Anda di halaman 1dari 76

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR KELUARGA

1. Pengertian Keluarga

Menurut UU No.10 Tahun 1992, keluarga adalah unit terkecil

dalam masyarakat yang terdiri dari suami-istri, atau suami-istri dan

anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. Sedangkan

menurut WHO, keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling

berhubungan melaluipertalian darah, adopsi atau perkawinan. Keluarga

adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena ikatan tertentu untuk

saling berbagi pengalaman dan melakukan pendekatan emosional, serta

mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari keluarga (Friedman,

2010).

Menurut Sudiharto (2012), keluarga adalah unit terkecil

darimasyarakat yang terdiri atas kepala keluarga serta beberapa orang

yangberkumpul dan tinggal di satu atap dalam keadaan saling

ketergantungan. Sedangkan menurut Harmoko (2012), keluarga adalah

perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,

perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi

satu sama lain. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
9
keluarga adalah unit terkecil yang berupa dua atau lebih individu yang

terdiri dari kepala keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dan

tinggal di satu atap yang tergabung karena adanya ikatan berupa hubungan

darah, perkawinan atau adopsi untuk saling berbagi pengalaman dan

melakukan pendekatan emosional serta mengidentifikasikan diri sebagai

bagian dari anggota keluarga yang selalu berinteraksi satu sama lain.

2. Fungsi keluarga

Setiap anggota keluarga mempunyai struktur peran formal dan

informal. Misalnya, ayah mempunyai peran formal sebagai kepala keluarga

dan pencari nafkah. Peran informal ayah adalah sebagai panutan dan

pelindung keluarga. Struktur kekuatan keluarga meliputi kemampuan

berkomunikasi, kemampuan keluarga untuk saling berbagi, kemampuan

sistem pendukung diantara anggota keluarga, kemampuan perawatan diri,

dan kemampuan menyelesaikan masalah (Sudiharto, 2012).

Fungsi dasar keluarga ada 5, yaitu :

a. Fungsi afektif, adalah fungsi internal keluarga untuk pemenuhan

kebutuhan psikososial, saling mengasih dan memberikan cinta kasih,

serta saling menerima dan mendukung. Fungsi afektif merupakan dasar

utama baik untuk pembentukan maupun berkelanjutan unit keluarga itu

sendiri, sehingga fungsi afektif merupakan salah satu fungsi keluarga

10
yang paling penting (Friedman, 2010). Keluarga memberikan

kenyamanan emosional anggota, membantu anggota dalam membentuk

identitas dan mempertahankan saat terjadi stress (Sudiahrto, 2012).

b. Fungsi sosialisasi, adalah proses perkembangan dan perubahan individu

keluarga, tempat anggota keluarga berinteraksi sosial dan belajar

berperan di lingkungan sosial. Sosialisasi merujuk pada banyaknya

pengalaman belajar yang diberikan dalam keluarga yang ditujukan

untuk mendidik anak-anak tentang cara menjalankan fungsi dan

memikul peran sosial orang dewasa seperti peran yang dipikul suami-

ayah dan istri-ibu (Friedman, 2010). Keluarga sebagai guru,

menanamkan kepercayaan, nilai, sikap dan mekanisme koping,

memberikan feedback dan memberikan petunjuk dalam pemecahan

masalah (Sudiharto, 2012).

c. Fungsi reproduksi, adalah fungsi keluarga meneruskan kelangsungan

keturunan dan menambah sumber daya manusia (Friedman, 2010).

d. Fungsi ekonomi, adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan

keluarga seperti sandang, pangan, dan papan (Friedman, 2010).

Keluarga melibatkan penyediaan keluarga akan sumber daya yang

cukup finansial, ruang dan materi serta alokasinya yang sesuai melalui

11
proses pengambilan keputusan dan kepentingan di masyarakat

(Sudiharto, 2012).

e. Fungsi perawatan kesehatan, adalah kemampuan keluarga untuk

merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.

Keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan yang

dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan istirahat termasuk

penyembuhan dari sakit (Friedman, 2010). Fungsi fisik keluarga

dipenuhi oleh orang tua yang menyediakan makanan, pakaian, tempat

tinggal, perawatan terhadap kesehatan dan perlindungan terhadap

bahaya. Pelayanan dan praktik kesehatan adalah fungsi keluarga yang

paling relevan bagi perawat keluarga (Sudiharto, 2012).

3. Struktur Keluarga

Struktur keluarga menurut Friedman (2010), antara lain :

a. Struktur peran.

Peran adalah perilaku yang dikaitkan dengan seseorang yang memegang

sebuah posisi tertentu, posisi mengidentifikasi status atau tempat

seseorang dalam suatu sistem sosial.

b. Struktur nilai keluarga

Nilai keluarga adalah suatu sistem ide, perilaku dan keyakinan tentang

nilai suatu hal atau konsep yan secara sadar maupun tidak sadar

12
mengikat anggota keuarga dalam kebudayaan sehari-hari atau

kebudayaan umum.

c. Proses komunikasi

Proses komunikasi ada dua yaitu prses komunikasi fungsional dan

proses komunikasi disfungsonal.

1) Proses komunikasi fungsional.

Komunikasi fungsional dipandang sebagai landasan keberhasilan

keluarga yang sehat, dan komunikasi fungsional didefenisikan

sebagai pengirim dan penerima pesan yang baik isi maupun tingkat

intruksi pesan yang langsung dan jelas, serta kelarasan antara isi dan

tingkai intruksi.

2) Proses komunikasi disfungsional.

Sama halnya ada cara berkomunikasi yang fungsional, gambaran dari

komunikasi disfungsional dari pengirim dan penerima serta

komunikasi disfungsinal juga melibatkan pengirim dan penerima.

d. Struktur kekuasaan dan pengambilan keputusan.

Kekuasaan keluarga sebagai arakteristik system keluarga adalah

kemampuan atau potensial, actual dari individu anggota keluarga yang

lain. Terdapat 5 unit berbeda yang dapat dianalisis dalam karakteristik


13
kekuasaan keluarga yaitu : kekuasaan pernikahan (pasangan orang

dewasa), kekuasaan orang tua, anak, saudara kandung dan kekerabatan.

Sedangkan pengambil keputusan adalah teknik interaksi yang digunakan

anggota keluarga dalam upaya mereka untuk memperoleh kendali dan

bernegosiasi atau proses pembuatan keputusan.

4. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan

Tugas pokok keluarga dalam bidang kesehatan menurut Friedman (2010),

antara lain :

a. Mengenal masalah kesehatan keluarga

Keluarga perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahanperubahan

yang dialami anggota keluarga. Keluarga perlu mengetahui dan

mengenal fakta-fakta dari masalah kesehatan yang meliputi pengertian,

tanda dan gejala, factor penyebab yang mempengaruhinya, serta

persepsi keluarga terhadap masalah.

b. Membuat keputusan tindakan yang tepat

Sebelum keluarga dapat membuat keputusan yang tepat mengenai

masalah kesehatan yang dialaminya, perawat harus dapat mengkaji

keadaan keluarga tersebut agar dapat memfasilitasi keluarga dalam

membuat keputusan.

14
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.

Ketika memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit,

keluarga harus mengetahui keadaan penyakitnya; sifat dan

perkembangan perawatan yang dibutuhkan; keberadaan fasilitas yang

dibutuhkan untuk perawatan; sumber-sumber yang ada dalam keluarga

(keuangan atau finansial, fasilitas fisik, psikososial) dan bagaimana

sikap keluarga terhadap yang sakit.

d. Mempertahankan atau mengusahakan suasana rumah yang sehat

Keluarga mampu memodifikasi lingkungan atau menciptakan suasana

rumah yang sehat dan keluarga mengetahui sumber dan manfaat

pemeliharaan lingkungan serta bagaimana upaya pencegahan terhadap

penyakit.

e. Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat

Ketika merujuk anggota keluarga ke fasilitas kesehatan, keluarga harus

mengetahui keuntungan dan keberadaan fasilitas kesehatan yang dapat

terjangkau oleh keluarga.

15
5. Peran Perawat Keluarga

Peran perawat keluarga dalam asuhan keperawatan berpusat pada keluarga

sebagai unit fungsional terkecil dan bertujuan memenuhi kebutuhan dasar

manusia pada tingkat keluarga sehingga tercapai kesehatan yang optimal

untuk setiap anggota keluarga. Melalui asuhan keperawatan keluarga,

fungsi keluarga menjadi optimal (Sudiharto, 2012).

Dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga, perwat keluarga perlu

memperhatikan prinsip-prinsip berikut :

a. Melakukan kerja bersama keluarga secara kolektif

b. Memulai pekerjaan dari hal yang sesuai dengan kemampuan keluarga

c. Menyesuaikan rencana asuhan keperawatan dengan tahap

perkembangan keluarga

d. Menerima dan mengakui struktur keluarga

e. Menekankan pada kemampuan keluarga (Sudiharto, 2012).

Adapun peran perawat keluarga menurut (Friedman, 2010) adalah sebagai

berikut :

a. Sebagai pendidik

Perawat bertanggung jawab memberikan pendidikan kesehatan kepada

keluarga, terutama untuk memandirikan keluarga dalam merawat

16
anggota keluarga yang memiliki masalah kesehatan. Peran perawat

keluarga dalam memberikan pendidikan kesehatan yaitu memberikan

penjelasan dan pengetahuan kepada klien dan keluarga bagaimana

perawatan dan penatalaksanaan diabetes mellitus kepada klien dan

keluarga.

b. Sebagai koordinator pelaksana pelayanan keperawatan

Perawat bertanggung jawab memberikan pelayanan keperawatan yang

komprehensif. Pelayan keperawatan yang bersinambungan diberikan

untuk menghindari kesenjangan antara keluarga dan unit pelayanan

kesehatan (Puskesmas dan Rumah Sakit). Peran perawat sebagai

koordinator yaitu memberikan motivasi kepada keluarga agar membawa

keluarga dengan diabetes mellitus ke pelayanan terdekat dan

menganjurkan serta menyarankan keluarga agar mengontrol gula darah

ke pelayanan kesehatan terdekat.

c. Sebagai pelaksana pelayanan keperawatan

Pelayanan keperawatan dapat diberikan kepada keluarga melalui kontak

pertama dengan anggota keluarga yang sakit yang memiliki masalah

kesehatan. Dengan demikian, anggota keluarga yang sakit dapat menjadi

“entry point” bagi perawat untuk memberikan asuhan keperawatan

keluarga secara komprehensif. Peran perawat sebagai pelaksana

17
pelayanan keperawatan adalah perawat melakukan pengontrolan gula

darah pasien dan melakukan pengukuran tekanan darah pada pasien

dengan diabetes mellitus.

d. Sebagai supervisor pelayanan keperawatan

Perawat melakukan supervisi atau pembinaan terhadap keluarga melalui

kunjungan rumah secara teratur, baik terhadap keluarga berisiko tinggi

maupun yang tidak. Kunjungan rumah tersebut dapat direncanakan

terlebih dahulu atau secara mendadak.

e. Sebagai pembela (advokat)

Perawat berperan sebagai advokat keluarga utuk melindungi hak-hak

keluarga sebagai klien. Perawat diharapkan mampu mengetahui harapan

serta memodifikasi sistem pada perawatan yang diberikan untuk

memenuhi hak dan kewajiban mereka sebagai klien mempermudah

tugas perawat untuk memandirikan keluarga.

f. Sebagi fasilitator

Perawat dapat menjadi tempat bertanya individu, keluarga dan

masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatan di keperawatan yang

mereka hadapi sehari-hari serta dapat membantu memberikan jalan

keluar dalam mengatasi masalah diabetes melitus.

18
g. Sebagai peneliti

Perawat keluarga melatih keluarga untuk dapat memahami

masalahmasalah kesehatan yang dialami oleh anggota keluarga.

Masalah kesehatan yang muncul didalam keluarga biasanya terjadi

menurut siklus atau budaya yang di praktikan keluarga. Peran sebagai

peneliti difokuskan kepada kemampuan keluarga untuk mengidentifikasi

penyebab, menanggulangi, dan melakukan promosi kepada anggota

keluarganya. Selain itu, perawat perlu mengembangkan asuhan

keperawatan keluarga terhadap binaanya. Peran perawat keluarga dalam

asuhan keperawatan berpusat pada keluarga sebagai unit fungsional

terkecil dan bertujuan memenuhi kebutuhan dasar manusia pada tingkat

keluarga sehingga tercapai kesehatan yang optimal untuk setiap anggota

keluarga. Melalui asuhan keperawatab keluarga, fungsi keluarga

menjadi optimal. Bila keluarga dapat menjalankan fungsinya secara

optimal, setiap individu didalam keluarga tersebut memiliki karakter

yang kuat, tidak mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang sifatnya negatif

sehingga memiliki kemapuan berfikir yang cerdas, dan pada akhirnya

memiliki daya saing yang tinggi terutama di era kompetisi yang semakin

sengit (Sudiharto, 2012).

19
B. KONSEP DASAR DIABETES MELLITUS

1. Pengertian

Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit metabolik yang

kebanyakan herediter, dengan tanda – tanda hiperglikemia dan glukosuria,

disertai dengan atau tidak adanya gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai

akibat dari kuranganya insulin efektif di dalam tubuh, gangguan primer

terletak pada metabolisme karbohidrat yang biasanya disertai juga

gangguan metabolisme lemak dan protein.

Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai

dengan hiperglikemi yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme

karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi

insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan

komplikasi kronis mikrovaskuler, dan neuropati (Yuliana elin, 2009).

Diabetes Melitus (DM) merupakan keadaan hiperglikemia kronik

yang disertai dengan berbagai kelainan metabolik yang diakibatkan oleh

gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai macam komplikasi kronik

pada organ mata, ginjal, saraf, pembuluh darah disertai lesi padda membran

basalis dalam dengan menggunakan pemeriksaan dalam mikroskop (Arief

Mansjoer dkk, 2005).

20
2. Klasifikasi

Menurut American Diabetes Association (2018), diabetes dapat

diklasifikasikan ke dalam kategori umum berikut:

a. Diabetes tipe 1 (karena kerusakan sel β autoimun, biasanya

menyebabkan kekurangan insulin absolut)

b. Diabetes tipe 2 (karena hilangnya progresif sekresi insulin sel-B akibat

resistensi insulin)

c. Diabetes mellitus gestasional (DMG) (diabetes yang didiagnosis pada

trimester kedua atau ketiga kehamilan)

d. Diabetes tipe tertentu karena penyebab lain, misalnya, sindrom diabetes

monogenik (seperti diabetes neonatal dan maturity-onset diabetes of the

young (MODY)), penyakit pada pankreas eksokrin (seperti fibrosis

kistik dan pankreatitis), dan obat atau bahan kimia (seperti penggunaan

glukokortikoid, dalam pengobatan HIV / AIDS, atau setelah

transplantasi organ)

Kriteria Diagnostik Diabetes melitus menurut American Diabetes

Association 2010:

a. Gejala klasik DM dengan glukosa darah sewaktu ≥ 200 mg/ dl (11.1

mmol/L).

Glukosa darah sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu

hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir. Gejala klasik adalah:

21
poliuria, polidipsia dan berat badan turun tanpa sebab.

b. Kadar glukosa darah puasa ≥ 126 mg/ dl (7.0 mmol/L).Puasa adalah

pasien tak mendapat kalori sedikitnya 8 jam.

c. Kadar glukosa darah 2 jam PP ≥ 200 mg/ dl (11,1 mmol/L).

Tes Toleransi Glukosa Oral dilakukan dengan standar WHO,

menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 gr glukosa anhidrus

yang dilarutkan ke dalam air. Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi

kriteria normal atau DM, maka dapat digolongkan ke dalam kelompok

Toleransi Glukosa Terganggu (TTGO) atau Glukosa Darah Puasa

Terganggu (GDPT) tergantung dari hasil yang dipeoleh :

TGT : glukosa darah plasma 2 jam setelah beban antara 140- 199 mg/dl

(7,8-11,0 mmol/L)

GDPT : glukosa darah puasa antara 100 – 125 mg/dl (5,6-6,9 mmol/L)

3. Etiologi

Etiologi atau faktor penyebab penyakit Diabetes Melitus bersifat

heterogen, akan tetapi dominan genetik atau keturunan biasanya menjanai

peran utama dalam mayoritas Diabetes Melitus (Riyadi, 2011).

Faktor lain yang dianggap sebagai kemungkinan etiologi DM yaitu :

a. Kelainan pada sel B pankreas, berkisar dari hilangnya sel B sampai

dengan terjadinya kegagalan pada sel B melepas insulin.

22
b. Factor lingkungan sekitar yang mampu mengubah fungsi sel b, antara

lain agen yang mampu menimbulkan infeksi, diet dimana pemasukan

karbohidrat serta gula yang diproses secara berlebih, obesitas dan

kehamilan.

c. Adanya gangguan sistem imunitas pada penderita/ gangguan system

imunologi

d. Adanya kelainan insulin

e. Pola hidup yang tidak sehat

4. Patofisiologi

Diabetes tipe I. Pada diabetes tipe satu terdapat ketidakmampuan

untuk menghasilkan insulin karena sel-sel beta pankreas telah dihancurkan

oleh proses autoimun. Hiperglikemi puasa terjadi akibat produksi glukosa

yang tidak terukur oleh hati. Di samping itu glukosa yang berasal dari

makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam

darah dan menimbulkan hiperglikemia prosprandial (sesudah makan). Jika

konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi maka ginjal tidak dapat

menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar, akibatnya glukosa

tersebut muncul dalam urin (glikosuria). Ketika glukosa yang berlebihan di

eksresikan ke dalam urin, eksresi ini akan disertai pengeluaran cairan dan

elektrolit yang berlebihan. Keadaan ini dinamakan diuresis osmotik.

23
Sebagai akibat dari kehilangan cairan berlebihan, pasien akan mengalami

peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan rasa haus (polidipsia) (Smeltzer

dan Bare, 2015).

Defisiensi insulin juga akan menganggu metabolisme protein dan

lemak yang menyebabkan penurunan berat badan. Pasien dapat mengalami

peningkatan selera makan (polifagia), akibat menurunnya simpanan kalori.

Gejala lainnya mencakup kelelahan dan kelemahan. Pada penderita

defisiensi insulin, proses ini akan terjadi tanpa hambatan dan lebih lanjut

akan turut menimbulkan hiperglikemia. Disamping itu akan terjadi

pemecahan lemak yang mengakibatkan peningkatan produksi badan keton

yang merupakan produk samping pemecahan lemak. Ketoasidosis yang

disebabkannya dapat menyebabkan tanda-tanda dan gejala seperti nyeri

abdomen, mual, muntah, hiperventilasi, nafas berbau aseton dan bila tidak

ditangani akan menimbulkan penurunan kesadaran, koma bahkan

kematian. (Smeltzer dan Bare, 2015).

Mekanisme terjadinya DM tipe 2 umumnya disebabkan karena

resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan

terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat

terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi

dalam metabolisme glukosa didalam sel. Resistensi insulin pada DM tipe 2

disertai dengan penurunan reaksi intrasel ini. Dengan demikian insulin

24
menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh

jaringan. Untuk mengatasi resistensi insulin dan mencegah terbentuknya

glukosa dalam darah, harus terjadi peningkatan jumlah insulin yang

disekresikan (Smeltzer dan Bare, 2015).

Pada penderita toleransi glukosa terganggu, keadaan ini terjadi

akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa akan

dipertahankan pada tingkat yang normal atau sedikit meningkat. Namun

demikian, jika sel-sel ß tidak mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan

akan insulin, maka kadar glukosa akan meningkat dan terjadi DM tipe 2.

Akibat intoleransi glukosa yang berlangsung lambat (selama bertahun-

tahun) dan progresif, maka awitan DM tipe 2 dapat berjalan tanpa

terdeteksi (Smeltzer dan Bare, 2015).

5. Manifestasi Klinis

Gejala dan tanda-tanda DM dapat digolongkan menjadi 2 yaitu gejala akut

dan gejala kronik (PERKENI, 2015) :

a. Gejala akut penyakit DM

Gejala penyakit DM bervariasi pada setiap penderita, bahkan mungkin

tidak menunjukkan gejala apa pun sampai saat tertentu. Permulaan

gejala yang ditunjukkan meliputi serba banyak (poli) yaitu banyak

makan (poliphagi), banyak minum (polidipsi), dan banyak kencing

25
(poliuri). Keadaan tersebut, jika tidak segera diobati maka akan timbul

gejala banyak minum, banyak kencing, nafsu makan mulai berkurang

atau berat badan turun dengan cepat (turun 5-10 kg dalam waktu 2-4

minggu), mudah lelah, dan bila tidak lekas diobati, akan timbul rasa

mual.

b. Gejala kronik penyakit DM

Gejala kronik yang sering dialami oleh penderita DM adalah kesemutan,

kulit terasa panas atau seperti tertusuk-tusuk jarum, rasa tebal di kulit,

kram, mudah mengantuk, mata kabur, biasanya sering ganti kacamata,

gatal di sekitar kemaluan terutama pada wanita, gigi mudah goyah dan

mudah lepas, kemampuan seksual menurun, dan para ibu hamil sering

mengalami keguguran atau kematian janin dalam kandungan, atau

dengan bayi berat lahir lebih dari 4 kg.

6. Komplikasi

Ulkus diabetik merupakan salah satu komplikasi akut yang terjadi pada

penderita Diabetes Mellitus tapi selain ulkus diabetik antara lain :

a. Komplikasi Akut. Komplikasi akut terjadi sebagai akibat dari

ketidakseimbangan jangka pendek dari glukosa darah. Hipoglikemik

dan ketoadosis diabetik masuk ke dalam komplikasi akut.

26
b. Komplikasi kronik. Yang termasuk dalam komplikasi kronik ini adalah

makrovaskuler dimana komplikasi ini menyerang pembuluh darah

besar, kemudian mikrovaskuler yang menyerang ke pembuuluh darah

kecil bisa menyerang mata (retinopati), dan ginjal. Komplikasi kronik

yang ketiga yaitu neuropati yang mengenai saraf. Dan yang terakhir

menimbulkan gangren.

c. Komplikasi pembedahan, dalam perawatan pasien post debridement

komplikasi dapat terjadi seperti infeksi jika perawatan luka tidak

ditangani dengan prinsip steril.

7. Pemeriksaan Penunjang

Menurut Smelzer dan Bare (2008), adapun pemeriksaan penunjang untuk

penderita diabetes melitus antara lain :

a. Pemeriksaan fisik

1) Inspeksi : melihat pada daerah kaki bagaimana produksi keringatnya

(menurun atau tidak), kemudian bulu pada jempol kaki berkurang (-).

2) Palpasi : akral teraba dingin, kulit pecah - pecah, pucat, kering

yang tidak normal, pada ulkus terbentuk kalus yang tebal atau bisa

juga terapa lembek.

3) Pemeriksaan pada neuropatik sangat penting untuk mencegah

terjadinya ulkus

27
b. Pemeriksaan Vaskuler

1) Pemeriksaan Radiologi yang meliputi : gas subkutan, adanya

benda asing, osteomelietus.

2) Pemeriksaan Laboratorium

a) Pemeriksaan darah yang meliputi : GDS (Gula Darah Sewaktu),

GDP (Gula Darah Puasa),

b) Pemeriksaan urine , dimana urine diperiksa ada atau tidaknya

kandungan glukosa pada urine tersebut. Biasanya pemeriksaan

dilakukan menggunakan cara Benedict (reduksi). Setelah

pemeriksaan selesai hasil dapat dilihat dari perubahan warna

yang ada : hijau (+), kuning (++), merah (+++), dan merah bata

(++++).

c) Pemeriksaan kultur pus

Bertujuan untuk mengetahui jenis kuman yang terdapat pada

luka dan untuk observasi dilakukan rencana tindakan

selanjutnya.

d) Pemeriksaan Jantung meliputi EKG sebelum dilakukan

tindakan pembedahan

28
8. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus

a. Medis

Menurut Sugondo (2009 ) penatalaksaan secara medis sebagai berikut :

1) Obat hiperglikemik Oral

2) Insulin

a) Ada penurunan BB dengan drastis

b) Hiperglikemi berat

c) Munculnya ketoadosis diabetikum

d) Gangguan pada organ ginjal atau hati.

3) Pembedahan

Pada penderita ulkus DM dapat juga dilakukan pembedahan yang

bertujuan untuk mencegah penyebaran ulkus ke jaringan yang masih

sehat, tindakannya antara lain :

a) Debridement : pengangkatan jaringan mati pada luka ulkus

diabetikum.

b) Neucrotomi

c) Amputasi

29
b. Keperawatan

Menurut Sugondo (2009), dalam penatalaksaan medis secara

keperawatan yaitu :

1) Diit

Diit harus diperhatikan guna mengontrol peningkatan glukosa.

2) Latihan

Latihan pada penderita dapat dilakukan seperti olahraga kecil, jalan –

jalan sore, senam diabetik untuk mencegah adanya ulkus.

3) Pemantauan

Penderita ulkus mampu mengontrol kadar gula darahnya secara

mandiri dan optimal.

4) Terapi insulin

Terapi insulin dapat diberikan setiap hari sebanyak 2 kali sesudah

makan dan pada malam hari.

5) Penyuluhan kesehatan

Penyuluhan kesehatan dilakukan bertujuan sebagai edukasi bagi

penderita ulkus dm supaya penderita mampu mengetahui tanda gejala

komplikasi pada dirinya dan mampu menghindarinya.

30
6) Nutrisi

Nutrisi disini berperan penting untuk penyembuhan luka

debridement, karena asupan nutrisi yang cukup mampu mengontrol

energy yang dikeluarkan.

7) Stress Mekanik

Untuk meminimalkan BB pada ulkus. Modifikasinya adalah seperti

bed rest, dimana semua pasin beraktifitas di tempat tidur jika

diperlukan. Dan setiap hari tumit kaki harus selalu dilakukan

pemeriksaan dan perawatan (medikasi) untuk mengetahui

perkembangan luka dan mencegah infeksi luka setelah dilakukan

operasi debridement tersebut (Smelzer & Bare, 2005).

8) Tindakan pembedahan

Fase pembedahan menurut Wagner ada dua klasifikasi antara lain :

Derajat 0 : perawatan local secara khusus tidak dilakukan atau tidak

ada.

Derajad I – IV : dilakukan bedah minor serta pengelolaan medis, dan

dilakukan perawatan dalam jangka panjang sampai dengan luka

terkontrol dengan baik (Smelzer & Bare, 2005).

Tatalaksana diabetes terangkum dalam 4 pilar pengendalian diabetes.

Empat pilar pengendalian diabetes, yaitu :

1) Obat / Terapi Farmakologi

31
Obat oral ataupun suntikan perlu diresepkan dokter apabila gula

darah tetap tidak terkendali setelah 3 bulan penderita mencoba

menerapkan gaya hidup sehat di atas. Obat juga digunakan atas

pertimbangan dokter pada keadaan-keadaan tertentu seperti pada

komplikasi akut diabetes, atau pada keadaan kadar gula darah

yang terlampau tinggi.

2) Pengaturan makan (Diit)

Salah tujuan utama terapi diet pada pasien DM adalah

menghindari kenaikan kadar gula darah yang tajam dan cepat

setelah makan. Diet untuk pasien DM adalah menu yang sehat dan

seimbang (healthy and balance diet) yang mempunyai komposisi

karbohidrat, lemak, dan proteinnya dalam jumlah yang sesuai

dengan keadaan pasien. Diet digunakan untuk melihat

keberhasilan pengendalian kadar gula darah agar komplikasi

penyakit DM tidak terjadi atau memudahkan penyembuhan bagi

komplikasi yang sudah ada. Pada pasien DM tipe 1,

mengkonsumsi makanan banyak atau sedikit harus diikuti dengan

suntikan insulin karena organ pankreas sudah tidak dapat bekerja

kembali. Sementara pada pasien DM tipe 2 yang pada umumnya

mengalami obesitas, diet tidak hanya berguna untuk mengatur

gula darah tapi untuk menurunkan lemak. Pengaturan diet DM


32
harus mencangkup unsur 3J:

a) Jam makan

Jam makan pada pasien DM harus tepat dan teratur karena

apabila tidak teratur akan dapat menyulitkan pengaturan gula

darah sehingga tidak stabil. Gula darah yang tidak stabil dapat

mengkibatkan rusaknya pembuluh darah dan mempercepat

timbulnya komplikasi. Jarak dua kali makan yang ideal bagi

pasien DM adalah sekitar 4-5 jam. Hal ini sangat penting untuk

diperhatikan oleh pasien DM yang mengkonsumsi obat, agar

pankreas dapat membentuk insulin yang cukup untuk mengatur

pengangkutan gula ke dalam sel-sel tubuh.

Tabel 2.1 Contoh pengaturan jam makan pasien DM

Makan Waktu

Makan Pagi 06.00-07.00

Makan Siang 12.00 13.00


Makan Malam 18.00-19.00
Kudapan
09.00, 15.00, 21.00

33
b) Jumlah makan

Jumlah porsi makanan yang dikonsumsi pasien DM harus dapat

diperhatikan. Dalam mengatur jumlah makan, porsi makan

malam diatur dengan porsi lebih sedikit dari sarapan pagi dan

makan siang. Upayakan pasien DM harus selalu makan setiap

hari dengan jumlah yang sama. Porsi makan yang berlebihan

dapat menaikkan kadar gula darah, sedangkan porsi yang

sedikit akan menurunkan kalori yang masuk. Apabila

kebutuhan kalori 1.500 kalori per hari, maka dapat dalam tiga

kali makan menjadi sarapan pagi 400-500 kalori, makan siang

450-550 kalori, makan malam 350-450 kalori dan sisanya

adalah kudapan. Selain itu juga harus diimbangi dengan

pembakaran 100-200 kalori melalui olahraga.

c) Jenis makanan

Jenis makanan pada pasien DM adalah makanan terdiri atas

karbohidrat, protein, dan lemak. Namun perlu diperhatikan

pada pasien DM baiknya mengkonsumsi karbohidrat yang

banyak serat dan protein serta mengurangi makanan yang

mengandung lemak. Pengaturan jenis makanan pada pasien

DM dapat diatur dengan separuh piring (50%) diisi dengan

berbagai sayuran (karbohidrat kaya serat dan rendah kalori),

34
kemudian seperempat piring (25%) adalah tempat dari

makanan zat pati (biji-bijian atau ubi-ubian) seperti nasi, roti

atau kentang. Sisanya sebanyak 25% lainnya adalah makanan

yang mengandung protein seperti ikan, ungas, tahu, tempe,

telur, daging. Pasien dengan kadar gula tidak terkontrol lebih

disebabkan karena kurangnya kesadaran dalam meningkatkan

manajemen diri sehingga berdampak pada pola diet yang tidak

ketat

3) Olahraga / Latihan Jasmani

Pengendalian kadar gula, lemak darah, serta berat badan juga

membutuhkan aktivitas fisik teratur. Selain itu, aktivitas fisik juga

memiliki efek sangat baik meningkatkan sensitivitas insulin pada

tubuh penderita sehingga pengendalian diabetes lebih mudah

dicapai. Porsi olahraga perlu diseimbangkan dengan porsi

makanan dan obat sehingga tidak mengakibatkan kadar gula darah

yang terlalu rendah. Panduan umum yang dianjurkan yaitu

aktivitas fisik dengan intensitas ringan-selama 30 menit dalam

sehari yang dimulai secara bertahap. Jenis olahraga yang

dianjurkan adalah olahraga aerobik seperti berjalan, berenang,

bersepeda, berdansa, berkebun, dll. Penderita juga perlu

35
meningkatkan aktivitas fisik dalam kegiatan sehari-hari, seperti

lebih memilih naik tangga ketimbang lift, dll. Sebelum olahraga,

sebaiknya penderita diperiksa dokter sehingga penyulit seperti

tekanan darah yang tinggi dapat diatasi sebelum olahraga dimulai.

4) Edukasi

Penderita diabetes perlu mengetahui seluk beluk penyakit

diabetes. Dengan mengetahui faktor risiko diabetes, proses

terjadinya diabetes, gejala diabetes, komplikasi penyakit diabetes,

serta pengobatan diabetes, penderita diharapkan dapat lebih

menyadari pentingnya pengendalian diabetes, meningkatkan

kepatuhan gaya hidup sehat dan pengobatan diabetes. Penderita

perlu menyadari bahwa mereka mampu menanggulangi diabetes,

dan diabetes bukanlah suatu penyakit yang di luar kendalinya.

Terdiagnosis sebagai penderita diabetes bukan berarti akhir dari

segalanya. Edukasi (penyuluhan) secara individual dan

pendekatan berdasarkan penyelesaian masalah merupakan inti

perubahan perilaku yang berhasil.

