Anda di halaman 1dari 38

ASUHAN PRAKTIK KERJALAPANGAN KOMUNITAS

PADA KELUARGA BAPAK ANTO DESA UEWAJU

KECAMATANBUNGKU UTARAKABUPATEN

MOROWALI UTARA

Laporan Individu Praktik Kebidanan Komunitas

Disusun Oleh :

NI MADE LISA DWIYANTI


NIM : PO7124318100

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU


JURUSAN KEBIDANAN PRODI SARJANA
TERAPAN KEBIDANAN
2021
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN KOMUNITAS

PADA KELUARGA BAPAK ANTO DESA UEWAJU

KECAMATAN BUNGKU UTARA KABUPATEN

MOROWALI UTARA

TELAH DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing
Praktik Kerja Lapangan Komunitas

Wiji Suliani, SKM


NIP.197211281992032004

Mengetahui
Ketua Prodi DIV Kebidanan

Muliani, S.Kep.,Ns.,MSc
NIP. 196503241988032001

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan

karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan individu Praktik

Asuhan Kebidanan Komunitas yangdilaksanakan di Desa Uewaju RT 03

Wilayah Kerja Puskesmas Matao Baturube .Laporan Individu ini disusun untuk

memenuhi salah satu syarat kelengkapan kegiatan Praktik Asuhan Kebidanan

Komunitas Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Palu Jurusan kebidanan.

Dalam penyusunan laporan ini saya menyadari masih banyak

kekurangan.Namun, dengan adanya bantuan dan arahan dari berbagai pihak

sehingga laporan ini dapat terselesaikan. Oleh sebab itu pada kesempatan ini saya

menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

a. Hadina,SST.,M.Keb dosen D-IV kebidanan sebagai ketua panitia

pelaksanaan kegiatan.

b. Dosen-dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk

mendampingi mahasiswa selama memberi asuhan kepada masyarakat

khususnya Ibu Wiji Suliani, SKM selaku pembimbing laporan individu

praktik kerja lapangan komunitas.

Uewaju ,20 Juni 2021


Penyusun

Ni Made Lisa Dwiyanti


Nim : PO7124318100

ii
DAFTAR ISI
Cover

Kata Pengantar ii

Daftar Isi iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 3

C. Tujuan 3

D. Manfaat 3

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Batasan Keluarga 4

B. Struktur Keluarga 9

C. Asuhan Kebidanan Pada Keluarga 12

BAB III ASUHAN KEBIDANAN SOAP

A. Pengkajian Data Subjektif 15

B. Pengkajian Data Objektif 15

C. Assesment 15

D. plant 15

BAB IV PEMBAHASAN KASUS

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 28

B. Saran 28

iii
LAMPIRAN

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
“Menurut WHO (World Health Organization) menuliskan di

Global Nutrition Targets 2025 Breastfeeding Policy Brief mengatakan

secara global, hanya 38% bayi usia 0 hingga 6 bulan yang secara eksklusif

disusui. Analisis terbaru menunjukkan bahwa praktik pemberian ASI sub-

optimal, termasuk pemberian ASI non-eksklusif, berkontribusi terhadap

11.6% kematian pada anak di bawah usia 5 tahun. Ini setara dengan sekitar

804.000 kematian anak pada tahun 2011”(Maulidanita, 2020).

Data WHO tahun 2010 didapatkan bahwa sebesar 51% penyebab kematian

balita karena penyakit Pneumonia, Diare, Campak dan Malaria. Sebesar

54% kematian balita erat hubungannya dengan status gizi balita (World

Health Organization, 2010).

Berdasarkan hasil dari survei demografi dan kesehatan Indonesia

tahun 2017 berdasarkan penyajian sejumlah indikator PMBA hampir 60%

anak mendapatkan ASI predominan dan juga berdasarkan praktik

pemberian ASI, dari 67% pada umur 0-1 bulan menjadi 55% pada umur 2-

3 bulan dan 38% pada umur 4-5 bulan dan mengkomsumsi makanan

pendamping ASI seiring bertambahnya umur.

Anak merupakan aset berharga yang akan melanjutkan

pembangunan di suatu negara. Bayi usia 0-24 bulan merupakan masa

pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, sehingga di istilahkan

sebagai periode emas sekaligus periode kritis yang akan mengganggu

1
pertumbuhan dan perkembangannya sekarang dan masa selanjutnya jika

tidak dirawat dengan baik.

MPASI adalah makanan dan minuman yang diberikan kepada anak

usia 6–24 bulan untuk pemenuhan kebutuhan gizinya. WHO bersama

dengan Kementrian Kesehatan dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)

telah menegaskan bahwa usia hingga 6 bulan hanya diberikan ASI

eksklusif saja. Oleh karena itu, MPASI baru bisa diperkenalkan kepada

bayi ketika bayi berusia 6 bulan keatas (Riksani, 2012).

MPASI disebut sebagai makanan pergantian dari ASI ke makanan

keluarga yang dilakukan secara bertahap baik dari jenis, frekuensi

pemberian, jumlah porsi dan bentuk makanan yang disesuaikan dengan

umur dan kemampuan bayi untuk mencerna makanan.

Tujuan dari pemberian MPASI adalah sebagai pelengkap zat gizi

pada ASI yang kurang dibandingkan dengan usia anak yang semakin

bertambah. Dengan usia anak bertambah maka kebutuhan zat gizi anak

pun bertambah, sehingga perlu adanya MPASI untuk melengkapi. MPASI

juga mengembangkan kemampuan anak untuk menerima berbagai variasi

makanan dengan bermacam–macam rasa dan bentuk sehingga dapat

meningkatkan kemampuan bayi untuk mengunyah, menelan, dan

beradaptasi terhadap makanan baru.

Pemberian MPASI yang tidak tepat sangat berkaitan dengan faktor

internal dari ibu bayi tersebut dan faktor eksternal yang dipengaruhi oleh

lingkungan. Faktor internal meliputi pendidikan, pekerjaan, pengetahuan,

2
sikap, tindakan, psikologis dan fisik dari ibu itu sendiri. Faktor eksternal

meliputi faktor budaya, kurang optimalnya peran tenaga kesehatan, dan

peran keluarga (Green, 1980).

Pemberian MPASI pada waktu terlalu dini dapat berakibat obesitas

dikemudian hari Makanan padat yang diberikan tidak tepat waktunya akan

meningkatkan kandungan lemak sehingga mempengaruhi berat badan pada

anak–anak dimasa yang akan datang. Berat badan berlebih akan

mengembangkan penyakit kronis seperti diabetes dan jantung.

Bayi belum memiliki kemampuan yang baik untuk mengendalikan

otot–otot tenggorokan dan lidah untuk menelan makanan padat. Karena

pemberian makanan padat terlalu dini, akan menjadikan bayi kesulitan

dalam proses menelan dan mudah tersedak. Refleks lidah masih sangat

kuat dan pemberian makanan padat akan menyulitkan untuk ditelan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam laporan ini

adalah “Bagaimana pemberian M-PASI yang tepat?”

C. Tujuan

Untuk mengetahui bagaimana pemberian M-PASI yang tepat.

D. Manfaat

Manfaat untuk penulis yaitu menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman

tentang pemberian M-PASI yang tepat di keluarga binaan Tn.A.

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Batasan keluarga

1. Definisi Keluarga

Departemen Kesehatan RI (1988) mendefinisikan keluarga sebagai

unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan

beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah

satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Sementara menurut Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya (1989)

dikutip Effendy (1998), keluarga adalah dua atau lebih individu yang

tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau

pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga,

berinteraksi satu sama lain, dan di dalam perannya masing-masing

menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.

2. Tujuan Dasar Keluarga

Tujuan dasar pembentukan sebuah keluarga yaitu :

a. Keluarga adalah unit dasar yang sangat berpengaruh terhadap

perkembangan individu Reproduksi. Keluarga akan

mempertahankan jumlah populasi masyarakat dengan adanya

kelahiran. Adanya keseimbangan mempertahankan jumlah

populasi masyarakat dengan adanya kelahiran. Adanya

keseimbangan angka natalitas dan mortalitas menjadikan populasi

manusia menjadi eksis.

4
b. Keluarga menjadi perantara dan harapan setiap anggota keluarga

dalam kebutuhan dan tuntunan masyarakat.

c. Keluarga juga berfungsi dalam memenuhi kebutuhan anggota

keluarga dengan tujuan menstabilkan kebutuhan kasih

sayang,seksual,dan sosio ekonomi.

d. Keluarga berpengaruh dalam pembentukan identitas individu dan

perasaaan harga diri individu.

3. Tipe Keluarga

a. Keluarga Tradisional

Tradisional nuclear/keluarga inti, merupakan satu bentuk keluarga

tradisional yang dianggap paling ideal. Keluarga inti terdiri dari

ayah,ibu dan anak,tinggal dalam satu rumah. Ayah adalah pencari

nafkah dan ibu adalah ibu rumah tangga.

Varian Keluarga Inti adalah :

 Keluarga pasangan suami istri

keduanya bekerja di luar rumah .keluarga ini merupakan

pengembang varian nontradisional, pengambil keputusan dan

pengambil fungsi keluarga ditetapkan secara bersama-sama

oleh kedua orang tua.

