Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik dari 140 mmHg

dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg. Hipertensi salah satu penyakit

tidak menular yang sering ditemukan ditengah masyarakat. Akan tetapi, hipertensi

penyakit yang menyebabkan kesakitan yang tinggi yang mengakibatkan suplai

oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat hingga ke jaringan tubuh.

Saat ini hipertensi sudah menjadi masalah global karena prevalensinya yang

terus meningkat dari tahun ke tahun (Abdi Iswahyudi & Widya Rahmadani, 2020)

Berdasarkan data WHO (World Healt Organization) tahun 2019

menunjukan sekitar 1.13miliar orang di dunia menyandang hipertensi. Artinya 1

dari 3 orang terkena hipertensi. Menurut AHA ( American Heart Association)

penduduk amerika yang berusia 20 tahun menderita hipertensi sebanyak 74,5

juta jiwa dengan hampir 90-95 % tidak diketahui apa penyebabnya. Hipertensi

disebut dengan silent killer karena hipertensi merupakan penyakit prevalensinya

sangat tinggi dan cendrung mengakibatkan kematian secara diam-diam.

jumlah kasus penyakit hipertensi di indonesia berdasarkan data Riskesdas

2018, prevalensi hipertensi di indonesia sebesar 31,4 % dengan perkiraan hasil

kasus hipertensi di indonesia sebesar 63.309.620 orang, dengan angka kematian


427.218. Prevalensihipertensi terjadi pada usia >18 tahun. Sebesar 31,6% terjadi

pada kelompok umur 31-44 tahun, 45,3% terjadi pada kelompok umur 45-56

tahun dan 55,2% terjadi pada kelompok umur 55-64 tahun tertinggi 30,9% dan

terendah sebanyak 20% (Kemenkes RI, 2018).

Provinsi Sumatra Barat 2018 tercatat jumlah kasus hipertensi sebanyak

130.991 kasus, sedangkan pada tahun 2019 menjadi 152.2.182 kasus hipertensi

dan tahun 2020kasus terdektesi hipertensi sebanyak 184.873 kasus (Profil dinas

kesehatan sumbar, 2020)Kejadian hipertensi di Provinsi Sumatra Barat salah

satu tertinggi adalah Kota Padang tahun 2018 sebanyak 29.199 kasus,

sedangkan pada tahun 2019 di atas usia 15 tahun terdapat 171.594 jiwa kasus

hipertensi (Dinas kesehatan kota padang, 2019).

Hipertensi terjadi karena adanya berbagai faktor.Faktor hipertensi ada 2

yaitu faktor resiko hipertensi yang tidak dapat dimodifikasi dan dapat

dimodifikasi. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi antara lain umur, jenis

kelamin, tingkat pendidikan, faktor keturunan, riwayat keluarga. Sedangkan faktor

resiko hipertensi yang dapat dimodifikas kebiasaan merokok, kurangnya aktivitas

fisik, konsumsi alkohol berlebihan, pola makan penderita (Susan, 2020). Jika

seseorang penderita hipertensi tidakmengatur pola makanan nya, maka efek

samping dari pola makan yang salah akan beresiko terjadi penyakit hipertensi.

Oleh karena itu, salah satu upaya yang dapat mencegah serta meminimalisirkan

risiko terjadinya hipertensi dapat dilakukan pengaturan pengaturan obesitas,


modifikasi gaya hidupdan pengaturan pola makan seperti hindari makanan

berlemak, konsumsi makanan yang berkalium, magnesium, kalsium, dan

pengaturanpola makan (Laura, 2020).

Pola makan merupakan perilaku penting yang dapat mempengaruhi

kesehatan tubuh yang disebabkan karena kuantitas dan kualitas makanan,

minuman yang dikonsumsi mempengaruhi asupan gizi sehingga mempengaruhi

kesehatan individu dan masyarakat (Permenkes RI No, 14, 2014)Pola makan

juga merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan

darah tinggi. Seseorang dapat mengalami hipertensi karena tidak menjaga pola

makan. Menjaga pola makan juga salah satu upaya mencegah hipertensi agar bisa

mengontrol kebiasaanya. Dalam kehidupan sehari-hari pada zaman sekarang

masih banyak orang lebih sering jajan dan makan diluar seperti mengkonumsi

bakso, mie instan merupakan salah satu faktor pencetus terjadinya peningkatan

tekanan darah tinggi karena kandungan natriumnya cukup tinggi. Selain pola

masyarakat senang mengkonsumsi makanan yang asin, makanan berlemak akan

memicu terjadinya penyakit hipertensi (Kristia verentina & Willy fitrizia, 2018)

Berdasarkan penelitian dilakukan dengan Abdi Oswahyudi & Widya

Rahmadani dalam judulnya “Hubungan pola makan dengan kejadian hipertensi di

Puskesmas kebun Sikolos Tahun 2019. Bahwa orang yang jarang mengkonsumsi

lemak serta garam yang berlebihan, yang sering mengkonsumsi kafein dan serat

memiliki peluang besar untuk tidak mengalami kejadian hipertensi. Sejalan


dengan penelitian yang dilakukan oleh Mahmudah dalam judul penelitiannya

“Hubungan pola makan dan gaya hidup dengan kejadian hipertensi pada lansia di

Kelurahan Sawangan Baru Kota Depok Tahun 2015” Bahwa proporsi lansia

yang mengalami hipertensi juga ada hubungan dengan asupan lemak dan natrium

terhadap kejadian hipertensi.

Menurut data dari dinas kesehatankota padang, bahwasannya kejadian

hipertensi juga banyak ditemukan di Puskesmas Andalas Padang tahun 2021

penderita hipertensi di Puskesmas Andalas berjumlah sebanyak 2.162 orang.

Januari s/d maret 2022 penderita hipertensi berjumlah 1.860. Orang dan ditinjau

kembali oleh peneliti pada juli 2022 penderita hipertensi pada bulan april sebanyak

122 orang, bulan mei 317 orang dan dibulan juni 2022 sebanyak 163 orang.

Berdasarkan studi awal yang dilakukan oleh peneliti pada 12 Juli 2022

didapatkan 4 responden penderita hipertensi, 2responden mengatakan pergi

berobat ke Puskesmas karena pola makan nya tidak terjaga akibat mengkonsumsi

daging qurban lumayan banyak sehingga si penderita mengatakan kuduknya berat,

pusing, kaki terasa sakit dan penglihatannya sedikit buram. 1 responden nya

mengatakan sulit untuk mengontrol pola makannya karena terlalu sering

mengkonsumsi makanan yang berminyak seperti gorengan dan bersantan. 1

respondennya lagi mengatakan pergi berobat untuk kontrol hipertensinya setiap

bulannya, responden tersebut mengatakan juga memakan makanan yang

berlemak tinggi seperti dagingakan tetapi beliau memakan secukupnya agar


tekanan darahnya tetap terkontrol. Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh

penelitidi Puskesmas Andalas Padang bahwasannya responden yang tidak menjaga

pola makannya akan beresiko pada tekanan darah tingginya.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik mengangkat judul

“Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Hipertensi di Puskesmas Andalas

Padang Tahun 2022”.

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan uraian pada latar belakang di atas,maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan antara pola makan dengan

kejadian hipertensi di Puskesmas Andalas Padang Tahun 2022.

C. Tujuan Penelitian

1.Tujuan umum

Penelitian bertujuan untuk mengetahui Apakah ada hubunganpola

makandengan kejadian hipertensidi Puskesmas AndalasPadang Tahun 2022.

2.Tujuan khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini yaitu :

a.Diketahui distribusi frekuensiPola Makan Masyarakat di Puskesmas

Andalas padang Tahun 2022.


b. Diketahui distribusi frekuensi kejadian hipertensi di Puskesmas

Andalas Padang Tahun 2022.

c.Diketahuidistribusi frekuensiHubungan Pola Makan dengan kejadian

hipertensi di Puskesmas Andalas Padang Tahun 2022.

D. Manfaat penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Teoritis

a. Bagi Peneliti

Mengaplikasikan ilmu yang telah di dapat daribangku perkuliahan

menambah pengetahuan, serta pengalaman peneliti dalam melakukan penelitian di

bidang keperawatan dan untuk mengetahui hubunganpola makan dengankejadian

hipertensi di Puskesmas Andalas Padang Tahun 2022.

b. Bagi Peneliti selanjutnya

Diharapkan sebagai bahan informasi dan pengetahuan serta wawasan

sehingga dapat digunakan sebagai pembelajaran dalam melakukan penelitian

selanjutnya mengenai hubungan pola makan dengan kejadian hipertensi di

Puskesmas Andalas Padang Tahun 2022.


2. Praktis

a. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian diharapkan sebagai bahan bacaan dan data pendukung dalam hal

mengembangkan potensi bagi tenaga kesehatanProgram Studi Keperawatan Stikes

Alifah Padang.

b. Bagi Puskesmas

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi pihak puskesmas

agar meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya penyakit hipertensi untuk

menjaga pola makan serta mengkonsumsi makanan bergizi dengan rendah lemak.

E. Ruang Lingkup

Penelitian ini membahas tentang “Hubungan pola makandengan kejadian

hipertensidi Puskesmas Andalas Padangtahun 2022. Variabel independen pola

makan, variabel dependen kejadian hipertensi.Penelitian ini telah dilakukan pada

bulan Maret–September2022. Data dikumpulkan dari tanggal 22 Juli – 6 Agustus

2022. Jenis penelitianDeskriptik analitik dengan pendekatan desain crooss

sectional.Populasi dalam penelitian ini klien dengan hipertensi. Jumlah populasi

dalam penelitian ini adalah sebanyak 122 orang. Teknikpengambilan sampel

menggunakan teknikaccidental samplingsebanyak 55 sampel.Pengumpulan data

dengan cara menggunakan kuesioner. Kemudian data di olah dengan Analisa data
analisa univariat &bivariat menggunakan uji statitstikchi square dengan nila p-

value (0,05)

Anda mungkin juga menyukai