Anda di halaman 1dari 16

TUGAS KEPERAWATAN KELUARGA

TEORI KELUARGA MENURUT FRIEDMAN

Anggota Kelompok :
1. Ayu Cahyaningtyas Oktaviani (P27220017129)
2. Erlin Indah Kusumadiyanti (P27220017138)
3. Maratul Qoniah (P27220017148)
4. Reska Ayu Anggraini (P27220017157)
5. Devi Indriastuti (P27220016156)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
SURAKARTA
2020
A. Definisi Keluarga
Friedman (2002) mendefinisikan keluarga sebagai sebuah sistem
sosial kcil yang terbuka yang terdiri atas suatu rangkaian bagian yang
sangat saling bergantung dan dipengaruhi baik oleh struktur internal
maupun lingkungan eksternal.
Friedman (2010) mendefinisikan keluarga adalah unit dari

masyarakat dan merupakan ,‟lembaga‟ yang memengaruhi kehidupan

masyarakat. Dalam masyarakat, hubungan yang erat antara anggotanya

dengan keluarga sangat menonjol sehingga keluarga sebagai lembaga/unit

layanan perlu diperhitungkan.

B. Fungsi Keluarga
a. Fungsiafektif

Fungsi afektif merupakan hubungan sosial yang positif

berhubungan dengan hasil kesehatan yang lebih baik, umur panjang,

dan penurunan tingkat stres. Sebaliknya, kehidupan keluarga juga

dapat menimbulkan stres dan koping disfungsional dengan akibat

yang dapat menganggu kesehatan fisik (misal tidur, tekanan darah

tinggi, penurunan responimun) (Friedman, 2010).

Peran utama orang dewasa dalam keluarga adalah fungsi afektif,

fungsi ini berhubungan dengan persepsi keluarga dan kepedulian

terhadap kebutuhan sosioemosional semua anggota keluarganya. Hal

tersebut termasuk mengurangi ketegangan dan mempertahankan

moral. Manfaat fungsi afektif di dalam anggota keluarga dijumpai

paling kuat diantara keluarga kelas menengah dan kelas atas, karena

pada keluarga tersebut mempunyai lebih banyak pilihan. Pada


keluarga kelas menengah dan keluarga kelas atas, kebahagiaan

personal dalam huhbungan pernikahan yang didasari persahabatan

dan cinta adalah hal yang ppenting. Pentingnya fungsi afektif kurang

ditekankan dibanyak keluarga kelas pekerja dan kelas bawah,

sebagian besar karena penekanannya lebih pada fungsi dasar seperti

penyediaan kebutuhan fisik yang penting dalam hidup (Friedmean,

dkk. 2002).

b. Fungsisosialisasi

Fungsi sosialisasi adalah proses perkembangan atau perubahan

yang terjadi atau dialami seseorang sebagai hasil dari interaksi dan

pembelajaran peran sosial. Sosialisasi dimulai dari sejak lahir dan

keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosilalisasi

(Friedman, 2010).

Sosiolosasi memrujuk pada banyaknya pengalaman belajar yang

diberikan dalam keluarga yang ditujukan untuk mendidik anak-anak

tentang cara menjalankan fungsi dan memikul peran sosial orang

dewasa seperti peran yang dipikul suami-ayah, dan istri-ibu.

Keluarga memiliki tanggung jawab utama dalam mengubah seorang

bayi dalam hitungan tahun menjadi makhluk sosial yang mampu

berpartisipasi penuh dalam masyarakat. Selain itu, sosialisasi

seharusnya tidak sekedar dianggap berhubungan dengan pola

perawatan bayi dan anak, tetapi lebih kepada proses seumur hidup

yang meliputi internalisasi sekumpulan norma dan nilai yang tepat


agar dapat menjadi seorang remaja, sumi atau istri, orang tua,

seorang pegawai yang baru bekerja, kakek atau nenek, dan pensiunan

(Friedman dkk, 2002).

c. Fungsi Reproduksi

Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga untuk meneruskan

kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia

(Friedman, 2010).

Sejalan dengan memilki anak di luar batasan keluarga tradisional,

kecendurungan penting lainnya adalah penggunaan kontrasepsi dan

teknologi reproduksi yang lebih luas, baik di dalam ataupun di luar

lingkup keluarga.selain itu, gerakan menuju pengendalian populasi

dan keluarga berencana mempengaruhi pentingnya masa menjadi

orang tua bagi wanita dan pria. Pergeseran prioritas budaya dan nilai

persoanl terus menmgurangi konsep masa menjadi ibu merupakan

tujuan utama wanita dan dalam hidup dan masa menjadi ayah

sebagai alasan utama pria untuk bekerja. Ekspresi publik yang

menentang kelahiran anak lebih dari dua orang perpasangan (sebagai

jatah perpasangan) kini semakin didengar, terutama di negara

berkembang (Friedman, dkk.2002).

d. Fungsi Ekonomi

Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk mememnuhi

kebutuhan keluarga seperti makanan, pakaian, perumahan, dll

(Friedman, 2010).
Fungsi ekonomi melibatkan penyedian keluarga akan sumber

daya yang cukup-finansial, ruang, dan materi-serta alokasinya ang

sesuai melalui proses pengambilan. Karena fungsi ini sulit dipenuhi

secara memuaskan bagi sebagian besar keluarga miskin, perawat

keluarga harus menerima tanggung jawab untuk membantu keluarga

memperoleh sumber-sumber komunitas yang sesuai, yang dapat

memberikan mereka informasi, pekerjaan, konseling kejuruan, dan

bantuan keuangan yang dibutuhkan (Friedman, 2002).

e. Fungsi Perawatan Keluarga

Fungsi untuk menyediakan makanan, pakaian, perlindungan,

asuhan keperawatan atau kesehatan. Kemampuan keluarga

melakukan asuhan keperawatan atau pemeliharaan kesehatan

mempengaruhi status kesehatan keluarga dan individu (Friedman,

2010).

C. Struktur Keluarga

1. Struktur peran keluarga

Terdapat 2 perspektif dasar mengenai peran orientasi struktural

yang menekankan pengaruh normatif yaitu pengaruh yang

berkaitan dengan status – status tertentu dan peran – peran

terkaitnya dan orientasi interaksi yang menekankan timbulnya

kualitas peran yang lahir dari interaksi sosial. (Turner, 1970 dalam

Friedman, 2010).
1). Peran Formal

Keluarga membagi peran secara merata kepada para

anggota keluarga seperti cara masyarakat membagi peran –

perannya, bagaimana pentingnya pelaksanaan peran bagi suatu

sistem. Peran formal yang standar terdapat dalam keluarga

(pencari nafkah, ibu rumah tangga, tukang perbaiki rumah,

pengasuh anak, dan manajer keuangan) (Friedman, 2003).

Menurut Gaces (1976), dalam Friedman (2010)

mendefinisikan enam peran dasar yang membentuk posisi

sebagai suami (ayah) dan istri (ibu), peran – peran tersebut

adalah peran sebagai provider (penyedia), peran sosialisasi

anak, peran rekreasi, peran persaudaraan, peran terapeutik,

(memenuhi kebutuhan afektif dari pasangan), peran seksual.

2). Peran Informal

Peran informal bersifat implisit biasanya tidak tampak

kekuasaan permukaan dan dimainkan hanya untuk memenuhi

kebutuhan – kebutuhan emosional individu dan untuk menjaga

keseimbangan dalam keluarga (Stir, 1976 dalam Friedman,

2010).

i. Struktur Nilai

Nilai adalah sebuah keyakinan abadi yang

mempunyai bentuk perilaku spesifik (Rokeach, 1973

dalam Friedman, 2010). Sedangkan nilai – nilai keluarga


didefinisikan sebagai suatu sistem ide, sikap, dan

kepercayaan tentang nilai suatu keseluruhan atau konsep

yang secara sadar mupun tidak sadar mengikat bersama –

sama seluruh anggota keluarga dalam suatu budayalazim.

ii. Struktur Kekuatan Keluarga

Kekuasaan merupakan kemampuan potensial

maupun aktual dari seorang individu untuk mengontrol,

mempengaruhi, mengubah tingkah laku seseorang

(Friedman, 2010). Kekuasaan keluarga sebagai sebuah

karakteristik sebagai sistem keluarga adalah kemampuan

potensial maupun aktual dari seorang anggota indivvidu

untuk mengubah tingkah laku anggota keluarga (Olson &

Cromwell, 1975 dalam Friedman 2010).

D. Proses Dan Strategi Koping Keluarga

Tuntutan terus menerus mamaksa keluarga beradaptasi dalam upaya

bertahan, berlanjut, dan bertumbuh. Proses dan strategi koping

keluarga sangat penting guna membuat hal ini mungkin. Persepsi dan

penanganan keluarga terhadap masalahnya melalui pemamnfaatan

berbagai sumber dan strategi koping amatlah penting bagi keberhasilan

keluarga mengatasi tuntutan yang ada. Selain itu yang paling penting,

proses dan strategi koping keluarga berfungsi sebagai proses atau

mekanisme fital yang memfasilitasi fungsi keluarga. Tanpa koping

keluarga yang efektif, fungsi efektif, sosialisasi, ekonomi dan


perawatan kesehatan tidak dapat dicapai secara adekuat. Oleh karena

itu, proses dan strategi koping keluarga mengandung proses yang

mendasari yang memungkinkan keluarga mengukuhkan fungsi

keluarga yang diperlukan (Friedman, 2002).

Menurut Fridman (2010) dalam memberikan asuhan keperawatan


keluarga ada beberapa peran yang dapat dilakukan oleh perawat
diantaranya:
1. Memberikan asuhan keperawatan kepada anggota keluarga
yang sakit.
2. Koordinator atau menjadi pelayan kesehatan dan
perawatan keluarga.
3. Menjadi fasilitator dalam pelayanankesehatan.
4. Menjadi penyuluh, pendidikan dan konsultan kesehatan.

E. Keluarga Sebagai Klien

Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan keluarga menurut

(Fredman, 2010) yang membagi keluarga ke dalam bidang kesehatan

yang dapat dilakukan yaitu:

a. Dapat mengenal masalah kesehatan disetiap anggota keluarga yang

mengalami masalah.Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga

yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu

tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan

sumber daya dan dana keluarga habis. Ketidaksanggupan keluarga

dalam mengenal masalah kesehatan pada keluarga salah satunya

disebabkan oleh kurangnya pengetahuan. Kurangnya pengetahuan

keluarga tentang pengertian, tanda dan gejala, perawatan


danpencegahan.

b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi

keluarga yang bermasalah dengan kesehatannya. Tugas ini

merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan

yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangkan

siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan

menentukan tindakan keluarga. Tindakan kesehatan yang dilakukan

oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat

dikurangi bahkan teratasi. Ketidaksanggupan keluarga mengambil

keputusan dalam melakukan tindakanyang tepat, disebabkan karena

keluarga tidak memahami mengenai sifat, berat dan luasnya

maslah, serta tidak merasakan menonjolnya masalah.

c. Memberikan keperawatan untuk melakukan terhadap anggotanya

keluarganya yang mengalami gangguan ksehatan dan dapat

membantu dirinya sendiri yang cacat atau usianya yang terlalu

masih muda.Keluarga dapat mengambil tindakan yang tepat dan

benar, tetapi keluarga memiliki keterbatasan. Ketidakmampuan

keluarga merawat anggota keluarga yang sakit dikarenakan tidak

mengetahui cara perawatan pada penyakitnya. Jika demikian,

anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu

memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan dapat dilakukan di

institusi pelayanan kesehatan.

d. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan untuk


kesehatan anggota keluarga yang lainnya.Pemeliharaan lingkungan

yang baik akan meningkatkan kesehatan keluarga dan membantu

penyembuhan. Ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi

lingkungan bisa di sebabkan karena terbatasnya sumber-sumber

keluarga diantaranya keuangan, kondisi fisik rumah yang tidak

memenuhi syarat.

e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan


lembaga kesehatan. Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan dan membantu anggota keluarga
yangs sakit memperoleh pertolongan dan mendapat perawatan
segera agar masalah teratasi.
F. Tipe dan bentuk keluarga
a. Beberapa tipe keularga menurut (Friedman, 2010), antara lain
adalah sebagai berikut :
1) Nuclear Family (keluarga inti), yaitu keuarga yang terdiri
dari orang tua dan anak yang masih menjadi tanggungjawab
dan tinggal dalam satu rumah, terpisah dari anak keluarga
lainnya.
2) Extended Family (keluarga besar), yaitu satu keluarga yang
terdiri dari satu atau dua keluarga inti yang tinggal dalam
satu rumah dan saling menunjang satu samalain.
3) Single parent family, yaitu satu keluarga yang dikepalai
oleh satu kepala keluarga dan hidup bersama dengan anak –
anak yang masih bergantung kepadanya.
4) Nurcler dyed, yaitu keluarga yang terdiri dari sepasang
suami istri tanpa anak, tinggal dalam satu rumah yang
sama.
5) Blended family, yaitu suatu keluarga yang terbentuk dari
pasangan, yang masing – masing pernah menikah dan hasil
perkawinan.
6) Three generation family, yaitu keluarga yang terdiri dari
tiga yaitu kakek, nenek, bapak, ibu, dan anak dalam
rumahnya.
7) Single adult living alone, yaitu bentuk keluarga yang hanya
terdiri dari satu orang dewasa yang hidup dalam rumahnya.
8) Middle age atau ederly couple, yaitu keluarga yang terdiri
dari sepasang suami istri parubaya.

G. Tahap dan Perkembangan Keluarga


Siklus kehidupan setiap keluarga mmempunyai tahapan – tahapan. Seperti
individu – individu yang mengalami tahap pertumbuhan dan
perkembangan yang berturut – turut, keluarga juga mengalami tahapan
perkembangan yang berturut – turut. Adapun tahap – tahap perkembangan
keluarga berdasarkan konsep Duvall dan Miller (Friedman, 2010) adalah :
a. Tahap I
Keluarga pemula atau keluarga pasangan baru. Tugas perkembangan
menjadi :
1) Membangun perkawinan yang saling memuaskan
2) Membangun jalinan persaudaraan yang harmonis
3) Keluarga berencana
Masalah kesehatan utama adalah penyesuaian seksual dan peran
kawinan, penyuluhan dan konseling, parental dan komunikasi keluarga
informasi sering mengakibatkan masalah – masalah dan seksual, rasa
bersalah, kehamilan tidak direncanakan, dan penyakit – penyakit
kelainan baik sebelum dan sesudah.
Pada tahap ini, peran perawat sebagai perawatan keluarga harus
memberikan penyuluhan ataupun konseling tentang seksualitas,
keluarga berencana, prenatal, dan masalah – masalah yang terkait pada
keluarga pemula/pasangan baru.
b. Tahapan II
Dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan.
Setelah lahir anak pertamakeluarga mempunyai tugas perkembangan
yang penting yaitu :
1) Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
2) Rekonsiliasi tugas – tugas perkembanagn yang bertentangan
dengan kebutuhan anggota keluarga
3) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
4) Mempertahankan persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peran orang tua, kakek dan nenek
Masalah keluarga utama keluarga dalam tahap ini adalah
pendidikan maternitas yang terpusat pada keluarga, prawat bayi
yang baik, pengertian dan penanganan masalah – masalah
kesehatan fisisk secara dini, imunisasi, konseling, perkembanagn
anak, keluarga berencana, interaksi keluarag, dan bidang – bidang
kesehatan umumnya.
Pada tahap kedua ini peran prawat memberikan konseling dan
demolistriasi pada keluarag tentang kebutuhan nutrisi anak.
c. Tahap III
Tahap ini dimulai ketika anak pertama berusia 2,5 tahun dan
berakhir ketika anak berusia 5 tahun. Keluarga mungkin terdiri dari
tiga hingga lima oarang, dengan pasti suami – ayah, istri – ibu,
anak laki – laki – saudara, anak perempuan – saudari.
Menurut Duval dan Miler (1985) dikutip oleh Setiadi (2008) tugas
perkembangan keluarga pada tahap ini adalah :
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah,
ruang bersalin, prifasi, keamanan.
2) Mensosialisasikan anak.
3) Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap
memenuhi kenutuhan anak – anak yang lain.
4) Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga
(hubungan perkawinan dan hubungan orang tua dan anak)
dan diluar keluaraga (keluarga besar dan komunitas)
Karena daya tahan spesifik terhadap banayk bakteri dan virus, serta
paparan yang meningkat, nak – anak usia pra sekolah sering menderita
sakit dengan suatu penyakit infeksi primer secara bergantian jadi
kontak anak dengan penyakit infeksi dan menular, serta kesehatan
utama. (Friedman, 1998 dikutip Setiadi, 2008)
Masalah kesehatan fisisk yang terutama adalah penyakit – penyakit
menular yang umum pada anak, jatuh, luak bakar, keracunan serta
kecelakaan – kecelakaan lain yang terjadi selama usia prasekolah.
Masalah – masalah kesehatan lain yang penting adalah pesaingan
diantara kakak – adik, keluiarga berencana, kebutuhan pertumbuhan
dan perkembangan masalah pengasuhan anak seperti pembatasan
lingkungan (disiplin), penganiayaan dan menelantarkan anak,
keamanan dirumah dan masalah komunikasi keluarga.
Tugas perawat dalam tahap ini adalah memberikan pengetahuan pada
keluarga perawatan terhadap anak usia prasekolah, memberikan
penyuluhan tentang tumbuh kembang anak dan memotifasi keluarga
agar memperhatikan kesehatan anak.
d. Tahap IV
Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan
mulai masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun dengan
tugas perkembangannya adalah mensosialisasikan anak – anak,
termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan
hubungan dengan teman sebaya yanf sehat, kemudian
mempertahankan hubungan perkawinan yang memusatkan dan
memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
Peran perawat pada tahap ini adalah memotivasi keluarga untuk
selalu mempertahankan kegiatan anak baik didalam maupun diluar
rumah.
e. Tahap V
Keluarga dengan anak remaja yang dimuali ketik anak pertama
melewati umur 13 tahun, berlangsung selama 6 sampai 7 tahun.
Tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga
lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal dirumah hingga
berumur 19 atau 20 tahun.
Tugas perkembangan keluarga dengan anak remaja, yaitu :
1) Mengibnagi kebebasan keluarga dengan tanggungjawab
sejalan dengan maturitas remaja
2) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan antar
pasangan
3) Melakukan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua.
Hindari perdebatan, kecurigaan danpermusuhan.
4) Mempertahankan standar etik dan moral keluarga
Ini merupakan tahapan yang paling suit, karena orang tua melepas
otoritasnya dan membimbing anak untuk bertanggungjawab
(mempunyai otoritas terhadap dirinya sendiri yang terkait dengan
peran dan fungsinya). Seringkali muncul konflik anatar orang tua
dan remaja karena anak menginginkan kebebasan untuk melakukan
aktivitasnya sementara orang tua mempunyaki hak untuk
mengontrol aktivitas anak. Dalam hal ini orang tua perlu
menciptakan komunikasi yang terbuka, menghindari kecurigaan
dan permusuhan sehingga hubungan orang tua dan remaja tetap
harmonis.
f. Tahap VI
Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda yang ditandai oleh
anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan
rumah kosong, ketika anak terakhir meningglkan rumah. Tahapan
ini dapat singkat atau agak panjang, tergantung pada berapa banyak
anak yang belum menikah yang masih tinggal dirumah. Fase ini
ditandai oleh tahun – tahun puncak persiapan dan oleh anak – anak
untuk kehidupan dewasa yang mandiri.
Pada tugas perkembanagn tahap ini yaitu memperoleh siklus
keluarga dengan memasukan anggota keluarga baru, dengan
melanjutkan untuk mempengaruhi dan menyesuaikan kembali,
serta yang paling penting adalah membantu orang tua lanjut usia
yang sakit – sakitan dari suami atau istri.
g. Tahap VII
Orang tua usia pertengahan dimulai ketika anak terakhir
meninggalkan rumah dan terakhir pada saat pensiun atau kematian
salah satu pasangan. Tahap ini biasanya dimulai ketika orang tua
memasuki usia 45 – 55 tahun sampai kurang lebih 16 – 17 tahun
kemudian. Tugas perkembanagn yang pertama adalah
menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan, kemudian
mempertahankan hubungan – hubungan yang memauskan dan
penuh arti dengan para orang tua, lansia dan anak – anak, dan yang
terakhir memperoleh hubungan perkawinan.
h. Tahap VIII
Tugas keluarga antara lain, yang pertama untuk mempertahankan
pengetahuan hidup yang menurun untuk tetap bisa
mempertahankan hubungan perkawinan dan menyesuaikan diri
terhadap kehilangan pasangan, hal ini juga perlu mempertahankan
ikatan keluarga agar generasi penerus untuk memahami eksistensi
mereka.
Peran perawat pada tahap ini diantaranya memberikan konseling
pada keluarga tentang persiapan pelepasan orang yang dicintai.
REFERENSI
Friedman, Marilyn M., dkk. 2002. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori,
dan Praktik. Jakarta: EGC.

Fuadi, Helmi. 2017. “Asuhan Keperawatan Keluarga”. Online.


Linkhttp://repository.ump.ac.id./3908/3/HELMI%20FUADI%20BAB
%20II.pdf Diakses pada tanggal 28 Januar i 2020 pukul 20.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai