PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat, yang merupakan
titik tumpu dalam upaya mencapai kesehatan yang optimal. Tercapainya
kesehatan keluarga, akan mewujutkan tercapainya peningkatan derajat kesehatan
masyarakat. Dengan demikian, kesehatan keluarga merupakan kunci utama
pembangunan kesehatan masyarakaat (Agrina, 2018). Friedman (2010)
mengatakan bahwa keluarga merupakan salah satu aspek penting dalam
keperawatan. Hal ini disebabkan karena keluarga sebagai suatu kelompok yang
dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah-
masalah kesehatan di dalamnya. Selain itu, keluargalah yang tetap berperan
sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan serta mengasuh para
anggotanya.
Masalah kesehatan yang terjadi di keluarga ini perlu upaya untuk
meningkatkan kemampuan keluarga melaksanakan fungsi perawatan kesehatan
keluarga di rumah, maka penting bagi keluarga untuk memahami dan
melaksanakan lima tugas kesehatan keluarga. Friedman (2010) menyatakan
bahwa lima tugas kesehatan keluarga meliputi: pertama, keluarga diharapkan
mampu mengenal berbagai masalah kesehatan yang dialami oleh seluruh anggota
keluarga. Kedua, keluarga mampu memutuskan tindakan keperawatan yang tepat
dalam mengatasi berbagai masalah kesehatan yang dialami oleh seluruh anggota
keluarga. Ketiga, keluarga mampu melakukan tidakan keperawatan yang tepat
dalam sehari-hari dirumah. Keempat, keluarga dapat menciptakan dan
memodifikasi lingkungan rumah yang dapat mendukung dan meningkatkan
kesehatan seluruh anggota keluarga. Kelima adalah keluarga diharapkan mampu
memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk mengontrol kesehatan dan mengobati
masalah kesehatan yang belum atau tidak dapat diselesaikan sendiri oleh individu
maupun keluarga.
1
2
Perbandingan normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 25-
30 % pada wanita dan 18-23 % pada pria. Wanita dengan lemak tubuh lebih dari
30 % dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25 % dianggap mengalami obesitas
(Proverawati, 2010). Masalah obesitas meningkat dengan cepat di berbagai
belahan dunia menuju proporsi epidemik. Hal tersebut disebabkan peningkatan
diet yang tinggi lemak dan gula, disertai penurunan aktivitas fisik. di Eropa,
obesitas telah menjadi epidemik dengan memberikan kontribusi sebesar 35%
terhadap angka kesakitan dan memberikan kontribusi sebesar 15-20 % terhadap
kematian. Berbagai laporan terkini mengindikasikan bahwa prevalensi obesitas
diseluruh dunia baik di Negara berkembang maupun Negara yang sedang
berkembang telah meningkat dalam jumlah yang mengkhawatirkan. Hal tersebut
dapat mengakibatkan masalah kesehatan yang serius karena obesitas dapat
memicu masalah kesehatan kardiovaskuler, ginjal, dan diabetes militus (Sayem,
2018).
Kegemukan adalah salah satu dari penyebab kematian yang dapat dicegah
utama di dunia. Data prevalensi obesitasi Amerika Serikat menunjukkan bahwa
50 % orang dewasa dan 25 % anak-anak AS menderita berat badan lebih dan
obesitas menggunakan patokan BMI ≥30, presentase yang sangat tinggi
menyebabkan epidemic penyakit kronis. Apabila percepatan penyakit obesitas
berlanjut seperti sekarang kemungkinan sebagian besar populasi di Amerika
Serikat menderita obesitas ( Soegih, dalam Sayem 2018).
Himpunan studi obesitas Indonesia memeriksa lebih dari 6000 orang dari
hampir seluruh provinsi dan didapatkan angka obesitas dengan Indeks Massa
Tubuh ( IMT ) > 30 kg/m2 pada laki-laki sebesar 9,16% dan pada perempuan
11,02 %. Apabila tren ini berjalan terus seperti sekarang ini, maka pada tahun ke
tahun tidak mustahil penduduk Indonesia akan menyandang gelar “ obesogenik “
terutama dinegara urban (Soegih, dalam Sayem 2018).
Perawat memiliki peranan penting dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat. Salah satu peran penting seorang perawat adalah
4
E. Keaslian penelitian
1. Novia (2017)
Meneliti tentang “Asupan energi, karbohidrat dan lemak dengan status
obesitas pada lansia ”
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan energi,
karbohidrat dan lemak dengan status obesitas pada lansia di Posyandu Lansia
Wedra Utama Purwosari. Penelitian ini adalah penelitian observasional
dengan pendekatan cross sectional. Tiga puluh tiga lansia yang berpartisipasi
dalam penelitian ini direkrut menggunakan teknik Simple Random Sampling.
Data Asupan energi, karbohidrat dan lemak didapatkan dengan Food
Frequency Questionnaire semi kuantitatif, penimbangan berat badan dan
tinggi badan masing-masing diukur menggunakan timbangan injak dan
microtoice. Analisis hubungan antara asupan energi, karbohidrat dan lemak
dengan status obesitas pada lansia menggunakan Pearson Product Moment
dengan program SPSS for windows versi 21.0. Dua belas (36.40%) lansia
memiliki asupan energi cukup, sebelas (33.30%) lansia memiliki asupan
karbohidrat kategori kurang, lima belas (45.50%) lansia memiliki asupan
lemak dalam kategori kurang dan delapan belas (54.50%) lansia termasuk
obesitas I (IMT= 25.0-29.5 kg/m2). Tidak ada hubungan asupan energi,
karbohidrat dan lemak dengan status obesitas lansia dengan nilai p masing-
masing 0.622, 0.800 dan 0.136. Persamaan penelitian ini adalah sama-
sama meneliti tentang masalah kesehatan cenderung beresiko yang berfokus
pada obesitas pada usia lanjut. Dan perbedaan nya adalah jumlah sampel dan
tempat penelitianya.