Pemeriksaan gula darah

Pemeriksaan gula darah adalah suatu pengukuran langsung

terhadap keadaan pengendalian kadar gula darah pasien pada

36
waktu tertentu saat dilakukan pengujian. Pemeriksaan gula darah

baiknya dilakukan secara teratur pada pasien DM. Hal ini penting

dilakukan agar kadar gula darah dapat terkendali. Saat dilakukan

pemeriksaan, sebaiknya jangan dilakukan ketika sedang sakit atau

stres karena kondisi tersebut dapat menyebabkan peningkatkan

kadar gula darah secara berlebihan. Selain itu, hindari juga

olahraga berat sehari sebelumnya karena dapat menurunkan angka

pengukuran kadar gula akibat proses pembakaran glukosa untuk

energy.

9. Discharge Planning

a. Lakukan olahraga secara rutin dan pertahankan BB yang ideal

b. Kurangi konsumsi makanan yang banyak mengandung gula dan

karbohidrat

c. Jangan mengurangi jadwal makan atau menunda waktu makan karena

hal ini akan menyebabkan fluktuasi (ketidakstabilan) kadar gula darah

d. Pelajari mencegah infeksi : kebersihan kaki, hindari perlukaan

e. Perbanyak konsumsi mkanan yang banyak mengandung serat, seperti

sayur an dan sereal.

f. Hindari konsumsi makanan tinggi lemak dan yang mengandung

banyak kolesterol LDL, antara lain : daging merah, produk susu,

37
kuning telur, mentega, saus salad, dan makanan pencuci mulut

berlemak lainnya.

g. Hindari minuman yang beralkohol dan kurangi konsumsi garam

10. Pathway

KKerusakan sel beta Ketidakseimbangan Gula dalam darah


Faktor Genetik
produksi insulin tidakdapat masuk
Inveksi Virus
dalam sel
Pengrusakan Imunologik
v

KGlukosuria KHiperglikemia Anabolisme protein


KBatas melebihi
menurun
ambang ginjal

KDieresis osmotik KVisikositas darah Syok hiperglikemik KKerusakan pada


meningkat antibodi

Poliuri Retensi urine Aliran darah melambat Koma diabetik eKekebalan tubuh
menurun

Kehilangan elektrolit KIskemik jaringan Resiko infeksi Neuropati sensori


dalam sel perifer

KDehidrasi Ketidakefektifan Klien tidak merasa


Nekrosis luka
perfusi jaringan sakit
perifer

Resiko syok Gangren KKerusakan integritas


Kehilangan kalori
jaringan
38
Merangsang Sel kekurangan bahan untuk Protein dan
BB menurun
hipotlamaus metabolisme lemak dibakar

KPusat lapar dan haus Katabolisme Pemecahan Keletihan


lemak protein

KPolidipsi , polipagia
KAsam lemak KKeton KUreum

Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari KKetoasidosis
kebutuhan tubuh

Gambar 2.1 Pathway Diabetes Mellitus


Sumber : Nanda, 2015

39
C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KLIEN

DIABETES MELITUS

1. Pengkajian

Proses pengakajian keluarga dapat berasal dari berbagai sumber seperti

wawancara, observasi rumah keluarga dan fasilitasnya, pengalaman yang

dilaporkan anggota keluarga.

a. Data umum

1) Yang perlu dikaji pada data umum antara lain nama kepala keluarga

dan anggota keluarga, alamat, jenis kelamin, umur, pekerjaan dan

pendidikan. Pada pengkajian pendidikan diketahui bahwa pendidikan

berpengaruh pada kemampuan dalam mengatur pola makan dan

kemampuan pasien dalam pengelolaan serta perawatan diabetes

mellitus. Umur juga dikaji karena faktor usia berpengaruh terhadap

terjadinya diabates mellitus dan usia dewasa tua ( >40 tahun ) adalah

resiko tinggi diabetes mellitus (Harmoko, 2012).

2) Genogram

Dengan adanya genogram dapat diketahui adanya faktor genetic atau

faktor keturunan untuk timbulnya diabetes mellitus pada pasien.

40
3) Tipe Keluarga

Menjelaskan mengenai tipe / jenis keluarga beserta kendala atau

masalah-masalah yang terjadi pada keluarga tersebut. Biasanya dapat

terjadi pada bentuk keluarga apapun.

4) Suku

Mengakaji asal usul suku bangsa keluarga serta mengidentifikasi

budaya suku bangsa dan kebiasaan adat penderita tersebut terkait

dengan penyakit diabetes melitus.

5) Agama

Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang

dapat mempengaruhi terjadinya diabetes melitus.

6) Status sosial ekonomi keluarga

Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari

kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu sosial

ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang

dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh

keluarga. Pada pengkajian status sosial ekonomi diketahui bahwa

tingkat status sosial ekonomi berpengaruh pada tingkat kesehatan

seseorang. Diabetes Melitus sering terjadi pada keluarga yang


41
mempunyai status ekonomi menengah keatas. Karena factor

lingkungan dan gaya hidup yang sehat, seperti makan berlebihan,

berlemak, kurang aktivitas fisik, dan strees berperan penting sebagai

pemicu diabetes (Friedman, 2010).

7) Aktifitas Rekreasi Keluarga

Rekreasi keluarga dapat dilihat dari kapan saja keluarga pergi

bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu, kegiatan

menonton televisi serta mendengarkan radio.

b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh anak tertua dari

keluarga ini. Biasanya diabetes mellitus sering terjadi pada laki laki

atau perempuan yang berusia > 40 tahun. Tahap perkembangan

keluarga yang beresiko mengalami masalah Diabetes Melitus adalah

tahap perkembangan keluarga dengan usia pertengahan dan lansia.

Karena pada tahap ini terjadi proses degenerative yaitu suatu

kemunduran fungsi system organ tubuh, termasuk penurunan fungsi

dari sel beta pankreas.

42
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Menjelaskan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi,

menjelaskan mengenai tugas perkembangan keluarga yang belum

terpenuhi oleh keluarga serta kendala-kendala mengapa tugas

perkembangan tersebut belum terpenuhi. Biasanya keluarga dengan

diabetes mellitus kurang peduli terhadap pengontrolan kadar gula

darah jika belum menimbulkan komplikasi lain.

3) Riwayat keluarga inti

Menjelaskan mengenai riwayat keluarga inti meliputi riwayat

penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota

keluarga, perhatian keluarga terhadap pencegaha penyakit termasuk

status imunisasi, sumber pelayanan kesehatan yang bisa digunakan

keluarga dan pengalaman terhadap pelayanan kesehatan. Perlu dikaji

riwayat kesehatan keluarga karena diabetes mellitus juga merupakan

salah satu dari penyakit keturunan, disamping itu juga perlu dikaji

tentang perhatian keluarga terhadap pencegahan penyakit, sumber

pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta

pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.

43
4) Riwayat keluarga sebelumnya

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan keluarga dari pihak suami

dan istri untuk mengetahui kemungkinan jika diabetes melitus yang

terjadi pada pasien merupakan faktor keturunan.

c. Lingkungan

1) Karakteristik rumah

Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe

rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan,

peletakan perabotan rumah tangga, jenis septic tank, jarak septic tank

dengan sumber air minum yang digunakan serta denah rumah

(Friedman, 2010). Penataan lingkungan yang kurang pas dapat

menimbulkan suatu cidera, karena pada penderita diabetes mellitus

bila mengalami suatu cidera atau luka biasanya sulit sembuh.

2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW

Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas

setempat, yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/

kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang

mempengaruhi kesehatan penderita diabetes melitus.


44
3) Mobilitas geografis keluraga

Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan melihat kebiasaan

keluarga berpindah tempat tinggal.

4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dalam masyarakat

Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk

berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana

interaksi keluarga dengan masyarakat. Misalnya perkumpulan

keluarga inti saat malam hari, karena saat malam hari orang tua sudah

pulang bekerja dan anak-anak sudah pulang sekolah atau

perkumpulan keluarga besar saat ada perayaan seperti hari raya.

Interaksi dengan masyarakat bisa dilakukan dengan dilakukan

kegiatan-kegiatan di lingkungan tempat tinggal seperti gotong royong

dan arisan RT/RW.

5) Sistem Pendukung Keluarga

Jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasiltas yang dimilki

keluarga untuk menunjang kesehatan mencakup fasilitas fisik,

fasilitas psikologis atau pendukung dari anggota keluarga dan


45
fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat terhadap

pasien dengan diabetes melitus. Pengelolaan pasien yang menderita

Diabetes Melitus dikeluarga sangat membutuhkan peran aktif seluruh

anggota keluarga, petugas dari pelayanan kesehatan yang ada

dimasyarakat. Semuanya berperan dalam pemberian edukasi,

motivasi dan monitor atau mengontrol perkembangan kesehatan

anggota keluarga yang menderita Diabetes Melitus.

d. Struktur Keluarga

Menjelaskan mengenai pola komunikasi antar keluarga, struktur

kekuatan keluarga yang berisi kemampuan keluarga mengendalikan

dan mempengaruhi orang lain untuk merubah prilaku, struktur peran

yang menjelaskan peran formal dan informal dari masing-masing

anggota keluarga serta nilai dan norma budaya yang menjelaskan

mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga yang

berhubungan dengan penyakit diabetes mellitus.

e. Fungsi Keluarga

1) Fungsi Afektif

Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga,

perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, perasaan memili

46
ki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap

anggota keluarga lainnya dan seberapa jauh keluarga saling asuh

dan saling mendukung, hubungan baik dengan orang lain,

menunjukkan rasa empati, perhatian terhadap perasaan (Friedman,

2010). Semakin tinggi dukungan keluarga terhadap anggota

keluarga yang sakit, semakin mempercepat kesembuhan dari

penyakitnya. Fungsi ini merupakan basis sentral bagi

pembentukan kelangsungan unitkeluarga. Fungsi ini berkaitan

dengan persepsi keluarga terhadap kebutuhan emosional para

anggota keluarga. Apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi akan

mengakibatkan ketidakseimbangan keluarga dalam mengenal

tanda - tanda gangguan kesehatan selanjutnya. Bagaimana

keluarga, merasakan hal-hal yang dibutuhkan oleh individu lain

dalam keluarga tersebut. Keluarga yang kurang memparhatikan

keluarga yang menderita DM akan menimbulkan komplikasi lebih

lanjut.

2) Fungsi Sosialisasi

Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh

mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya,

penghargaan, hukuman dan perilaku serta memberi dan menerima

cinta (Friedman, 2010). Keluarga yang memberikan kebebasan


47
kepada anggota keluarga yang menderita DM untuk berinteraksi

dengan lingkungan akan mengurangi tingkat stress keluarga.

Biasanya penderita DM akan kehilangan semangat oleh karena

merasa jenuh dengan pengobatan yang berlaku seumur hidup.

Pada kasus penderita diabetes mellitus yang sudah komplikasi,

dapat mengalami gangguan fungsi sosial baik didalam keluarga

maupun didalam komunitas sekitar keluarga.

3) Fungsi Perawatan Keluarga

Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan,

pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yg sakit.

Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit.

Kesanggupan keluarga didalam melaksanakan perawatan

kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga melaksanakan 5

tugas pokok keluarga, yaitu :

a) Mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah

kesehatan, sejauh mana keluarga mengetahui pengertian, factor

penyebab, tanda dan gejala serta yang mempengaruhi keluarga

terhadap masalah. Pada kasus diabetes mellitus ini dikaji

bagaimana pemahaman keluarga mengenai pengertian diabetes

mellitus, penyebab diabetes mellitus, tanda dan gejala diabetes

48
mellitus serta bagaimana pananganan dan perawatan terhadap

keluarga yang menderita diabetes mellitus.

b) Mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan

mengenai tindakan kesehatan yang tepat. Tugas ini merupakan

upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang

sesuai dan tepat untuk keluarga dengan pertimbangan siapa

diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan

dan menentukan tindakan dalam keluarga. Yang perlu dikaji

adalah bagaimana mengambil keputusan apabila anggota

keluarga menderita diabetes mellitus dan kemampuan keluarga

mengambil keputusan yang tepat akan mendukung kesembuhan

anggota keluarga yang menderita diabetes mellitus.

c) Mengetahui sejauh mana keluarga mampu merawat anggota

keluarga yang menderita diabetes mellitus, bagaimana keadaan

penyakitnya dan cara merawat anggota keluarga yang sakit

diabetes mellitus.

d) Mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga memelihara

lingkungan rumah yang sehat. Bagaimana keluarga mengetahui

keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan kemampuan

keluarga untuk memodifikasi lingkungan akan dapat

49
mencegahan timbulnya komplikasi dari diabetes mellitus.

Pemeliharaan lingkungan yang baik akan meningkatkan

kesehatan keluarga dan membantu penyembuhan.

Ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan

biasanya disebabkan karena terbatasnya sumber – sumber

keluarga diantaranya keuangan, kondisi fisik rumah yang tidak

memenuhi syarat.

e) Mengatuhi sejauh mana kemampuan keluarga menggunakan

fasilitas kesehatan yang mana akan mendukung terhadap

kesehatan seseorang. Keluarga mengetahui ke fasilitas

kesehatan mana anggota keluarga yang menderita diabetes

mellitus dibawa untuk melakukan pengontrolan rutin kadar

gula darah untuk mencegah terjadinya komplikasi. Kemampuan

keluarga dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan

akan membantu anggota keluarga yang sakit memperoleh

pertolongan dan mendapat perawatan agar masalah teratasi.

4) Fungsi reproduksi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah

berapa jumlah anak, apa rencana keluarga berkaitan dengan

jumlah anggota keluarga, metode yang digunakan keluarga dalam

50
upaya mengendalikan jumlah anggota keluarga. Biasanya pada

penderitadiabetes yang laki-laki akan mengalami beberapa

masalah seksual seperti disfungsi ereksi atau bahkan kehilangan

gairah seksual, sedangkan pada wanita biasanya akan mengalami

radang vagina yang disebabkan infeksi jamur.

5) Fungsi ekonomi

Menjelaskan sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang,

pangan dan papan serta sejauh mana keluarga memanfaatkan

sumber yang ada dimasyarakat dalam upaya peningkatan status

kesehatan keluarga. Pada keluarga dengan tingkat ekonomi yang

mencukupi akan memperhatikan kebutuhan perawatan penderita

diabetes, misalnya dengan menggunakan susu diabetasol.

f. Stress dan koping keluarga

1) Stressor jangka pendek

Stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian

dalam waktu kurang dari enam bulan.

2) Stressor jangka panjang

Stressor yang di alami keluarga yang memerlukan penyelesaian

dalam waktu lebih dari enam bulan.


51
3) Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah

Stressor dikaji sejauhmana keluarga berespon terhadap stressor.

4) Strategi koping yang digunakan

Dikaji strategi koping yang digunakan keluarga bila menhadapi

permasalahan / stress.

5) Strategi adaptasi disfungsional

Menjelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang

digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan / stress.

g. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode

yang di gunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda

denganpemeriksaan fisik klinik head to toe, untuk pemeriksaan fisik

untuk diabetes mellitus adalah sebagai berikut :

1) Status kesehatan umum

Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan,

berat badan dan tanda - tanda vital. Biasanya pada penderita

diabetes didapatkan berat badan yang diatas normal / obesitas.

52
2) Kepala dan leher

Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, apakah ada pembesaran pada

leher, kondisi mata, hidung, mulut dan apakah ada kelainan pada

pendengaran. Biasanya pada penderita diabetes mellitus ditemui

penglihatan yang kabur / ganda serta diplopia dan lensa mata yang

keruh, telinga kadang-kadang berdenging, lidah sering terasa tebal,

ludah menjadi lebih kental, gigi mudah goyah, gusi mudah bengkak

dan berdarah.

3) Sistem Integumen

Biasanya pada penderita diabetes mellitus akan ditemui turgor kulit

menurun, kulit menjadi kering dan gatal. Jika ada luka atau maka

warna sekitar luka akan memerah dan menjadi warna kehitaman

jika sudah kering. Pada luka yang susah kering biasanya akan

menjadi gangren.

4) Sistem Pernafasan

Dikaji adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada. Biasanya

pada penderita diabetes mellitus mudah terjadi infeksi pada system

pernafasan.

53
5) Sistem Kardiovaskuler

Pada penderita diabetes mellitus biasanya akan ditemui perfusi

jaringan menurun, nadi perifer lemah atau berkurang, takikardi /

bradikardi, hipertensi / hipotensi, aritmia, kardiomegalis.

6) Sistem Gastrointestinal

Pada penderita diabetes mellitus akan terjadi polifagi, polidipsi,

mual, muntah, diare, konstipasi, dehidrasi, perubahan berat badan,

peningkatan lingkar abdomen dan obesitas.

7) Sistem Perkemihan

Pada penderita diabetes mellitus biasanya ditemui terjadinya

poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat

berkemih.

8) Sistem Muskuluskletal

Pada penderita diabetes mellitus biasanya ditemui terjadinya

penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahan tinggi badan,

cepat lelah, lemah dan nyeri, adanya gangren di ekstrimitas.

9) Sistem Neurologis

54
Pada penderita diabetes mellitus biasanya ditemui terjadinya

penurunan sensoris, parasthesia, anastesia, letargi, mengantuk,

reflek lambat, kacau mental, disorientasi dan rasa kesemutan pada

tangan atau kaki.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosis keperawatan keluarga yang dikembangkan adalah

diagnosis tunggal yang hampir serupa dengan diagnosis keperawatan klinik

(Sudiharto, 2012). Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan

berdasarkan data yang didapatkan pada pengkajian, yang terdiri dari

masalah keperawatan yang akan berhubungan dengan etiologi yang berasal

dari pengkajian fungsi perawatan keluarga. Diagnosa keperawatan

mengacu pada rumusan PES (problem, etiologi dan simptom) dimana

untuk problem menggunakan rumusan masalah dari NANDA, sedangkan

untuk etiologi dapat menggunakan pendekatan lima tugas keluarga atau

dengan menggambarkan pohon masalah (Padila, 2012).

Diagnosis yang dapat muncul pada keluarga terkait fungsi perawatan

keluarga seperti ketidakefektifan manajemen kesehatan diri,

ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan diri, ketidakefektifan

penatalaksanaan regimen terapeutik, dll (NANDA, 2015). Dalam

menyusun diagnosa keperawatan keluarga, perawat keluarga harus

55
mengacu pada tipologi diagnosa keperawatan keluarga (Sudiharto, 2012),

yaitu :

a. Diagnosa keperawatan keluarga aktual (terjadi defisit/ gangguan

kesehatan).

b. Diagnosa keperwatan keluarga resiko (ancaman) dirumuskan apabila

sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan.

c. Diagnosa keperawatan keluarga sejahtera (potensial) merupakan suatu

kedaan dimana keluarga dalam kondisi sejahtera sehingga kesehatan

keluarga dapat ditingkatkan.

Kemungkinan diagnosa keperawatan yang sering muncul pada keluarga

dengan diabetes mellitus yaitu (NANDA, 2015) :

a. Resiko ketidakstabilan gula darah

b. Ketidakefektifan manajemen kesehatan diri

c. Gangguan rasa nyaman

d. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

e. Resiko komplikasi

f. Defisit pengetahuan

g. Gangguan Integritas kulit

h. Resiko syok hipovolemik


56
i. Resiko kerusakan integritas kulit

j. Resiko cidera

Setelah dilakukan skoring menggunakan skala prioritas, maka didapatkan

diangnosa keperawatan keluarga berdasarkan NANDA (2015) dengan

etiologi menurut Friedman (2010), sebagai berikut :

a. Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.

b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.

c. Resiko komplikasi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

dalam merawat anngota keluarga yang sakit.

d. Ketidakefektifan manajemen kesehatan diri berhubungan dengan

ketidakmampuan anggota keluarga mengenal masalah Diabetes Melitus

e. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan ketidakmampuan anggota

keluarga mengenal masalah Diabetes Melitus

f. Gangguan Integritas kulit berhubungan dengan ketidak mampuan

keluarga merawat anggota keluarga dengan Diabetes Melitus

g. Defisit pengetahuan pengetahuan keluarga tentang cara pencegahan dan

perawatan Diabetes Melitus berhubungan dengan ketidakmampuan

anggota keluarga mengenal masalah Diabetes Melitus

57
h. Resiko syok hipovolemik berhubungan dengan ketidakmampuan

anggota keluarga mengenal masalah Diabetes Melitus

i. Resiko cidera berhubungan dengan ketidakmampuan anggota keluarga

mengenal masalah Diabetes Melitus

3. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dilakukan dengan menggunakan data yang

diperoleh dari pengkajian keluarga. Struktur diagnosis keperawatan

Keluraga terdiri dari maslah (problem), penyebab (etiologi) dan atau tanda

atau gejala. Diagnosis keperwatan keluarga merupakan respons keluarga

terhadap masalah kesehatan yang dialami, baik actual, risiko ataupun

potensial, yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan secara mandiri

maupun kolektif yang terdiri dari masalah, etiologi, serta tanda dan gejala

(PES) (Ester, 2007).

4. Penetapan Perumusan Masalah

Prioritas masalah adalah penentuan prioritas urutan masalah dalam

merencanakan penyelesaian masalah keperawatan melalui perhitungan

skor. Skala ini memiliki empat kriteria, yaitu :

58
a. Kritera pertama : sifat masalah dengan skala actual (skor 3), risiko (skor

2), dan wellness (skore 1) dengan bobot 1, pembenaran sesuai dengan

masalah yang sudah terjadi, akan terjadi atau kearah pencapaian tingkat

fungsi yang lebih tinggi.

b. Kriteria kedua : Kemungkinan masalah dapat di ubah dengan skala

mudah (skor 2), sebagian (skor 1), dan tidak dapat (skor 0) dengan

bobot 2. Pembenaran di tunjang dengan data pengetahuan (pengetahuan

klien/ keluarga, teknologi, dan tindakan untuk menangani masalah yang

ada), sumberdaya keluarga (dalam bentuk fisik, keuangan,mdan tenaga)

sumber daya perawat (pengetahuan, keterampilan, dan waktu), dan

sumber daya masyarakat (dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam

masyrakat dan sokongan masyarakat).

c. Kriteria ketiga : Potensial masalah untuk di cegah dengan skala skor

tinggi (skor 3) cukup (skor 2), dan rendah (skor 1) dengan bobot 1.

Pembenaran di tunjang dengan data dari masalah yang berhubungan

dengan penyakit atau masalah. Lamanya maslah (waktu masalah itu

ada), tindakan yang sedang dijalankan(tindakan yang tepat dalam

memperbaiki masalah), dan adanya kelompok yang sangat peka

menambah potensi untuk mencegah masalah.

d. Kriteria keempat : Menonjolnya masalah dengan skala segera (skor 2),

tidak perlu segera (skor 1), dan tidak dirasakan (skor 0) dengan bobot 1.

59
Pembenaran di tunjang dengan data persepsi kelurga dalam melihat

masalah yang ada.

Tabel 2.2 Skala Prioritas Masalah

Skoring :

a. Tentukan skor untuk setiap kriteria

b. Skor dibagi dengan angka tertingi dan dikalikkan dengan bobot.

c. Jumlahkan skor untuk semua kriteria.

60
d. Tentukan skor, nilai tertinggi menentukan urutan nomor diagnose

keperawatan keluarga

5. Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan keluarga dibuat berdasarkan pengkajian, diagnosis

keperawatan, pernyataan keluarga, dan perencanaan keluarga, dengan

merumuskan tujuan, mengidentifikasi strategi intervensi alternative dan

sumber, serta menentukan prioritas, intervensi tidak bersifat rutin, acak,

atau standar, tetapi dirancang bagi keluarga tertentu dengan siapa perawat

keluarga sedang bekerja (Friedman, 2010).

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan Evaluasi Rencana tindakan


. Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar
1. Resiko Setelah 1.Setelah •Keluarga •Diabetes •Gali pengetahuan
ketidakstabilan dilakukan dilakukan mampu mellitus keluarga tentang
kadar glukosa kunjungan kunjungan 1 menyebutka Merupakan pengertian diabetes
darah sebanyak x n defenisi kondisi mellitus
berhubungan 5 x1 50 50 menit diabetes dimana kadar • Diskusikan dengan
dengan menit keluarga mellitus gula keluarga tentang
ketidakmampu keluarga mampu dengan darah sewaktu pengertian diabetes
an keluarga mampu mengenal bahasa diatas mellitus dengan
dalam merawat mengenal masalah sendiri. 180 mg/dl dan menggunakan lembar
anggota dan diabetes gula balik dan leaflet
keluarga memaham mellitus darah puasa •Beri kesempatan
dengan i diatas 125 keluarga untuk bertanya
diabetes bagaimana mg/dl. •Beri reinforcement
mellitus perawatan positif
diabetes •Gali pengetahuan
61
mellitus keluarga tentang
penyebab diabetes
mellitus
• Diskusikan dengan
keluarga tentang
penyebab diabetes
mellitus dengan
menggunakan lembar
balik dan leaflet
•Beri kesempatan
keluarga untuk bertanya
•Berikan reinforcement
positif

•Keluarga •Penyebab •Gali pengetahuan


mampu diabetes keluarga
menyebutka mellitus yaitu tentang penyebab
n 6 dari 8 faktor diabetes mellitus
penyebab genetik atau • Diskusikan dengan
dari keturunan, keluarga tentang
diabetes pola makan penyebab
mellitus. yang tidak diabetes mellitus dengan
teratur, menggunakan lembar
kurangnya balik
aktifitas fisik dan leaflet
atau olah •Beri kesempatan
raga, stress, keluarga
obesitas untuk bertanya
atau •Berikan reinforcement
kegemukan, positif
obatobatan
dan infeksi.

•Keluarga •Tanda dan •Gali pengetahuan


mampu gejala keluarga
menyebutka diabetes tentang tanda dan gejala
n 6 dari 8 mellitus yaitu diabetes mellitus
tanda dan sering kencing, • Diskusikan dengan

62
gejala sering keluarga tentang tanda
diabetes lapar, sering dan
mellitus. haus, rasa gejala diabetes mellitus
gatal, mudah dengan menggunakan
lelah, lembar balik dan leaflet
luka yang sulit •Beri kesempatan
sembuh keluarga
atau infeksi untuk bertanya
pada kulit, •Berikan reinforcement
pandangan Positif
kabur, dan
kesemutan
atau baal.

•Keluarga •Pencegahan •Gali pengetahuan


mampu diabetes keluarga
menyebutka melitus antara tentang tanda dan gejala
n 5 dari 7 lain diabetes mellitus
cara menerapkan • Diskusikan dengan
pencegahan pola hidup keluarga tentang cara
diabetes sehat, terapkan pencegahan diabetes
mellitus. pola mellitus dengan
makan yang menggunakan lembar
baik dan balik
sehat, jaga dan leaflet
kondisi •Keluarga bersama
mental perawat
spiritual, mengidentifikasi anggota
melakukan keluarga yang mengalami
aktifitas masalah diabetes mellitus
fisik secara •Beri kesempatan
rutin, jaga keluarga
berat badan untuk bertanya
ideal, jauhi • Evaluasi kembali
rokok dan pengertian, penyebab,
minuman tanda
alkohol serta gejala dan pencegahan
konsumsi diabetes mellitus pada
berbagai keluarga.

63
herbal yang •Berikan pujian pada
dapat keluarga atas jawaban
mencegah yang
diabetes benar.
melitus.

2. Setelah •Keluarga •Keluarga •Kaji keputusan yang


dilakukan mampu memberi diambil oleh keluarga
kunjungan 1 mengambil keputusan • Diskusikan dengan
x keputusan untuk keluarga tentang
50 menit dalam merawat komplikasi dari diabetes
keluarga merawat anggota mellitus
mampu anggota keluarga •Bimbing dan motivasi
memutuska keluarga dengan keluarga untuk
n dengan masalah mengambil
untuk diabetes diabetes keputusan dalam
merawat mellitus mellitus menangani masalah
anggota diabetes mellitus
keluarga • Evaluasi kembali
dengan tentang
diabetes keputusan yang telah
mellitus dibuat
•Beri pujian atas
keputusan
yang diambil keluarga
untuk mengatasi masalah
diabetes mellitus pada
keluarga

3. Setelah •Keluarga •Keluarga •Kaji pengetahuan


dilakukan mampu mampu keluarga tentang cara
kunjungan 1 merawat memahami merawat
x anggota bagaimana anggota keluarga dengan
50 menit keluarga perawatan diabetes mellitus
keluarga dengan diabetes • Diskusikan dengan
mampu diabetes mellitus dan keluarga tentang merawat
merawat mellitus dan mampu anggota keluarga dengan
anggota mampu menyebutkan 3 diabetes mellitus
keluarga mendemons dari 5 •Menjelaskan dan

64
dengan trasikan cara mengatasi mendemonstrasikan pada
diabetes bagaimana masalah keluarga mengenai cara
mellitus cara diabetes mengatasi masalah
mengatasi mellitus, yaitu diabates
diabetes manajemen mellitus
mellitus diet, • Evaluasi kembali
aktivitas dan tentang
olah raga cara merawat dan cara
(senam DM mengatasi diabetes
dan senam mellitus
kaki), •Berikan kesempatan
pengobatan, keluarga untuk bertanya
manajemen •Berikan pujian pada
stress, dan keluarga atas jawaban
pemeriksaan yang
berkala benar.
kadar gula
darah.

4. Setelah •Keluarga •Keluarga •Kaji pengetahuan


dilakukan dapat mampu keluarga
kunjungan 1 menciptaka memodifikasi tentang lingkungan yang
x n dan lingkungan nyaman untuk anggota
50 menit memodifika untuk keluarga dengan diabetes
keluarga si merawat mellitus
mampu lingkunagn anggota • Diskusikan bersama
memodifika yang keluarga keluarga bagaimana
si dapat dengan lingkungan nyaman dan
dan membantu memelihara sehat untuk anggota
menciptaka dalam kebersihan keluarga dengan diabetes
n perawatan rumah (jangan mellitus
lingkungan anggota meletakkan • Evaluasi kembali
yang sehat keluarga barang tentang
untuk dengan sembarang), bagaimana lingkungan
menunjang diabetes menggunakan yang
kesehatan mellitus alas kaki saat dapat menunjang
keluarga. berjalan keluar kesehatan

65
dari rumah. anggota keluarga yang
sakit
•Beri kesempatan
keluarga
untuk bertanya
•Berikan pujian pada
keluarga.

5. Setelah •Keluarga •Keluarga •Kaji pengetahuan


dilakukan mampu mampu keluarga
kunjungan 1 menyebutka memanfaatkan tentang apa saja fasilitas
x n apa saja fasilitas kesehatan yang ada dan
50 menit fasilitas kesehatan yang apa
keluarga kesehatan ada manfaat fasilitas
mampu yang ada dalam kesehatan
menggunak dan apa melakukan tersebut.
an keuntungan perawatan • Diskusikan bersama
dan membewa pada keluarga apa saja fasilitas
memanfaatk anngota keluarga kesehatan yang ada ada
an keluarga dengan dan
fasilitas yang sakit masalah bagaimana
kesehatan ke fasilitas diabetes memanfaatkan
yang ada. kesehatan mellitus yaitu fasilitas pelayanan
dengan kesehatan tersebut.
membawa •Evaluasi kembali apa
anggota saja
keluarga untuk fasilitas kesehatan yang
kontrol bisa digunakan dan
dan berobat ke bagaimana
puskesmas, memanfaatkan
rumah fasilitas kesehatan pada
bidan dan RS semua anggota keluarga
serta •Berikan kesempatan
keluarga keluarga untuk bertanya
memahami •Berikan pujian pada
apa Keluarga
keuntungannya
.

66
2. Nutrisi kurang Setelah 1. Setelah •Keluarga • Diit pada •Gali pengetahuan
dari dilakukan dilakukan mampu pasien keluarga
kebutuhan kunjungan kunjungan 1 menyebutka diabetes adalah tentang pengertian diit
tubuh sebanyak x n defenisi pengaturan diabetes mellitus
berhubungan 5 x 50 50 menit diit pada jenis dan • Diskusikan dengan
dengan menit keluarga diabetes jumlah keluarga tentang
ketidakmampu keluarga mampu mellitus makanan pengertian
an mampu mengenal dengan dengan diit diabetes mellitus
keluarga dalam mengenal dan bahasa maksud dengan menggunakan
merawat dan memahami sendiri. mempertahank lembar balik dan leaflet
anggota memaham diit an •Beri kesempatan
keluarga yang i pada pasien kesehatan serta keluarga
sakit. bagaimana diabetes status untuk bertanya
pengatura mellitus nutrisi dan •Berikan reinforcement
n diit membantu Positif
pada menyembuhka
pasien n serta
diabetes pencegahan
mellitus terjadinya
komplikasi.

•Keluarga • Tujuan diit •Gali pengetahuan


mampu diabetes keluarga
menyebutka antara lain tentang tujuan diit
n 4 dari 5 mencapai diabetes
tujuan diit dan mellitus
pada mempertahank • Diskusikan dengan
diabetes an keluarga tentang tujuan
mellitus kadar glukosa diit
dengan darah diabetes mellitus dengan
bahasa mendekati menggunakan lembar
sendiri. normal, balik
mencapai dan dan leaflet
mempertahank •Beri kesempatan
an lipid keluarga untuk bertanya
mendekati •Berikan reinforcement
normal, positif
mencapai berat
badan
normal,

67
mencegah
komplikasi
kronik,
meningkatkan
kualitas
hidup sehingga
dapat
melakukan
pekerjaan
sehari-hari
seperti
biasa

•Keluarga • Macam- •Gali pengetahuan


mampu macam diit keluarga
menyebutka pasien diabetes tentang macam-macam
n 8 dari 8 antara diit
macam- lain Diet diabetes mellitus
macam diit Diabetes • Diskusikan dengan
pada Melitus I, Diet keluarga tentang
diabetes Diabetes macammacam
mellitus Melitus II, diit diabetes
dengan Diet Diabetes mellitus dengan
bahasa Melitus menggunakan lembar
sendiri. III, Diet balik
Diabetes dan leaflet
Melitus IV, •Beri kesempatan
Diet keluarga
Diabetes untuk bertanya
Melitus V, •Berikan reinforcement
Diet Diabetes positif
Melitus
VI, Diet
Diabetes
Melitus VII,
Diet
Diabetes
Melitus VIII.
Diet I-III
diberikan

68
kepada pasien
yang
terlalu gemuk.
Diet
IV-V diberikan
kepada pasien
yang
mempunyai
berat
badan normal.
Diet
VI-VIII
diberikan
kepada pasien
kurus,
diabetes
remaja
(Juvenile
Diabetes),
atau diabetes
dengan
komplikasi.

•Keluarga • Makanan •Gali pengetahuan


mampu yang baik keluarga
menyebutka dikonsumsi tentang makanan yang
n 5 dari 8 penderita baik
macam- diabetes antara untuk penderita diabetes
macam lain mellitus
makanan makanan yang • Diskusikan dengan
yang baik terbuat keluarga makanan yang
dikonsumsi dari biji-bijian baik untuk diabetes
penderita utuh mellitus
diabetes atau dengan menggunakan
mellitus karbohidrat lembar balik dan leaflet
dengan kompleks •Beri kesempatan
bahasa seperti nasi keluarga
sendiri. merah, kentang untuk bertanya
panggang, •Berikan reinforcement
oatmeal, positif
roti dan sereal

69
dari
biji-bijian
utuh;
daging tanpa
lemak
yang dikukus,
direbus,
dipanggang,
dan
dibakar;
sayursayuran
yang diproses
dengan cara
direbus,
dikukus,
dipanggang
atau
dikonsumsi
mentah.
Sayuran yang
baik
dikonsumsi
untuk
penderita
diabetes di
antaranya
brokoli dan
bayam;
buah-buahan
segar; kacang-
kacangan,
termasuk
kacang
kedelai dalam
bentuk
tahu yang
dikukus,
dimasak untuk
sup
dan ditumis;
popcorn
tawar; produk

70
olahan
susu rendah
lemak
dan telur; ikan
seperti
tuna, salmon,
sarden
dan makarel

2. Setelah •Keluarga •Keluarga •Kaji keputusan yang


dilakukan mampu memberi diambil oleh keluarga
kunjungan 1 mengambil keputusan • Diskusikan dengan
x keputusan untuk keluarga tentang
50 menit dalam merawat komplikasi dari diabetes
keluarga merawat anggota mellitus
mampu anggota keluarga •Bimbing dan motivasi
memutuska keluarga dengan keluarga untuk
n dengan masalah mengambil
untuk diabetes diabetes keputusan dalam
merawat mellitus mellitus menangani masalah
anggota diabetes mellitus
keluarga • Evaluasi kembali
dengan tentang
diabetes keputusan yang telah
mellitus dibuat
•Beri pujian atas
keputusan
yang diambil keluarga
untuk mengatasi masalah
diabetes mellitus pada
keluarga

3. Setelah •Keluarga •Keluarga •Kaji pengetahuan


dilakukan mampu mampu keluarga
kunjungan 1 merawat memahami tentang cara merawat
x anggota bagaimana anggota keluarga dengan
50 menit keluarga perawatan diabetes mellitus
keluarga dengan diabetes • Diskusikan dengan
mampu diabetes mellitus dan keluarga tentang merawat
merawat mellitus dan mampu anggota keluarga dengan
anggota mampu menyebutkan 3 diabetes mellitus
keluarga mendemons dari 5 •Menjelaskan dan

71
dengan trasikan cara mengatasi mendemonstrasikan pada
diabetes bagaimana masalah keluarga mengenai cara
mellitus cara diabetes mengatasi masalah
mengatasi mellitus, yaitu diabates
diabetes manajemen mellitus
mellitus diet, • Evaluasi kembali
aktivitas dan tentang
olah raga cara merawat dan cara
(senam DM mengatasi diabetes
dan senam mellitus
kaki), •Berikan kesempatan
pengobatan, keluarga untuk bertanya
manajemen •Berikan pujian pada
stress, dan keluarga atas jawaban
pemeriksaan yang
berkala benar.
kadar gula
darah.

4. Setelah •Keluarga •Keluarga •Kaji pengetahuan


dilakukan dapat mampu keluarga
kunjungan 1 menciptaka memodifikasi tentang lingkungan yang
x n dan lingkungan nyaman untuk anggota
50 menit memodifika untuk keluarga dengan diabetes
keluarga si merawat mellitus
mampu lingkungan anggota • Diskusikan bersama
memodifika yang keluarga keluarga bagaimana
si dapat dengan lingkungan nyaman dan
dan membantu memelihara sehat untuk anggota
menciptaka dalam kebersihan keluarga dengan diabetes
n perawatan rumah (jangan mellitus
lingkungan anggota meletakkan • Evaluasi kembali
yang sehat keluarga barang tentang
untuk dengan sembarang), bagaimana lingkungan
menunjang diabetes menggunakan yang
kesehatan mellitus alas kaki dapat menunjang
keluarga. saat berjalan kesehatan
keluar anggota keluarga yang
dari rumah. sakit
•Beri kesempatan
keluarga
untuk bertanya

72
•Berikan pujian pada
keluarga.

5. Setelah •Keluarga •Keluarga •Kaji pengetahuan


dilakukan mampu mampu keluarga
kunjungan 1 menyebutka memanfaatkan tentang apa saja fasilitas
x n apa saja fasilitas kesehatan yang ada dan
50 menit fasilitas kesehatan yang apa
keluarga kesehatan ada manfaat fasilitas
mampu yang ada dalam kesehatan
menggunak dan apa melakukan tersebut.
an keuntungan perawatan • Diskusikan bersama
dan membewa pada keluarga apa saja fasilitas
memanfaatk anngota keluarga kesehatan yang ada ada
an keluarga dengan dan
fasilitas yang sakit masalah bagaimana
kesehatan ke fasilitas diabetes memanfaatkan
yang kesehatan mellitus yaitu fasilitas pelayanan
ada. dengan kesehatan tersebut.
membawa •Evaluasi kembali apa
anggota saja
keluarga untuk fasilitas kesehatan yang
kontrol bisa digunakan dan
dan berobat ke bagaimana
puskesmas, memanfaatkan
rumah fasilitas kesehatan pada
bidan dan RS semua anggota keluarga
serta •Berikan kesempatan
keluarga keluarga untuk bertanya
memahami apa •Berikan pujian pada
keuntungannya keluarga
.

3. Resiko Setelah 1. Setelah •Keluarga •Komplikasi •Gali pengetahuan


komplikasi dilakukan dilakukan mampu diabetes keluarga
berhubungan kunjungan kunjungan 1 menyebutka melitus adalah tentang pengertian
dengan sebanyak x n defenisi gabungan atau komplikasi diabetes
ketidakmampu 5 x 50 50 menit komplikasi hadirnya mellitus
73
an menit keluarga diabetes penyakit baru • Diskusikan dengan
keluarga dalam keluarga mampu mellitus yang bersarang keluarga tentang
merawat mampu mengenal dengan dalam komplikasi diabetes
anggota mengenal dan bahasa tubuh sebagai mellitus dengan
keluarga yang dan memahami sendiri. tambahan dari menggunakan lembar
sakit. memaham diit penyakit balik
i pada pasien diabetes dan leaflet
pencegaha diabetes melitus yang •Beri kesempatan
n mellitus sebelumnya keluarga
komplikas sudah ada untuk bertanya
i dan biasanya •Berikan reinforcement
diabetes disebabkan Positif.
mellitus karena
penanganan
yang
lambat.

•Keluarga •Komplikasi
mampu diabetes
menyebutka melitus antara
n 4 dari 5 lain
komplikasi penyakit
diabetes kardiovaskuler
melitus ,
dengan penyakit ginjal
bahasa (nefropati),
sendiri. penyakit
mata, penyakit •Gali pengetahuan
syaraf keluarga
(neuropati) dan tentang macam-macam
kerentanan komplikasi diabetes
terhadap mellitus
infeksi. • Diskusikan dengan
keluarga tentang
macammacam
komplikasi diabetes
mellitus dengan

74
menggunakan lembar
balik
dan leaflet
•Beri kesempatan
keluarga
untuk bertanya
•Berikan reinforcement
Positif

2. Setelah •Keluarga •Cara •Gali pengetahuan


dilakukan mampu pencegahan keluarga
kunjungan 1 menyebutka dan tentang macam-macam
x 50 menit n 2 dari 3 pengendalian komplikasi diabetes
keluarga cara diabetes mellitus
mampu pencegahan melitus yaitu • Diskusikan dengan
memutuska dan kontrol keluarga tentang
n pengendalia gula darah, macammacam
untuk n kontrol komplikasi diabetes
merawat komplikasi tekanan darah mellitus dengan
anggota diabetes dan menggunakan lembar
keluarga kontrol balik
dengan •Keluarga kolKeluarga dan leaflet
diabetes mampu memberi •Beri kesempatan
mellitus mengambil keputusan keluarga
keputusan untuk untuk bertanya
dalam merawat •Berikan reinforcement
merawat anggota Positif
anggota keluarga
keluarga dengan
dengan masalah
diabetes diabetes
mellitus mellitus

75
3. Setelah •Keluarga •Keluarga •Kaji keputusan yang
dilakukan mampu mampu diambil oleh keluarga
kunjungan 1 merawat memahami • Diskusikan dengan
x anggota bagaimana keluarga tentang
50 menit keluarga perawatan kaki komplikasi dari diabetes
keluarga dengan pada mellitus
mampu diabetes pasien diabetes •Bimbing dan motivasi
merawat mellitus dan yaitu keluarga untuk
anggota mampu Periksa kaki mengambil
keluarga mendemons secara keputusan dalam
dengan trasikan teratur setiap menangani masalah
diabetes bagaimana hari, cuci diabetes mellitus
mellitus cara kaki setiap hari • Evaluasi kembali
perawatan dengan tentang
kaki pasien sabun yang keputusan yang telah
diabetes lembut, dibuat
potonglah •Beri pujian atas
kuku-kuku keputusan
di jari kaki yang diambil keluarga
dengan untuk mengatasi masalah
hati-hati, olesi diabetes mellitus pada
kaki keluarga.
dengan krim
pelembab
agar tidak
retak, gunakan
alas kaki,
pilih kaus kaki
dengan
kandungan
katun yang
tinggi dan
jadwalkan
kunjungan ke
dokter.

76
4. Setelah •Keluarga •Keluarga •Kaji pengetahuan
dilakukan dapat mampu keluarga
kunjungan 1 menciptaka memodifikasi tentang cara perawatan
x n dan lingkungan kaki
50 menit memodifika untuk anggota keluarga dengan
keluarga si merawat diabetes mellitus
mampu lingkunagn anggota • Diskusikan dengan
memodifika yang keluarga keluarga tentang cara
si dapat dengan perawatan kaki anggota
dan membantu memelihara keluarga dengan diabetes
menciptaka dalam kebersihan mellitus
n perawatan rumah (jangan •Menjelaskan dan
lingkungan anggota meletakkan mendemonstrasikan pada
yang sehat keluarga barang keluarga mengenai cara
untuk dengan sembarang), perawatan kaki anggota
menunjang diabetes menggunakan keluarga ddengan
kesehatan mellitus alas kaki masalah
keluarga. saat berjalan diabates mellitus
keluar • Evaluasi kembali
dari rumah. tentang
cara perawatan kaki
•Berikan kesempatan
keluarga untuk bertanya
•Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban
yang
benar.

5. Setelah •Keluarga •Keluarga •Kaji pengetahuan


dilakukan mampu mampu keluarga
kunjungan 1 menyebutka memanfaatkan tentang lingkungan yang
x n apa saja fasilitas nyaman untuk anggota
50 menit fasilitas kesehatan yang keluarga dengan diabetes
keluarga kesehatan ada mellitus
mampu yang ada dalam • Diskusikan bersama
menggunak dan apa melakukan keluarga bagaimana
an keuntungan perawatan lingkungan nyaman dan
dan membewa pada sehat untuk anggota

77
memanfaatk anngota keluarga keluarga dengan diabetes
an keluarga dengan mellitus
fasilitas yang sakit masalah • Evaluasi kembali
kesehatan ke fasilitas diabetes tentang
yang kesehatan mellitus yaitu bagaimana lingkungan
ada. dengan yang
membawa dapat menunjang
anggota kesehatan
keluarga untuk anggota keluarga yang
kontrol sakit
dan berobat ke •Beri kesempatan
puskesmas, keluarga
rumah untuk bertanya
bidan dan RS •Berikan pujian pada
serta keluarga.
keluarga
memahami
apa
keuntungannya •Kaji pengetahuan
. keluarga
tentang apa saja fasilitas
kesehatan yang ada dan
apa
manfaat fasilitas
kesehatan
tersebut.
• Diskusikan bersama
keluarga apa saja fasilitas
kesehatan yang ada ada
dan
bagaimana
memanfaatkan
fasilitas pelayanan
kesehatan tersebut.
• Evaluasi kembali apa
saja
fasilitas kesehatan yang
bisa digunakan dan
bagaimana
memanfaatkan
fasilitas kesehatan pada
semua anggota keluarga

78
•Berikan kesempatan
keluarga untuk bertanya
•Berikan pujian pada
Keluarga
4 Gangguan Setelah 2 Setelah Keluarga Keluarga dapat  Jelaskan pada keluarga
Integritas kulit x dilakukan dapat melakukan mengenai cara
berhubungan pertemuan tindakan melakukan perawatan luka perawatan luka yang
dengan ketidak keluarga keperawata perawatan penyakit benar pada Diabetes
mampuan memaham n selama 15 luka secara Diabetes Melitus
keluarga i tentang menit tidak mandiri dan Melitus  Lakukan perawatan
merawat perawatan terjadi tepat luka
anggota anggota infeksi pada  Mengajarkan Senam
keluarga keluarga luka Kaki
dengan dengan diabetes
Diabetes Diabetes melitus
Melitus Melitus
5 Defisit Setelah 1 Setelah Keluarga Keluarga dapat  Jelaskan pada anggota
pengetahuan x dilakukan dapat melakukan keluarga tentang
keluarga pertemuan penyuluhan mengatakan perawatan penyakit diabetes
tentang cara keluarga selama 15 secara pada anggota mellitus meliputi
pencegahan memaham menit verbal cara keluarga yang Pengertian, Tanda dan
dan perawatan i tentang keluarga pencegahan menderita Gejala, Penyebab,
Diabetes cara dapat dan penyakit Penatalaksanaan DM
Melitus pencegaha melakukan perawatan Diabetes  Jelaskan pada keluarga
berhubungan n dan perawatan penyakit Melitus tentang diet yang tepat
dengan perawatan secara tepat Diabetes pada Diabetes Melitus
ketidakmampu Diabetes Melitus
an anggota Melitus
keluarga
mengenal
masalah
Diabetes
Melitus

6 Ketidakefektif Setelah 5 Setelah Keluarga Keluarga dapat  Edukasi/ Promosi


an manjaemen x dilakukan dapat melakukan kesehatan dan diet
kesehatan diri kunjungan penyuluhan mengatakan perawatan tentang penyakit
berhubungan keluarga selama 15 secara manajemen diabetes mellitus
dengan mampu menit verbal kesehatan diri  Demonstrasi diet
ketidakmampu memaham keluarga tentang pada anggota diabetes melitus
an anggota i tentang dapat penyakit keluarga yang
keluarga manajeme mengenal Diabetes menderita
79
mengenal n masalah, Melitus dan penyakit
masalah kesehatan mengambil perawatann Diabetes
Diabetes diri keputusan, ya Melitus
Melitus anggota dan
keluarga melakukan
yang tindakan
menderita terkait
Diabetes penanganan
Mellitus pasien
Diabetes
Mellitus
7 Resiko Cedera Setelah 1. Setelah
1. Keluarga Keluarga  Kaji aktivitas
berhubungan dilakukan dilakukanmampu mampu keluarga yang
dengan tindakan tindakan menjelask menjelaskan menyebabkan resiko
ketidakmampu keperawat keperawatan cara tentang cara cedera
an anggota an selama an selamauntuk pencegahan  Berikan informasi
keluarga , 15 menit mencegah cedera dan atau penyuluhan
mengenal diharapka Keluarga cedera mengenali kesehatan pada
masalah n keluarga mampu 2. Keluarga perubahan keluarga mengenai
Diabetes dapat mengetah mampu status resiko cedera
Melitus mengetah ui tentang
mengenali kesehatan  Diskusikan bersama
ui tentang resiko perubahan anggota keluarga mengenai
resiko cedera status keluarga yang aktivitas untuk
cedera 2. Setelah kesehatan menderita mencegah resiko
pada dilakukananggota penyakit cedera
diabetes tindakan keluarga Diabetes
melitus keperawatyang Melitus
an selamamenderita
15 menit penyakit
Keluarga Diabetes
Melitus
8 Resiko syok Setelah Setelah 1. Keluarga Keluarga  Ajarkan keluarga
hipovolemik dilakukan dilakukan mampu mampu dank lien tentang
ketidakmampu tindakan penyuluhan menjelask menjelaskan tanda dan gejala
an anggota keperawat selama 15 an cara tentang cara datangnya syok
keluarga an selama menit untuk pencegahan  Ajarkan keluarga dan
mengenal , keluarga mencegah syok klien tentang langkah
masalah diharapka mampu syok hipovolemik untuk mengatasi
Diabetes n mengetahui hipovole dan mengenali gejala syok
Melitus tentang mik perubahan
pencegahan 2. Keluarga status
resiko syok mampu kesehatan
80
hipovolemi mengenali anggota
k perubahan keluarga yang
status menderita
kesehatan penyakit
anggota Diabetes
keluarga Melitus
yang
menderita
penyakit
Diabetes
Melitus
9 Gangguan rasa Setelah Setelah Keluarga Keluarga dapat  Berikan penjelasan
nyaman dilakukan dilakukan 2 mampu mendemonstra pada keluarga tentang
ketidakmampu tindakan x kunjungan menjelaskan sikan cara cara mengurangi/
an anggota keperawat diharapkan cara untuk mengurangi mencegah terjadinya
keluarga an, rasa keluarga mengurangi dan mencegah nyeri
mengenal nyeri mampu / mengatasi terjadinya  Demonstrasikan pada
masalah dapat memahami nyeri gangguan rasa keluarga tentang cara
Diabetes teratasi/ cara nyaman mengurangi nyeri
Melitus hilang mengurangi dengan teknik  Berikan penjelasan
nyeri pada relaksasi pada keluarga tentang
anggota diit yang sesuai dengan
keluarga penderita diabetes
yang melitus
menderita  Anjurkan pada keluarga
penyakit untuk memeriksakan
Diabetes anggota keluarga yang
Melitus menderita diabetes
melitus secara teratur
ke fasilitas pelayanan
kesehatan

81
4. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan keluarga adalah suatu proses aktualisasi

rencana intervensi yang memanfaatkan berbagai sumber didalam keluarga

dan memandirikan keluarga dalam bidang kesehtan. Keluarga dididik

untuk dapat menilai potensi yang dimiliki mereka dan mengembangkannya

melalui implementasi yang bersifat memampukan keluarga untuk :

mengenal masalah kesehatannya, mengambil keputusan berkaitan dengan

persoalan kesehatan yang dihadapi, merawat dan membina anggota

keluarga sesuai kondisi kesehatannya, memodifikasi lingkungan yang sehat

bagi setiap anggota keluarga, serta memanfaatkan sarana pelayanan

kesehatan terdekat ( Sudiharto, 2012).

Menurut Padila (2012), tindakan perawatan terhadap keluarga mencakup

dapat berupa :

a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenal masalah

dan kebutuhan kesehatan, dengan cara :

1) Memberikan informasi : penyuluhan atau konseling

2) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan

3) Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah

b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat

dengan cara :

1) Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan

82
2) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga

3) Mendiskusikan tentang konsekuensi setiap tindakan.

c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang

sakit, dengan cara:

1) Mendemontrasikan cara perawatan

2) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah

3) Mengawasi keluarga melakukan tindakan perawatan.

d. Membantu keluarga menemukan cara bagaimana membuat

lingkungan dengan cara :

1) Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga

2) Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin.

e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang

ada dengan cara :

1) Memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada dalam lingkungan

keluarga

2) Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.

83
5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan keluarga adalah proses untuk menilai

keberhasilan keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatannya sehinga

memiliki produktivitas yang tinggi dalam mengembangkan setiap anggota

keluarga. Sebagai komponen kelima dalam proses keperawatan, evaluasi

adalah tahap yang menetukan apakah tujuan yang telah ditetapkan akan

menentukan mudah atau sulitnya dalam melaksanakan evaluasi

(Sudiharto,2012).

84

Anda mungkin juga menyukai