Anda di halaman 1dari 5

GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG OBAT ANTIBIOTIK

DI DESA SUNGAI GARUDA KECAMATAN DAHA UTARA TAHUN 2016

Abdul Hamid*, Sugian Noor**, Syarniah***


*Poltekkes Banjarmasin Jurusan Keperawatan Jl. HM Cokrokusumo No 3A Kelurahan Sei
Besar Banjarbaru Kalimantan Selatan 70714
Email : ahc.hamid@gmail.com

ABSTRAK
Antibiotik adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri, yang memiliki
khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman. Kekebalan kuman terhadap
antibiotik ini terjadi salah satunya disebabkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang obat antibiotik. Masyarakat banyak yang menghentikan konsumsi antibiotik ketika
sudah merasa sembuh meskipun obat antibiotik yang sudah di resepkan dokter belum habis.
Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi pengetahuan masyarakat tentang obat antibiotik
di Desa Sungai Garuda Kecamatan Daha Utara. Desain penelitian deskriptif. Populasi
penelitian adalah kepala keluarga di Desa Sungai Garuda Kecamatan Daha Utara. Tekhnik
sampel “Simple random sampling”. jumlah sampel 48 responden. Instrumen penelitian
kuesioner. Analisis data disajikan secara deskriptif dan distribusi frekuensi. Hasil penelitian
pengetahuan masyarakat tentang obat antibiotik di Desa Sungai Garuda Kecamatan Daha
Utara cukup 23 orang (47,9%), Kurang 16 orang (33,3%), Baik 9 orang (18,8%). Petugas
kesehatan terutama tenaga apoteker sebaiknya memberikan penyuluhan kesehatan baik dari
segi kualitas maupun kuantitasnya.

KATA KUNCI : ANTIBIOTIK, MASYARAKAT, PENGETAHUAN

Antibiotik pertama kali ditemukan berlabel merah. di Desa Sungai Garuda


oleh Paul Eclrich pada tahun 1910, sampai Kecamatan Daha Utara Kabupaten Hulu
saat ini masih menjadi obat pilihan dalam Sungai Selatan adalah suatu desa yang
penanganan kasus-kasus penyakit infeksi memiliki Pusat kesehatan desa yang
(Utami,2012 dalam Moorthy,YT 2014). terdapat satu Perawat dan satu Bidan.
Oleh karena itu, obat antibiotik adalah Jarak Desa Sungai Garuda dengan
salah satu yang paling sering diresepkan, Puskesmas Kecamatan kurang lebih 10 km
dijual dan digunakan di seluruh dunia .Hasil studi pendahuluan Setelah
(Abimbola, 2013 dalam Moorthy,YT mewawancara dengan 11 orang diperoleh
2014). hasil bahwa 7 orang warga menyatakan
bahwa mereka masih belum mengetahui
Desa Sungai Garuda adalah salah
cara mengkonsumsi antibiotik dengan
satu desa dari tiga desa yang saya lakukan
benar, dimana ketika mereka sudah merasa
studi pendahuluan, yang dimana banyak
sehat pemakaian antibiotik dihentikan.
warga yang masih belum mengetahui obat
Sedangkan 4 orang warga menyatakan
antibiotik, dan di Desa Sungai garuda dari
bahwa mereka meminum antibiotik sesuai
5 warung yang saya tanyakan tentang obat
dengan aturan yang sudah dianjurkan oleh
ampicillin ternyata ke 5 warung
dokter.
menjualnya. Dan pada saat saya pergi ke
warung tersebut ada ibu membeli obat Upaya yang dapat dilakukan untuk
sirup clorhamfinicol yang mana tertera meningkatkan pengetahuan masyarakat
diantaranya pemberian pendidikan Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi
kesehatan kepada masyarakat dengan lebih pengetahuan masyarakat tentang obat
intensif sehingga masyarakat akan lebih antibiotik
mengerti dan memahami dengan baik
tentang obat antibiotik.
No Pengetahuan Frekuensi %
1. Baik 9 18,8
Bahan dan Metode Penelitian 2. Cukup 23 47,9

Jenis penelitian yang digunakan 3. Kurang 16 33,3


adalah deskriptif. Metode deskriptif yaitu Jumlah 48 100
untuk mendeskripsikan peristiwa-peristiwa Sumber : Data Primer
yang terjadi pada masa ini . Sampelnya
Berdasarkan Tabel 4.6 diperoleh data
adalah Kepala Keluarga di Desa Sungai
bahwa sebagian besar responden memiliki
Garuda Kecamatan Daha Utara dengan
pengetahuan pada kategori cukup
Simple random sampling didapatkan
sebanyak 23 orang (47,9%).
sampel sebanyak 48 orang. Data
dikumpulkan dengan kuisioner.
Hasil Penelitian Pembahasan
Peneliti telah melakukan penelitian Pada hasil penelitian ditemukan
dengan kuisioner kepada kepala keluarga paling banyak masyarakat yang
sebanyak 48 responden. Adapun hasil berpengetahuan tentang antibiotik pada
penelitian tentang pengetahuan masyrakat kategori cukup sebanyak 23 orang
tentang obat antibiotik pada tabel 4.6: (47,9%). Pada item kuesioner dari 23
a. masyarakat mendapatkan informasi orang yang berpengetahuan cukup paling
dan tidak tentang obat antibiotik banyak masyarakat ini tahu pada
pengetahuan tentang cara dan aturan
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi minum obat antibiotik sebanyak 23 orang
pengetahuan masyarakat berdasarkan (100%), dan paling banyak masyarakat ini
mendapatkan informasi dan tidak tentang tidak tahu pada pengetahuan efek samping
obat antibiotik obat antibiotik sebanyak 9 orang (39,1%).
23 yang berpengetahuan cukup sebanyak
16 orang yang belum pernah dapat
No Informasi Frekuensi % informasi tentang pengetahuan obat
1. Pernah 22 45.8 antibiotik.
2. Belum Pernah 26 54.2
Jumlah 48 100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh
data bahwa sebagian besar responden
belum pernah memperoleh informasi
tentang obat antibiotik sebanyak 26
orang (54,2%)

b. pengetahuan masyarakat tentang


obat antibiotik
Pada hasil penelitian ditemukan baik paling banyak masyarakat tahu pada
masyarakat yang berpengetahuan kurang pengetahuan tentang indikasi obat dan
adalah sebanyak 16 orang (33,3%). Pada aturan minum obat antibiotik sebanyak 9
item kuesioner 16 orang yang orang (100%), dan paling banyak
berpengetahuan kurang paling banyak masyarakat tidak tahu pada pengetahuan
masyarakat tahu pada pengetahuan tentang tentang efek samping obat antibiotik
fungsi obat antibiotik sebanyak 14 orang sebanyak 5 orang (55,5%). Masyarakat
(87,5%), dan paling banyak masyarakat yang berpengetahuan baik sebanyak 9
tidak tahu pada pengetahuan tentang orang, 7 orang (77.7%) yang sudah pernah
golongan antibiotik sebanyak 3 orang mendapatkan informasi tentang obat
(18,75%).16 yang berpengetahuan kurang antibiotik. Pendidikan masyarakat yang
sebanyak 8 orang (50%) yang belum tinggi dapat mempermudah seseorang
pernah mendapatkan informasi tentang dalam memahami, mengaplikasikan dan
obat antibiotik. menganalisis sebuah informasi tentang
pengetahuan obat antibiotik yang diberikan
Masyarakat banyak yang sehingga ketika diberikan pertanyaan
berpengetahuan cukup dan kurang tentang tentang pengetahuan antibiotik masyarakat
obat antibiotik adalah yang berpendidikan langsung memahaminya. Masyarakat yang
SD dari berpengetahuan cukup 6 orang berpendidikan perguruan tinggi ada 3
(40%) dan yang berpengetahuan kurang 6 orang, 2 orang (75%) yang berpengetahuan
orang (40%). Adapun masyarakat yang baik Kemapuan Masyarakat untuk berfikir
belum lulus SD dari yang berpengetahuan juga memberi kemungkinan masyarakat
cukup 6 orang (41.7%) dan yang untuk memperoleh pengetahuan yang
berpengetahuan kurang 4 orang (33.3%). dimana memperoleh pengetahuan dengan
Pendidikan yang masih rendah pada banyak membaca, berfikir dan bertanya
masyarakat menyebabkan masyarakat dengan demikian masyarakat mampu
belum sepenuhnya memahami, mengolah pengetahuan, dengan
mengaplikasikan, dan menganalisa pengolahan tersebut, pemikiran
pengetahuan tentang obat antibiotik masyarakat menjadi makin mendalam
apabila sudah pernah diberikan sehingga seseorang mendapatkan
pengetahuan tentang obat antibiotik pengetahuan yang baik Analisis adalah
sehingga pendidikan sangat berpengaruh Sesuai dengan teori menurut (Mubarak
terhadap pengetahuan seseorang. masih 2007) yang mempengaruhi pengetahuan
banyaknya masyarakat yang belum adalah pendidikan, dan informasi.
mendapatkan informasi pengetahuan Sebagaimana menurut (Notoatmodjo,
tentang obat antibiotik baik dari media 2007) pengetahuan adalah merupakan hasil
cetak, media elektronik maupun dari tahu seseorang terhadap obyek melalui
tenaga kesehatan yang memberikan pancaindra.
penyuluhan kesehatan. Analisa adalah
sesuai dengan teori menurut Mubaraka
(2007) sebagian faktor yang
mempengaruhi pengetahuan adalah Simpulan
Pendidikan, dan Informasi. Sebagaimana
Pengetahuan masyarakat tentang
menurut (Notoatmodjo, 2007) pengetahuan
obat antibiotik di Desa Sungai Garuda
adalah merupakan hasil tahu seseorang
Kecamatan Daha Utara diperoleh
terhadap obyek melalui pancaindra.
pengetahuan pada kuesioner cukup
Pada hasil penelitian ditemukan sebanyak 23 orang (47,9%), pengetahuan
masyarakat yang berpengetahuan baik kurang sebanyak 16 orang (33,3%), dan
adalah 9 orang (18,8%). Pada item pengetahuan baik sebanyak 9 orang
kuesioner 9 orang yang berpengetahuan (18,8%).
Arikunto, S. 2006 Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek. Rineka
Saran Cipta Jakarta.
1. Bagi Masyarakat Dwiprahasto I, 2010. Kesadaran akan
Masyarakat lebih banyak mencari penggunaan antibiotik secara
informasi tentang obat antibiotik melalui rasional : universitas gadjah mada.
media cetak, elektronik dan mengikuti Tidak diterbitkan.
penyuluhan dari petugas kesehatan serta
banyak bertanya kepada petugas kesehatan Fernandez, BA 2013. Studi penggunaan
saat melakukan penyuluhan sehingga dapat antibiotic tanpa resep di kabupaten
meningkatkan pengetahuan tentang obat manggarai dan manggarai barat-
antibiotik. NTT Calyptra : Jurnal ilmiah
Mahasiswa universitas Surabaya
2. Bagi Institusi Kesehatan Vol.2 No.2
Petugas kesehatan seharusnya lebih
Indrawaty, S 2011. Pedoman Umum
feedback dalam melakukan penyuluhan
Penggunaan Antibiotik, Medan.
kesehatan baik dari segi kualitas maupun
diakses 30 Desember 2015
kuantitasnya misalnya dengan memasang
poster – poster di puskesmas, diberikan (binfar.kemkes.go.id/?
leaflet atau juga video tentang obat wpdmact=process&did=MzYuaG9
antibiotik, dan memberikan feedback 0bGluaw==)
kepada masyarakat.
Jones, S. 2007 Statistik Farmasi . Buku
3. Bagi Peneliti Berikutnya Kedokteran. EGC
Bagi peneliti berikutnya hendaknya
melakukan pengkajian yang lebih dalam Kementerian Kesehatan RI 2012,
terutama tentang faktor-faktor yang dapat Pedoman Umum Penggunaan
mempengaruhi pengetahuan sehingga hasil Antibiotik. KemenKes RI Jakarta.
penelitian dapat membantu dalam Mubarak, dkk. 2007 Promosi Kesehatan,
pengembangan ilmu pengetahuan dan Sebuah Pengantar Proses Belajar
tekhnologi dalam keperawatan. Mengajar Dalam Pendidikan.
Graha Ilmu Yogyakarta.
Moorthy, YT. 2014. Gambaran
Daftar Pustaka
Pengetahuan Masyarakat
Alimul, H. 2007Metode Penelitian Terhadap Penggunaan Antibiotik
Kebidanan Teknik dan Analisis Di Puskesmas Padang Bulan,
Data. Salemba Medika Jakarta. Medan. Universitas Sumatra Utara:
Medan.
Akbar, 2011. Jangan Sembarangan Minum
Antibiotik Diakses tanggal 26 (repository.usu.ac.id/bitstream/123
Desember 2015. 456789/40566/5/Chapter%20I.pdf)
diakses 20 Desember 2015
http://akbarkurniawan.web.id/jang
an-sembarangan-minum- Notoatmodjo, S. 2003 Ilmu Kesehatan
antibiotik/ Masyarakat. Rineka Cipta Jakarta.
Arikunto, S. 2002 Prosedur Penelitian ----------. 2005 Metodologi Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Kesehatan. Rineka Cipta Jakarta.
Cipta Jakarta.
----------. 2007 Promosi Kesehatan dan
Ilmu Perilaku. Rineka Cipta
Jakarta.
Nursalam. 2003 Metodologi Penelitian
Ilmu Keperawatan Pendekatan
Praktis Edisi 1. Salemba Medika
Jakarta.
Nursalam. 2014 Metodologi Penelitian
Ilmu Keperawatan Pendekatan
Praktis Edisi 3. Salemba Medika
Jakarta.
Petra, 2009. Pengenalan Penyakit Umum
Diakses tanggal 29 Desember
2015.
http://digilib.petra.ac.id/viewer.php
?
page=1&submit.x=0&submit.y=0
&qual=high&fname=/jiunkpe/s1/i
nfo/2009/jiunkpe-ns-s1-2009-
26404055-11555-penyakit_umum-
chapter1.pdf
Priharjo, R 2007 Teknik Dasar Pemberian
Obat Bagi Perawat. Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Pusatmedis, 2011. Efek samping
antibiotik. Diakses tanggal 24
Desember 2015
http://pusatmedis.com/efek-
samping-antibiotik_609.html

Tjay, Tan Hoan & Kirana Raharja. 2002


Obat-Obat Penting. PT. Elex Media
Komputindo Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai