Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DI PUSKESMAS KOKOP


KABUPATEN BANGKALAN

Disusun guna memenuhi Persyaratan Ketuntasan


State Asuhan Kebidanan Komunitas
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Disusun Oleh :

Lisa Roniawati Dewi (21159010024)


Maisara (21159010026)
Musdalifah (21159010029)
Roaiseh Amalia (21159010037)
Ainiatus Sofia (21159010052)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
TAHUN 2021-2022
HALAMAN PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DI PUSKESMAS KOKOP


KABUPATEN BANGKALAN

Disusun Oleh:

Lisa Roniawati Dewi (21159010024)


Maisara (21159010026)
Musdalifah (21159010029)
Roaiseh Amalia (21159010037)
Ainiatus Sofia (21159010052)

Tanggal Pemberian Asuhan 7 Juni s/d 4 Juli 2022

Disetujui :
Kepala Puskesmas
Tanggal :
Di : Kokop (Hj.Winarti, S.ST, Bd., M.kes.)
NIP. 19710620 1991 02 2003

Pembimbing Institusi
Tanggal :
Di : Kokop (Dian Januriwasti, S.SiT., M.Kes)
NIDN. 0711018701

Pembimbing Kasus
Tanggal :
Di : Kokop (Hj.Lilik SulistiawatiS.ST.,Bd.)
NIP. 197330303 1993 02 2004
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gizi merupakan masalah utama yang terjadi di Indonesia antara lain yaitu
Anemia, Kekurangan Energi Protein (KEP), Gangguan Akibat Kekurangan
Yodium (GAKY), dan Kekurangan Vitamin A (KVA). Salah satu masalah
gizi pada ibu hamil yaitu Kekurangan Energi Kronik (KEK). Kekurangan
energi kronik yaitu suatu keadaan ibu hamil yang menderita kekurangan
makanan yang berlangsung lama (kronik) dengan berbagai timbulnya
gangguan kesehatan pada ibu hamil (Arantika & Pratiwi, 2019).
Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2017, sekitar
830 wanita meninggal setiap hari karena komplikasi selama hamil atau
persalinan. Untuk mengurangi resiko kematian global dari 216.100.000
kelahiran hidup pada tahun 2015 menjadi 70 per 100.000 kelahiran hidup
pada tahun 2030. Target SDGs akan memerlukan tingkat pengurangan
tahunan global yang dicapai paling sedikit 7,5% yang lebih dari tiga kali lipat
tingkat tahunan pengurangan yang tercapai antara 1990 dan 2015. Target
MDGs (Millenium Development Goals) ke-5 adalah menurunkan angka
kematian ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015.
Penyebab tak langsung kematian ibu antara lain anemia, kurang energy
kronik dan “4 T” (terlalu muda/tua, sering dan banyak).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan permasalahan pada latar belakang tersebut maka penulisan
dapat merumuskan masalah yaitu bagaimana Asuhan Kebidanan keluarga Tn.
“S” pada Ny. “K” dengan KEK.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Menerapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah ke dalam proses
Asuhan Kebidanan keluarga serta mendapatkan pengalaman masalah
kehamilan dengan KEK.
1.3.2 Tujuan Khusus
Setelah melakukan Asuhan Kebidanan keluarga Tn. “S” pada Ny. “K”
dengan KEK diharapkan mahasiswa untuk :
a. Melakukan pengkajian data
b. Mengidentifikasi diagnosa masalah
c. Mengidentifikasi masalah potensial
d. Mengidentifikasi kebutuhan segera
e. Merumuskan suatu tindakan yang khomprehensif
f. Melaksanakan suatu tindakan sesuai rencana
g. Mengevaluasi pelaksanaan Asuhan Kebidanan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kebidanan Komunitas


2.1.1. Pengertian
Adalah seorang bidan yang bekerja melayani keluarga dan masyarakat
diwilayah tertentu (Dr. JH. Syahlah, SKM).
Adalah para praktisi bidan yang berbasis komuniti harus dapat
memberikan supervisi yaitu dibutuhkan oleh wanita selama masa
kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir secara komprhensif (United
Kingdom Central Council for Nursing, Midwifely and Health).
Adalah seorang yang telah mengikuti pendidikan kebidanan yang telah
diakui pemerintah setempat yang telah menyelesaikan pendidikan dan lulus,
serta terdaftar/ mendapatkan izin melakukan praktek kebidanan yang
melayani keluarga atau masyarakat diwilayah tertentu (WHO).

2.1.2. Sasaran Pelayanan Kebidanan Komunitas


Sasaran pelayanan Kebidanan Komunitas adalah komuniti didalam
komuniti terdapat kumpulan individu yang membentuk keluarga atau
kelompok dalam suatu masyarakat.
Sasaran utama pelayanan kebidanan komunitas adalah ibu dan anak
dalam keluarga.
Ibu : Calon ibu/ masa pranikah, ibu hamil, ibu bersalin, ibu
nifas buteki, ibu masa interval, menopause.
Anak : Bayi, balita, masa sekolah.
KB : Nuclear Family (suami, istri, anak) extended Family
(Keluarga Besar, kakek, nenek dll).
Masyarakat : Masyarakat desa, kelurahan dalam batas weweanang
kerja.
2.1.3. Kegiatan Pelayanan Kebidanan Komunitas Yang Dilakukan Oleh
Bidan
Kegiatan pelayanan kebidanan komunitas yang dilakukan oleh bidan
meliputi:
a. Penyuluhan kesehatan.
b. Pemeliharaan kesehatan ibu dan balita.
c. Konsep keluarga berencana.
d. Imunisasi gizi keluarga berencana.
e. Memberikan pelayanan kesehatan ibu dirumah.
f. Membina dan bimbing kader dan dukun bayi.
g. Menggerakkan dan membina peran serta masyarakat dalam bidang
kesehatan.
h. Membina kerjasama lintas program dan lintas sektoral.
i. Melakukan rujukan medik.
j. Mendeteksi secara dini adanya efek samping dan komplikasi pemakai
kontrasepsi.

2.2. Konsep Keluarga


2.2.1 Pengertian
Adalah suatu kelompok manusia yang hidup bersama sebagai suatu
kesatuan/ unit masyarakat yang terkecil dan sebagainya. Tetapi tidak terlalu
ada hubungan darah. Ikatan perkawinan dan ikatan-ikatan lain. Mereka
hidup bersama dalam satu rumah (tempat tinggil) biasanya di bawah asuhan
seorang kepala rumah tangga dan makan dari satu rumah (DepKes RI-
1993).
Keluarga adalah dua/ lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, perkawinan/ pengangkutan dan mereka hidup dalam suatu
rumah tangga, berinteraksi satu sama lain di dalam peranannya masing-
masing dan keadaan saling ketergantungan. (DepKes RI-1993).
Keluarga adalah dua/ lebih dari dua individu yang tergantung karena
hubungan darah, perkawinan/ peningkatan dan mereka hidup didalam
peranannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu
kebudayaan (Salvicon G. Baleon dan Maklaya 1989).
Dari ketiga batasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga itu
adalah:
a. Unit terlalu masyarakat.
b. Terdiri dari dua orang atau lebih.
c. Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah.
d. Hidup dalm satu rumah tangga.
e. Di bawah asuhan seorang kepala rumah tangga.
f. Berinteraksi satu sama lain.
g. Setiap anggota keluarga menjalankan peranan masing-masing.
h. Menciptakan dan mempertahankan suatu kebudayaan.

2.2.2 Struktur Keluarga


Struktur keluarga dan bermacam-macam diantaranya adalah:
a. Partilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara,
sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu
disusun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu
disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal : adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri.
d. Partrilokal : adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
e. Keluarga Kawinan : adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga dan seberapa jarak saudara
yang menjadi keluarga karena adanya hubungan
dengan suami/ istri.
Ciri-ciri Struktur Keluarga Anderson Carter:
a. Terorganisasi : Saling berhubungan saling ketergantungan antara
anggota keluarga.
b. Ada Keterbatasan : Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga
mempunyai/ keterbatasan dan menjalankan fungsi dan
tugasnya masing-masing.
c. Apa perbedaan dan kekhususan : Setiap anggota keluarga mempunyai
peranan dan fungsinya masing-masing.

2.2.3 Tipe/ Bentuk Keluarga


a. Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah
ibu dan anak.
b. Keluarga Santai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiri dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan
keluarga inti.
c. Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah
dengan sanak saudara, misal nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu,
paman, bibi dan sebagainya.
d. Keluarga duda/ janda (Single Family) adalah keluarga yang terjadi
karena perceraian/ kematian.
e. Keluarga Berkomposisi (Composite) adalah keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
f. Keluarga kabitas (Cahabitation) adalah dua orang menjadi satu tanda
pernikahan, tetap membentuk satu keluarga.
Tipe keluarga indonesia umumnya menganut tipe keluarga besar
(extended family) karena masyarakat indonesia yang terdiri dari berbagai
suku terdapat dalam suatu komuniti dengan adat istiadat yang kuat.
2.2.4 Peran Keluarga
Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal sifat
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertenu. Peranan individu dalam keluarga oleh harapan dan pola perilaku
dari keluarga kelompok dan masyarakat.
a. Peranan Ayah
Ayah sebagai suami dari istri dan anak berperan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung pemberi rasa aman sebagai kepala keluarga sebagai
anggota dari kelompok sosialnya sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya.
b. Peranan Ibu
Sebagai istri dan ibu dari anaknya ibu mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai salah satu keluarga dari peranan
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya sebgai
pengasuh dan pendidikan anak-anaknya, pelindung serta berperan
sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga.
c. Peranan Anak
Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangan baik fisik, mental sosial dan spiritual.
d. Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan oleh keluarga.
1) Fungsi Biologis
- Untuk meneruskan keturunan.
- Memelihara dan membesarkan anak.
- Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
- Memelihara dan merawat anggota keluarga.
2) Fungsi Psikologis
- Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
- Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
- Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
- Memberikan identitas keluarga.
3) Fungsi Sosial
- Membina sosialisasi pada anak.
- Membentuk norma-norma tingkah laku SSI dengan tingkat
perkembangan anak.
- Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
4) Fungsi Ekonomi
- Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
- Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa
yang akan datang misal pendidikan anak-anak jaminan hari tua dan
sebagainya.
5) Fungsi Pendidikan
- Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan keterampilan
dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat-bakat minat
yang dimilikinya.
- Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
- Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangan. Ahli
lain membuat fungsi keluarga sebagai berikut:
a) Fungsi Pendidikan
Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan
menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan
masa depan anak bila kelak dewasa nanti.
b) Fungsi Sosialisasi Anak
Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana
keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat
yang baik.
c) Fungsi Perlindungan
Fungsi keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari
tindakan-tindakan yang tidak baik, sehingga anggota keluarga
merasa terlindungi dan merasa aman.
d) Fungsi Peranan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara institusi
menyiapkan peranan dan suasana anak dan anggota yang lain
dan berkomunikasi dan berinteraksi antara sesama anggota
keluarga sehingga saling pengertian satu sama lain dalam
menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
e) Fungsi Religius
Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan
mengajak anak-anak dan anggota keluarga yang lain dalam
kehidupan beragama dan tugas kepala keluarga untuk keyakinan
bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada
kehidupan ini, ada kehidupan lain setelah di dunia ini.
f) Fungsi Ekonomis
Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-
sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga
yang lain, kepala keluarga bekerja untuk memperoleh
penghasilan, mengatur penghasilan tersebut sedemikian rupa
sehingga dapat memenuhi kebutuhan keluarga.
g) Fungsi Rekreatif
Tugas keluarga dalam fungsi rekreatif ini tidak selalu harus
seperti ketempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana
menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga
sehingga dapat mencapai keseimbangan kepribadian masing-
masing anggotanya. Rekreasi dapat dilakukan dirumah dengan
cara menonton TV bersama bercerita tentang pengalaman
masing-masing dan sebagainya.
h) Fungsi Biologis
– Asih
Adalah memberikan kasih sayang, perhatian rasa nyaman,
kehangatan kepada anggota keluarga, sehingga
memungkinkan meraka tumbuh dan berkembang sesuai usia
dan kebutuhannya.
– Asuh
Adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak
agar kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan
menjadikan mereka anak-anak yang sehat baik fisik, mental,
sosial dan spiritual.
– Asah
Adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak sehingga siap
menjadi manusia dewasa yang mandiri dan mempersiapkan
masa depannya.

2.2.5 Tahap-tahap Kehidupan Keluarga


Tahap-tahap kehidupan menurut Duvail adalah sebagai berikut:
1) Tahap pembentukan keluarga: tahap ini dimulai dari pernikahan, yang
dilanjutkan dalam bentuk rumah tangga.
2) Menjelang kelahiran anak: tugas keluarga yang utama untuk
mendapatkan keturunan sebagai generasi penerus, melahirkan anak
merupakan kebanggaan bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang
dinantikan.
3) Tahap menghadapi bayi: dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik,
dan memberikan kasih sayang pada anak, karena pada tahap ini bayi
kehidupannya sangat tergantung pada kedua orang tuanya kondisinya
masih sangat lemah.
4) Tahap menghadapi anak pra sekolah: pada tahap ini anak sudah
mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai bergaul dengan teman
sebayanya, tetapi sangat rawan dalam masalah kesehatan, karena tidak
mengetahui mana yang kotor dan mana yang bersih. Dalam fase ini anak
sangat sensitif terhadap pengaruh lingkungan dan tugas keluarga adalah
mulai menanamkan norma-norma kehidupan, norma agama, norma sosial
budaya dan sebagainya.
5) Tahap menghadapi anak sekolah: dalam tahap ini tugas keluarga adalah
bagaimana mendidik anak, mengajari anak untuk mempersiapkan masa
depannya, membiasakan anak belajar secara teratur, mengontrol tugas-
tugas sekolah anak, dan meningkatkan pengetahuan umum anak.
6) Tahap menghadapi anak remaja: tahap ini adalah tahap yang paling
rawan, karena dalam tahap ini anak akan mencari identitas diri dalam
membentuk kepribadiannya, oleh karena itu suri tauladan dari orang
tuanya sangat diperlukan. Komunikasi dan saling pengertian antar kedua
orang tua dengan anak perlu dipelihara dan dikembangkan.
7) Tahap melepas anak ke masyarakat: setelah melakukan tahap remaja dan
anak telah dapat menyelesaikan pendidikannya, maka tahap selanjutnya
adalah melepaskan anak ke masyarakat dalam memulai kehidupannya
yang sesungguhnya, dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan
rumah tangga.
8) Tahap berdua kembali: setelah anak besar dan menempuh kehidupan
keluarga sendiri-sendiri, tinggal suami dan istri saja. Dalam tahap
keluarga akan merasa sepi, dan apabila tidak menerima kenyataan akan
menimbulkan depresi dan stress.
9) Tahap masa tua : tahap ini masuk ke tahap lanjut usia, dan kedua orang
tua mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia.

2.2.6 Tugas-tugas Keluarga


Pada dasarnya tugas keluarga ada 8 tugas pokok sebagai berikut:
a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
b. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukan
masing-masing.
d. Sosialisasi antar anggota keluarga.
e. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
g. Penempatan anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
h. Membangkitkan semangat para anggota keluarga.
2.2.7 Ciri-ciri Keluarga
a. Diikat dalam suatu perkawinan
b. Ada hubungan darah
c. Ada ikatan batin
d. Ada tanggung jawab masing-masing anggota keluarganya
e. Ada pengambilan keputusan
f. Kerja sama diantara anggota keluarga
g. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
h. Tinggal dalam satu rumah

2.2.8 Ciri-ciri Keluarga Indonesia


a. Suami sebagai pengambilan keputusan
b. Merupakan suatu kesatuan yang utuh
c. Berbentuk monogram
d. Bertanggung jawab
e. Mengambil keputusan
f. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa
g. Mempunyai semangat gotong royong

2.2.9 Pola Kehidupan Keluarga Indonesia


a. Daerah pedesaan
– Tradisional
– Agraris
– Tenang
– Sederhana
– Akrab
– Menghormati orang tua
b. Daerah perkotaan
– Dinamis
– Rasional
– Konsumtif
– Demokratif
– Individual
– Terlibat dalam kehidupan politik

2.3. Masyarakat
2.3.1 Pengertian
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul/ dengan
istilah lain berinteraksi. Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut
suatu sistem adaptasi tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu
rasa identitas bersama. (Koetjaraningrat, 1990)
Masyarakat atau komunitas adalah menunjukkan pada sebagian
masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah (dalam arti geografi),
dengan batasan-batasan tertentu dimana yang lebih besar dari anggota-
anggotanya dibandingkan dengan penduduk di luar batas wilayahnya.
(Soerdjono Soekamto, 1982)
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang mendiami teritorial
tertentu dan adanya sifat-sifat saling tergantung adanya pembagian kerja dan
kebudayaan bersama. (Macliaver, 1957)
Masyarakat merupakan sekelompok manusia yang telah lama hidup dan
bekerjasama, sehingga dapat mengorganisasikan diri dan berfikir tentang
dirinya sebagai kesatuan sosial dengan batas batas tertentu. (Linton, 1936).

2.3.2 Ciri-ciri Masyarakat


Dengan berbagai pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
masyarakat memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Interaksi Antara Sesama Anggota Masyarakat
Dalam masyarakat terjadi interaksi sosial yang merupakan hubungan
sosial yang menyangkut hubungan antar perseorangan, antar kelompok-
kelompok maupun antar perseorangan dengan kelompok. Untuk terjadi
interaksi harus memiliki 2 syarat, yaitu : kontak sosial dan komunitas.
Menempati Wilayah-wilayah Dengan Batas Tertentu
b. Suatu kelompok masyarakat menempati suatu wilayah tertentu menurut
suatu keadaan geografis sebagai tempat tinggal komunitasnya baik dalam
ruang lingkup yang terkecil RT/RW, dusun, desa, kelurahan, kecamatan,
kabupaten, propinsi dan bahkan Negara.
c. Saling Tergantung Satu Dengan Yang Lain
Anggota masyarakat yang hidup pada suatu wilayah tertentu saling
tergantung satu dengan yang lainnya dalam memenuhi kebutuhan
manusia. Tiap-tiap anggota masyarakat mempunyai ketrampilan sesuai
dengan kemampuan dan profesi masing-masing. Mereka hidup saling
melengkapi, saling memenuhi agar tetap berhasil dalam kehidupanya.
d. Memiliki Adat Istiadat Tertentu/ Kebudayaan
Adat istiadat dan kebudayaan dicipta untuk mengatur tatanan kehidupan
bermasyarakat, yang mencakup bidang yang sangat luas diantara tata
cara berinteraksi, kelompok-kelompok yang ada di masyarakat apakah itu
dalam perkawinan, kesenian, mata pencaharian, sistem kekerabatan.
e. Memiliki Identitas Masalah
Suatu kelompok masyarakat memiliki identitas yang dapat dikenali oleh
anggota masyarakat lainya. Hal ini penting untuk menopang kehidupan
dalam bermasyarakat yang lebih kuat. Identitas kelompok dapat berupa
lambang-lambang bahasa, pakaian, simbol-simbol tertentu dari
perumahan benda-benda tertentu seperti alat pertanian, mata uang,
senjata tajam, kepercayaan dan lain sebagainya.

2.3.3 Tipe-tipe Masyarakat


Menurut Gilin and Gilin lembaga masyarakat diklasifikasikan sebagai
berikut:
a. Dilihat Dari Sudut Perkembanganya
1. Cresive Institution
Lemaga kemasyarakat yang sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan
tertentu, misalnya yang menyangkut: Lembaga hutang piutang yang
secara tidak sengaja tumbuh dari adat istadat, misalnya yang
menyangkut: Hak milik, perkawinan, agama, dan lain sebagainya.
2. Enacted Institution
Lembaga kemasyarakatan yang sengaja dibentuk untuk memenuhi
tujuan tertentu, misalnya yang menyangkut: Lembaga hutang piutang,
lembaga perdagangan, pertanian, pendidikan yang kesemua berakar
kepada kebasaan-kebiasaan disistemativasi, yang kemudian
dituangkan ke dalam lembaga-lembaga.
b. Dari Sudut Sistem Nilai
1. Basic Institution
Adalah lembaga masyarakat yang sangat penting untuk memelihara
dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat diantaranya
keluarga, sekolah-sekolah yang dianggap sebagai institusi dasar yang
pokok.
2. Subsidiary Institution
Lembaga-lembaga kemasyarakatan yang muncul tetapi dianggap
kurang penting karena untuk memenuhi kegiatan-kegiatan tertentu
saja. Misalnya pembentukan panitia rekreasi, pelantikan/ wisuda
bersama dan sebagainya.
c. Dari Sudut Penerimaan Masyarakat
1. Approved/ Sosial Sanctioned Institution
Adalah lembaga yang diterima oleh masyarakat seperti sekolah,
perusahaan, koperasi, dan lain sebagainya.
2. Unsanctioned Instituton
Adalah lembaga-lembaga masyarakat yang ditolak oleh masyarakat
walaupun kadang-kadang masyarakat tidak dapat memberantasnya
misalnya kelompok penjahat, pemeras, gelandangan, dan pengemis.
d. Dari Sudut Penyebarannya
1. Generation Institution
Adalah lembaga masyarakat berdasarkan atas faktor penyebaranya.
Misalnya agama karena dikenal hampir semua masyarakat dunia.
2. Restrited Institution
Adalah lembaga-lembaga yang dianut oleh masyarakat tertentu saja
misalnya Budha banyak dianut oleh Muangtai, Vietnam, Kristen
Katolik banyak dianut oleh masyarakat Itali, Perancis, Roma. Islam
banyak dianut oleh masyarakat Arab.
e. Dari Sudut Fungsi
1. Operatif Institution
Adalah lembaga masyarakat yang menghimpun pola-pola/ tata cara
yang diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan
seperti lembaga industri.
2. Regulatif Instituation
Adalah lembaga yang bertujuan untuk mengawasi adat istiadat/ tata
kelakuan yang tidak menjadi bagian mutlak dari pada lembaga itu
sendiri, misalnya lembaga hukum diantaranya kejaksaan, pengadilan,
dan lain sebagainya.

2.3.4 Ciri-ciri Masyarakat Indonesia


Dilihat dari struktur sosial dan kebudayaan masyarakat Indonesia dibagi 3
kategori :
a. Masyarakat Desa
1. Hubungan keluarga dan masyarakat sangat luas
2. Hubungan didasarkan atas adat istiadat yang kuat sebagai
organisasi sosial.
3. Percaya kepada kekuatan ghaib
4. Tingkat buta huruf relatif tinggi
5. Perilaku hukum tidak tertulis yang intinya diketahui dan dipahami
oleh setiap orang
6. Tidak ada lembaga pendidikan khusus di bidang teknologi dan
ketrampilan diwariskan oleh orang tua langsung kepada keturunanya.
7. Sistem ekonomis sebagian besar ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga dan sebagaian kecil dijual di pasaran untuk
memenuhi kebutuhan dan uang berperan sangat terbatas.
8. Semangat gotong royong dalam bidang sosial dan ekonomi sangat
kuat.
b. Masyarakat Madya
1. Hubungan keluarga masih tetap kuat, dan hubungan kemasyarakatan
mulai mengendor.
2. Adat istiadat masih tetap dihormati dan disikapi masyarakat mulai
terbuka dari pengaruh luar.
3. Timbul rasionalitas pada cara berfkir, sehingga kepercayaan terhadap
kekuatan-kekuatan gaib mulai berkurang dan akan timbul apabila
telah kehabisan akal.
4. Timbul lembaga pendidikan formal dalam masyarakat terutama
pendidikan dasar dan menengah.
5. Tingkat buta huruf sudah mulai menurun.
6. Hukum tertulis mulai mendampingi hukum tidak tertulis.
7. Ekonomi masyarakat lebih banyak mengarah kepada produksi
pasaran, sehingga menimbulkan deferensiasi dalam struktur
masyarakat karena uang semakin meningkat penggunaanya.
8. Gotong royong tradisional tunggal untuk keperluan sosial di kalangan
keluaga dan tetangga, dan kegiatan umum lainya didasarkan upah.
c. Ciri-ciri Masyarakat Modern
1. Hubungan antar manusia dihubungkan akan kepentingan-
kepentingan pribadi.
2. Hubungan antar masyarakat dilakukuan secara terbuka dalam
suasana saling pengaruh mempengaruhi.
3. Kepercayaan masyarakat yang kuat terhadap manfaat ilmu
pengetahuan dan teknologi sebagai sarana untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
4. Strata masyarakat digolongkan menurut profesi dan keahlian yang
dapat dipelajari dan ditingkatkan dalam lembaga-lembaga
ketrampilan dan kejuruan.
2.3.5 Ciri-ciri Masyarakat Sehat
a. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat.
b. Mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya peningkatan,
pencegahan, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan untuk ibu
dan anak.
c. Meningkatkan upaya kesehatan lingkungan terutama penyediaan sanitasi
dasar yang dikembangkan dan meningkatkan mutu lingkungan hdup.
d. Peningkatan status gizi masyarakat berkaitan dengan peningkatan status
sosial ekonomi masyarakat.
e. Penurunan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan
penyakit.

2.3.6 Indikator Ciri Masyarakat Sehat


Menurut WHO beberapa indikator dari masyarakat sehat adalah :
a. Menurut yang berhubungan dengan status kesehatan masyarakat
meliputi :
1. Indikator Komprehensif
2. Angka kematian kasar menurun
3. Rasio angka mortalitas prosional rendah
4. Umur harapan hidup rendah
b. Indikator Spesifik
1. Angka kematian anak dan ibu menurun
2. Angka kematian karena penyakit menular menurun
3. Angka kelahiran menurun
c. Indikator Pelayanan Kesehatan
1. Rasio antara tenaga kesehatan dan jumlah penduduk seimbang.
2. Distrbusi nakes merata.
3. Informasi lengkap tentang jumlah tempat tidur di RS, fasilitas
kesehatan lain, dan lain sebagainya.
4. Informasi tentang jumlah sarana pelayanan kesehatan diantaranya:
Rumah Sakit, Puskesmas, Rumah Barsalin.
2.3.7 Masalah-masalah Kesehatan dan Masyarakat Indonesia
a. Jenis Masalah
1. Tingginya angka pertumbuhan penduduk (1,98%)
2. Tingginya angka kematian ibu dan anak
– Angka kematian ibu (420 per 100.000 penduduk)
– Angka kemtian bayi (52 per 10.000 penduduk)
– Angka kematian balta (84 per 1.000)
3. Tingginya angka kesakitan karena penyakit menular diantaranya
adalah :
– Penyakit infeksi usus
– Tuberkulosis
– Demam berdarah
– ISPA
– Infeksi saluran nafas bawah
4. Meningkatnya angka kesakitan penyakit tidak menular diantaranya
adalah :
– Penyakit jantung
– Neoplasma
– Penyakit karena cidera
– Penyakit gangguan mental
5. Masalah kesehatan lingkungan
– Keadaan lingkungan fisik dan biologis yang belum memadai.
– Baru sebagian kecil penduduk yang menikmati air bersih dan
fasilitas.
– Kesehatan lingkungan.
– Pembinaan program peningkatan lingkungan belum berjalan
sesuai yang diharapkan.
b. Penyebab Masalah
1. Faktor sosial ekonomi
2. Gaya hidup dan perilaku sehat
3. Lingkungan masyarakat yang berkaitan dengan sistem pelayanan
kesehatan.
2.4. Konsep Kehamilan
2.4.1 Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah suatau masa yang dimulai dari konsepsi janin lahir,
lamanya 280 hari (40 minggu) terhitung dari hari pertama haid terakhir (
hanifa,2007:125)
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya bayi, lamanya
dari hari pertama haid terakhir, berdasarkan tuanya kehamilan, kehamilan
dibagi menjadi 3 bagian yaitu: trimester pertama antara 0-12 minggu,
trimester kedua 12-28 minggu, trimester ketiga antara 28-40 minggu.
Teori ini menginginkan agar bidan dapat melihat semua aspek praktek
kebidanan dalam memeberikan asuhan para wanita dengan kemampuan
untuk mengaplikasikan konsep kebidanan dalam praktek (Ella joy
jerman,2010 )

2.4.2 Diagnosa kehamilan


Lama kehamilan berlangsung persalinan aterm 280 hari sampai 300 hari
dengan perhitungan sebagai berikut:
a. Kehamilan sampai 28 minggu dengan berat janin 1.000 gram bila
berakhir disebut keguguran.
b. Kehamilan 29 minggu sampai 36 minggu bila terjadi persalinan disebut
premature.
c. Kehamilan berumur 37 minggu sampai 42 minggu disebut aterem. (
Nugroho 2011 ).

2.4.3 Tahapan kehamilan


Kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan:
a. Triwulan pertama 0 sampai 12 minggu.
b. Triwulan kedua 13 sampai 28 minggu.
c. Triwulan ketiga 29 sampai 42 minggu.
2.4.4 Tanda dan Gejala Kehamilan
Tanda dan gejala kehamilan ditetapkan dengan penilaian terhadap
beberapatanda dan gejala kahamilan.
a. Tanda-tanda kehamilan
1. Tanda-tanda dugaan hamil
- Amenore (tidak mnedapat haid) seorang wanita harus mengetahui
HPHT agar dapat menentukan HPL (HPHT+7) dan (bulan -3)
- Mual muntah (nausea dan vomiting) biassa terjadi pada bulan
pertama kehamilan sampai akhir trimester pertama dan sering
terjadi pada pagi hari (morning sickness) apabila mual muntah
terlalu sering maka disebut (hpermesis)
- Mengidam (ingin makanan khusus)
- Tidak tahan bau-bauan (anoreksia)
- Pingsan
- Lelah (fatigue)
- Perbubahan pada payudara
Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri karena pengaruh
hormone estrogen dan progesterone yang merangsang duktus dan
alveoli di payudara, kalenjar mentgomeris terlihat lebih membesar.
- Tidak ada selera makan
- Konstipasi
- Pigmentasi kulit
Terjadi pada minggu ke 12 keatas karena pengaruh hormone
kortiko steroid plasenta yang meransang melanofor dan kulit
dijumpai pada (pipi, hidung, dahi) yang disebut cloasma
gravidarum, areola mamae. Leher, dan perut (linea nigra dan linea
grisea)
- Epulus adalah hiperterophi pada papilla gingiva dan gusi yang
sering terjadi pada trimester pertama.
- Pemeriksaan vena-vena ( varises ) kaki, betis, vulva (Ernawati,
2009:hlm,13.).
2. Tanda- tanda pasti hamil
- Perut membesar.
- Uterus membesar terjadi perubahan dalam bentuk besar dan
konsistensi dari Rahim.
- Tanda hegar (pelunakan pada serviks) adalah hipertrophi stimos
pada trimester pertama yang membuat stimos menjadi panjang dan
lunak.
- Tanda chadwick (vagina dan vulva kebiruan) adalah uterus dari
stimos melunak secara progresif dan serviks menjadi kebiruan
karena adanya peningkatan aliran darah uterus dan limfe menjadi
pada minggu-minggu awal kehamilan.
- Tanda piscaseck (penonjolan/pembesaran pada uterus) adalah
pembesaran kesalah satu jurusan pembesaran tersebut.
- Braxton hick (kontraksi kesil uterus bila diransang) bila uterus
dirangsang mudah berkontraksi, tanda Braxton hick khas untuk
uterus dalam masa hamil, tetapi dalam masa uteri dalam massa
hamil, tetapi pada mioma uteri tanda Braxton hicks tidak
ditemukan.
- Teraba ballottement
- Reaksi kehamilan positif ( rukiyah,dkk,2013,hlm,60 )
3. Tanda pasti hamil
- Gerakan yang dapat dilihat / teraba juga bagian-bagian janin
- DJJ :
a) Didengar stetoskop monoral leaneck.
b) Dicatat, didengar dengan alat dopler.
c) Dicatat dengan foto elektro kardiogrami.
- Terlihat tulang-tulang janin dari foto rantgen.
a) Menggunakan USG, kehamilan pasti sudah dapat ditetapkan
pada umur yang relative muda.
b) Dengan metode konvensial kepastian hamil bila teraba bagian
janin terdengar Djj teraba gerakan janin.
c) Pemeriksaan rontgen (sudah ditinggalkan karena berbahaya
bagi janin) terdapat kelangka janin (sulistiyawati,2013,hlm,61)

2.4.5 Perubahan fisiologis pada sistem reproduksi


a. Perubahan pada system reproduksi
1. Uterus
- Ukuran Rahim membesar
- Berat dari 80 gram menjadi panjang dan lunak ( tanda hegar dan
piscaseck )
- Terjadi vaskularisasi
2. Vagina
Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena
pengaruh estrogen sehinga tampak merah dan kebiruan.
3. Ovarium
Masih terdapat korpus luteum osravidarum sampai terbentuknya
placenta yang mengambil pengeluaran estrogen dan progesterone.
4. Payudara
Sebagai persiapan menyusui perkembangan payudara dipengaruhi
oleh estrogen dan progesteron dan sosamomatrium ( Rukiyah, dkk,
2009, hlm, 39 )
b. Perubahan pada organ dan system lainnya.
1. Sirkulassi darah ibu.
- Meningkatkan kebutuhan sirkulasi untuk memenuhi kebutuhan
pertumbuhan dan perkembangan janin.
- Hubungan langsung antara arteri dan vena pada placenta
- Pengaruh peningkatan hormone estrogen dan progesteron.
- Volume darah semakin meningkatkan dan jumlah serum lebih dari
pertumbuhan sel-sel terjadi hemodilusi.
2. Sistem pencernaan.
Pengaruh estrogen yang meningkatkan pengeluaran asam lambung
menyebabkan hipersolivasi, morning sickness emesis gravidarum
merasa panas dilambung akibat pengaruh progesterone menimbulkan
gerakan usus semakin lambat sehingga terjadi konstipasi.
3. Sistem respirasi.
Terjadi diafragma Karena dorongan atau pembesaran Rahim yang
mengakibatkan kebutuhan oksigen akan meningkat dan ibu hamil
akan bernafas lebih dalam
4. Perubahan pada kulit.
Terjadi cloasma gravidarum, strielivida, strie alba, strienigra,
pigmentasi pada mamae atau papila mamae.
5. Perubahan metabolism.
Perubahan metabolisme basal naik 20% keseimbangan asam basa
menurun akibat hemodilusi darah dan kebutuhan mineral dan janin
kebutuhan nutrisi meningkat.
- Protein : ½ gram / kg / hari.
- Kalori : didapat karbohidrat, lemak dan protein.
Pertambahan berat badan ibu hamil normal antara 6,5- 16,5 kg selama
hamil, ½ kg / minggu.

2.4.6 Proses Kehamilan


Proses kehamilan adalah mata rantal yang berkesinambungan dan
terdiri dari :
a. Ovulasi ( pelepasan ovum )
b. Terjadi migrasi spermatozoa dan ovum.
c. Terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot.
d. Terjadi nidasi / implantasi pada uterus.
e. Pembentukan/ pertumbuhan plasenta.
f. Tumbuh kembang hasil konsepsi aterm ( manuaba, 1998, hal 95 ).
Jadwal pemeriksaan kehamilan, setiap wanita memiliki kemungkinan
terjadi resiko komplikasi yang membahayakan kesehatan ibu dan janin
maka setiap wanita memerlukan minimal 4 kali kunjungan antenatal.
a. Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika
haidnya terlambat 1 bulan.
b. Periksa ulang satu kali sebulan trimester pertama ( kehamilan 3 bulan)
c. Periksa ulang 2 kali sebulan pada trimester kedua ( kehamilan 6 bulan)
d. Periksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan 6 bulan sampai 9 bulan (
mochtar, 2010, hlm 48 ).

2.5. Konsep KEK


2.5.1 Pengertian KEK
KEK (kekurangan energi kronik) yaitu keadaan malnutrisi, malnutrisi
adalah keadaan akibat kekurangan asupan makanan sehingga menimbulkan
maalah kekurangan energi kronik (KEK). Apabila hasil penguluran Lingkar
Lengan Atas (LILA) < 23,5 cm berarti risiko KEK dan > 23,5 cm berarti
tidak berisiko KEK (Supariasa, dkk 2014).
Kebutuhan gizi meningkat pada masa kehamilan. Gizi yang baik usia
38-40 minggu kehamilan penting bagi anak dan ibu. Peningkatan kebutuhan
gizi ibu hamil meliputi zat gizi mikro dan makro dan energi pertumbuhan
janin, plasenta cairan ketuban, jaringan rahim, jaringan lemak dan payudara.
Peningkatan berat badan (BB) masa kehamilan antara 11-15 kg. Pada
trimester pertama kehamilan rata-rata peningkatan berat badan (BB) sebesar
1-2 kg. Pada wanita yang memiliki status gizi kurang peningkatan berat
badan (BB) saat kehamilan sebesar 12-18 kg (Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, 2013).

2.5.2 Faktor Penyebab Kekurangan Energi Kronik (KEK)


Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya KEK adalah :
a. Usia ibu hamil
Usia mempengaruhi status gizi ibu hamil. Seorang ibu yang masih
sangat muda, bahkan masih tergolong anak-anak kurang dari 18 tahun
masih mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Apabila ia hamil,
maka bayi yang dikandungnya akan bersaing dengan si ibu muda untuk
mendapatkan zat gizi, karena sama-sama mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Persaingan ini mengakibatkan ibu mengalami
kekurangan energi kronis. Sementara, ibu yang hamil di usia terlalu tua
juga membutuhkan energi yang besar untuk menunjang fungsi organnya
yang semakin melemah. Dalam hal ini, persaingan untuk mendapatkan
energi terjadi lagi. Oleh karena itu, usia kehamilan yang sesuai adalah 20
tahun hingga 34 tahun (Supariasa, dkk 2014).
b. Pendidikan
Pendidikan selain merupakan modal utama dan menunjng
perekonomian keluarga juga berperan dalam penyusunan makanan untuk
rumah tangga.Tingkat pendidikan formal mempunyai peran yang cukup
besar dalam menetukan sikap dan perilaku ibu terhadap kegiatan
pemilihan makanan. Tingkat pendidikan berkaitan dengan pengetahuan
tentang masalah kesehatan dalam kehamilan yang berpengaruh pada
perilaku ibu baik pada diri maupun terhadap perawatan kehamilanya
serta pemenuhan gizi saat hamil (Marmi, 2012).
c. Pekerjaan
Pekerjaan adalah sekumpulan kedudukan yang memiliki
persamaan kewajiban atau tugas-tugas pokoknya. Dalam arti luas
pekerjaan adalah aktivitas utama yang dilakukan oleh manusia. Dalam
arti sempit istilah pekerjaan digunakan untuk suatu tugas atau kerja yang
menghasilkan uang bagi seseorang. Aktivitas fisik mempengaruhi status
gizi ibu hamil. Setiap aktivitas membutuhkan energi, jika Ibu melakukan
aktivitas fisik yang sangat berat setiap harinya sementara asupan
makannya tidak tercukupi maka ibu hamil ini sangat rentan untuk
mengalami kekurangan energi kronis (Rahmi, 2016).
d. Keadaan Sosial Ekonomi
Keadaan sosial ekonomi keluarga akan memberikan kesempatan
ibu untuk menyediakan makanan bagi keluarganya .Keadaan sosial yang
dapat mempengaruhi status gizi diantaranya jumlah anggota keluarga
yang tinggal dalam satu rumah,kepadatan penduduk ,keadaan dapur
untuk mengolah makanan ,ketersedian air bersih untuk keperluan rumah
tangga .Keadaan ini secara tidak langsung mempengaruhi status gizi
terutama ibu hamil. Keadaan ekonomi juga dapat mempengaruhi status
gizi,di antaranya pekerjaan ayah,pendapatan per bulan ,harga pangan di
pasaran .Ini semua mempengaruhi ketersedian makanan dalam rumah
tangga yang mengakibat status gizi anggota keluarga (Kemenkes RI,
2016).
e. Paritas
Paritas dimana kehamilan memerlukan tambahan zat gizi untuk
meningkatkan jumlah sel darah merah, membentuk sel darah merah,
janin dan plasenta, makin sering seorang wanita mengalami kehamilan
dan melahirkan akan makin banyak kehilangan cadangan zat gizi tubuh
sehingga ibu akan kekurangan zat gizi, dan usia hamil, usia muda perlu
tambahan gizi yang banyak karena selain digunakan untuk mendapatkan
asupan makanan yang cukup dengan pola gizi yang seimbang karena hal
ini penting untuk proses tumbuh kembang janin dan derajat kesehatan
ibu (Kemenkes RI, 2016).
f. Penyakit/infeksi
Wanita yang mendapat cukup asupan tapi memiliki riwayat
menderita sakit pada akhirnya akan menderita gizi kurang. Demikian
pula pada wanita yang tidak memperoleh cukup makanan, maka daya
tahan tubuhnya akan melemah dan akan mudah terserang penyakit.
Penyakit atau gizi buruk merupakan faktor yang dapat memengaruhi
kesehatan pada wanita (Supriasa dkk, 2014).
g. Pengetahuan
Kurang gizi pada ibu hamil mungkin saja disebabkan oleh karna
kurangnya pengetahuan menegani zat gizi yang dibutuhkan selama
kehamilan. Disinilah fungsi bidan dan dokter ahli sangat di butuhkan,
oleh karena itu jangan sampai lupa memeriksa kan kehamilan (Waryana,
2015).
h. Jumlah asupan makanan
Kebutuhan makanan ibu hamil lebih banyak dari pada kebutuhan
Wanita yang tidak hamil. Kebiasaan makan mempunyai hubungan yang
nyata positif dengan status gizi. Hal ini berarti kebiasaan makan lebih
baik mempunyai hubungan erat dengan peningkatan status gizi ibu
hamil. Terdapat hubungan yang nyata antara tingkat konsumsi protein
dan energi dengan status gizi ibu hamil. Hal ini berarti peningkatan
konsumsi energi dan protein akan diikuti oleh peningkatan status gizi ibu
hamil (Ismail, 2014).
i. Status Gizi Ibu Hamil
Status gizi ibu pada trimester pertama akan sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan embrio pada masa perkembangan dan
pembentukan organ – organ tubuh (organogenesis). Pada trimester II dan
III kebutuhan janin terhadap zat-zat gizi semakin meningkat dan jika
tidak terpenuhi plasenta akan kekurangan zat makanan sehingga akan
mengurangi kemampuannya dan mensintesis zat-zat yang dibutuhkan
oleh janin. Untuk mengetahui status gizi ibu hamil tersebut dengan
menggunakan beberapa cara antara lain dengan memantau pertambahan
berat badan selama hamil, mengukur kadar haemoglobin dan mengukur
Lingkar Lengan Atas (LILA) (Marmi, 2012). dan IMT . Lingkar Lengan
Atas (LILA) adalah pengukuran antropometri yang dapat
menggambarkan keadaan status gizi ibu hamil dan untuk mengetahui
risiko KEK atau gizi kurang. Kategori KEK adalah LILA kurang dari
23,5 cm atau dibagian merah pita LILA (Supariasa dkk, 2014).

2.5.3 Dampak KEK Pada Ibu Hamil


Bila ibu mengalami risiko KEK selama hamil akan menimbulkan
masalah, baik pada ibu maupun janin. KEK pada ibu hamil dapat
menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu antara lain: anemia,
pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena
penyakit infeksi. Pengaruh KEK terhadap proses persalinan dapat
mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya
(prematur), pendarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi
cenderung meningkat. KEK ibu hamil dapat mempengaruhi proses
pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir
mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra
partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah
(BBLR). Bila BBLR, bayi mempunyai resiko kematian, gizi kurang,
gangguan pertumbuhan, dan gangguan perkembangan anak (Hardinsyah
dan Supariasa, 2014).

2.5.4 Penanganan Ibu Hamil KEK


Menurut Utari (2021) kurang energi kronis pada ibu hamil umumnya
terjadi sebelum masa kehamilan dimulai. Oleh karena itu, selain
penanganan, juga diperlukan upaya pencegahan supaya tidak terjadi
kekurangan energi kronis pada ibu hamil. Penanganan KEK pada ibu hamil
memerlukan perubahan pada pola konsumsi makanan yang dilakukan
selama ini dan bukan merupakan hal yang instan. Upaya ini juga perlu
dilakukan secara berkesinambungan. Beberapa penanganan KEK pada ibu
hamil yang bisa dilakukan dengan perubahan pola konsumsi makanan
adalah:
a. Pemberian makanan tambahan (PMT) pada ibu hamil
b. Ketersediaan pangan yang memadai di rumah tangga
c. Penyuluhan mengenai pentingnya memenuhi kebutuhan nutrisi
kehamilan
d. Perubahan kebiasaan atau pola makan agar sesuai dengan kebutuhan
tubuh
e. Mengatasi gangguan kehamilan yang menyebabkan malnutrisi.
Adapun makanan tambahan untuk ibu hamil kurang energi kronis yang
bisa rutin dikonsumsi adalah biskuit ibu hamil, makanan tinggi kalori,
makanan tinggi protein hingga makanan yang mengandung zat besi, seperti
telur, ikan, daging, makarel, kentang, nasi, beras merah, umbi-umbian,
kacang-kacangan, dan susu.
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN
Tanggal : 10 Juni 2022 Jam : 09.00 WIB
1. Pengkajian Data Umum
a. Nama KK : Tn.”S”
b. Umur : 25 tahun
c. Jenis kelamin : Laki-laki
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : SMA
f. Pekerjaan : Pedagang
g. Pendapatan : Rp. 600.000
h. Alamat : Desa Lembung – Kokop
i. Suku/bangsa : Madura/Indonesia
j. Riwayat Pernikahan
1. Status pernikahan : Sah
2. Usia pertama kali menikah : Suami : 25 thn, istri : 23 thn
3. Jumlah pernikahan : Suami 1x, istri 1x
k. Daftar anggota keluarga
Nama Hubu- L/ Sehat
No Umur Pendidikan Agama Pekerjaan KB
anggota ngan P sakit
1 Tn. “S” KK L 25 th SMA Islam Swasta - Sehat
2 Ny. ”K” Istri P 23 th SMA Islam IRT - Sehat

l. Tipe keluarga
Keluarga inti yang terdiri dari suami dan istri.
m. Hubungan Antar Keluarga

Suami Ibu

Keterangan :

: Hubungan Suami Istri

n. Sifat Keluarga
Pengambil keputusan dalam keluarga adalah suami
2. Kebiasaan Hidup sehari-hari
a. Pola nutrisi keluarga
Makan : 3x /hari meliputi nasi, lauk pauk, sayur
Minum : 8 gelas/hari, air putih, teh
b. Personal hygiene
Mandi 2 x/hari, gosok gigi 2 x/hari, keramas 3 x/minggu, ganti baju dan
pakaian dalam 2 x/hari, potong kuku bila sudah panjang
c. Pola Aktivitas
- Tn.”S” bekerja sebagai pedagang.
- Bila ada waktu luang biasanya meluangkan waktu untuk melihat TV
bersama istrinya.
d. Pola istirahat
Tidur siang : 2 jam
Tidur malam : 7-8 jam / hari
3. Keadaan sosial budaya dan spiritual keluarga
a. Tn.”S” dan sekeluarga menganut agama islam.
b. Hubungan dengan istri dan tetangganya baik-baik saja
4. Faktor rumah dan lingkungan
a. Luas rumah : 8 x 7 m
b. Letak : Letak rumah berdekatan dengan sungai
c. Dinding : Permanen
d. Atap : Genting
e. Lantai : Plester
f. Penerangan : Cukup, cahaya matahari bisa masuk
g. Jalan angin : Cukup, ada ventilasi
h. Jendela : Ada pada kamar, dapur dan ruang tamu
i. Kebersihan : Kurang, penataan barang tidak pada tempatnya, banyak
debu menempel pada jendela dan barang
j. Jumlah kamar : 2 kamar
5. Air minum
Asal : Sumber air langsung dari sumur
Nilai air : Air yang digunakan bersih, tidak berwarna, tidak berbau
Konsumsi : Air yang digunakan untuk mandi, mencuci, memasak, dll
6. Pembuangan sampah
Sampah dibuang kebelakang rumah, dikumpulkan dulu baru dibakar.
7. Jamban dan kamar mandi
Jamban : Punya, berbentu leher angsa
Kamar mandi : Letak didalam rumah, kebersihan cukup
8. Pekarangan dan selokan
Pengaturan : Rapi, tanaman ditaman
Kebersihan : Halaman cukup bersih
Air limbah : Pembuangan air kamar mandi langsung dialirkan
kebelakang rumah
Peralatan pekarnagan : Ada, sapu lidi dan sekrop.
9. Riwayat Kesehatan, material, psikososial spiritual
a. Riwayat penyakit keluarga
Ny. “K” mengatakan bahwa dari pihak keluarganya tidak ada yang
menderita penyakit menurun dan menahun seperti jantung, asma,
kencing manis, darah tinggi, menular seperti TBC, hepatitis, HIV,
tidak ada riwayat bayi kembar dan cacat mental
b. Dikeluarga ini yang mencari nafkah adalah Tn.”S” sendiri, Tn.”S”
bekerja sebagai pekerja lepas.
c. Hubungan suami dengan istri, anak, dan tetangganya baik-baik saja
10. Riwayat kesehatan keluarga (dalam 1tahun/5 tahun)
a. Riwayat kesehatan anggota keluarga
Suami mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit menurun dan menahun seperti asma, jantung, kencing manis,
darah tinggi, menular seperti TBC, hepatitis, HIV, tidak ada kelainan
bawaan dan cacat mental
b. Kebiasaan memeriksakan diri
Suami mengatakan apabila ada anggota keluarga yang sakit mereka
pergi ke Puskesmas atau ke bidan desa
c. Kesehatan Ibu dan Anak
Keberadaan Ibu hamil
1) Nama : Ny. K
2) Umur : 23 tahun
3) Riwayat Kehamilan, Persalinan & Nifas Yang Lalu
Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan pertamanya
4) Riwayat Kehamilan Sekarang
GI P0 A0, HPHT 03-12-2021 , Tafsiran Persalinan 10-09-2022, TD
110/70, Suhu 36,6oC, Nadi 80x/m, RR 20x/m, Lila 23 cm, BB Lalu
45 kg, BB Saat Ini 52 kg, Tinggi Badan 153 cm, Anemia - , TFU:
setinggi pusat , Edema -, Catatan Pemeriksaan Lab HCG +, Hb 11
%gr, Hbsag negatif, protein Urin Negatif, Keluhan saat Ini tidak ada.
5) Pemeriksaan Kehamilan
 Dilakukan, Di Polindes Lembung dan puskesmas Kokop, Oleh
Bidan, sebanyak 2 kali, terakhir Periksa tanggal 01 Juni 2022,
Terapi yang telah diberikan Fe dan Kalk
 Ibu tidak pernah hadir dalam kelas ibu hamil
6) Konsumsi Obat-Obatan , Jamu dll)
Ya, sebelum hamil ibu sering minum sari kunyit dan madu
7) Pantangan/anjuran/Kepercayaan/Kebiasaan yang dilakukan selama
kehamilan
Tidak boleh makan nanas dan sirsak agar tidak keguguran jika masih
hamil muda, takut rahim panas dan terjadi keguguran.
8) Pernahkah mendapatkan informasi seputar kehamilan
 Pernah, sumber info : Pernah dari bidan
Antara lain mengenai info hal-hal yg biasanya dikeluhkan pada
awal kehamilan, mual dan pusing, nutrisi dan senam hamil
9) Apakah ibu mengetahui tanda-tanda bahaya pada kehamilan, dan
adakah keluhan?
Tidak ada
10) Suami tidak merokok
11) Apakah kehamilan direncanakan, Ya
12) Perencanaan Persalinan
 Rencana Pertolongan Persalinan
Tenaga Kesehatan, Bidan Maisara
 Persiapan Tehnis (Dana, Transportasi, dll(jika kondisi tidak
diinginkan terjadi)
Sudah Dilakukan, Sebutkan persiapannya : dana mandiri dan
pendonor 1 orang.
 Golongan Darah
Tahu, Apa jenisnya O, Siapa saja yang sama dengan golongan
darah ibu : adik kandung
13) Kepemilikan Buku KIA
 YA terisi lengkap
 Penyimpanan
Disimpan sendiri oleh ibu
a. Pasangan usia subur (yg sudah menikah)
1) Nama : Ny.K
2) Usia : 23 tahun
3) Ikut KB : tidak
4) Sebelumnya tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi lain
14) Persepsi & tanggapan keluarga terhadap suatu masalah kesehatan
Keluarga menganggap Kesehatan itu penting dan berobat ke Bidan
jika sakit
15) Kematian Anggota Keluarga Dalam 1 tahun/5 tahunterakhir
Tidak ada kematian
16) Peran Serta Masyarakat
a. Desa Lembbung – Kokop
b. Keluarga mengetahui bentuk peran serta masyarakat di wilayah
tersebut
c. Keluarga mengetahui bentuk pelayanan Kesehatan di wilayah
tersebut yaitu posyandu
d. Keluarga mengetahui bentuk peran serta masyarakat hanya
berupa posyandu dan aktif didalamnya
e. Golongan yang lebih berperan dalam kegiatan tersebut yaitu
anak-anak
f. Pendapat KK terhadap desa siaga perlu dengan alasan saling
bisa membantu di masyarakat
g. Tidak ada kendala dalam pelaksanaan desa siaga
h. Perlu dibentuk desa siaga di desa ini

B. ASSESMENT/DIAGNOSE MASALAH
1. Pernyataan masalah kesehatan
Ibu hamil dengan KEK
a. Identifikasi penyebab masalah kesehatan
No Pernyataan Dasar
Masalah
1 Ibu hamil KEK Ibu mengalami KEK sejak sebelum hamil

b. Penentuan skala prioritas masalah kesehatan Metode prioritas


masalah yang dapat digunakan secara kualitatif//kuantitatif//
Subyektif //

Total
No Kriteria U S G RANGKING
(U+S+G)

1 Ibu hamil KEK 1 1 1 3 1


LINGKUNGAN ALAT METODE

Ibu KEK dibiarkan


Ibu hamil KEK tidak apa-apa begitu saja tanpa
dan tidak akan berpengaruh Kurangnya memperbaiki pola
pada kehamilan pengetahuan ibu Kurangnya menjaga makan
tentang KEK pola makan dengan gizi
seimbang

Lingkungan kurang
bersih

Ibu hamil dengan KEK

Lingkungan ibu tidak


cukup bersih Pengetahuan ibu ttg
KEK rendah
Tingkat Pendidikan ibu
Ibu hamil tidak yang rendah
suka minum susu
Social ekonomi
yang rendah Ibu hamil dengan kondisi
KEK

MATERIAL MONEY MAN


C. PERENCANAAN

No Pernyataan Penyebab Masalah Jalan Keluar Prioritas Jalan Sasaran Waktu/ Penang gung
Masalah Keluar tempat Jawab

1 Ibu hamil 6. Pengetahuan Ibu ttg KEK rendah 1. Penyuluhan pada ibu tentang Penyuluhan tentang Ibu hami 20 juni 2022 Bidan
KEK 7. Tingkat Pendidikan ibu yang KEK KEK pada ibu hamil
rendah 2. Penyuluhan tentang KEK dan bagaimana cara
8. Ibu hamil menderita KEK 3. Penyuluhan tentang dampak meningkatkan pola
9. Social ekonomi yang rendah KEK pada janin makan dengan gizi
10. 4. - I seimbang
bu tidak cukup mendapatkan 5. Penyuluhan tentang gizi
makanan dengan gizi seimbang seimbang
11. 6. I pentingnya
Penyuluhan tentang
bu tidak suka minuum susu
minum susu pada ibu hamil
12. L
7. Penyuluhan tentang kebersihan
ingkungan yang kurang bersih
lingkungan
13. A
8. Penyuluhan tentang KEK
dat istiadat yang mengatakan
bahwa kurus selama masa
kehamilan tidak akan
berpengaruh pada anak yang
dikandung
D. IMPLEMENTASI
No Pernyataan Masalah Implentasi Penilaian/ketercapai RTL
Rencana an/respon kegiatan
1 Ibu hamil KEK Penyuluhan tentang KEK pada ibu Ibu mengerti tentang Pemberian Penyuluhan pada ibu hamil
hamil dan bagaimana cara bahaya KEK pada ibu hamil tentang KEK pada ibu hamil dan
meningkatkan pola makan dengan dan janin serta bagaimana bagaimana cara meningkatkan pola
gizi seimbang cara meningkatkan pola makan dengan gizi seimbang
makan dengan gizi seimbang

E. EVALUASI
Tanggal : 13 JUNI 2022 Jam : 10.15 WIB
Diagnosa : Ny. ’K” usia 23 tahun dengan KEK
S : Ibu mengatakan sudah mengerti dan memahami apa yang telah dijelaskan oleh petugas dan akan melaksanakan pesan yang
disampaikan.
O :– Ibu dapat menjelaskan kembali apa yang dijelaskan oleh tenaga kesehatan.
– Ibu dapat meningkatkan pola makan dengan gizi seimbang
A : Tujuan tercapai
P : intervensi dilanjutkan dirumah :
- Pemberian gizi seimbang
- Pemberian makanan tambahan ibu hamil
- Penimbangan berat badan tiap bulan diposyandu
BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah memberikan asuhan kebidanan keluarga pada Ny.”K” dengan


KEK di Desa Lembung Kecamatan Kokop, masalah KEK pada ibu hamil perlu
diatasi.
Pada proses pengkajian, dilakukan untuk memperoleh data subyektif dan
obyektif. Data subyektif diperoleh melalui anamnesa pada keluarga pasien, serta
dari catatan buku KIA, sedangkan data obyektif diperoleh dari hasil pemeriksaan
(pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik). Dari hasil pengkajian diperoleh
masalah/diagnosa dan hal ini ditunjang dengan data subyektif dan data obyektif.
Pada pembahasan ini, penulis mengungkapkan bahwa antara landasan teori
dengan kasus Ny.”K” tidak terjadi kesenjangan. Maka dengan asuhan kebidanan
yang baik dan tepat dapat memulihkan keadaan ibu hamik tersebut sesuai sedia
kala.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari asuhan kebidanan keluarga pada Ny.”K” dengan KEK di Desa
Lembung yang dilaksanakan pada tanggal 10 juni 2022 ini, dapat di simpulkan
bahwa penyebabnya adalah kurangnya pengetahuan ibu tentang KEK, status
ekonomi, kurangnya penerapan pola makan dengan gizi seimbang
Untuk mengetahui dan memantau tumbuh kembang bayi harus rajin
mengikuti kegiatan posyandu. Karena dengan mengikuti posyandu ibu hami
dapat memantau kenaikan berat badan ibu selama hamil, Sehingga apabila ada
penyimpangan dapat diatasi dengan segera dan tidak menimbulkan hal-hal
yang buruk.

5.2 Saran
1. Dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan KEK
diperlukan keterampilan dan kedisplinan yang baik.
2. Bagi petugas kesehatan perlunya peningkatan kerjasama yang baik antara
keluarga, dan tenaga medis dalam proses pemberian asuhan pelayanan
kebidanan.
3. Dalam melakukan proses kebidanan perlu diperhatikan etika dan sopan
santun dalam menghadapi keluarga ibu hamil agar sepenuhnya
mempercayai petugas kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,S (2002). Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek .Jakarta : Rineka


Cipta

Arikunto,S (1998). Prosedur penelitian.Jakarta : Rineka Cipta

JHPIEGO.(2003).Asuhan Antenatal.Jakarta JHPIEGO

Manuaba,Ida Bagus Gd.(1998) Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan


Keluarga

Berencana untuk Pendidikan Bidan.Jakarta :EGC

Moctar,R.(1998).Sinopsis Obstetri 1.Jakarta : EGC

Saccharin.R.M (1996). Prinsip Keperawatan Pediatrik. Edisi 2.Jakarta : EGC

Soekirman. (2000). Ilmu gizi dan aplikasinya untuk keluarga dan masyarakat.
Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan
Nasional.
JURNAL REFLEKSI KRITIS
PEMBELAJARAN PRAKTIK KEBIDANAN
KOMUNITAS

Nama Mahasiswa : Refleksi Kelompok


Tempat Praktek : Puskesmas Kokop
Periode : 2021-2022
Pembimbing Prodi : Dian Eka Januriwasti, S,SiT, MKes

A. Harapan akan Proses Pembelajaran Klinik

Kenapa saya mempelajari materi ini ? Sebagai bidan harus bisa menjadi seorang yang
dapat memecahkan masalah yang terjadi di daerah komunitas yang berdasarkan
pengetahuan dan keterampilan secara komprehensif yang mengutamakan pelayanan
promotif dan preventif.

Apa yang saya siapkan dalam mempelajari topik ini? Landasan teori tentang Asuhan
kebidanan komunitas, konsep dasar asuhan kebidanan komunitas, serta jurnal tentang
Hubungan asuhan kebidanan komunitas yang berhubungan dengan status kesehatan
masyarakat

Apa yang saya harapkan dalam mempelajari topik ini ? Setelah mempelajari topik ini
diharapkkan saya dapat menerapkan pengetahuan tentang pelayanan kebidanan
komunitas yang dapat diaplikasikan dalam memberikan solusi atas masalah kesehatan
di suatu daerah terutama kurangnya pengetahuan mengenai pola makan yang sehat
dan bergizi yang dapat mempengaruhi baik atau buruknya status kesehatan dalam
komunitas

Apa yang perlu saya perhatikan dalam mempelajari topik ini ? Bagaimana
perencanaannya ? Teknik pendekatan pada masyarakat dan cara menerapkan
pengetahuan mengenai pelayanan kesehatan di daerah komunitas. Apabila kasus
kesehatan tertentu memerlukan tindakan kolaborasi dengan tenaga medis yang lain
seperti ahli gizi dan melakukan upaya promosi kesehatan yang melibatkan tokoh
masyarkat seperti kepala desa dan kader.
B. Refleksi Kritis dari Materi yang Dipelajari

Sebutkan Learning outcome yang tertera pada panduan: Dalam upaya


memberikan penyuluhan kesehatan pada suatu keluarga terutama dengan kasus
kurangnya informasi kesehatan agar dapat memahami atas masalah yang terjadi,
pemecahan masalah, perencanaan kebutuhan segera, serta masalah potensial yang
dapat terjadi.

Bagi saya, satu hal yang paling penting dalam learning outcome tersebut adalah:
Dapat menambah ilmu pengetahuan tentang cara berfikir kritis dan dapat
merumuskan suatu tindakan yang komperhensif dalam pemecahan masalah pada
perilaku kesehatan terkait asuhan kebidanan komunitas dalam konteks keluarga
khususnya kasus ibu hamil dengan diagnose KEK (Kekurangan Energi Kronik)

Saya mengidentifikasi sumber informasi menarik dalam topik pembelajaran ini


adalah: : jurnal medis tentang hubungan kepatuhan mengkonsumsi tablet fe (zat
besi) dan asupan makanan dengan kejadian kekurangan energi kronis (kek) pada
ibu hamil

Learning outcome yang paling saya butuhkan untuk terus saya kerjakan adalah :
Mempunyai bahan acuan yang lebih efektif untuk memberikan penyuluhan
mengenai promosi kesehatan dan melakukan pendekatan melalui pelayanan
kebidanan komunitas dan memberitahu informasi mengenai pentingnya
menerapkan kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet darah dan asupan makanan
yang bergizi serta dampaknya terhadap status gizi dan perkembangan pada janin
dan ibu

Saya akan mengembangkan pembelajaran saya di bidang ini melalui :


 Penerapan yang dilakukan di setiap kegiatan di masyarakat seperti di kelas
bumil, dan ANC terpadu pada ibu hamil

Selama pembelajaran klinik, masalah-masalah yang menghalangi proses


pembelajaran saya adalah:
Hambatan dalam proses kegiatan ini pada fasilitas menuju tempat yaitu jalanan
yang rusak sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama menuju tempat tujuan
Masalah-masalah yang saya temui selama proses pembelajaran klinik pada topik
ini adalah, dan Saya berencana untuk membahasnya melalui
 Masalahnya adalah kesulitan dalam mencari jurnal yang sesuai dengan
kasus yang ada.
 Melalui bimbingan dalam upaya mendapatkan jurnal yang sesuai dengan
kasus yang ada

B. Refleksi Kritis pada Pembelajaran melalui Literatur dengan menggunakan


Lembar Kerja EBM (Evidence Based Medicine) Terapi
1. Apakah hasil penelitian valid?

Apakah pasien pada penelitian Tidak dilakukan secara random


dirandomisasi? sampling
Apakah cara melakukan randomisasi Sampel di ambil dengan cara
dirahasiakan? purposive sampling
Apakah follow-up kepada pasien cukup
Ya
panjang dan lengkap?
Apakah pasien dianalisis di dalam grup
Ya
di mana mereka dirandomisasi?
Apakah pasien, klinisi, dan peneliti blind
Tidak
terhadap terapi?
Apakah grup pasien diperlakukan sama,
Tidak
selain dari terapi yang diberikan?
Apakah karakteristik grup pasien sama
pada awal penelitian, selain dari terapi Ya
yang diberikan?
2. Apakah hasil penelitian penting?

Seberapa penting hasil penelitian ini? Sangat penting


Seberapa tepat estimasi dari efek terapi?

KEK Tidak KEK


Perlakuan 6 173
Kontrol 9 228

Control event rate (CER) = c/ c+d


Experimental event rate (EER) = a/ a+b

Relative Risk Absolute Risk Number Needed to


Reduction (RRR) Reduction (ARR) Treat (NNT)
CER EER CER-EER/ CER CER-EER 1/ARR
0,04-0,03/0,04 = 0,25 1/0 = -
0,04 0,03 0,04– 0,03 = 0,01
95% CI

95% CI = +/- 1,96 √[CER x (1-CER)/ #pasien kontrol + EER x (1-EER)/ # pasien
eksperimen]

3. Apakah hasil penelitian yang valid dan penting tersebut applicable (dapat
diterapkan) dalam praktek sehari-hari? ya

Apakah hasilnya dapat diterapkan kepada pasien kita? Dapt diterapkan


Apakah karakteristik pasien kita sangat Bisa diterapkan, dikarenakan terdapat
berbeda dibandingkan pasien pada hubungan bermakna antara tinggi badan
penelitian sehingga hasilnya tidak dapat dengan ukuran distansia spinarum
diterapkan? namun tidak terdapat hubungan yang
bermakna antara tinggi badan dengan
ukuran distansia tuberum
Apakah hasilnya mungkin dikerjakan di Ya bisa
tempat kerja kita?
Apa kemungkinan benefit dan harm dari terapi tersebut?
Metode I: f Risiko terhadap pasien kita, relatif
terhadap pasien pada penelitian

Diekspresikan dalam bentuk desimal:


_____

NNT/f = _____/_____ = _____

(NNT bagi pasien kita)


Metode II: 1/ (PEERxRRR) PEER (patient’s expected event rate)
adalah event rate dari pasien kita bila
mereka menerima kontrol pada
penelitian tersebut = _____

1/ (PEERxRRR) = 1/_____ = _____

(NNT bagi pasien kita)


Apakah value dan preferensi pasien dipenuhi dengan terapi ini?
Apakah kita dan pasien kita Ya,
mempunyai penilaian yang jelas dan
tepat akan value dan preferensi pasien
kita?
Apakah value dan preferensi pasien kita Tidak di terapi…..
dipenuhi dengan terapi yang akan kita
berikan?

f adalah faktor dorongan. f merupakan perkiraan berapa tinggi atau rendahnya


risiko kematian pasien kita dibandingkan pasien pada penelitian. Bila pasien kita
kemungkinan meninggalnya 2 kali lebih besar dibandingkan pasien pada
penelitian, maka besar f adalah 2. Bila pasien kita kemungkinan meninggalnya 2
kali lebih kecil dibandingkan pasien pada penelitian, maka besar f adalah 0,5.
C. Evaluasi Pembelajaran

Topik: hubungan kepatuhan mengkonsumsi tablet fe (zat besi) dan asupan


makanan dengan kejadian kekurangan energi kronis (kek) pada ibu hamil
Jenis pemeriksaan, dan lingkup tindakan/asuhan : pengkajian data ( subyektif dan
obyektif), menganalisa data, pemberian edukasi dan solusi pada suatu keluarga
yang terkait dalam masalah ibu hamil diagnose KEK dengan menggunakan
manajemen SOAP

Informasi/ keterampilan yang baru bagi saya : bisa menerapkan promosi


kesehatan dan pemberian solusi terkait dengan ibu hamil yang mengalami
masalah pada status gizi dikarenakan kurangnya pengetahuan ibu mengenai pola
makan yang sehat dan bergizi

Bagaimana hal ini bisa berguna ?


Saya dapat melakukan pendekatan pada masyarakat di daerah komunitas dan
pentingnya menerapkan kebiasaan perilaku pola makan yang bergizi dan
pemecahan solusi untuk mengatasi masalah kasus KEK pada ibu hamil

Sesi pembelajaran ini membuat saya berfikir tentang:

Upaya untuk mempelajari lebih banyak jurnal dalam pemecahan masalah dalam
asuhan kebidanan komunitas dengan masalah kesehatan yang berdasarkan
pengetahuan dan keterampilan secara komprehensif yang mengutamakan
pelayanan promotif dan preventif.

Kontribusi saya dalam pembelajaran ini adalah: Lebih menerapkan keterampilan


secara komprehensif dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif dalam
memberikan asuhan kebidanan komunitas

Pertanyaan yang diajukan selama sesi diskusi? Solusi yang tepat untuk
Penatalaksanaan asuhan kebidanan komunitas dalam konteks keluarga dengan
kasus KEK pada ibu hamil
Tindak lanjut yang akan saya lakukan adalah: Mengembangkan ilmu
pengetahuan (knowledge), keterampilan (psicomotor), sehingga dapat mengambil
keputusan secara tepat dalam memberikan asuhan pelayanan kebidanan
Komunitas

Anda mungkin juga menyukai