan
prevalensi DM tertinggi yakni DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara,
dan Jawa Timur. Ketika beberapa pasien kurang mendapatkan informasi mengenai diabetes
mellitus maka akan banyak pasien yang tidak bisa mengendalikan kadar gula darah sehingga
banyak yang menderita diabetes mellitus.

1.3 Pertanyaan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka pertanyaan penelitiannya adalah bagaimana
hubungan antara tingkat pengetahuan dengan pengendalian kadar gula darah pada pasien
diabetes mellitus di Radjak Hospital Salemba

1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan Umum :
Tujuan umum dari proposal penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara tingkat
pengetahuan dengan pengendalian kadar gula darah pada pasien diabetes melitus
Tujuan Khusus :
1. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan klien tentang penyakit diabetes mellitus.
2. Mengidentifikasi kepatuhan klien dalam menjalani upaya mengengendalikan kadar gula
darah.
3. Mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan klien tentang penyakit diabetes mellitus
dengan kepatuhan dalam menjalani exercise.
4. Mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan klien tentang penyakit diabetes mellitus
dengan pengendalian kadar gula darah

1.5 Manfaat penelitian


a. Manfaat untuk responden
Melalui penelitian ini peneliti berharap responden bisa mendapatkan informasi terkait
hubungan tingkat pengetahuan dengan pengendallian kadar gula darah pada pasien DM
di Radjak Hospital Salemba.
b. Manfaat untuk peneliti
Melalui penelitian ini peneliti dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama
mengikuti pembelajaran terutama tentang hubungan tingkat pengetahuan dengan
pengendallian kadar gula darah pada pasien DM di Radjak Hospital Salemba.
c. Manfaat untuk profesi keperawatan
Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah keilmuan dalam keperawatan
terutama keperawatan medical bedah tentang hubungan tingkat pengetahuan dengan
pengendallian kadar gula darah pada pasien DM di Radjak Hospital Salemba.
d. Manfaat untuk tempat penelitian (Radjak Hospital Salemba)
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi Rumah Sakit terkait
hubungan tingkat pengetahuan dengan pengendallian kadar gula darah pada pasien DM
di Radjak Hospital Salemba.
e. Manfaat untuk Universitas MH Thamrin
Penelitian ini dapat dipergunakan sebagai literature ilmiah dalam bidang keperawatan
medical bedah terutama dalam hubungan tingkat pengetahuan dengan pengendallian
kadar gula darah pada pasien DM di Radjak Hospital Salemba.
f. Manfaat untuk peneliti selanjutnya
Penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan dalam melanjutkan penelitian terkait
dengan hubungan tingkat pengetahuan dengan pengendallian kadar gula darah pada
pasien DM di Radjak Hospital Salemba.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini mengguanakan desain cross sectional yang akan dilaksanakan pada bulan Maret
2021 di Radjak Hospital Salemba. Penelitian ini terdiri dari 1 variabel independen yaiu tingkat
pengetahuan, variable dependen pengendalian kadar gula darah pada pasien diabetes. Data
primer akan dikumpulkan menggunakan kuisioner.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Tingkat Pengetahuan


2.1.1 Pengertian tingkat pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap
objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya)
(Notoatmodjo, 2010).

2.1.2 Tingkat Pengetahuan dalam Domain Kognitif


1) Tahu (Know)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada
sebelumnya setelah mengamati sesuatu.
2) Memahami ( Comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut,tidak hanya
sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat
menginterfretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.
3) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan apabila orang ,yang telah memahami objek yang dimaksud
dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada
situasi yang lain.
4) Analisis ( Analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau memisahkan
kemudian mencari komponen komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau
objek yang diketahui. lndikasi bahwa Pengetahuan seseorang itu sudah sampai
pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan atau
memisahkan, mengelompokan, membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan
atau objek tersebut
5) Sintesis
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasiforinulasi
sebelumnya.
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu objek tertentu

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan


Menurut Notoatmodjo (2010), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan
seseorang yaitu:
1) Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
2) Media masa / sumber informasi
Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio,
surat kabar, majalah, internet, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap
pembentukan opini dan kepercayaan orang.
3) Sosial budaya dan ekonomi
Kebiasan dan tradisi yang dilakukan oleh orang-orang tanpa melalui penalaran
apakah yang dilakukan baik atau buruk.
4) Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik lingkungan
fisik, biologis, maupun sosial.
5) Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang
diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu

2.1.4 Kategori pengetahuan Menurut Notoatmodjo 2010


1) Baik, bila subjek mampu menjawab dengan benar 76-100% dari seluruh
pernyataan.
2) Cukup, bila subjek mampu menjawab dengan benar 56-75% dari seluruh
pernyataan.
3) Kurang, bila subjek mampu menjawab dengan benar <56% dari seluruh
pernyataan.

2.2 Konsep Pengendalian Kadar Gula Darah


2.2.1 Pengertian
Pengendalian diabetes yang baik berarti menjaga kadar glukosa darah dalam kisaran
normal seperti halnya penderita bukan Diabetes Melitus, sehingga terhindar dari
keadaan hiperglikemia ataupun hipoglikemia. Kadar gula darah yang normal pada pagi
hari setelah malam sebelumnya berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar gula
darah biasanya kurang dari 120-140 mg/dL pada 2 jam setelah makan atau minum
cairan yang mengandung gula maupun karbohidrat lainnya. Kadar gula darah yang
normal cenderung meningkat secara ringan tetapi progresif setelah usia 50 tahun,
terutama pada orang-orang yang tidak aktif.

2.2.2 Klasifikasi kadar gula darah


1) Gula darah kurang dari 40 mg/dl. Kadar gula darah ini amat rendah dan amat
berbahaya. Kekurangan ini sudah bisa disebut hipoglikemia (kekurangan kadar
gula dalam darah). Hipoglikemia paling sering terjadi pada orang yang sedang
dalam pengobatan diabetes atau prediabetes.
2) Gula darah di antara 40 dan 59 mg/dl. Kadar gula darah rendah. Kekurangan ini
juga disebut hipoglikemia (kekurangan kadar gula dalam darah). Hipoglikemia
paling sering terjadi pada orang yang sedang dalam pengobatan diabetes atau
prediabetes.
3) Gula darah di antara 60 dan 125 mg/dl. Kadar gula darah rentang normal.
Namun, apabila kadar gula darah tepat 125 mg/dl,maka harus sedikit berhati-hati
karena sedikit lagi memasuki rentang “normal tinggi” (lebih berisiko terkena
diabetes)
4) Gula darah di antara 126 dan 145 mg/dl. Memang, kadar ini dalam batas “normal
tinggi”, pada rentang ini dapat mengindikasikan bahwa dapat dikatakan sudah
terkena diabetes. Semuanya tergantung dari kapan diperiksa, apakah diperiksa
ketika puasa atau sehabis makan.
5) Gula darah di antara 146 dan 199 mg/dl. Kadar gula ini termasuk dalam rentang
“tinggi”, khususnya apabila diperiksa ketika sedang berpuasa (kadar gula puasa)
yang berarti tidak makan dan minum (selain air putih) selama 8 jam sebelum
pemeriksaan dilakukan. Kemungkinan besar menderita diabetes, walaupun tidak
disadari.
6) Gula darah di atas 200 mg/dl. Kadar gula darah ini amat tinggi. Hal ini pasti
sudah menyadari bahwa ada kelainan pada diri karena terdapat banyak gejala-
gejala yang terjadi (penyembuhan luka yang lama, misalnya)

2.2.3 Faktor penyebab penyakit Diabetes Melitus


1) Dari pola makan yang kurang teratur, hal ini dapat memicu kalori yang masuk
dalam tubuh kita menjadi berlebihan. Pola makan yang berlebihan yang tidak
diimbangi dengan proses sekresi insulin maka hal ini akan memicu
meningkatnya kadar gula di dalam darah.
2) Obesitas
3) Faktor genetic atau keturunan juga dapat memicu timbulnya penyakit diabetes
atau gula darah tinggi, hal ini dikarenakan gen yang diwariskan kepada anaknya,
dimana orang tuanya sudah menderita penyakit diabetes. Dan masih banyak
faktor lainnya yang bisa menimbulkan penyakit gula darah.

2.2.4 Gejala-gejala Diabetes Melitus


1) Polifagia adalah sering kelaparan
2) Polidipsia adalah sering haus, terutama haus yang berlebihan
3) Poliuria adalah peningkatan volume buang air kecil
4) Penglihatan kabur
5) Penurunan berat badan
6) Penyembuhan luka yang buruk (luka, goresan, dll)
7) Mulut kering
8) Kulit kering atau gatal
9) Kesemutan di kaki atau tumit

2.2.5 Langkah dasar yang dapat dipakai untuk mengendalikan gula darah:
1) Obat
Pemberian obat yaitu dengan pemberian insulin maka akan mempertahankan jumlah
glukosa dalam darah sehingga tidak menyebabkan hiperglikemi dan jumlah glukosa
dalam darah tetap normal.
2) Tes darah
Dengan alat ini kita dapat memeriksa kadar gula dalam darah kita sebelum dan
sesudah makan. Bahkan jika perlu kita dapat meminta dokter memasang alat di
pinggang kita yang terus menerus mengamati kadar gula dalam darah kita. Ini sangat
membantu bila kadar gula darah kita cenderung naik turun secara tidak teratur.
3) Makanan
Makanan yang mengandung karbohidrat seperti nasi, roti, kentang, pasta, bakmi, dan
banyak lagi lainnya akan mempercepat naiknya kadar gula dalam darah. Makanan-
makanan ini diolah tubuh menjadi glucose/gula. Penting sekali mengurangi porsi
dari makanan seperti ini terutama bagi mereka yang terbiasa makan nasi tiga kali
sehari. Makanan yang dianjurkan bagi penderita diabetes adalah makanan yang
mengandung protein seperti telur, susu, ikan, dada ayam. Tentu saja sayur-sayuran
juga perlu banyak dimakan. Buah-buahan dapat dimakan sekedarnya, mangga yang
terlalu manis harus dibatasi, begitu juga nangka, rambutan, nenas, bahkan pisang.
4) Tidur
Tidur yang cukup penting bagi kita semua. Bagi penderita diabetes tidur yang cukup,
kurang lebih 8 jam sehari, akan membantu pankreas membentuk insulin yang sangat
penting untuk menjaga kadar gula darah. Tidur bukanlah sesuatu yang bisa diganti
seperti makanan.
5) Olahraga
Olahraga juga membantu pembentukan insulin. Menurut para ahli yang terbaik ialah
30 menit, atau 3 kali 10 menit sehari jalan kaki, naik sepeda, berenang, atau apa saja
kegiatan yang kita sukai. Banyak penderita diabetes yang kakinya merasa sakit
sehingga enggan berolahraga. Justru karena tidak berolahraga rasa sakit di kaki
bertahan sehingga akhirnya sulit untuk dipakai berjalan.

2.3 Penelitian Terdahulu


Penulis &
Desain
No Judul Penelitian Tahun Variabel Hasil
penelitian
penilitian
1. Hubungan Kunaryanti, Variabel Cross Penelitian ini
Tingkat Annisa Independen : sectional mendapatkan sampel
Pengetahuan Andriyani, tingkat penelitian sebanyak
tentang Diabetes Riyani pengetahuan 64 orang responden.
Melitus dengan Wulandari tentang Hasil uji bivariat
Perilaku (2018) Diabetes membuktikan
mengontrol Gula Mellitus, pengetahuan tentang
Darah pada sedangkan DM berhubungan
Pasien Diabetes Variabel dengan perilaku
Mellitus Rawat dependen : mengontrol gula
Jalan di RSUD perilaku darah
Dr. Moewardi mengontrol (p=0,000)<0,05.
Surakarta gula darah.
2. Hubungan Muhasidah, Variabel Cross Populasi dan sampel
Tingkat Ruslan Hasani, Independen : sectional dalam penelitian ini
Pengetahuan, Indirawaty, Tingkat yaitu penderita DM
Sikap dan Pola Nur Wulan pengetahuan, sebanyak 142. Hasil:
Makan dengan Majid (2017) sikap dan pola uji statistic bahwa
Kadar Gula makan terdapat hubungan
Darah pada Variabel yang signifikan
Penderita Dependen : antara tingkat
Diabetes Mellitus Kadar gula pengetahuan dengan
di Wilayah Kerja darah pada kadar gula darah
Puskesmas penderita DM (pvalue 0,000), dan
Sudiang Kota terdapat hubungan
Makasar hbungan yang
signifikan antara
sikap dengan kadar
gula darah (pvalue
0,000), dan juga
terdapat hubungan
yang signifikan
antara pola makan
dengan kadar gula
darah (pvalue
0,000).
3. Hubungan Alfrida Mallo, Variabel Cross Penelitian ini
Pengetahuan dan St. Aminah, Independen : sectional mendapatkan sampel
Sikap dalam Nur Wahyuni Pengetahuan penelitian sebanyak
Pengaturan Pola Arif (2017) dan sikap 50 orang responden..
Makan dengan dalam Dari hasil uji
Kadar Gula pengaturan statistik didapatkan
Darah Penderita pola makan nilai p value 0.660
Diabetes Melitus Variabel pada uji hubungan
di Wilayah Kerja Dependen : pengetahuan dengan
Puskesmas Kadar gula kadar gula darah
Minasa UPA darah penderita dalam pengaturan
Kec. Rappocini DM pola makan, dan
Kota Makassar nilai p value 0.002
pada uji hubungan
sikap dengan kadar
gula darah dalam
pengaturan pola
makan.
2.4 Kerangka Teori

Pengertian
Pengetahuan

Tingakat Faktor yang mempengaruhi


Pengetahuan: Pengetahuan

Kategori Pengetahuan:
Baik (76-100%)
Cukup (56-75%)
Kurang (<56%)

Langkah dasar yang dapat


dipakai untuk mengendalikan
gula darah:
Obat, Tes darah, Makanan, Tidur
dan Olahraga

Faktor penyebab
Klasifikasi Kadar
penyakit DM Gejala DM
Gula Darah

Pengertian
Diabetes Melitus
DAFTAR PUSTAKA

 Kementrian Kesehatan RI. (2018). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kemenkes RI.
Diakses pada tanggal 18 Maret 2021. Dari
https://drive.google.com/file/d/1Vpf3ntFMm3A78S8Xlan2MHxbQhqyMV5i/view
 Kementrian Kesehatan RI. (2018). Hari Diabetes Sedunia 2018. Jakrta: Kemenkes RI.
Diakses pada 18 Maret 2021. Dari
https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/hari-diabetes-
sedunia-2018.pdf
 Kementrian Kesehatan RI. (2020). Informasi Seputar Penyakit Diabetes Melitus.
Jakarta: Kemenkes RI. Diakses pada tanggal 18 Maret 2021. Dari
http://p2ptm.kemkes.go.id/informasi-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus
 Kunaryanti, Andriyani A, Wulandari R. (2018). Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang
Diabetes Melitus dengan Perilaku mengontrol Gula Darah pada Pasien Diabetes
Mellitus Rawat Jalan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Diakses pada tanggal 19 Maret
2021. Dari http://journals.ums.ac.id/index.php/JK/article/view/7007
 Mallo A, St. Aminah, Arif NW. (2017). Hubungan Pengetahuan dan Sikap dalam
Pengaturan Pola Makan dengan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus di
Wilayah Kerja Puskesmas Minasa UPA Kec. Rappocini Kota Makassar. Diakses pada
tanggal 19 Maret 2021. Dari https://core.ac.uk/download/pdf/236405512.pdf
 Muhasidah. Hasani, R. Indirawaty. Majid, N. (2017). Hubungan Tingkat Pengetahuan,
Sikap dan Pola Makan dengan Kadar Gula Darah pada Penderita Diabetes Mellitus di
Wilayah Kerja Puskesmas Sudiang Kota Makasar. Diakses pada tanggal 19 Maret 2021.
Dari https://www.neliti.com/publications/316466/hubungan-tingkat-pengetahuan-sikap-
dan-pola-makan-dengan-kadar-gula-darah-pada-p
 Notoatmodjo, S. (2010). Metode Penelitian Kesehatan. Rineke Cipta. Jakarta.
 World Health Organization. (2004). Global Prevalence of Diabetes. Diakses pada
tanggal 18 Maret 2021. Dari https://www.who.int/diabetes/facts/en/diabcare0504.pdf

Anda mungkin juga menyukai