 Keluarga tanpa anak atau Dyadic Nuclear

Keluarga yang suami istri sudah berumur tapi tidak

mempunyai anak. Keluarga tanpa anak dapat diakibatkan

oleh ketidakmampuan pasangan suami istri untuk

5
menghasilkan keturunan ataupun ketidaksanggupan untuk

mempunyai anak akibat kesibukan dari karirnya, biasanya

keluarga ini akan mengadopsi anak

 Commuter family

Keluarga dengan pasangan suami istri tempat tinggalnya

terpisah secara sukarela karena tugas dan pada kesempatan

tertentu keduanya bertemu dalam satu rumah

 Reconsituted Nuclear

Adalah pembentukan keluarga baru dari keluarga inti

melalui perkawinan kembali suami/istri dan tinggal dalam

satu rumah dengan anaknya, baik anak bawaan dari

perkawinan lama maupun hasil perkawinan baru.

 Extended family/Keluarga Besar

Satu bentuk keluarga dimana pasangan suami-istri sama-

sama melakukan pengaturan dan belanja rumah tangga

dengan orang tua,sanak saudara atau kerabat dekat lainnya.

 Keluarga dengan orang tua tunggal/Single parent

Bentuk keluarga yang didalamnya hanya terdapat satu orang

kepala rumah tangga yaitu ayah atau ibu.

b. Keluarga NonTradisional

Bentuk-bentuk varian keluarga Nontradisional meliputi bentuk

keluarga yang sangat berbeda satu sama lain,baik dalam struktur

maupun dinamikanya, meskipun lebih memilki persamaan satu sama

6
lain dalam hal tujuan nilai daripada keluarga inti tradisional. Orang-

orang dalam pengaturan keluarga nontradisional sering menekankan

nilai aktualisasi diri,persamaan jenis kelamin,kemandirian,keintiman

dalam berbagai hubungan interpersonal, bentuk-bentuk keluarga ini

meliputi:

 Communal/commune family

Keluarga ini terdiri dari dua pasangan atau lebih dalam satu

rumah yang monogomi tanpa pertalian keluarga dengan

anak-anaknya dan bersama-sama, dalam penyediaan fasilitas.

 Unmarried parent and child

Keluarga yang terdiri dari ibu-anak. Tidak ada perkawinan

dan anaknya dari hasil adopsi

 Cohibing Couple

Keluarga yang terdiri dari dua orang atau satu pasangan yang

tinggal bersama tanpa perkawinan

 Institusional

Keluarga yang terdiri dari anak-anak atau orang-orang

dewasa yang tinggal bersama-sama dalam panti.

 Gay Gay And Lesbian Family

dua orang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama

sebagaimana suami – istri (marital partners).

c. Pendekatan Dalam Penyelesaian Masalah Keluarga

7
Menurut UNESCO (2000:27) bahwasanya metode yang dapat

dilakukan untuk menyelesaikan masalah keluarga adalah dengan

menggunakan metode preventif dan rehabilitasi. Dalam hal ini,

kedua metode ini dapat dipilih salah satunya dengan mengacu

kepada seberat apa masalah yang sedang dialami oleh klien. Lebih

lanjut ditegaskan oleh UNESCO, strategi yang dapat dilakukan

untuk metode pencegahan adalah sebagai berikut:

 Memberikan pendidikan yang relevan untuk klien;

 Meminta rekan konselor untuk memberikan informasi;

 Mengundang pembicara-pembicara berbicara tentang topik

yang relevan. Menggunakan sumber daya masyarakat

tradisional;

 Menghindari total pengasingan antara anak laki-laki dan

perempuan, dengan memungkinkan interaksi yang dilindungi

Selanjutnya strategi yang dapat dilakukan untuk metode rehabilitasi

adalah sebagai berikut:

 Memberikan konseling kepada klien untuk pulih dari trauma

emosional;

 Memberikan konseling kepada anggota keluarga;

 Mencari bantuan profesional dari spesialis lain;

 Mencari bantuan dari lembaga LSM, gereja dan penegakan

hukum, pihak berwenang, apabila diperlukan;

 Jika diperlukan, merekomendasikan asuh

8
 Menyediakan pilihan sebagai solusi.

B. Struktur Keluarga
1. Kepala keluarga Tn. Anto
Struktur keluarga adalah susunan keluarga yang terdiri dari orang
tua (ayah dan ibu), serta anak yang menjadi anggota keluarga. (Frank
dan Chingman, 2001: 16, David dan Lucile, 2004 3). Bailon (1997)
struktur keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih individu yang
terjalin ikatan perkawinan, karena hubungan darah atau adopsi, hidup
dalam satu rumah tangga saling berhubungan satu sama lainnya dalam
perannya menciptakan dan mempertahankan budaya.
Variasi struktur keluarga seperti di atas menentukan bagaimana
orang tua berpartisipasi melalui keberadaannya terutama di rumah
tetapi juga di sekolah. Selain itu juga peranannya sebagai model bagi
anak, bukankah jika keluarga dengan orang tua lengkap terdapat model
dari ayah tapi juga sekaligus dari ibu yang diharapkan saling
melengkapi dalam berpartisipasi, sehingga sangat menentukan
terhadap prestasi belajar anak. Tidak kalah pentingnya adalah
ketersediaan waktu dan perhatian orang tua terhadap anak-anaknya
yang pada akhirnya adalah dukungan baik fisik maupun emosional dari
orang tua beserta harapan-harapan terhadap anak Sebetulnya struktur
keluarga tidak berperan sendiri bagi prestasi anak, namun bersamaan
dengan status ekonomi dan kondisi psikologis baru menentukan
prestasi anak (Onatsu-Arvilommi 2003 15).
2. Kemampuan Ekonomi Keluarga
Kemampuan ekonomi status ekonomi adalah tingkat pendapatan
tinggi rendahnya penghasilan orang tua (ayah dan atau ibu) yang
diperoleh dari hasil kerja maupun suatu usahanya (L Mey Ir, 1991: 6)
pengertian pendapatan dan penerimaan menurut Biro Pusat Statistik
dibedakan dalam :
a) pendapatan faktor yang didistribusikan

9
b) transfer yang bersifat redistributif Pendapatan faktor yang
didistribusikan. dapat dibagi lagi menurut sumbernya menjadi
1) penghasilan sebagai gaji upah
2) penghasilan dari usaha sendiri dan pekerjaan bebas
3) penghasilan dari pemilikan harta Sedangkan pendapatan
transfer yang bersifat redistributif terdiri atas transfer
pendapatan yang tidak bersifat mengikat dan biasanya bukan
merupakan imbalan atau penyerahan barang atau jasa atau
harta miliki.
Dalam arti luas, kemiskinan juga terkait dengan rendahnya partisipasi
orang tua (Hoover Dempsey dan Sandler dalam Lamb-Parker, et al 2001:
37) status ekonomi berpengaruh pada partisipasi orang tua dan prestasi
anak karena dengan memadai tidaknya ketersediaannya biaya menentukan
sikap orang tua terhadap pemenuhan kebutuhan anak dan keluarga, sarana
belajar anak dan tuntutannya terhadap prestasi belajar anak masa kini
maupun lanjutan studinya kelak Namun Kim (2002 535-538) dan (1985
11) dalam penelitiannya masing-masing menemukan bahwa status
ekonomi orang tua dalam hal ini berupa tingkat pendapatan orang tua dan
pekerjaan tidak ada pengaruhnya terhadap prestasi belajar anak, sekalipun
dikontrol dengan partisipasi orang tua. Menurut Friedman (1998) struktur
keluarga terdiri atas :
a. Pola dan proses komunikasi
Pola interaksi keluarga yang berfungsi:
1) bersifat terbuka dan jujur
2) selalu menyelesaikan konflik keluarga
3) berpikiran positif dan
4) tidak mengulang-ulang isu dan pendapat sendiri.
b. Karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk:
1) Karakteristik pengirim :
a) Yakin dalam mengemukakan sesuatu atau pendapat.

b) Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas.

10
c) Selalu meminta dan menerima umpan balik.

2) Karakteristik penerima:

a) Siap mendengarkan

b) Memberi umpan balik.

c) Melakukan validasi.

c. Struktur peran

Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan

posisi sosial yang diberikan Yang dimaksud dengan posisi atau status

adalah posisi individu dalam masyarakat misalnya sebagai suami, istri,

anak, dan sebagainya. Tetapi kadang peran ini tidak dapat dijalankan

oleh masing-masing individu dengan baik. Ada beberapa anak yang

terpaksa mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga

yang lain sedangkan orang tua mereka entah kemana atau malah

berdiam diri dirumah.

1) Struktur kekuatan

Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari

individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk

merubah perilaku orang lain kearah positif.

2) Nilai-nilai keluarga

Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang

secara sadar tau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam

satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman bagi

perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah pola perilaku

11
yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam

keluarga.

C. Asuhan kebidanan Pada keluarga

1. Pengertian M-PASI

MPASI adalah makanan dan minuman yang diberikan kepada anak

usia 6–24 bulan untuk pemenuhan kebutuhan gizinya. WHO bersama

dengan Kementrian Kesehatan dan Ikatan Dokter Anak Indonesia

(IDAI) telah menegaskan bahwa usia hingga 6 bulan hanya diberikan

ASI eksklusif saja. Oleh karena itu, MPASI baru bisa diperkenalkan

kepada bayi ketika bayi berusia 6 bulan keatas (Riksani, 2012).

MPASI disebut sebagai makanan pergantian dari ASI ke makanan

keluarga yang dilakukan secara bertahap baik dari jenis, frekuensi

pemberian, jumlah porsi dan bentuk makanan yang disesuaikan dengan

umur dan kemampuan bayi untuk mencerna makanan.

2. Tujuan M-PASI

Tujuan dari pemberian MPASI :

a. Sebagai pelengkap zat gizi pada ASI yang kurang dibandingkan

dengan usia anak yang semakin bertambah. Dengan usia anak

bertambah maka kebutuhan zat gizi anak pun bertambah, sehingga

perlu adanya MPASI untuk melengkapi.

b. Mengembangkan kemampuan anak untuk menerima berbagai

variasi makanan dengan bermacam–macam rasa dan bentuk

12
sehingga dapat meningkatkan kemampuan bayi untuk mengunyah,

menelan, dan beradaptasi terhadap makanan baru.

3. Dampak pemberian M-PASI yang tidak tepat

Pemberian MP-ASI terlalu dini dapat meningkatkan risiko diare

serta infeksi saluran pencernaan atas (ISPA). Gangguan inilah yang

mengakibatkan keterlambatan pertumbuhan yaitu stunting pada anak.

Anak yang telah diberikan makanan pendamping ASI dini berarti juga

tidak memeberikan anak tersebut asi Ekslusif kepada bayi.

Pemberian MPASI pada waktu terlalu dini dapat berakibat obesitas

dikemudian hari Makanan padat yang diberikan tidak tepat waktunya

akan meningkatkan kandungan lemak sehingga mempengaruhi berat

badan pada anak–anak dimasa yang akan datang. Berat badan berlebih

akan mengembangkan penyakit kronis seperti diabetes dan jantung.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian M-PASI yang tidak tepat

a. faktor internal, yaitu dari diri ibu sendiri. Faktor internal meliputi

faktor pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, sikap, tindakkan,

psikologis, dan fisik dari ibu itu sendiri.

b. faktor eksternal yang dipengaruhi oleh lingkungan. Faktor

eksternal meliputi faktor budaya, kurang optimalnya peran tenaga

kesehatan, dan peran keluarga (Green, 1980).

Bayi belum memiliki kemampuan yang baik untuk mengendalikan

otot–otot tenggorokan dan lidah untuk menelan makanan padat.

Karena pemberian makanan padat terlalu dini, akan menjadikan bayi

13
kesulitan dalam proses menelan dan mudah tersedak. Refleks lidah

masih sangat kuat dan pemberian makanan padat akan menyulitkan

untuk ditelan.

14
KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN PALU
JURUSAN KEBIDANAN
Jl. Thalua Konchi No.19 Mamboro Palu UtaraTelp./Fax. (0451)491451
E-mail: poltekkeskemenkespalu@yahoo.comWebsite : www.poltekkespalu.ac.id
SULAWESI TENGAH

FORMAT PENGKAJIAN DATA PADA KELUARGA


I. DATA DAN IDENTITAS KELUARGA
1. Kepala Keluarga
1.1 Nama : Anto
1.2 Umur : 40tahun
1.3 Jenis Kelamin : laki-laki
1.4 Pendidikan terakhir : SMA
1.5 Pekerjaan Pokok : Sopir
1.6 Pekerjaan Tambahan :-
1.7 Agama : Islam
1.8 Suku / Kebangsaan : Bajo
1.9 Alamat : Uewaju, Dusun 2
1.10 Nikah yang ke :3
1.11 Lama Menikah : 6 Tahun
1.12 Penghasilan Keluarga : Rp. 600.000
2. Data Anggota Keluarga Yang Hidup
.1. Nama : Surti
Umur : 29 tahun
Agama : islam
Pendidikan : SD

15
Pekerjaan : IRT

2.2 Nama : Muhammad Saidil


Umur : 6,1 tahun
Agama : islam
Pendidikan : Belum sekolah
2.3 Nama : Muhammad Wildan
Umur : 5,2 bulan
Agama : islam
Pendidikan : Belum sekolah
3. Genogram 2 Generasi ( Lengkap )

40 2 keterangan :
= laki-laki

= perempuan

= klien
6 5,2
= garis perkawinan

= garis keturunan

= serumah

Angka = Usia

II. DATA RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA (DALAM 1


TAHUN TERAKHIR)
No Nama Kesehatan Penyakit yg pernah Lamanya sakit Perawatan/pen
Keluarga diderita dalam 1 gobatan
tahun terakhir

1. Anto Penyakit kulit ± 1 tahun Melakukan


(bintik-bintik merah pemeriksaan

16
ditangan dan terasa ke puskesmas.
gatal) Diberikan
obat, salep
2. Surti Penyakit kulit ± 1 tahun
(bintik-bintik merah
diseluruh tubuh dan
terasa gatal )
3. Muhammad a. Usus buntu, Usus ± 5 tahun Post Oprasi di
Saidil terlipat dan ± 1 tahun RS Undata
Pembengkakan usus. Palu
b.Penyakit kulit
(bintik-bintik merah
diseluruh tubuh
danterasa gatal)

4. Muhammad Penyakit kulit ±1 tahun


Wildan ( bintik-bintik merah
dipunggung dan
terasa gatal)

III. KESEHATAN LINGKUNGAN

1. Perumahan

1.1 Status Pemilikan Rumah

1.1.1. Milik Sendiri ()

1.1.2 Kontrak ( )

1.1.3. Menumpang ()

1.2 Jenis Bangunan

1.2.1 Permanen ( )

1.2.2 Semi Permanen ( )

17
1.2.3 Kayu (√ )

1.2.4 Gedek / Bambu ( )

1.3 Lantai RumahPapan Atap Rumah Rumbia

1.4 Ventilasi : ada

1.5 Saluran Pembuangan air Limbah : terbuka/ tertutup. Jarak

sumber pembuangan limbah 30 Meter

IV. SUMBER AIR

1. Sumber Air Minum

1.1. Ledeng (PAM) / Air Galon (√ )

1.2. Sumur Gali ()

1.3. Sumur Pompa Tangan ( )

1.4. Sungai ( )

1.5. Mata Air ( )

1.6. Penampungan Air Hujan ( )

2. Tempat mengambil air minum

2.1. Ledeng (PAM) / Depot Keliling (√ )

2.2. Sumur Gali ( )

2.3. Sumur Pompa Tangan ( )

2.4. Sungai ( )

2.5. Mata Air ( )

2.6. Penampungan Air Hujan ( )

3. Penggunaan air minum

3.1. Dimasak / Depot Keliling (√)

18
3.2. Kadang-kadang ( ), Alasan

3.3. Tidakdimasak ( ), Alasan

IV. JAMBAN KELUARGA

1. Tempat pembuangan kotoran ( BAB dan BAK )

1.1. Kakus/WC ()

1.2. Selokan ( )

1.3. Kolam ( )

1.4. Sawah ( )

1.5. Pantai (√ )

2. Jenis Jamban

2.1. Cemplung ( )

2.2. Angsa Latrine ( )

2.3. Septik tank ()

2.4 pantai (√ )

3. Tempat Pembuangan Limbah Keluarga Di pantai, kadang-kadang

dibakar

Jarak antara tempat pembuangan limbah dengan sumber air minum

±100m (galon keliling)

Jarak antara tempat pembuangan limbah dengan sumber air rumah±100m

(gallon keliling)

V. SAMPAH

19
a. Tempat keluarga membuang sampah

1.1. Tempat sampah ( )

1.2. Selokan ( )

1.3. Sungai ( )

1.4. Lubang tempat sampah ( )

1.5. Sembarang tempat (√ )

b. Masalah yang menyangkut sampah

Sampah dibakar sehingga dapat mencemari udara dan lingkungan

sekitar.

Membuang sampah pampers dilaut, dapat mencemari air laut dan dapat

merusak ekosistem yang ada dilaut.

VI. HALAMAN

i. Pemilikan : Punya ( √ ), Tidak ( ), Luas …………………

Meter

ii. Pemanfaatan : Ya (√ ), Tidak ( ), Alasan

Jika Ya : Toga ( ), Warung Hidup (√ ), Taman ( ), Atau

VII. PEMANFAATAN SARANA KESEHATAN

1. Apabila anggota keluarga sakit, berobat kemana :

1.1. Rumah Sakit ( )

1.2. Puskesmas, Pustu, Posyandu (√ )

1.3. Dokter Praktek, Bidan/Perawat ( )

1.4. Dukun ( )

20
1.5. ………………………………… ( )

2. Jarak rumah dengan fasilitas kesehatan :

2.1. 0 – 1 Kilo meter ( )

2.2. 1 – 2 Kilo meter (√)

2.3. 2 – 3 Kilo meter ( )

2.4. Lebih dari 3 Kilo meter ( )

VIII. KESEHATAN IBU DAN ANAK

1. Anak balita

1.1 data imunisasi dan berat badan

1. Nama : Muhammad Saidil

Umur : 5,2 bulan

Pertolongan persalinan : bidan (faskes)

Berat badan : lahir : 3,8 kg

Kini : 7,6 kg

Imunisasi lengkap : Imuniasi Lengkap

1.2. Tempat Pemeriksaan ANC : Puskesmas / Poskesdes

1.3. Frekuensi Pemeriksaan : 3 kali

1.4. Apakah Anak Ditimbang ? Ya

1.5. Apakah Anak Memliki Buku KMS / Buku KIA ?Ya

1.6. Pertumbuhan Dan Perkembangan Balita Sesuai Dengan KMS :

Normal

1.7. Apakah Ada Makanan Pantangan Bagi Anak ? Tidak ada

21
1.8. Apakah Anak Diberikan Makanan Tambahan ? Ya, umur 4 bulan

2. KELUARGA BERENCANA

2.1 Apakah ibu menjadi Akseptor KB : Ya, jenis KB Suntik

3 Bulan.

2.2 Siapa yang mendorong ibu mengikuti KB : Kesadaran sendiri

2.3 Pemeriksaan : Teratur

3. Kegiatan Sehari-hari

3.1 Kebiasaan Tidur anggota keluarga :

Siang : 1-2 jam

Malam : 7-8 jam

3.2 Kebiasaan makan anggota keluarga :

Keluarga bapak anto makan 3 kali/hari, dengan jenis makanan nasi,

ikan, daging,, sayur-sayuran, kacang-kacangan dan buah-buahan.

3.3 Pola kebiasaan kesehatan :

 Merokok : bapak anto, satu hari biasanya menhabiskan rokok

± 1 bungkus, kebiasaan bapak anto merokok

didalam rumah danpada saat menggendong anak.

 Olah raga : keluarga bapak anto tidak melakukan olahraga

seperti senam, atau jalan-jalan pagi. Namun merek

melakukan aktivitas fisik sehari-hari.

3.4 Penggunaan waktu senggang :

Keluarga bapalk anto menggunakan waktu senggang untuk

beristirahat.

22
3.5 Komunikasi :

Keluarga bapak anto selalu melakukan komunikasi antar anggota

keluarga secara aktif.

3.6 Transportasi :

Sepeda motor

IX. SOSIAL – EKONOMI – BUDAYA – SPIRITUAL

1. Apakah pendapat dapat memenuhi kebutuhan keluarga : Ya

Bila tidak, bagaimana cara mengatasinya : Bantuan dari Family/keluarga

2. Siapa yang menentukan penggunaan keuangan keluarga :

Isteri

3. Apakah ada pembagian tugas masing-masing anggota keluarga : Ya

Oleh masing-masing anggota keluarga

4. Apakah ada anggota keluargayang mengikuti kegiatan

masyarakat : Tidak

X. TANGGAPAN KELUARGA TERHADAP PELAYANAN

KESEHATAN :

- Cukup

- Komentar : menurut bapak anto dan isteri pelayanan di puskesmas

Baturube baik, petugas puskesmas ramah dan tidak membeda-bedakan

pasien.

XI. MASALAH HIDUP BERSIH & SEHAT (PHBS)

XII. Masalah Dilakuka Tidak Ket


n Dilakukan

23
1 Persalinan ditolong oleh √
Nakes
2 Pemberian ASI Ekslusif √
3 Penimbangan Balita √
4 Cuci Tangan Sebelum Makan √
5 Menggunakan Air Bersih √
6 Menggunakan Jamban √
7 Rumah Bebas Jentik √
8 Melakukan Aktifitas Fisik √
9 Makan Buah & Sayur √
10 Tidak Merokok Diruangan √

XII. LAIN-LAIN
1. PUS : 1
2. WUS : -

Pendamping, Baturube, 20 Juni 2021


Pengumpul Data

Wiji Suliani, SKM Ni Made Lisa Dwiyanti


NIP. 197211281992032004 Nim. PO7124318100

BAB III

ASUHAN KEBIDANAN SOAP

24
A. Pengkajian Data Subjektif

Ibu mengatakkan telah memberikkan bubur saring yang encer kepada bayi

nya sejak umur 4,5 bulan.

B. Pengkajian Data Objektif

1. Bapak Anto

a. Keadaan Umum : Baik

b. Tekanan Darah :130/100 mmHg

2. Ibu Surti

a. Keadaan Umum : Baik

b. Tekanan Darah : 100/80 mmHg

3. By.muhammad Wildan

BB : Saat lahir = 3,8 kg

Sekarang = 7,6 kg

TB : 60,7 cm

C. Assessment

Bayi Muhammad Wildan usia 5,2 bulan dengan M-PASI dini.

D. Plant

1. Informasikan hasil pemeriksaan kepada klien

2. Berikan edukasi pada keluarga Tn.A tentang M-PASI dan bahaya

pemberian M-PASI sejak dini.

3. Berikan edukasi kepada keluarga Tn.A mengenai kebersihan diri dan

lingkungan.

E. Implementasi

25
1. Menyampaikan informasi kepada keluarga Tn.A bahwa hasil

pemeriksaan, untuk Ny.S dan anak-anaknya normal. Namun hasil

pemeriksaan tekanan darah (TD) Tn.A masuk dalam kategori

Hipertensi. Oleh karena itu memberikkan edukasi kepada Tn.A faktor

penyebab terjadinya Hipertensi.

2. Memberikan edukasi pada keluarga Tn.A mengenai M-PASI dan

bahaya pemberian M-PASI sejak dini.

3. Memberikkan edukasi pada keluarga Tn.A mengenai kebersihan diri

dan lingkungannya, terutama mengenai sumber air bersih

F. EVALUASI

1. Klien menerima dan merespon dengan sangat baik.

2. Setelah dilakukkan pemeriksaan dan memberitahu hasil pemeriksaan

klien paham dengan kondisinya saat ini.

3. Klien memahami materi penyuluhan mengenai M-PASI dan bahaya

pemberian M-PASI sejak dini untuk by.W dengan baik.

4. Klien memahami materi penyuluhan yang telah diberikkan mengenai

kebersihan diri dan sumber air bersih dengan baik.

26
BAB IV

PEMBAHASAN KASUS

Keluarga Bapak Anto memiliki 4 anggota keluarga terdiri dari kepala

keluarga (Anto) berusia 40 tahun, istri (Surti) berusia 29 tahun, dan memiliki dua

orang anak laki-laki (Muhammad Saidil) berusia 6,1 tahun dan (Muhammad

Wildan) berusia 5,2 bulan.

Permasalahan yang ditemukan diantaranya; Bapak Anto yang aktif

merokok, dan sakit kulit (bintik-bintik merah dan terasa gatal). Ibu surti dengan

penyakit kulit (bintik-bintik merah dan terasa gatal). An.Muhammad Saidil, Post

OP Usus buntu, Usus terlipat dan Pembengkakan usus dan Penyakit kulit (bintik-

bintik merah diseluruh tubuh dan terasa gatal). By. Muhammad Wildan, sudah

diberikkan M-PASI sejak umur 4,5 bulan dan memilikki penyakit bintik-bintik

merah dipunggung dan terasa gatal.

Dari permasalahan tersebut telah diberikan Edukasi pada pertemuan

kedua dengan keluarga Bapak Anto, tentang pemberianM-PASI dan Bahaya

pemberian M-PASI sejak dini. Kemudian pada pertemuan ketiga diberikkan

edukasi tentang kesehatan lingkungan, sumber air bersih dan bahaya merokok

kepada keluarga Bapak Anto.

27
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Departemen Kesehatan RI (1988) mendefinisikan keluarga sebagai

unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan

beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu

atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Tujuan dasar pembentukkan keluarga adalah sebagai unit yang paling

berpengaruh terhadap perkembangan dab pembentukkan identitas suatu

individu dan menjadi harapan dalam pemenuhan kebutuhan keluarga.

Keluarga memilikki 2 tipe yaitu, keluarga tradisional dan non tradisional.

Menurut Bailon (1997) struktur keluarga adalah kumpulan dua

orang atau lebih individu yang terjalin ikatan perkawinan, karena

hubungan darah atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga saling

berhubungan satu sama lainnya dalam perannya menciptakan dan

mempertahankan budaya. Menurut Friedman (1998) struktur keluarga

terdiri dari, pola dan proses komunikasi, karatkeristik komunikasi keluarga

dan struktur peran.

B. Saran

1. Keluarga dan individu

 Memperhatikkan dan lebih aktif mencari informasi mengenai

kesehatan bayi, anak dan keluarga.

28
 Menjaga kebersihan dan pola hidup sehat terutama mengenai

sumber air bersih.

 Melakukan pemeriksaan di fasilitas kesehatan jika ada keluhan.

2. Puskesmas

Pelayanan kesehatan sudah dilaksanakan dengan baik dan kedepannya

lebih ditingkatkan lagi

3. Aparat pemerintah Desa

Diharapkan semakin meningkatkan kerja sama dengan pihak

puskesmas seperti sarana dan prasarana , serta melakukan kunjungan

dari pihak Puskesmas dan kelurahan yang berkesinambungan untuk

memantau kegiatan kesehatan pada masyarakat

29
DAFTAR PUSTAKA

Maulidanita, R. (2020) ‘Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Mp-Asi

Pada Bayi 0-6 Bulan Di BPM Romauli Silalahi’, Window of Health: Jurnal

Kesehatan. Available at:

http://jurnal.fkmumi.ac.id/index.php/woh/article/view/244.

Sulistyowati, S. (2020) Cara Pemberian Susu Formula Dengan Kejadian Diare

Pada Bayi 0-6 Bulan (Di Puskesmas Sukosewu Kabupaten Bojonegoro).

repo.stikesicme-jbg.ac.id. Available at: http://repo.stikesicme-jbg.ac.id/4461/.

(Sulistyowati, 2020)

https://e-journal.unair.ac.id/PROMKES/article/download/8429/10236

30
LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Melakukkan pendekatan dan pemeriksaan fisik kepada keluarga Tn.A


Tanggal ; 22 Juni 2021
Pukul ; 09.00-12.00 WITA

Pemeriksaan Tn.A

Pemeriksaan Ny.S
Pemantauan tumbuh kembang By.W

Kondisi Punggung By.W

31
2. Melakukkan Penyuluhan, tentang M-PASI, Bahaya pemberian M-PASI
sejak dini, dan Bahaya Merokok (sekaligus pemasangan pojok merokok).
Tanggal ; 24 Juni 2021
Pukul ; 13.00 – 15.30 Wita

3. Penyuluhan tentang kebersihan lingkungan dan sumber air bersih


Tanggal ; 26 Juni 2021
Pukul ; 09.00 – 10.30 Wita

32
33

Anda mungkin juga menyukai