Anda di halaman 1dari 6

Merawat Anggota Keluarga Yang Sakit

Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat, merupakan klien keperawatan

atau si penerima asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan
yang diperlukan anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan dirumah sakit
dapat menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan oleh keluarga (Andarmoyo, 2012 : 2). Secara
empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan
keluarga menjadi sangat berhubungan atau signifikan. Oleh karena itu, betapa pentingnya
peran dan fungsi keluarga dalam membentuk manusia sebagai anggota masyarakat yang
sehat bio-psiko-sosial spiritual. Jadi sangatlah tepat jika keluarga sebagai titik sentral
pelayanan keperawatan. Diyakini bahwa keluarga yang sehat akan mempunyai anggota
yang sehat dan mewujudkan masyarakat yang sehat pula (Andarmoyo, 2012 : 5).
Keluarga akan berperan banyak terutama dalam menentukan cara asuhan yang
diperlukan oleh anggota keluarga. Pada umumnya, fungsi yang dijalankan oleh keluarga
seperti melahirkan dan merawat anak, menyelesaikan masalah, dan saling peduli antar
anggotanya tidak merubah subtansinya dari masa ke masa (Neff, 2012). Namun
bagaimana keluarga melakukannya dan siapa saja yang terlibat dalam proses tersebut
dapat berubah dari masa ke masa dan bervariasi diantara berbagai budaya (Lestari, 2014).
Keluarga memberikan perawatan kesehatan yang bersifat preventif dan secara bersama-
sama merawat anggota keluarga yang sakit. Lebih jauh lagi keluarga mempunyai
tanggung jawab utama untuk memulai dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan
oleh para profesional perawatan kesehatan. Keluarga melakukan praktik asuhan
kesehatan untuk mecegah terjadinya gangguan atau merawat anggota yang sakit.
Keluarga haruslah mampu menentukan kapan meminta pertolongan kepada tenaga
profesional ketika salah satu anggotanya mengalami gangguan kesehatan (Harmoko,
2012 : 38).
Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan akan mempengaruhi
tingkat kesehatan keluarga dan individu. Tingkat pengetahuan keluarga terkait konsep
sehat sakit akan mempengaruhi perilaku keluarga dalam menyelesaikan masalah
kesehatan keluarga (Harmoko, 2012 : 39) Keluarga sangat ahli dalam merawat dan lebih
mengenal karakteristik anak serta merupakan sumber dukungan utama bagi anak atau
keluarga ketika dirawat dirumah sakit. Melibatkan anak dan keluarga dalam proses
perawatan dapat menurunkan tingkat kecemasan keluarga maupun anak, dengan
menurunnya tingkat stress tenaga kesehatan sehingga dapat berefek pada kemampuan
mereka dalam memberikan layanan kesehatan. Dilibatkannya keluarga dalam proses
perawatan anak atau keluarga ini dikenal dengan pendekatan family centered care (Neff,
2012).
Setiap anggota keluarga hanya ingin berada di dekat orang yang mereka cintai
selama setiap rumah sakit. Salah satu caranya dengan pendampingan yang bertujuan
mereka dapat ikut dalam perawatan langsung. Selain itu dalam hal partisipasi keluarga
dapat menerima informasi yang berkaitan dengan kesejahteraan pasien, paling sering
berhubungan dengan tanda-tanda vital atau tingkat kenyamanan secara tepat waktu,
lengkap dan akurat sehingga mereka efektif berpartisipasi dalam perawatan dan
pengambilan keputusan (Ciufo, Hader, & Holly, 2011).
Pada penyedia layanan kesehatan khususnya perawat dapat mendengarkan, dan
menghormati pasien beserta keluarga kemudian menggabungkan keinginan mereka ke
dalam rencana perawatan. Dalam pemberian informasi juga diharapkan lengkap dan
akurat sehingga pasien dan keluarga dapatefektif berpartisipasi dalam pengambilan

keputusan dan berkolaborasi dalam pemberian perawatan. Perawat bagaimana pun harus
mampu memberikan klarifikasi informasi bersama oleh orang lain di tim kesehatan.
Semua perawat percaya bahwa terbuka mengunjungi memungkinkan keluarga untuk
memberikan dukungan emosional kepada pasien, meminimalkan kebosanan pasien dan
efek mengunjungi tergantung pada keluarga dan pasien (Ciufo, Hader, & Holly, 2011).
Sebagian besar perawat, 91,3%, juga percaya bahwa membuka mengunjungi memberikan
informasi lebih lanjut kepada keluarga dan mereka mendapatkan pengetahuan nyata
kondisi pasien. Demikian pula, 82,6% dari perawat percaya bahwa terbuka mengunjungi
juga memberikan informasi lebih berharga tentang pasien kepada staf keperawatan.
Perawat sepakat bahwa mengunjungi memungkinkan mereka untuk mendapatkan
informasi yang lebih berharga dari keluarga(Ciufo, Hader, & Holly, 2011)
Pada dasarnya kolaborasi sangat penting pada berbagai tingkatan. Hal itu
mengacu pada hubungan antara pasien, keluarga dan penyedia layanan kesehatan
sehubungan dengan keputusan mengenai rencana perawatan, termasuk perawatan dan
pilihan lainnya. Pasien dan keluarga merasa bahwa ketersediaan, aksesibilitas dan
komunikasi adalah aspek yang paling penting dari kolaborasi/pendampingan ini (Ciufo,
Hader, & Holly, 2011).
PEMBERDAYAAN KELUARGA

a. Pengertian Pemberdayaan Keluarga
Pemberdayaan adalah To give ability or enable, yakni meningkatkan
kemampuan masyarakat melalui pelaksanaan berbagai kebijakan dan program
pembangunan, agar kehidupan masyaraka tdapat mencapai tingkat kemampuan
yang diharapkan. Dan To give authority, yakni meningkatkan kemandirian
masyarakat melalui pemberian wewenang secara proporsional kepada masyarakat
dalam pengambilan keputusan dalam rangka membangun diri dan lingkungannya
secara mandiri. Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi
cukup kuat untuk berpartisipasi dalam, berbagi pengontrolan atas, dan
mempengaruhi terhadap, kejadian – kejadian serta lembaga - lembaga yang
mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan menekankan bahwa orang
memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk
mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi
perhatiannya (Parsons, et al., 1994:106).
Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok rentan
dan lemah, untuk (a) memiliki akses terhadap sumber – sumber produktif yang
memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh
barang –barang dan jasa - jasa yang mereka perlukan; dan (b) berpartisipasi
dalam proses pembangunan dan keputusan – keputusan yang mempengaruhi
mereka.
Menurut Departemen Kesehatan dalam Effendy (1998), mendefinisikan
keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat , terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan. Menurut Friedman dalam Suprajitno
(2004), mendefinisikan bahwa keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih
yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu
mempunyai peran masing - masing yang merupakan bagian dari keluarga

b. Fungsi kelurga
1. Fungsi keluarga menurut Effendi ( 1998), yaitu:
a) Fungsi biologis
b)  Meneruskan keturunan.
c) Memelihara dan membesarkan anak.
d) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
e)  Memelihara dan merawat anggota keluarga.
2. Fungsi psikologis
a) Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
b) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
  

c)  Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.


d)   Memberikan identitas keluarga.
3.  Fungsi sosialisasi
a) Membina sosialisi pada anak.
b) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
c)  Meneruskan nilai-nilai budaya.
4. Fungsi ekonomi
a) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan  keluarga.
b) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
c)  Menabung untuk memenuhi kebutuhan - kebutuhan keluarga
dimasa yang akan datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan
hari tua dan sebagainya.
5. Fungsi pendidikan
a) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,
keterampilan, dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat
dan minat yang dimilikinya.
b)  Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
c)   Mendidik anak sesuai dengan tingkat -tingkat perkembangannya.

c. Ketahanan keluarga
Ketahanan keluarga adalah kemampuan bersinergi yang dimiliki
oleh anggota-anggota keluarga dalam menghadapi masalah internal dan
eksternal sehingga tercapai kondisi seimbang, selaras, serasi, dan
harmonis.
1. Faktor - faktor yang mempengaruhi ketahanan keluarga :
a) Persepsi terhadap kepuasan dalam perkawinan antara suami istri.
b) Persepsi terhadap kepuasan perkawinan 72 % dipengaruhi oleh
persepsi terhadap efektifitas komunikasi interpersonal suami istri
(hasil skripsi
c) Perselingkuhan dan perceraian disebabkan karena
kurang / tidak efektifnya komunikasi antara suami-istri
(LKBHuWK Semarang)
2.  Persepsi anak terhadap suasana keluarga
a) Persepsi terhadap suasana keluarga memberikan sumbangan sebesa
r 28,6 %  terhadap penyesuaian diri remaja (hasilskripsi)
b) Persepsi buruk terhadap suasana keluarga dan pola asuh orang tua
yang
tidak tepat akan menyebabkan anak kesulitan penyesuaian diri,
baik di lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah.

d. Peran keluarga
Berbagai peranan yang
terdapat didalam keluarga menurut Nasrul Effendy 1998, hal 34
adalah sebagai berikut:
1. Peran ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak – anak,
berperan sebagai pencari nafkah,pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman,
sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya .
2. Peran ibu :Sebagai istri dan ibu dari anaknya. Ibu mempunyai peranan
mengurus rumah tangga sebagai pengasuh dan pendidik anak – anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, di samping itu juga ibu
dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3. Peran anak : Anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

e. Tugas kesehatan keluarga


Tugas kesehatan keluarga menurut Nasrule ffendy, 1998, hal 42, adalah
sebagai berikut
Mengenal masalah kesehatan.
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
d. Mempertahankan atau menciptakan suasan arumah yang sehat.
e. Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan) fasilitas kesehatan
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai