Anda di halaman 1dari 57

BAB 1

1.1 Latar Belakang


Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar pemilihan
antara 2 (dua) orang dewasa yang berlainan jenis serta hidup bersama atau seorang
laki-laki atau seorang perempuan yang hidup sendirian dengan atau tanpa anak, baik
anak kandung, anak adopsi dan tinggal dalam sebuah rumah tangga (Dian dan Bilam,
2013).
Menurut Duval (1985) dalam (Setiadi, 2015), menyebutkan bahwa keluarga
memiliki tahap perkembangan menjadi delapan yaitu sebagai berikut : keluarga
dengan pasangan baru (Berganning Family), keluarga dengan anak pertama < 30
bulan (Child Bearing), keluarga dengan anak prasekolah, keluarga dengan anak usia
sekolah (6 – 13 tahun), keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun), keluarga dengan
anak dewasa (anak 1 meninggalkan rumah), keluarga usia pertengahan (Midle Age
Family).
Keluarga Tn.S dan Ny.T merupakan keluarga dengan tahap perkembangan
Usia anak remaja dimana anaknya berusia 16 tahun, dalam tahap perkembangan ini
keluarga dikategorikan dalam tipe keluarga inti, dimana keluarga Tn. S terdiri dari
empat orang yaitu tn.s sendiri berperan sebagai kepala keluarga, ny. T berperan
sebagai istri, an.f dan an. A sebagai anak. Mereka bertemmpat tinggal di rt 05, kel
legok.
Keluarga merupakan sentral pelayanan keperawatan karena keluarga
merupakan sumber perihal untuk pemberian pelayanan keperawatan, terutama dalam
menerapkan proses keperawatan yang meliputi, pengkajian, penetapan diagnosa,
intervensi, dan implementasi serta evaluasi.
Pengkajian merupakan tahap awal untuk mengidentifikasikan data pada keluarga.
Namun terlebih dahulu lakukan bina hubungn saling percaya dengan semua anggota
keluarga. Ini bertujuan untuk memperoleh dan mempermudah mengumpulkan data
secara efektif.
Mahasiswa menjelaskan tujuan dari kunjungan pertama untuk mengidentifikasikan
masalah kesehatan yang ada didalam keluarga yang dirasakan semua anggota keluarga
maupun yang berisiko akan terjadi.

1.2 TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada Tn. S dengan anak remaja di Rt
05 Kel Legok tahun 2023.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada Tn.S dengan anak remaja di Rt 05 Kel
Legok tahun 2023..
b. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa keperawatan yang muncul pada Tn. S
dengan anak remaja di Rt 05 Kel Legok tahun 2023.
c. Mahasiswa mampu menyusun rencana tindakan keperawatan pada tn.s khususnya
pada An.F dengan disminore di Rt 05 Kel Legok tahun 2023.
d. Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana
tindakan pada tn.s khususnya pada An.F dengan disminore di Rt 05 Kel Legok tahun
2023.
e. Mahasiswa mampu mengevaluasi tindakan keperawatan yang diberikan pada tn.s
khususnya pada An.F dengan disminore di Rt 05 Kel Legok tahun 2023.

1.3 METODE PENULISAN


Dalam penulisan makalah ini kelompok menggunakan mesode deskriptif, dimana kelompok
hanya memaparkan data yang sesungguhnya pada kasus Untuk menggal data teknik yang
digunakan adalah penulis mengadakan wawancara dengan pasien dengan anak remaja
disminore, observasi kelompok melakukan pengumpulan data dengan melakukan pengamatan
secara langsung pada klien, kelompok juga melakukan studi pustaka dengan mempelajari
materi-mater yang berkaitan dengan anak remaja khususnya an . f disminore serta mencari
informasi literatur untuk memperkuat dan sebagai landasan teori sesuai dengan masalah yang
dibalas dan dikonsultasikan dengan pembimbing Dalam sekunder kelompok dapatkan dan status
klien.

1.4 MANFAAT PENULISAN


1. Bagi Keperawatan
Diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai panduan dalam pengelolaan kasus
disminore.
2. Bagi Pendidikan
Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman bagi mahasiswa dalam
melakukan asuhan keperawatan terhadap an.f mengenai disminore.
3. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap
an f. mengenai disminore
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Uraian Teori

1. Keluarga

a. Pengertian Keluarga

Menurut Andarmoyo dalam Clara (2020) keluarga adalah

perkumpulan dua orang atau lebih yang dihubungkan oleh ikatan

darah, perkawinan atau adopsi dan setiap anggota keluarga selalu

berinteraksi satu sama lain dengan tujuan untuk menciptakan dan

memelihara budaya bersama, seperti peningkatan fisik, mental,

emosional, dan sosial dari setiap anggota keluarga.

b. Fungsi Keluarga

Fungsi yang dijalankan keluarga menurut Andarmoyo

dalam Clara (2020) adalah :

1) Fungsi Afektif

Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan

psikologis. Anggota keluarga mengembangkan citra diri yang

positif, rasa memiliki, rasa berarti, dan sumber kasih sayang.

Dukungan diberikan dan dikembangkan melalui interaksi

dalam keluarga. Fungsi afektif merupakan sumber energi yang

menentukan kebahagiaan keluarga.

12
13

2) Fungsi Sosialisasi

Setiap tahap perkembangan keluarga dan individu dicapai

melalui interaksi atau hubungan yang diwujudkan dalam

sosialisasi. Anggota keluarga mempelajari disiplin, norma,

budaya, dan perilaku melalui hubungan dan interaksi dalam

keluarga sehingga seseorang dapat berperan dalam masyarakat.

3) Fungsi Ekonomi

Mencari sumber pendapatan untuk memenuhi semua

kebutuhan keluarga saat ini dan menabung untuk kebutuhan

keluarga di masa depan..

4) Fungsi Perawatan Keluarga/Pemeliharaan Kesehatan

Keluarga memberikan perawatan kesehatan kepada setiap

anggota untuk mencegah masalah kesehatan, dan secara

bersama-sama memberikan perawatan kesehatan untuk

merawat anggota yang sakit.

5) Fungsi Pendidikan

Mengirimkan anak ke sekolah untuk menanamkan

pengetahuan dan keterampilan serta membentuk perilaku anak

sesuai dengan bakat dan minatnya. Mempersiapkan anak-anak

untuk kehidupan dewasa masa depan dengan memenuhi peran

dewasa mereka dan membesarkan mereka sesuai dengan

tingkat perkembangan mereka.


14

c. Tugas Keluarga

Menurut Andarmoyo dalam Clara (2020) dalam sebuah

keluarga terdapat beberapa tugas dasar yang didalamnya ada

delapan tugas pokok, antara lain:

1) Pemeliharaan Fisik

Keluarga bertanggung jawab untuk menyediakan tempat

tinggal, pakaian dan makanan bergizi, dan perawatan kesehatan

atau perawatan yang memadai.

2) Alokasi Sumber

Sumber-sumber tersebut antara lain: keuangan, waktu pribadi,

tenaga, dan hubungan dengan orang lain. Kebutuhan anggota

keluarga dipenuhi dengan penganggaran dan pembagian kerja

untuk menyediakan bahan, ruang, dan fasilitas melalui

hubungan interpersonal untuk berbagi otoritas, rasa hormat,

dan perhatian.

3) Pembagian Kerja

Anggota keluarga menentukan siapa yang akan bertanggung

jawab untuk menghasilkan pendapatan, mengelola pekerjaan

rumah tangga, memelihara rumah dan kendaraan, mengurus

semua anggota, dan tugas-tugas lain yang ditentukan.


15

4) Sosialisasi Anggota Keluarga

Keluarga memiliki tanggung jawab untuk membimbing

perkembangan dewasa dari model peran yang diterima dan

interaksi dengan orang lain.

5) Reproduksi, Penerimaan, dan Melepas Anggota Keluarga

Kelahiran, adopsi dan pendidikan anak merupakan

tanggung jawab keluarga, sejalan dengan penerimaan

masuknya anggota baru melalui perkawinan. Membiarkan

anggota keluarga pergi karena kematian atau pernikahan.

6) Pemeliharaan Keteraturan

Konsistensi dipertahankan melalui interaksi perilaku yang

dapat diterima. Bentuk, identitas, pola afektif, ekspresi seksual

yang diperkuat melalui perilaku orang tua untuk menjamin

penerimaan di masyarakat.

7) Penempatan Anggota Keluarga dalam Masyarakat Luas

Anggota keluarga berakar dalam masyarakat melalui

hubungan di tempat-tempat ibadah, sekolah, dan organisasi

lainnya. Keluarga juga memiliki tanggung jawab untuk

melindungi anggota keluarga dari pengaruh luar yang tidak

diinginkan dan keanggotaan kelompok yang tidak diinginkan.

8) Pemeliharaan Motivasi dan Moral

Anggota keluarga saling menghargai atas keberhasilan mereka

dan menyediakan lingkungan keluarga yang mencerminkan


16

fakta bahwa setiap individu diterima, didukung, dan

diperhatikan. Keluarga mengembangkan semangat kesetiaan

dan persatuan keluarga, memungkinkan anggota untuk

beradaptasi dengan krisis pribadi dan keluarga.

d. Dukungan Keluarga

1) Pengertian Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga adalah dukungan yang diberikan oleh

pihak keluarga (suami/istri, anak/menantu, cucu, saudara)

meliputi dukungan instrumental, informasional, emosional dan

penilaian. Dukungan keluarga berupa sikap, tindakan, dan

penerimaan keluarga terhadap anggota keluarga yang suportif

selalu siap memberikan bantuan dan dukungan saat dibutuhkan.

Dalam hal ini, penerima dukungan keluarga mengetahui bahwa

ada orang lain yang merawat, menghargai, dan menyayanginya.

Dukungan keluarga dapat berupa dukungan keluarga internal,

seperti dukungan dari suami, istri, atau saudara kandung, tetapi

juga dalam bentuk dukungan keluarga eksternal terhadap

keluarga inti. Dukungan keluarga memungkinkan keluarga

berfungsi dengan kecerdasan dan indera yang berbeda. Ini

meningkatkan kesehatan keluarga (Friedman, 2014).

Dukungan keluarga adalah proses seumur hidup, sifat dan

jenis dukungan berbeda pada berbagai tahap siklus hidup.

Dukungan keluarga dapat berupa dukungan keluarga internal,


17

seperti dukungan dari suami, istri, atau saudara kandung, tetapi

juga dalam bentuk dukungan keluarga eksternal terhadap

keluarga inti. Secara khusus, jika ada dukungan keluarga yang

cukup, angka kematian pada pasien dengan tekanan darah

tinggi dapat menurun (Fajriah & Abdullah, 2017).

Dukungan keluarga meningkatkan harapan dan kualitas

hidup, karena keluarga adalah sistem pendukung utama bagi

mereka untuk mengembangkan respons koping yang efektif

untuk beradaptasi dengan baik terhadap stresor fisik,

psikologis, dan sosial yang terkait dengan penyakit mereka.

(Wahyudi, Setiya, Makhfudi, Hasnah, & Mar’atul, 2018)

2) Jenis Dukungan Keluarga

Menurut Friedman (2014) menerangkan bahwa terdapat 4

jenis dukungan keluarga, yaitu:

a) Dukungan Instrumental

Keluarga merupakan sumber pertolongan yang

praktis dan konkrit berupa barang dan tenaga. Bantuan ini

dimaksudkan untuk memudahkan seseorang dalam

melakukan aktivitasnya sehubungan dengan masalah yang

dihadapinya atau untuk membantu secara langsung

kesulitan yang dihadapinya, misalnya dengan memberikan

uang, peralatan, waktu, perubahan lingkungan, makanan

dan minuman. kebutuhan dan waktu istirahat.


18

Asyura, Andala, dan Fadhila (2021) menyatakan

bahwa melalui bentuk dukungan instrumental yang

diberikan kepada setiap anggota keluarga sesuai dengan

kebutuhan masing-masing, dukungan keluarga instrumental

seperti fasilitas-fasilitas, material atau finansial responden

dapat merencanakan intervensi yang tepat untuk

menurunkan hipertensi.

b) Dukungan Informasional

Keluarga berperan sebagai media untuk

mengumpulkan dan memberikan informasi. Bantuan

informasi digunakan oleh seseorang untuk mengatasi

masalah yang dihadapinya, yang meliputi pemberian

nasihat, petunjuk (bimbingan), gagasan, saran, saran atau

informasi lain yang diperlukan, dan informasi ini dapat

dibagikan kepada orang lain yang mungkin atau tidak

sedang sama menghadapi masalah yang sama.

Dukungan informasional Pendukung informasi

merupakan salah satu wadah informasi yang berguna untuk

kelangsungan hidup sehari-hari keluarga yang berisi

nasehat, kiat, nasehat, indikasi, pengingat, dll. Kemudian,

dengan informasi yang bermanfaat ini, bimbing setiap

anggota keluarga dalam bersikap dan berperilaku. Dalam

hal ini, jika seseorang menderita hipertensi, anggota


19

keluarga akan dapat menentukan sikap dan tindakannya

untuk lebih memperbaiki kondisi penyakitnya (Asyura,

Andala, dan Fadhila, 2021).

c) Dukungan emosional

Keluarga sebagai tempat yang aman dan tenang

untuk istirahat dan pemulihan serta membantu

mengendalikan emosi. Dukungan ini meliputi ungkapan

empati, simpati, kepedulian, kepercayaan, dan kepedulian

terhadap anggota keluarga yang sedang menderita suatu

penyakit atau menghadapi suatu masalah.

Dukungan emosional diibaratkan sebagai tempat

berlindung yang tenang dan rileks serta membantu

pengendalian emosi agar pasien tidak merasa tertekan

dengan tekanan darahnya yang tinggi, karena sugesti positif

dari keluarga responden membuat mereka merasa nyaman

selama berada bersama keluarganya (Asyura, Andala, dan

Fadhila, 2021).

d) Dukungan penilaian /penghargaan

Keluarga bertindak sebagai umpan balik, pemandu,

mediator untuk pemecahan masalah dan sebagai sumber

dan validasi identitas keluarga. Dukungan ini dapat dicapai

melalui rasa hormat dan penghargaan yang dicapai melalui

ekspresi positif dan negatif dari rasa hormat yang


20

berdampak sangat signifikan pada seseorang. Bentuk rasa

syukur yang diberikan kepada seseorang berdasarkan

kondisi pasien.

Asyura, Andala, dan Fadhila (2021) menyatakan

melalui bentuk dukungan penghargaan atau penilaian yang

diberikan di lingkungan keluarga, memberikan bimbingan

dan semangat dalam menyelesaikan setiap masalah, baik

masalah kesehatan maupun masalah sosial lainnya.

Dukungan penghargaan positif yang diterima anggota

keluarga dapat membimbing perilaku dan sikap yang tepat

untuk setiap masalah yang mereka hadapi sehari-hari untuk

mengurangi gejala hipertensi mereka.

3) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dukungan keluarga

Menurut Purnawan (2008) dalam Firmansyah, Lukman,

dan

Mambangsari (2017) faktor-faktor yang mempengaruhi

dukungan keluarga, yaitu :

1. Tahap Perkembangan /Usia

Artinya dukungan dapat ditentukan oleh faktor usia,

dalam hal ini pertumbuhan dan perkembangan,

sehingga setiap kelompok umur (bayi-lansia) memiliki

pemahaman dan respon yang berbeda terhadap

perubahan kesehatan.
21

2. Pendidikan atau Tingkat Pengetahuan

Keyakinan seseorang akan adanya dukungan

terbentuk oleh variabel intelektual yang terdiri dari

pengetahuan, latar belakang pendidikan dan

pengalaman masa lalu. Menurut Amelia (2020) semakin

tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula

mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin

banyak pula pengetahuan yang dimilikinya dan

berkaitan dengan kesadaran akan kesehatan

3. Faktor Emosional Keluarga

Faktor emosional juga mempengaruhi keyakinan

akan adanya dukungan dan cara memberikannya.

Seseorang yang mengalami reaksi stres terhadap setiap

perubahan dalam hidup mereka cenderung bereaksi

terhadap berbagai tanda penyakit, mungkin dengan

kekhawatiran bahwa penyakit tersebut dapat

mengancam jiwa. Seseorang yang tampak sangat tenang

secara umum mungkin mengalami kesulitan untuk

menunjukkan reaksi emosional selama sakit. Seseorang

yang secara emosional tidak mampu mengatasi

ancaman penyakit yang mungkin terjadi. Faktor

emosional juga dapat ditunjukkan oleh adanya

hubungan keluarga dengan pasien.


22

4. Spiritual atau Agama

Aspek spiritual menunjukkan bagaimana seseorang

menjalani hidupnya, termasuk nilai-nilai dan keyakinan

yang dihayati, hubungan dengan keluarga atau teman,

dan kemampuan untuk menemukan harapan dan makna

dalam hidup.

5. Praktik di Keluarga

Cara keluarga memberikan dukungan umumnya

berdampak pada perilaku kesehatan individu. Misalnya,

klien lebih mungkin membuat pengaturan jika keluarga

melakukan hal yang sama.

6. Faktor Sosio-ekonomi atau Pekerjaan

Faktor sosial dan psikososial dapat meningkatkan

risiko penyakit dan mempengaruhi cara seseorang

mendefinisikan dan merespons penyakitnya. Variabel

psikososial meliputi: stabilitas perkawinan, gaya hidup,

dan lingkungan kerja. Seseorang umumnya akan

mencari dukungan dan persetujuan dari kelompok sosial

mereka, karena hal ini mempengaruhi keyakinan

tentang kesehatan dan bagaimana mereka

diimplementasikan. Umumnya, semakin tinggi status

keuangan seseorang, maka akan semakin baik pula

mereka merespon gejala penyakit yang dialaminya.


23

Oleh karena itu, seseorang akan segera mencari

pertolongan jika mengalami gangguan kesehatan.

e. Pengukuran Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga merupakan bagian dari sikap manusia.

Menurut Sugiyono (2019), menerangkan bahwa skala likert

digunakan untuk mengukur sikap atau pendapat seseorang atau

sejumlah kelompok terhadap sebuah fenomena sosial yang dimana

jawaban setiap item instrumen mempunyai gradasi dari positif

sampai negatif. Skala likert variabel yang akan diukur dijabarkan

menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut

dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item instrumen

yang dapat berupa pernyataan ataupertanyaan. Berikut

adalah skala yang dipakai pada penelitian ini:

1) Selalu : Jika dilakukan setiap hari

2) Jarang : Jika dilakukan 1 - 3 kali dalam seminggu

3) Tidak Pernah : Jika tidak pernah melakukan

Peneliti menggunakan skala Likert, maka variabel yang diukur

dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut

dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item intsrumen

yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Menurut Maghfiroh

(2017) pengukuran sikap dapat dikategorikan menjadi dua yaitu


24

sikap positif dan sikap negatif atau bisa menjadi tinggi serta rendah

yaitu :

1) Tinggi, jika (x) rata-rata skor yang diperoleh seluruh responden

dari kuesioner ≥ skor maksimal – skor minimal

2) Rendah, jika (x) rata-rata skor yang diperoleh

seluruh responden dari kuesioner < skor maksimal – skor

minimal
25

A. Konsep Dasar Kasus


1. Dismenore
a. Definisi
Secara etimologi dismenore berasal dari bahasa Yunani kuno
(Greek).”Dys”berarti sulit ,nyeri, abnormal.”Meno” berarti bulan dan “orhea”
berarti aliran atau arus.Dari kata- kata tersebut, secara singkat dismenore
didefinisikan sebagai aliran menstruasi yang sulit atau menstuari yang
mengalami nyeri.Dismenore juga dapat diartikan sebagai kram, atau nyeri pada
perut bagian bawah yang dialami oleh wanita sebelum maupun selama
menstruasi tanpa disertai tanda patologi.Banyak wanita yang merasakan
ketidaknyaman dismenore lebih tinggi, dengan nyeri yang sering kali dirasakan
di punggung bawah dan menjalar ke bawah hingga ke bagian bawah hingga ke
bagian atas tungkai(Raras, N. A., 2021).
Dismenore dibagi menjadi dua kelompok yaitu dismenore primer dan
dismenore sekunder.Dismenore primer adalah nyeri haid tanpa ditentukan
keadaan patologi pada panggul dan alat kandungan dan organ lainnya,
sedangkan dismenore sekunder adalah nyeri haid yang berhubungan dengan
berbagai keadaan patologi di organ genetalia.Permasalahan nyeri haid
merupakan permasalahan yang sering terjadi pada perempuan, nyeri haid atau
dismenore ini apabila nyeri haid demikian hebatnya sehingga memaksa seorang
perempuan datang ke klinik atau dokter untuk memeriksakan dirinya bahwa
memaksa seorang perempuan meninggalkan semua aktivitas sehari-hari dan
istirahat untuk beberapa jam atau beberapaa hari (Raras, N. A., 2021).
b. Klasifikasi Disminore
Menurut (Rusli, Angelina, & Hadiyanto, 2019) nyeri haid atau dismenore
dibagi menjadi 2 jenis dismenore primer dan dismenore sekunder
7

a. Dismenore primer
Nyeri saat menstruasi dengan anatomi panggul normal.Biasanya dimulai
saat remaja. Rasa nyeri akan dirasakan sebelum atau bersamaan dengan
permulaan menstruasi dan berlangsung untuk beberapa jam. Timbul sejak
haid pertama kali (menarche) dan keluhan sakit akan berkurang setelah
menikah dan langsung hilang setelah hamil. Dismenore primer memiliki
ciri khas yaitu merasakan nyeri haid saat menstruasi, nyeri perut bawah,
nyeri punggung, sakit, mual dan muntah(Angelica, dkk. 2021).Sifat nyeri
adalah kejang yang berjangkit, biasanya terbatas di perut bawah, tetapi
dapat merambat ke daerah pinggang dan paha, nyeri dapat disertai mual,
muntah, sakit kepala, dan diare. Menstruasi yang menimbulkan rasa nyeri
pada remaja sebagian besar disebabkan oleh dismenore primer (Judha,
M., & Fauziah, A.,2012).
Ciri dismenore primer
1. Dismenore terjadi pada saat menarche dan pada wanita yang belum
pernah hamil atau melahirkan
2. Lamanya atau durasinya biasanya 48 jam sampai 72 jam dengan
nyeri dimulai beberapa jam sebelum haid dan bertambah buruk
pada hari pertama atau kedua mentruasi
3. Nyeri biasanya didaerah suprapubik, kram atau spasmodic, kadang
dideskripsikan seperti mau melahirkan juga terjadi sakit pinggang
4. Terjadi peningkatan prostaglandin di uterus
5. Tidak teridentifikasi adanya penyakit pelviks ( Sindharti, 2013 ).
b. Dismenore sekunder
Merupakan nyeri mesntruasi yang ditandai dengan adanya
kelainan panggul yang nyata. Terjadi akibat berbagai kondisi patologis
seperti endometriosis, salfingitis, adenomiosis uteri, stenosis serviks,
kista ovarium, mioma uteri dan lain-lain Sering terjadi pada usia lebih
dari 30 tahun dimana semakin bertambahnya umur rasa nyeri akan
semakin buruk, dapat terjadi kapan saja setelah menarche (haid pertama),
peningkatan prostaglandin dapat berperan pada dismenore sekunder,
8

namun secara pengertian harus ada penyakit pelvis yang menyertai


(concomitant pelvic pathology). Penyebab yang umum termasuk :
endometriosis, leiomyomata (fibroid), adenomyosis, polip endometrium,
chronic pelvic inflammatory disease, dan penggunaan peralatan
kontrasepsi atau IUD (Intrauterine Device). (Wahyuni & Oktaviani,
2018)
c. Etiologi
Pada nyeri haid primer mekanisme inisiasi nyeri sulit di tetapkan,
namun beberapa yang sering berhubungan adalah usia remaja, terbatas pada
siklus ovulasi kontraksi uterus yang tidak ritmis, dan hipoksia uterus (Koner H.
2013).
Penyebab dari nyeri haid primer adalah karna terjadinya peningkatan atau
produksi yang tidak seimbang dari prostaglandin endometrium selama
menstruasi. Prostaglandin akan meningkatkan tonus uteri, kontraksi sehingga
timbul rasa sakit (Waji. 2020).
d. Derajat Dismenore
Setiap menstruasi menyebabkan rasa nyeri, terutama pada awal
menstruasi namun dengan kadar nyeri yang berbeda beda. Dismenore dibagi
menjadi 3 tingkat keparahan (Astrida 2012), yaitu :
a. Dismenore Ringan
Seseorang akan mengalami nyeri atau nyeri masih dapat ditolerir karna
masih berada pada ambang rangsang, berlangsung beberapa saat dan
dapat melanjutkan kerja sehari hari
b. Dismenore Sedang
Seseorang mulai merespon nyerinya dengan merintih dan menekan-
nekan bagian yang nyeri, diperlukan obat penghilang rasa nyeri tanpa
perlu meninggalkan pekerjaannya.
c. Dismenore Berat
Seseorang mengeluh karna adanya rasa terbakar danada kemungkinan
seseorang tidak mampu lagi melakukan pekerjaan biasa dan perlu
istirahat beberapa hari dapat disertai sakit kepala, migraine, pingsan,
diare, rasa tertekan dan mual.
9

e. Manifestasi Klinis
Gejala-gejala dismenore yang biasa terjadi adalah nyeri pada bagian
perut bawah, pusing, mual hingga muntah, dan nyeri di bagian paha dalam
serta pinggang. Gejala dismenore juga dibagi 3 berdasarkan derajatnya
(Ardiyanti, 2021) :
a. Derajat I : Nyeri yang dialami berlangsung hanya beberapa saat, dan
penderita masih bisa melakukan aktivitas sehari-harinya.
b. Derajat II : Rasa nyeri yang dialami cukup mengganggu, sehingga
penderita memerlukan obat penghilang rasa nyeri seperti
paracetamol, ibuprofen atau yang lainnya. Penderita akan merasa
baikan jika sudah meminum obat dan bisa melakukan kembali
pekerjaannya.
c. Derajat III : Penderita mengalami rasa nyeri yang luar biasa hingga
membuatnya butuh waktu untuk beristirahat beberapa hari. Biasanya
juga penderita mengalami sakit kepala hingga pingsan, gangguan
metabolisme hingga menyebabkan diare, sakit pinggang dan paha
bagian dalam.
Banyak ahli berpendapat bahwa keluhan dismenore sebenarnya
merupakan keluhan individual. Keluhan dismenore juga banyak terdapat
pada perempuan yang mengeluhkan dismenore, serta sebanyak 7 % saudara
perempuan yang mengalami dismenore juga mengeluhkan hal yang sama,
meskipun ibu mereka dulunya tidak mengeluhkan dismenore.
Keluhan dismenore yang menjelma menjadi keluhan diseluruh tubuh, antara
lain :
a. Mual dan muntah-muntah
b. Rasa letih
c. Sakit daerah bawah pinggang
d. Perasaan cemas dan tegang
e. Pusing kepala dan bingung
f. Diare.
10

Keluhan sakitnya bisa ringan sampai berat.Lokasi rasa sakit ini dirasakan
pada perut bagian bawah, sampai ke paha dan pinggul belakang.Keluhan sakit
bertambah berat bila ada pengaruh kejiwaan dan setres.Pada dismenore primer
pemeriksaan daerah rongga panggul biasanya tidak ditemukan kelainan apa-
apa. Sedangkan pada dismenore sekunder, sering ditemukan berbagai jenis
kelainan patologi di daerah rongga panggul seperti yang sudah disebut
sebelumnya ( misalanya, penyakit peradangan rongga panggul dan lain-lain ).
f. Faktor Penyebab
Terdapat beberapa faktor penyebab dismenore pada remaja yaitu:
1. Usia Menarche dini, pada fase ini terjadi dismenore jauh lebih tinggi
2. Menstruasi, masa mestruasi yang panjang mengakibatkan dismenor
yang parah
3. Riwayat keluarga dengan keluhan dismenore
4. Indek masa tubuh tidak normal
5. Gizi dan kegemukan (obesitas) merupakan faktor yang mempengaruhi
terjadinya dismenore. Dengan kebiasaan mengkonsumsi yang berlemak
dapat meningkatkan hormon prostaglandin yang dapat menyebabkan
dismenore.
6. Faktor psikologi, remaja yang secara emosional tidak stabil, apalagi
tidak memahami tentang proses haid, mudah mengalami dismenore
dan stres emosional.
7. Faktor endokrin, rendahnya kadar progesteron pada akhir fase korpus
luteum. Hormon progesteron menghambat atau mencegah
kontraktilitas uterus sedangkan hormon estrogen merangsang
kontraktilitas uterus. Endometrium dalam fase sekresi memproduksi
prostaglandin F2 sehingga menyebabkan kontraksi otot – otot polos.
Jika kadar prostaglandin yang berlebihan memasuki peredaran darah,
maka selain dismenore dapat dijumpai efek lainnya seperti nausea
( mual ), muntah, diare (Angelica, dkk. 2021).
11

g. Faktor Resiko Dismenore


faktor-faktor risiko berikut ini berhubungan dengan episode dismenore
yang berat :
a. Menstruasi pertama pada usia dini <11 tahun
Pada usia<11 tahun jumlah folikel-folikel ovary primer masih dalam
jumlah sedikit sehingga produksi esterogen masih sedikit juga.
b. Kesiapan dalam menghadapi menstruasi
kesiapan sendiri lebih banyak dihubungkan dengan faktor
psikologis. semua nyeri tergantung pada susunan saraf pusat,
khususnya talamus dan korteks. Derajat penderitaan yang dialami
akibat rangsang nyeri sendiri tergantung pada latar belakang
pendidikan penderita.
c. Periode menstruasi yang lama
Siklus haid yang normal adalah jika seorang wanita memiliki jarak
haid yang setiap bulannya relatif tetap yaitu 28 hari. Jika melesetpun
waktunya juga tidak terlalu jauh berbeda, tetap pada kisaran 21
hingga 35 hari, dihitung dari hari pertama haid sampai bulan
berikutnya. Lama haid dilihat dari darah keluar sampai bersih, antara
2-10 hari.
d. Aliran menstruasi yang hebat
Jumlah darah haid biasanya sekitar 50ml hingga 100ml, atau tidak
lebih dari 5x ganti pembalut perharinya. Darah menstruasi yang
dikeluarkan harusnya tidak mengandung bekuan darah, jika darah
yang dikeluarkan sangat banyak dan cepat enzim yang dilepaskan di
endometriosis mungkin tidak cukup atau terlalu lambat kerjanya.
e. Merokok
Gangguan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi tersebut
dapat bermacam-macam bentuknya, mulai dari gangguan haid, lebih
cepat berhenti haid, hingga sulit untuk hamil.Pada wanita perokok
terjadi pula peningkatan risiko munculnya kasus kehamilan di luar
kandungan dan keguguran.
12

f. Riwayat keluarga yang positif


Endometriosis dipengaruhi oleh faktor genetik.Wanita yang
memiliki ibu atau sodara perempuan yang menderita endometriosis
memiliki resiko lebih besar terkena penyakit ini juga. Hal ini
disebabkan adanya gen abnormal yang diturunkan dalam tubuh
wanita tersebut.
g. Belum pernah melahirkan anak
h. Kegemukan (Obesity)
Perempuan obesitas biasanya mengalami anovulatory chronic atau
haid tidak teratur secara kronis.Hal ini mempengaruhi kesuburan,
disamping juga faktor hormonal yang ikut berpengaruh (Karyadi,
2009).Perubahan hormonal atau perubahan pada sistem reproduksi
bisa terjadi akibat timbunan lemak pada perempuan
obesitas.Timbunan lemak memicu pembuatan hormon, terutama
esterogen.
Menurut FAO/WHO/UNUmenyatakan bahwa pembatasan berat
badan normal orang dewasa ditentukan nilai Body Mass Indeks
Masa Tubuh ( IMT ).
Rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut :
IMT = Berat Badan (kg)
Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)
Tabel 1 : kategori ambang batas IMT untuk Indonesia
Kategori IMT
Kekurangan berat badan < 17,0
Kurus tingkat berat

Kekurangan berat badan 17,0-18,5


tingkat ringan

Normal 18,5-25,0
Kekurangan berat badan >25,0-27,0
Obesitas tingkat ringan

Kekurangan berat badan >27


tingkat berat
13

i. Konsumsi alkohol
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa konsumsi alkohol juga dapat
meningkatkan kadar esterogen yang efeknya dapat memicu lepasnya
prostagladin (zat yang membuat alat-alat rahim berkontraksi) (Judha,
M., & Fauziah, A.,2012)
h. Diagnosa Dismenore
Secara sederhana, diagnosa dismenore hanya didasarkan pada wanita
yang mengeluh kesakitan sewaktu haid. Tetapi perlu juga dipertimbangkan
beberapa keadaan yang begitu rumitnya sehingga perlu adanya pemeriksaan-
pemeriksaan yang canggih seperti :
a. Ultrasonography, untuk mencari tahu apakah terdapat kelainan dalam
anatomi rahim, misalnya posisi, misalnya posisi, ukuran dan luasruangan
dalam rahim.
b. Histerosalphingography, untuk mencari apakah terdapat kelainan dalam
rongga rahim, seperti polypendometrium, myoma submukcosa, atau
adenomysis
c. Histeroscopy, untuk membuat gambar dalam rongga rahim, seperti polip
atau tumor lain
d. Laparoscopy, untuk melihat kemungkinan adanya endometrosis, dan
penyakit penyakit lain dalam rongga panggul (Ardiyanti, 2021).
i. Dampak
Dampak yang diakibatkan oleh dismenorhea primer berupa gangguan
aktivitas seperti tingginya tingkat absen dari sekolah maupun kerja,
keterbatasan kehidupan sosial, performa akademik, serta aktivitas
olahraganya.Permasalahan dismenorhea juga berdampak pada penurunan
kualitas hidup akibat tidak masuk sekolah maupun bekerja. Hal ini juga
berdampak pada kerugian ekonomi pada wanita usia subur, serta berdampak
pada kerugian ekonomi nasional karena terjadinya penurunan kualitas hidup.
Dismenorhea primer juga dapat menyebabkan infertilitas dan gangguan fungsi
seksual jika tidak ditangani, depresi, dan alterasi aktivitas autonomik kardiak.
14

Ditemukan juga bahwa bentuk dismenore primer yang dialami remaja


sangat tidak nyaman sehingga dapat menyebabkan mudah marah, gampang
tersinggung, mual, muntah, kenaikan berat badan, perut gembung, punggung
terasa nyeri, sakit kepala, tegang lesu dan depresi, dismenore primer telah
menjadi suatu kondisi yang merugikan bagi banyak wanita dan memiliki
dampak besar pada kualitas hidup terkait kesehatannya. Akibatnya, dismenore
juga memegang tanggung jawab atas kerugian ekonomi yang cukup besar
karena biaya obat, perawatan medis dan penurunan produktivitas mengganggu
aktivitas sehari hari, ketidakhadiran mahasiswi dalam perkuliahan, absensi
kerja pada wanita sehingga memiliki efek negatif pada kualitas hidup,
menurunkan aktivitas fisik, menurunkan konsentrasi belajar dan mengalami
hubungan sosial yang buruk. Situasi ini tidak hanya memiliki dampak
signifikan terhadap kualitas hidup dan pribadi kesehatan tetapi juga dapat
memiliki dampak ekonomi global (Sari & Nurdin. 2015).
j. Tatalaksana Dismenore
1) Terapi Farmakologis, dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Pemberian Obat Analgesik
jika rasa nyeri berat, diperlukan istirahat di tempat tidur dan
pemberian obat analgesic.
b. Obat Anti Inflamasi Nonsteroid (NSAID)
NSAID menghambat sintesis prostaglandin dan memperbaiki gejala
pada 80% kasus dismenore.Dianjurkan pada wanita yang sedang
menstruasi untuk mengonsumsinya pada saat atau sesaat sebelum
awitan nyeri 3 kali per hari, pada hari pertama hingga hari ketiga.
c. Terapi Hormonal
Tujuan terapi hormonal adalah menekan terjadinya
ovulasi.Tindakan ini bersifat sementara tujuan untuk memungkinkan
penderita dismenorea dapat melaksanakan pekerjaan penting pada saat
mengalami menstruasi tanpa adanya gangguan.Tujuan ini dapat
dicapai dengan pemberian salah satu kombinasi pil kontrasepsi
(Angelica, dkk. 2021).
15

Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi gejala nyeri


pada dismenorhea, seperti mengkonsumsi obat-obatan anti nyeri,
(asam mefenamat, ibuprofen, metampiron, dan lain-lain).Penggunaan
analgesik yang berlebihan dapat membuat seseorang ketergantungan
terhadap efek penghilang nyeri, hal ini tentu saja berbahaya, ditambah
lagi dengan efek samping penggunaan analgesik jangka panjang yang
dapat menyebabkan terjadinya kerusakan hati bahkan hipertensi
(Irianto, 2015).
2) Terapi Nonfarmakologis
Pengobatan nonfarmakologis juga dapat mengurangi rasa sakit
pada dismenorea.Pengobatan nonfarmakologis tersebut diantaranya
adalah memberikan kompres hangat, massage efflurage, distraksi, latihan
fisik, istirahat yang cukup maupun mengonsumsi bahan makanan yang
melepas endorfin dan serotonin seperti dark chocolate (Sindharti et al.,
2013).
Makanan lainnya yang dapat menurunkan nyeri haid yaitu :
-Brokoli
-Yoghurt Rendah Lemak
-Salmon
-Telur
-Pisang
-Teh Chamomile
-Kacang-kacangan
a. Mineral Besi
Kandungan besi di tubuh kita adalah 4 -5 g. sebagian besar
berada dalam hemoglobin (senyawa yang membawa oksigen dalam
darah) dan pigmen myoglobin (jaringan otot).Logam besi ini juga ada
disejumlah enzim, sehingga besi sangat diperlukan oleh tubuh.
Wanita memerlukan lebih banyak zat besi dari pada pria, karena
harus menggantikan jumlah zat besi yang hilang selama periode
menstruasi . Sekitar 1 mg besi yang hilang setiap hari ketika proses
mengeluarkan darah. Kekurangan zat besi sangat sering terjadi pada
16

wanita. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan Anemia


(kekurangan butir darah merah), yang ditandai dengan kelelahan dan
sesak nafas. Kebutuhan zat besi tergantung dari umur dan jenis
kelamin, kebutuhannya sekitar 1 -2,8 mg/hari. Jumlah zat besi pada
asupan makanan sehari-hari berkisar antara 5 -28 mg/hari.
Sumber zat besi terbaik adalah daging merah, karena tingkat
penyerapan besinya 20 -30 %, sedang dari hati hanya 6,3 % dan dari
ikan hanya 5,9 %. Sedang penyerapan Fe yang berasal dari biji-bijian,
sayuran dan susu adalah rendah (1,0 -1,5 %). Telur akan mengurangi
tingkat penyerapan besi sedangkan asam askorbat memperlihatkan
pengaruh sebaliknya (Sinaga, Ernawati dkk. 2017).
b. Makanan yang banyak mengandung asam lemak tak jenuh
Ada jenis lemak yang bagus untuk kesehatan dan bisa
mengurangi resiko sakit jantung.Khususnya omega-3, suatu jenis
lemak tidak jenuh. Hal ini dikatakan oleh Christine Ong, Senior
Principal Dietitian, Department of Nutrition and Dietetics Dept,KK
Women’s & Children’s Hospital (KKH), anggota grup SingHealth.
Karena tubuh manusia tidak dapat menghasilkan sendiri, maka sangat
diperlukan untuk memperolehnya dari menu makanan sehari-
hari.Ada beberapa bentuk asam lemak Omega 3 yaitu – Asam Alfa
Linolenat (ALA), asam dokosaheksaenoat (DHA) and asam
eikosapentaenoat (EPA). DHA dan EPA, ditemukan pada ikan-ikan
tertentu.
ALA, bentuk omega-3 diperoleh dari tumbuhan seperti
Sebenarnya Flaxseed adalah biji/benih dari bunga flax (Linium
Usitatissinum) yang tumbuh subur di daerah Amerika dan Kanada
sangat baik karena dapat berubah menjadi DHA dan EPA di dalam
tubuh. Survey diantara wanita Denmark, sakit selama menstruasi
(dysmenorrhea) telah ditemukan berbanding terbalik dengan diet
yang mengandung minyak ikan (N-3 asam lemak jenuh) dan
konsumsi vitamin B12 yang melibatkan 78 wanita muda yang
mengalami dismenore, pengujian klinis tersebut memperkuat
17

penemuan epidemiologi yang telah ditemukan sebelumnya,


dan menyarankan bahwa diet supplemen miyak ikan atau
minyak hewan yang kaya B12 atau digabungkan dengan
mengkonsumsi B12 vitamin dapat sangat mengurangi
ketidak nyamanan menstruasi.Asam lemak omega 3 pada
telur, daging, dan susu bagus untuk relaksasi otot dalam
tubuh. Kandungan ini juga dapat membuat emosi remaja
putri stabil saat sedang haid (Sinaga, Ernawati dkk. 2017).
c. Buah-buahan
Makan buah-buahan saat sedang haid sangat
dianjurkan.Misalnya pisang dapat memperbaiki emosi remaja
putri, semangka dapat memperlancar aliran darah, nanas baik
dikonsumsi saat sedang haid, karena mengandung bromelain,
enzim yang merelaksasi otot sehingga tidak kram waktu haid
(Sinaga, Ernawati dkk. 2017).

2. Gastritis

Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung. Gastritis adalah


segala radang mukosa lambung. Gastritis merupakan keadaan
peradangan atau pendarahan pada mukosa lambung yang dapat bersifat
akut, kronis, difusi atau local. Gastritis merupakan inflamasi pada
dinding gaster terutama pada lapisan mukosa gaster. Gastritis
merupakan peradangan lokal atau penyebaran pada mukosa lambung
dan berkembang di penuhi bakteri (Watari, 2014)

Gastritis (penyakit maag) adalah penyakit yang disebabkan oleh


adanya asam lambung yang berlebih atau meningkatnya asam lambung
sehingga mengakibatkan imflamasi atau peradangan dari mukosa
lambung seperti teriris atau nyeri pada ulu hati. Gejala yang terjadi
yaitu perut terasa perih dan mulas.
18

Ada dua jenis penyakit gastritis yaitu:

1. Gastritis Akut

Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa


lambung yang akut. Gatritis Akut paling sering diakibatkan oleh
kesalahan diit, mis. makan terlalu banyak, terlalu cepat, makan
makanan yang terlalu banyak bumbu atau makanan yang terinfeksi.
Penyebab lain termasuk alcohol, aspirin, refluks empedu atau terapi
radiasi.

2. Gastritis Kronis

Gastritis kronik adalah Suatu peradangan bagian permukaan


mukosa lambung yang menahun yang disebabkan oleh ulkus lambung
jinak maupun ganas atau bakteri Helicobacter pylori. Bakteri ini
berkoloni pada tempat dengan asam lambung yang pekat.

Etiologi

Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya


sebagai berikut

1. Gastritis Akut
Gastritis akut adalah proses inflamasi mukosa akut yang
menunjukkan gejala mual muntah dengan derajat nyeri epigastrik
yang bervariasi. Gastritis akut seringkali bersifat asimtomatik,
tetapi pada beberapa kondisi dapat menyebabkan anoreksia,
muntah, hematemesis, dan melena. Pada kasus yang lebih parah,
bisa terjadi erosi, ulkus, dan perdarahan mukosa lambung (Nisa,
2018). Secara histopatologi, pada tahap awal berupa keterlibatan
lapisan superfisial dari organ yang kemudian berkembang
menjadi lesi yang lebih dalam disertai kehilangan struktur
kelenjar, sedangkan sel yang dominan pada epitel superfisial
adalah neutrofil (Moita, 2019).
19

Gastritis akut sering kali disebabkan oleh pola diet yang


tidak baik, makan makanan yang mengiritasi, terlalu berbumbu,
atau terkontaminasi mikroorganisme penyebab penyakit.
Penyebab lain adalah penggunaan aspirin yang berlebihan dan
non-steroidal anti-inflammatory drug (NSAID), asupan alkohol
yang berlebihan, refluks empedu, dan terapi radiasi. Gastritis akut
parah akibat konsumsi asam kuat atau basa, dapat menyebabkan
gangrene atau perforasi pada mukosa lambung. Pada mukosa
lambung dapat terjadi jaringan parut, yang mengakibatkan
obstruksi atau stenosis pilorus. Gastritis akut juga bisa
berkembang pada pasien yang mengalami cedera traumatis berat
seperti luka bakar, infeksi parah, gagal hati, gagal ginjal, gagal
pernapasan, dan operasi besar, selain itu gastritis dapat menjadi
tanda pertama terjadinya penyakit infeksi sistemik akut
(Mohammed, 2015).

2. Gastritis Kronik

Diperkirakan bahwa, lebih dari separuh populasi di dunia


menderita gastritis kronis dalam tingkat tertentu. Gastritis
kronis adalah salah satu penyakit seumur hidup, serius dan
berbahaya yang umum terjadi pada manusia (Sipponen, 2015).
Gejala dan tanda klinis gastritis kronis sifatnya tidak separah
gastritis akut namun persisten. Rasa mual dan tidak nyaman
pada abdomen bagian atas juga didapatkan pada gastritis kronis
(Kumar, 2018).

Gastritis kronis adalah reaksi inflamasi persisten pada


mukosa lambung yang memiliki karakteristik akumulasi
limfosit dan sel plasma pada lamina propia. Gastritis kronis
aktif menandakan proses inflamasi aktif yang terjadi, dan
menyebabkan kerusakan pada sel epitelium. Pada pemeriksaan
biopsi akan menunjukkan gambaran infiltrat sel radang akut
20

pada epitel gaster, di samping infiltrat sel radang kronis pada


lamina propria (King, 2017). Infeksi H. pylori adalah penyebab
umum dari inflamasi kronis pada lambung. Bakteri ini
ditemukan oleh Warren dan Marshall pada tahun 1982.
Penyebab lain dari gastritis kronis adalah gastritis autoimun,
istilah ini mengacu pada berbagai definisi seperti gastritis atrofi
korpus, anemia pernisiosa, dan Morbus Biermer (Varbanova,
2014). Gastritis kronis secara histologis, dapat dibedakan
menjadi 2 tipe yaitu, atrofi dan non-atrofi, penting untuk
membedakan 2 tipe ini guna menentukan risiko kanker yang
berkaitan dengan gastritis (Rugge, 2020).

Patofisiologi

1. Gastritis Akut.

Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi mukosa


lambung. Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi :

a) Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi lambung.


Lambung akan meningkat sekresi mukosa yang berupa HCO3, di
lambung HCO3 akan berikatan dengan NaCL sehingga
menghasilkan HCI dan NaCO3.Hasil dari penyawaan tersebut akan
meningkatkan asam lambung. Jika asam lambung meningkat maka
akan meningkatkan mual muntah, maka akan terjadi gangguan
nutrisi cairan & elektrolit.

b) Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika


mukus yang dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari
kerusakan HCL maka akan terjadi hemostatis dan akhirnya akan
terjadi penyembuhan tetapi jika mukus gagal melindungi mukosa
lambung maka akan terjadi erosi pada mukosa lambung. Jika erosi
ini terjadi dan sampai pada lapisan pembuluh darah maka akan
terjadi perdarahan yang akan menyebabkan nyeri dan hypovolemik.
21

2. Gastritis Kronik.

Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang


sehingga terjadi iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan
terjadi penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya akan terjadi
atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief.
Karena sel pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL.
Pepsin dan fungsi intinsik lainnya akan menurun dan dinding
lambung juga menjadi tipis serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa
sembuh dan juga bisa terjadi perdarahan serta formasi ulser.

Manifestasi Klinik

1. Gastritis Akut yaitu Anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium,


perdarahan saluran cerna pada hematemesis melena, tanda lebih lanjut
yaitu anemia

2. Gastritis Kronik yaitu kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan,


hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati anorexia, nausea, dan
keluhan anemia dan pemeriksaan fisik tidak di jumpai kelainan.

Komplikasi

1. Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut:

a. Perdarahan saluran cerna bagian atas, yang merupakan


kedaruratan medis, terkadang perdarahan yang terjadi cukup
banyak sehingga dapat menyebabkan kematian.

b. Ulkus, jika prosesnya hebat

c. Gangguan cairan dan elektrolit pada kondisi muntah hebat.

2. Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan


vitamin B 12, akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia
pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah antrum
pylorus.
22

2. Nyeri
Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal, dan bersifat
individual. Dikatakan bersifat individual karena respons individu
terhadap sensasi nyeri beragam dan tidak bisa disamakan satu dengan
yang lainnya.Hal tersebut menjadi dasar bagi perawat dalam mengatasi
nyeri pada klien.
Nyeri diartikan berbeda-beda antar individu, bergantung pada
persepsinya.Walaupun demikian, ada satu kesamaan mengenai
persepsi nyeri. Secara sederhana, nyeri dapat diartikan sebagai suatu
sensasi yang tidak menyenangkan baik secara sensori maupun
emosional yang berhubungan dengan adanya suatu kerusakan jaringan
atau faktor lain, sehingga individu merasa tersiksa, menderita yang
akhirnya akan mengganggu aktivitas sehari-hari, psikis, dan lain lain
(Asmadi. 2018).
a. Klasifikasi Nyeri
a. Nyeri Akut dan Kronik
Nyeri akut dihubungkan dengan kerusakan jaringan dan
durasi yang terbatas setelah nosiseptor kembali ke ambang
batas resting
23

stimulus istirahat. Nyeri akut ini dialami segera setelah pembedahan


sampai tujuh hari. Sedangkan nyeri kronik bisa dikategorikan
sebagaimalignan atau nonmalignan yang dialami pasien selama 1-6
bulan. Nyeri kronik malignan biasanya disertai kelainan patologis dan
terjadi pada penyakit yang life-limiting disease seperti kanker, end-stage
organ dysfunction, atau infeksi HIV. Nyeri kronik kemungkinan
mempunyai elemen nosiseptif dan neuropatik. Nyeri kronik
nonmalignant (nyeri punggung, migrain, artritis, diabetik neuropati)
sering tidak disertai kelainan patologis yang terdeteksi dan perubahan
neuroplastik yang terjadi pada lokasi sekitar (dorsal horn pada spinal
cord) akan membuat pengobatan menjadi lebih sulit. Pasien dengan
nyeri akut atau kronis bisa memperlihatkan tanda dan gejala sistem
saraf otonom (takikardi, tekanan darah yang meningkat, diaforesis, nafas
cepat) pada saat nyeri muncul. Meskipun begitu, muncul ataupun
hilangnya tanda dan gejala otonom tidak menunjukkan ada atau tidaknya
nyeri.
b. Nosiseptif dan Nyeri Neuropatik
Nyeri organik bisa dibagi menjadi nosiseptif dan nyeri
neuropatik. Nyeri nosiseptif adalah nyeri inflamasi yang dihasilkan oleh
rangsangan kimia, mekanik dan suhu yang menyebabkan aktifasi maupun
sensitisasi pada nosiseptor perifer (saraf yang bertanggung jawab
terhadap rangsang nyeri). Nyeri nosiseptif biasanya memberikan respon
terhadap analgesik opioid atau non opioid.4 Nyeri neuropatik merupakan
nyeri yang ditimbulkan akibat kerusakan neural pada saraf perifer
maupun pada sistem saraf pusat yang meliputi jalur saraf aferen sentral
dan perifer, biasanya digambarkan dengan rasa terbakar dan menusuk.
Pasien yang mengalami nyeri neuropatik sering memberi respon yang
kurang baik terhadap analgesik opioid.
c. Nyeri Viseral
Nyeri viseral biasanya menjalar dan mengarah ke daerah
permukaan tubuh jauh dari tempat nyeri namun berasal dari dermatom
yang sama dengan asal nyeri. Sering kali, nyeri viseral terjadi seperti
24

kontraksi ritmis otot polos. Nyeri visceral seperti keram sering


bersamaan dengan gastroenteritis, penyakit kantung empedu, obstruksi
ureteral, menstruasi, dan distensi uterus pada tahap pertama persalinan.4
Penyebab nyeri viseral termasuk iskemia, peregangan ligamen, spasme
otot polos, distensi struktur lunak seperti kantung empedu, saluran
empedu, atau ureter. Distensi pada organ lunak terjadi nyeri karena
peregangan jaringan dan mungkin iskemia karena kompresi pembuluh
darah sehingga menyebabkan distensi berlebih dari jaringan.
d. Nyeri Somatik
Nyeri somatik digambarkan dengan nyeri yang tajam,
menusuk, mudah dilokalisasi dan rasa terbakar yang biasanya berasal
dari kulit, jaringan subkutan, membran mukosa, otot skeletal, tendon,
tulang dan peritoneum. Nyeri insisi bedah, tahap kedua persalinan,
atau iritasi peritoneal adalah nyeri somatik.Penyakit yang menyebar
pada dinding parietal, yang menyebabkan rasa nyeri menusuk
disampaikan oleh nervus spinalis. Pada bagian ini dinding parietal
menyerupai kulit dimana dipersarafi secara luas oleh nervus spinalis.
Adapun, insisi pada peritoneum parietal sangatlah nyeri, dimana insisi
pada peritoneum viseralis tidak nyeri sama sekali. Berbeda dengan
nyeri viseral, nyeri parietal biasanya terlokalisasi langsung pada
daerah yang rusak (Eko. 2015).
b. Pengukuran Skala Nyeri
a. Visual Analog Scale (VAS)
Visual analog scale (VAS) adalah cara yang paling banyak
digunakan untuk menilai nyeri. Skala linier ini menggambarkan secara
visual gradasi tingkat nyeri yang mungkin dialami seorang
pasien.Rentang nyeri diwakili sebagai garis sepanjang 10 cm, dengan
atau tanpa tanda pada tiap sentimeter.Tanda pada kedua ujung garis ini
dapat berupa angka atau pernyataan deskriptif. Ujung yang satu mewakili
tidak ada nyeri, sedangkan ujung yang lain mewakili rasa nyeri terparah
yang mungkin terjadi. Skala dapat dibuat vertikal atau horizontal.VAS
juga dapat diadaptasi menjadi skala hilangnya/reda rasa nyeri.Digunakan
25

pada pasien anak >8 tahun dan dewasa.Manfaat utama VAS adalah
penggunaannya sangat mudah dan sederhana.Namun, untuk periode
pasca bedah, VAS tidak banyak bermanfaat karena VAS memerlukan
koordinasi visual dan motorik serta kemampuan konsentrasi (Mardana
2017).

Gambar 1 Visual Analog


Scale Sumber : (Mardana.
2017)
b. Verbal Rating Scale (VRS)
Skala ini menggunakan angka-angka 0 sampai 10 untuk
menggambarkan tingkat nyeri. Dua ujung ekstrem juga digunakan pada
skala ini, sama seperti pada VAS atau skala reda nyeri (Gambar 2). Skala
numerik verbal ini lebih bermanfaat pada periode pascabedah, karena
secara alami verbal / kata-kata tidak terlalu mengandalkan koordinasi
visual dan motorik.Skala verbal menggunakan kata - kata dan bukan
garis atau angka untuk menggambarkan tingkat nyeri.Skala yang
digunakan dapat berupa tidak ada nyeri, sedang, parah. Hilang/redanya
nyeri dapat dinyatakan sebagai sama sekali tidak hilang, sedikit
berkurang, cukup berkurang, baik/ nyeri hilang sama sekali. Karena skala
ini membatasi pilihan kata pasien, skala ini tidak dapat membedakan
berbagai tipe nyeri (Mardana 2017).

Gambar 2 Verbal Rating Scale


Sumber : (Mardana 2017)
c. Numeric Rating Scale (NRS)
Dianggap sederhana dan mudah dimengerti, sensitif terhadap dosis,
jenis kelamin, dan perbedaan etnis.Lebih baik daripada VAS terutama
untuk menilai nyeri akut. Namun, kekurangannya adalah keterbatasan
pilihan kata untuk menggambarkan rasa nyeri, tidak memungkinkan
26

untuk membedakan tingkat nyeri dengan lebih teliti dan dianggap


terdapat jarak yang sama antar kata yang menggambarkan efek analgesic
(Mardana 2017).

Gambar 3 Numeric Rating Scale


Sumber : (Mardana. 2017)
Keterangan :
0 : tidak
nyeri
1-3 : nyeri ringan. Pasien dapat bekomunikasi dengan baik
4-6 :nyeri sedang. Pasien mendesis, menyeringai, dapat mendeskripsikan,
mengikut perintah dengan baik dan menunjukkan lokasi nyeri.
7-9 : nyeri berat. Pasien tekadang tidak dapat mengikut perintah namun
masih bagus dalam merespon tindakan, dapat mengalokasikan nyeri,
tidak dapat mendeskripsikan, distraksi dan tidak dapat diatasi dengan alih
posisi nafas panjang.
10 : nyeri sangat berat dan pasien tidak bisa berkomunikasi
d. Paint Measurement Scale

Gambar 4 Pain Measurement


Scale (Raras, N. A. 2021)
Intensitas derjat nyeri pada skala 0 tidak terjadi nyeri, pada skala 1-3
intnsitas nyeri berada pada derajat ringan, pada skala 4-6 intensitas nyeri
berada pada derajat sedang, pada skala 7-9 intensitas nyeri beraada pada
derajat berat sedngkan pada skala 10 intensitas nyeri tidak terkontrol.
Cara pengukuran skala dengan menunjukkan tanda pada salah satu angka
yang sesuai dengann intensitas nyeri yang sedang dirasakan( Raras, N. A.
2021).
27

3. Coklat
a. Definisi coklat
Coklat merupakan produk pangan hasil olahan devirat biji kakao yang
berasal dari tanaman kakao atau Thebroma cacao.Coklat merupakan produk
pangan olahan yang bahan terdiri campuran kombinasi dari pasta coklat
(chocolate liquor), gula, lemak kakao dan beberapa jenis bahan tambahan cita
rasa.(Raras, N. A., 2021).

Gambar 5 Coklat Hitam Sumber :(Laruan, 2021)


Coklat adalah hasil olahan dari biji kokoa (Theobroma cacao) yang
tumbuh pertama kali di hutan hujan di amerika selatan dan Amerika
Tengah.Theobroma caco berasal dari family sterculiaceae dan memiliki empat
jenis varietas yaitu : Chriollo merupakan varietas yang sangat jarang di
budidayakan karena rentan terhadap penyakit tanaman. Nacional, memiliki rasa
yang baik dan sebagian besar tumbuh di Ekuador.Forastero, berasal dari daerah
sekitar Amazon.Trinitario, merupakan tanaman hibrida dari Forastero dan
Criollo. Banyak studi yang mengkonfirmasi bahwa mengkonsumsi kokoa
memiliki keuntungan bagi kesehatan, terutama karena kakao mengandung
flafonoid dan kaya akan anti oksidan .(Sindharti G, 2013).
Coklat merupakan produk pangan olahan yang bahan terdiri campuran
kombinasi dari pasta coklat (chocolate liquit), gula, kakao, dan beberapa jenis
bahan tambahan citarasa.Biji kakao memiliki rasa sepat dan rasa pahit yang
khas karena disebabkan oleh polifenol. Coklat hitam kandungan biji kakao
lebih banyak jika dibandingkan dengan jenis coklat lainnya, hal tersebut yang
mengakibatkan coklat hitam kaya akan senyawa
28

polifenol yang berkontribusi besar memberikan rasa pahit dan warna hitam
pekat pada coklat hitam. Coklat hitam adalah pilihan terbaik untuk manfaat
kesehatan. (Raras, N. A., 2021)
b. Macam macam coklat
Coklat dibedakan menjadi 2 yaitu Coklat Couverture dan Coklat
Compound.Coklat Couverture dianggap sebagai coklat premium
dan”asli”.Couverture lebih mudah leleh karena mengandung lemak alami
coklat. Coklat Compound tidak dianggap sebagai coklat asli, coklat compound
biasa dianggap sebagia coklat paduan, karena memiliki minyak/lemak nabati
daripada lemak coklat (Direktorat Standardisasi Produk Pangan Deputi Bidang
Pengawaasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, 2017).
c. kandungan
Coklat hitam mengandung beragam kandungan nutrisi yang bermanfaat bagi
kesehatan tubuh. Dengan mengonsumsi sekitar 100 gram coklat hitam,
Anda bisa mendapatkan beberapa nutrisi berikut ini:
a) 11 gram serat
b) 46 gram karbohidrat
c) 43 gram lemak
d) 7 gram protein
e) 230 miligram magnesium
f) 200 miligram fosfor
g) 12 miligram zat besi
Selain itu, coklat hitam juga diperkaya theobromine (zat antiradang yang
hanya terdapat pada tanaman kakao), kafein, dan sejumlah vitamin,
seperti vitamin A, vitamin B, vitamin E, dan vitamin K. Anda pun bisa
mendapatkan berbagai jenis antioksidan, seperti polifenol, flavanoid, dan
katekin, dalam jumlah tinggi dari coklat hitam.
29

d. Manfaat
a. Sebagai Analgesik, kandungan tembaga yang ada dalam coklat
digunakan tubuh untuk mensitetis kolagen dan neurotransmitter, yaiu
hormon endorphin.
b. Meningkatkan suasana hati dan tinggi antioksidan.
c. Anti inflamasi
d. Anti piretik
Coklat memiliki berbagai manfaat bagi tubuh, seperti melepas
neurotrasmitter yang meingkatkan suasana hati dan tinggi anti oksidan.
Coklat juga mengandung vitamin dan mineral, serta merangsang otak untuk
melepaskan hormon endorphin.Coklat mengandung tembaga yang
digunakan di dalam tubuh untuk mensintesis kolagen dan neurotrasnmitter,
yaitu endorpin.Endorpin merupakan substansi yang dikeluarkan oleh tubuh
yang berfungsi menghambat impluss nyeri. Hormon endokrin akan menjadi
analgesik alami dan penenang alami sehingga mampu menurunkan
intensitas nyeri seperta pada nyeri haid.
Coklat hitam jugaa mengandung kalsium, kalium, natrium dan
magnesium. Magnesium berfungsi memperbesar pembuluh darah sehingga
mencegah kejang otot dan dinding pembuluh darah.Magnesium berfungsi
juga untuk meringankan dismenore (Wahyuni. 2018). Coklat hitam ini juga
mengandung analgesik,antipiretik dan anti inflamasi serta memblokir
peningkatan Prostaglandin didalam tubuh sehingga menurunkan Dismenore
(Raras, N. A., 2021)

e. Coklat dalam mengurangi dismenore primer


Pengaruh coklat hitam dalam menurunkan nyeri (Sindharti. 2013) :
1) Serotinin
Serotinin diekskresikan oleh nucleus yang berasal dari dalam rafe
medialis batang otang dan diproyeksikan ke banyak area otak terutama
cornu dorsalis medulla spinalis.Coklat hitam batang merupakan bahan
makanan berkarbohidrat dan rendah protein yang mengandung tritopan
yang dapat memicu pengeluaran serotonin yang merupakan konduktor
30

saraf yang paling di kenal. Tritopan merupakan salah satu asam amino
essensial, dalam sirkulasi normal memiliki konsentrasi rendah, tetapi
ketika karbohidrat memasuki peredaran darah, maka karbohidrat tersebut
menstimulasi produksi insulin dan menstimulasi pengambilan sebagian
asam amino kedalam jaringan kecuali triptopan. Proses ini mengakibatkan
kadar triptopan dalam darah meningkat sehingga memfasilitasi triptopan
untuk melintasi sawar darah otak dan meningkatkan sekresi serotonin.
Peningkatan sekresi serotonin akan menyebabkan nyeri menurun, kondisi
ini terjadi biofeedback mekanisme dalam pengaturan karbohidrat yaitu
tingginya kadar serotonin yang dihasilkan mengakibatkan peningkata
kadar karbohidrat. Peningkatan kadar karbohidrat ini berperan dalam
memfasilitasi peningkatan kadar serotonin.Mekanisme hambatan nyeri
oleh serotonin yaitu stimulasi nyeri yang diterima area periventrikuler
dienchephalon akan menghantarkan isyarat nyeri menuju nucleus rafe
yang kemudian akan diteruskan ke cornu dorsalis medulla spinalis (tempat
serat sensorik nyeri dari perifer berakhir). Serotonin yang di ekskresikan
oleh nucleus rafe akan menghantarkan transmisi nyeri sehingga isyarat
nyeri tidak dapat diteruskan menuju cornu dorsalis (Sindharti. 2013).
2) Endorphine
Endorphine merupakan substansi yang dikeluarkan oleh tubuh yang
berfungsi menghambat impuls nyeri. Endophine disekresikan oleh ujung
syaraf di dalam medulla spinalis, didalam thalamus dan didalam batang
otak yang didalam hipotalamus.Coklat hitam batang mengandung
karbohidrat dan komponen protein lima persen pada setiap kalorinya,
sehingga efektif untuk dapat memicu pengeluaran endorphine
(Endogenous apiates) dari pada makanan karbohidrat lainnya. Endorphine
ini berfungsi sebagai zat pengantar eksitasi yang mengaktivasi bagian
sistem analgesia otak.Peningkatan endorphine dapat menghambat
transmisi nyeri seperti prostaglandin. Mekanisme hambatan nyeri oleh
endorphine yaitu dengan menghambat enzim siklooksigenase yang
mengakibatkan tidak terbentuknya PGG₂ dimana PGG₂ ini yang akan
membentuk PGF₂α (Sindharti. 2013).
31

Coklat merupakan kategori makanan yang mudah dicerna oleh tubuh


dan mengandung banyak vitamin seperti vitamin A1, B1, B2, C, D, dan E
serta beberapa mineral seperti fosfor, magnesium, zat besi, zinc, dan juga
tembaga.
Coklat terkenal mengandung antioksidan dan flayonoid yang sangat
berguna untuk mencegah masuknya radikal bebas kedalam tubuh yang
bisa menyebabkan kanker, beberapa kandungan senyawa aktif coklat
seperti kafein, theobromine, methyl-xanthine, dan phenylethylalanine
dipercaya dapat memperbaiki mood dan mengurangi kelelahan sehingga
bisa digunakan sebagai obat anti depresi.
Magnesium berguna untuk merelaksasikan otot dan dapat memberikan
rasa rileks yang dapat mengendalikan suasana hati yang murung.Selain itu
Magnesium juga berfungsi memperbesar pembuluh darah sehingga
mencegah kekejangan otot dan dinding pembuluh darah, oleh sebab itu
magnesium berfungsi untuk meringankan dismenore atau rasa nyeri saat
haid (Adytia, 2020).

4. Remaja
Masa remaja merupakan masa yang penuh perubahan.Tahap pertama
pertanda kedewasaan atau pubertas pada anak perempuan yaitu mengalami
menstruasi atau haid (Fatmawati. 2016). Masa remaja merupakan proses
perkembangan dalam kehidupan seseorang yang sedang dalam masa
peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa yang ditandai dengan
perkembangan atau perubahan fisik, mental, sosial dan emosional. Salah
satu perubahan paling awal muncul pada remaja putri yaitu perkembangan
secara biologis, tanda keremajaan secara biologis yaitu pada saat mulainya
remaja mengalami menstruasi (Misliani., 2019).
32

Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa (Berlianawati,


2016). Menurut World Health Organization (WHO), remaja adalah penduduk dalam
rentang usia10-19 tahun. Masa remaja merupakan masa perkembangan pada diri remaja
yang sangat penting, diawali dengan matangnya organorgan fisik (seksual) sehingga
nantinya mampu bereproduksi (S. A Putri, 2017)
Batasan usia remaja dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu usia 12–15 tahun
termasuk masa remaja awal, usia 15–18 tahun termasuk masa remaja pertengahan, dan
usia 18–21 tahun termasuk masa remaja akhir (Della, dkk., 2017).

B. Kewenangan Bidan Terhadap Kasus Tersebut


Berdasarkan Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28
Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan
1. Bagian Kedua Kewenangan Pasal 18 Dalam penyelenggaraan Praktik
Kebidanan, Bidan memiliki kewenangan untuk memberikan:
a. Pelayanan kesehatan ibu;
b. Pelayanan kesehatan anak; dan
c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.

2. Pasal 21 Dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan


dan keluarga berencana sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 huruf c,
Bidan berwenang memberikan:
a. Penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan
keluarga berencana; dan
b. Pelayanan kontrasepsi oral, kondom, dan suntikan.
Berdasarkan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019
Tentang Kebidanan Paragraf dua dalam pelayanan kesehatan anak Pasal 52
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelayanan kesehatan ibu, pelayanan kesehatan
anak, dan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 sampai dengan Pasal 51 diatur dengan
Peraturan Menteri.
33

C. Penelitian Terkait
1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sri Wahtini, dkk jurnal tahun 2021
dengan judul “Coklat hitam menurunkan nyeri dismenore ” dari hasil
penelitian ini ada perbedaan pengaruh pemberian cokelat hitam terhadap
penurunan angka nyeri dismenore pada mahasiswa Kebidanan Semester
VIII.
2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Evan, dkk jurnal tahun 2021 dengan
judul “Pengaruh coklat hitam terhadap intensitas nyeri dismenore primer
pada mahasiswi Akademi Kebidanan Saleha Banda Aceh “ di dapatkan hasil
Terdapat pengaruh cokelat hitam terhadap penurunan intensitas nyeri
menstruasi dismenorhae primer pada remaja.
3. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nur, dkk jurnal tahun 2019 dengan
judul “ Coklat sebagai penurunan nyeri dismenore primer pada siswi SMK
Farmasi di Bandar Lampung “ dengan hasil dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan yang signifikan penurunan nyeri dismenore primer pada remaja.
4. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Roiela, dkk jurnal tahun 2018 dengan
judul “ Pengaruh Pemberian Coklat Hitam terhadap Penurunan Nyeri Haid
pada Dismenorhea Primer “ dengan hasil pemberian coklat hitam
berpengaruh terhadap penurunan nyeri haid pada dismenorhea primer
mahasiswi PSIK Universitas Muhammadiyah Malang.
5. Hasil penelitian yang dilakukan Leni Tri Wahyuni jurnal tahun 2018 dengan
judul “Pengaruh Konsumsi Coklat Hitam Terhadap Penurunan Tingkat
Nyeri Haid (Dismenore Primer) pada mahasiswi ilmu keperawatan STIKES
Ranah Minang “ dengan hasil Terdapat pengaruh yang bermakna antara
pemberian coklat hitam 100 gram, dan 75 gram, terhadap penurunan nyeri
dismenore.
D. Kerangka Teori

Desminore Primer

Dampak Terjadinya Dismenore


Primer
1. Mengganggu aktivitas sehari-hari
2. Keterbatasan kehidupan sosial
3. Tingginya tingkat absen di
sekolah
4. Menurunkan konsentrasi belajar
5. Menurunkan aktifitas fisik

Penatalaksanaan

Teraphy Non Farmakologi


1. Kompres air hangat
2. Massage efflurage
3. Distraksi
4. Latihan fisik (olahraga)
5. Konsumsi makanan yang
Teraphy mengandung kalsium dan
magnesium dan makanan yang
mengandung asam lemak tak
jenuh seperti brokoli, youghurt,
salmon, telur, pisang, teh
chamomile, kacang-kacangan,
farmakologi
susu.
6. Pemberian dark choclate
1. Obat analgesic

Gambar 6
Kerangka
Teori
Sumber : Judha, M., & Fauziah A (2012).Sari & Nurdin(2015).
angelica, dkk. (2021). Sindharti (2013).
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM JAMBI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA

I. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga ( Inisial ): Tn.S

2. Usia : 40 tahun
3. Alamat : Rt.05 Kel. Legok Kec. Danau Sipin

4. Pekerjaan Kepala Keluarga : Buruh harian (Tukang bangunan)


5. Pendidikan Kepala Keluarga : Slta sederajat

6. Komposisi Keluarga :
N Nama JK Hub Umur Pendidikan Status Imunisasi Ket
o dengn KK
.

BCG Hepatitis DPT Polio Cam


pak

1 2 3 1 2 3

1 Tn. S L Kk 40Th Slta/sederajat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

2 Ny.N P istri 40Th Slta/sederajat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

3 An. F P Anak 16 Slta/sederajat √ √


thn

4 An. A L Anak 9 Sd √ √
tahu
n
7. Genogram :

Tn. J merupakan anak ke enam dari 6 Bersaudara

Ny.M merupakan anak ketiga dari 3 Bersaudara

8. Tipe Keluarga :
Tipe keluarga Tn. S adalah ( Nuclear family), Terdiri dari Suami (Tn S)berumur 40 tahun,,
istri ( Ny. N) berumur 40 tahun, Anak pertama berumur 16 tahun (An.F), Anak kedua
berumur 9 tahun (An.A)

9. Suku Bangsa :
Keluarga Tn. J berasal dari suku jawa dan Ny. N berasal dari suku bangsa Sunda. Tidak ada
perbedaan yang terjadi dalam keluarga baik dalam kesehatan dan kebudayaan, dalam
keluarga sehari-hari berbahasa indonesia/ melayu.

10. Agama :
Agama yang di anut dalam keluarga adalah agama islam dan semua taat beribadah semua
ajaran islam di yakini dan di laksanakan oleh seluruh anggota keluarga.

11. Status Sosial Ekonomi :


Penghasilan keluarag Tn. S dan Ny. N perbulan jika digabungkan berkisar antara Rp.
2.000.000,- s/d 3.000.000,- yang di perolah dari hasil Kerja Tn. sebagai tukang bangunan,
dan istrinya sebagai ART harian
12. Aktivitas rekreasi Keluarga :

Keluarga Tn. S mengatakan biasanya setiap hari minggu pagi keluarga pergi ke kebun dan
setelah itu berkumpul dan beristirahat dirumah dan itu yang biasa dilakukan pada
keluarga Tn. S untuk refreshing.

II. Riwayat dan Perkembangan Keluarga


13. Tahap perkembangan Keluarga Saat Ini
Ny. N mengatakan An.F adalah anak yang dalam berkegiatan di sekolah ,namun Ny. N
khawatir terhadap kesehatan An.F dikarenakan banyaknya kegiatan sekolah yang
diikuti oleh An. Fkarena An. Fmenyukai makanan yang sangat pedas dan waktu tidur
yang tidak terkontrol. An. F mengatakan tidak mengetahui tugas perkembangan
maupun tanggung jawabnya sebagai remaja, karena sebelumnya tidak pernah
mendapatkan informasi mengenai tugas perkembangan maupun tanggung jawabnya
sebagai remaja.

14. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi


Keluarga TN.S merupakan dengan tahap perkembangan keluarga dengan anak remaja

15. Riwayat Keluarga Inti


Keluarga Tn. S mengetakan tidak ada penyakit keturunan yang ada pada anggota
keluarganya

16. Riwayat Keluarga Sebelumnya


Keluarga mengatakan tidak ada penyakit keturunan yang ada pada anggota
keluarganya.

III. Pengkajian lingkungan


17. Karakteristik Rumah
Kondisi rumah Tn.S tampak rapi dan bersih. Sumber air yang digunakan oleh keluarga
adalah air PDAM, pengolaan limbah sampah yaitu dikumpulkan dan dibuang ke TPA.
Design interior rumah terbagi menjadi 3 ruangan yang terdiri dari, 1 ruang tamu, 1
kamar tidur, dan terdapat 1 dapur serta kamar mandi terdapat 2 jendela didepan
samping pintu masuk.
Denah rumah :

18. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW


Saat ini keluarga Tn. S sudah tinggal menetap dirumah yang sekarang selama 9 tahun
dan berniat untuk pindah rumah.

19. Sistem Pendukung Keluarga


Keluarga Tn. S memiliki asuransi kesehatan berupa BPJS namun pada saat ini tidak aktif .
IV. Struktur Keluarga
20. Pola Komunikasi Keluarga
Keluarga berkomunikasi secara terbuka, menggunakan bahasa indonesia . Komunikasi
secara langsung didalam rumah , frekuensinya tergantung pertemuan setiap anggota
keluarga. Ny. S mengatakan An. F sering bercerita mengenai masalah yang dihadapi An.F

21. Struktur Kekuatan Keluarga


Kekuatan keluarga dipegang oleh kepala keluarga. Model kekuatan / kekuasaan yang
digunakan keluarga dalam membuat keputusan menggunakan musyawarah anatara
kepala keluarga, istri, anak

22. Struktur Peran

23. Nilai Dan Norma Keluarga


Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga menyesuaikan dengan nilai dan norma
yang berlaku di masyarakat , serta nilai dalam agama yang dianut oleh keluarga
V. Fungsi Keluarga
24. Fungsi Afektif
Keluarga merasakan perasaan saling memiliki setiap anggota keluarga, serta berusaha
mengembangkan sikap saling menghargai

25. Fungsi Sosialisasi


Interaksi dalam keluarga cukup baik , walaupun An. F tidak terlalu sering berinteraksi
dengan anggota keluarga lainnya kerena padatnya aktivitas disekolah untuk persiapan
17 agustus, hubungan anggota keluarga dengan tetangga juga baik

26. Fungsi Perawatan Kesehatan


Ny. N mengatakan bahwa ketika ada anggota keluarga yang sakit, maka yang sakit akan
langsung diberikan obat dari warung ataupun berobat ke fasilitas kesehatan
27. Fungsi Reproduksi
Jumlah anak dalam keluarga Tn. S ada 2 orang, anak pertama perempuan dan anak
kedua laki-laki. Sebelumnya Ny. N menggunakan KB suntik 3 bulan namun pemakaian
dihentikan karena Ny. N tidak tahan dengan efek dari KB suntik dan Ny. N khawatir
apabila memakai KB jenis lain seperti IUD dan implant. An. F sering mengeluh sakit perut
ketika menstruasi.

28. Fungsi Ekonomi


Upaya pemenuhan kebutuhan sandang pangan dipenuhi oleh Tn. S sebagai kepala
keluarga serta dibantu oleh Ny. N

VI. Stress dan Koping Keluarga


29. a. Stressor Jangka Pendek
Keluarga merasa khawatir dengan kesehatan An. F dikarenakan An. F menyukai
makanan pedas dan banyaknya aktivitas di sekolah
b. Stressor Jangka Panjang

penyakit gastritis yang sering kali mengganggu aktivitas An. F

30. Kemampuan Keluarga Berespon


Keluarga berharap An. F dapat menjaga kesehatannya
31. Strategi Koping yang Digunakan
Keluarga biasanya berdiskusi dalam menghadapi masalah
32. Strategi Adaptasi Disfungsional
An. F menanggap penyakit gastritis adalah penyakit biasa

VII. Harapan Keluarga terhadap Petugas Kesehatan yang Ada.


Keluarga berharap pelayanan kesehatan puskesmas yang ada agar kualitasnya lebih baik
dari sekarang
No. Pemeriksaan Fisik Nama Anggota Keluarga

Tn. J Ny. M An. N

1. KU Compos Mentis Compos Mentis Compos Mentis

BB 67 kg 46 kg 6,3 kg

TB 172 Cm 150 cm 65 cm

TD 110/70 mmHg 120/80 mmHg -

N 78 x/Menit 82x/Menit 101 x/Menit

S 36,8’C 36,6’C 36,4’C

RR 18x/Menit 20x/Menit 24x/Menit

2. Kepala Rambut bersih, warna Rambut bersih, warna Rambut bersih, warna hitam
hitam,ikal,tidak rontok,bentuk hitam ,tebal,lurus,tidak tidak rontok ,bentuk kepala
kepala simestris rontok ,bentuk kepala simestris simestris

3. Mata Conjungtiva an anemis, sklera Conjungtiva an anemis, sklera Conjungtiva an anemis,


putih,fungsi penglihatan Jelas putih,fungsi penglihatan jelas. sklera putih,fungsi
penglihatan jelas.
4. Hidung. Betuk simetris, tidak ada Betuk simetris, tidak ada Betuk simetris, tidak ada
pembesaran polip, bersih dan pembesaran polip, bersih dan pembesaran polip, bersih.
fungsi penciuman baik. fungsi penciuman baik.

5. Mulut Bibir lembab, gigi bersih dan Bibir lembab, gigi putih, bersih, Bibir lembab, tidak ada lesi
tidak ada lesi pada mukosa bibir belum lengkap dan tidak ada lesi pada mukosa bibir
pada mukosa bibir

6. Telinga Simetris kiri dan kanan,bersih, Simetris kiri dan kanan,bersih, Simetris kiri dan
fungsi pendengaran baik fungsi pendengaran baik kanan,bersih

7. Leher Tidak teraba pembesaran Tidak teraba pembesaran kelenjar Tidak teraba pembesaran
kelenjar tiroid tiroid kelenjar tiroid

8. Kulit dan Kuku Turgor kulit baik, kuku pendek Turgor kulit baik, kuku pendek Turgor kulit baik, kuku
dan bersih, dan bersih pendek dan bersih

9. Dada Pergerakan dada simetris, suara Pergerakan dada simetris, suara Pergerakan dada simetris,
napas sonor, tidak ada kelainan napas sonor, tidak ada kelainan suara napas sonor, tidak ada
pada dada pada dada kelainan pada dada

10. Abdomen Tidak ada asites, tidak ada Tidak ada asites, tidak ada Tidak ada asites, tidak ada
pembesaran hepar,tidak ada pembesaran hepar, tidak ada nyeri pembesaran hepar, tidak ada
nyeri tekan, tidak ada lesi/
nyeri tekan tekan. bekas lesi.

11. Genetalia Tidak ada pemeriksaan Tidak ada pemeriksaan Tidak ada pemeriksaan

12. Ekstremitas Tidak ada oedem, kekuatan Tidak ada oedem, kekuatan baik, Tidak ada oedem, kekuatan
baik, tidak ada masalah baik tidak ada masalah baik baik, tidak ada masalah baik
ekstremitas atas dan bawah ekstremitas atas dan bawah ekstremitas atas dan bawah
ANALISA DATA

No. Data Penunjang Masalah Diagnosa


Keperawatan Keperawatan

1. DS: Defisit pengetahuan Defisit pengetahuan


pada keluarga Tn. J
1. Ny. M mengakan bahwa ia khususnya Ny. M
memiliki masalah hemoroid Bab tentang Hemoroid

selalu berdarah setelah


melahirkan.
2. Ny. M mengatakan bahwa ia tidak
begitu memahami tentang
penyakitnya

DO:

Ny. M tampak bingung dan


selalu bertanya tentang Penyakit
hemoroid

2.  Ny. M mengatakan anaknya Defisit pengetahuan Defisit pengetahuan


tidak minum Asi Pada keluarga Tn. J
 Ny. M mengatakan Asi tidak khusunya Ny.M

keluar memancar penting nya Asi bagi

 Ny.S mengatakan tidak pertumbuhan

mengerti tentang penting nya anaknya

asi
 TD:120/80 mmHg
 N : 82 X/i
 RR : 20 X/i
 S :36,6˚c

Defisit pengetahuan pada keluarga Tn. J khususnya Ny. M tentang Hemoroid

No Bobo
Kriteria Skor Nilai Pembenaran
dx t
1 a. Sifat masalah tersebut
Masalah.... sudah dialami oleh
1. Actual 3 Ny. M apabila tidak
2. Resiko 2 3/3x1=1 diatasi maka dapat
3. Potensial 1 1 menyebabkan
masalah keseahtan
yang lebih lanjut
b. Kemungkin Kemungkinan
an Masalah masalah tersebut
Dapat Di bisa diubah adalah
Ubah.... 2/2x2=2 mudah. Karena Ny.
1. Mudah 2 2 M akan sembuh
1 jika mematuhi
2. Sebagian
0 anjuran medis
3. Tidak dapat
c. Potensial Potensial masalah
Masalah untuk dicegah
Untuk Di cukup, karna Ny M
2/3x1=2/ akan selalu mejaga
Cegah.... 3
1. Tinggi 3 pola hidup sehat
2
2. Cukup 1
1
3. Rendah
d. Menonjolnya 2/2x1=1 Ny. M mengatakan
Masalah.... bahwa ia ingin
1. Segera 2 masalahnya segera
diatasi diatasi sehingga ia
2. Tidak segera 1 1 dapat sembuh
seperti semula
diatasi
0
3. Tidak
dirasakan
adanya
masalah
Total 4 2/3
Masalah : Defisit pengetahuan pada keluarga Tn. J khususnya Ny. M tentang penting nya asi

No Bobo
Kriteria Skor Nilai Pembenaran
dx t
1 b. Sifat Masalah ini berisiko
Masalah.... 3 1 terjadi pada An. N
1. Actual 2 2/3x1=2/ Dan jika tidak di
2. Resiko 1 3 atasi akan ada
3. Potensial masalah kesehatan
lainnya.
c. Kemungkin Kemungkinan
an Masalah masalah untuk
Dapat Di dirubah adalah
Ubah.... 2 1/2x2=1 sebagian karena
1. Mudah 1 2 Ny. M akan
2. Sebagian
0 berusaha untuk
memberikan Asi
3. Tidak dapat
d. Potensial Potensial masalah
Masalah untuk dicegah
Untuk Di cukup. Karena
3 2/3x1=2/ untuk merubah
Cegah.... 1
2 3 kebiasaan butuh
1. Tinggi
1 proses
2. Cukup
3. Rendah
e. Menonjolnya Tn. J mengatakan
Masalah.... bahwa masalah ini
1. Segera 2 harus segera diatas
diatasi 1 1 karena ia khawatir
2. Tidak segera 0 dengan kondisi
2/2x1=1 anaknya jika di
diatasi
kasih susu formula
3. Tidak
terus menerus
dirasakan
adanya
masalah
Total 3 2/3

Anda mungkin juga menyukai