Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA Tn “S”

DENGAN ASI EKSLUSIF

DI RT 001 RW 002 DUSUN SENTUL DESA BUKUR

KECAMATAN KANDANGAN KABUPATEN KEDIRI

TANGGAL 09 – 28 JULI 2018

Disusun dalam rangka memenuhi tugas Praktek Kerja Lapangan Komunitas

OLEH :

WAHYU MASRIKAH

201704052

PROGRAM STUDI D4 BIDAN PENDIDIK

STIKES KARYA HUSADA KEDIRI

TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat,

taufik, hidayahnya, sehingga enulis dapat menyelesaikan tugas individu yang berjudul

“Asuhan Kebidanan Keluarga Pada Tn. S” .

Laporan ini disusun sebagai kelengkapan laporan praktek kerja lapangan dalam

memenuhi tugas individu mahasiswa D4 Kebidanan Stikes Karya Husada Kediri yahun

akademik 2017/2018.

Dengan terselesainya laporan ini, penulis menyampaikan terimakasih kepada :

1. Pembimbing lahan yaitu ibu Irma Dini yang telah bersedia membimbing sehingga

laporan ini dapat terselesaikan.

2. Dosen Pembimbing Akademik Brivian Florentis Yustanta, SST., M.Kes yang telah

memberikan bimbingan selama pembuatan laporan ini.

3. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa pembuatan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, demi kesempurnaan laporan ini penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua

pihak yang bersifat membangun. Semoga laporan ini bermanfaat bagi tenaga kesehatan atau

bidan pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Kediri, Juli 2018

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu aspek dari kehidupan masyarakat mutu hidup,

produktifitas tenaga kerja, angka kesakitan dan kematian yang tinggi pada bayi dan anak-

anak, menurunnya daya kerja fisik serta terganggunya perkembangan mental adalah

akibat langsung atau tidak langsung dari masalah gizi kurang. Sebagaimana diketahui

bahwa salah satu masalah gizi yang paling utama pada saat ini di Indonesia adalah kurang

kalori, protein hal ini banyak ditemukan bayi dan anak yang masih kecil dan sudah

mendapat adik lagi yang sering disebut “kesundulan” artinya terdorong lagi oleh kepala

adiknya yang telah muncul dilahirkan. Keadaan ini karena anak dan bayi merupakan

golongan rentan.

Terjadinya kerawanan gizi pada bayi disebabkan karena selain makanan yang kurang

juga karena Air Susu Ibu (ASI) banyak diganti dengan susu botol dengan cara dan jumlah

yang tidak memenuhi kebutuhan. Hal ini pertanda adanya perubahan sosial dan budaya

yang negatif dipandang dari segi gizi. Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian

besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya

yang terkandung di dalam ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi

kebutuhan pertumbuhan sampai usia sekitar empat bulan. Setelah itu ASI hanya berfungsi

sebagai sumber protein vitamin dan mineral utama untuk bayi yang mendapat makanan

tambahan yang tertumpu pada beras. Dalam pembangunan bangsa, peningkatan kualitas

manusia harus dimulai sedini mungkin yaitu sejak dini yaitu sejak masih bayi, salah satu

faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas manusia adalah

pemberian Air Susu Ibu (ASI). Pemberian ASI semaksimal mungkin merupakan kegiatan
penting dalam pemeliharaan anak dan persiapan generasi penerus di masa depan. Akhir-

akhir ini sering dibicarakan tentang peningkatan penggunaan ASI.

Dukungan politis dari pemerintah terhadap peningkatan penggunaan ASI

termasik ASI EKSLUSIF telah memadai, hal ini terbukti dengan telah dicanangkannya

Gerakan Nasional Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (GNPP - ASI) oleh Bapak

Presiden pada hari Ibu tanggal 22 Desember 1990 yang betemakan “Dengan Asi, kaum

ibu mempelopori peningkatan kualitas manusia Indonesia”. Dalam pidatonya presiden

menyatakan juga bahwa ASI sebagai makanan tunggal harus diberikan sampai bayi

berusia empat bulan.Pemberian ASI tanpa pemberiaan makanan lain ini disebut dengan

menyusui secara ekslusif. Selanjutnya bayi perlu mendapatkan makanan pendamping ASI

kemudian pemberian ASI di teruskan sampai anak berusia dua tahun. ASI merupakan

makanan yang bergizi sehingga tidak memerlukan tambahan komposisi. Disamping itu

ASI mudah dicerna oleh bayi dan langsung terserap. Diperkirakan 80% dari jumlah ibu

yang melahirkan ternyata mampu menghasilkan air susu dalam jumlah yang cukup untuk

keperluan bayinya secara penuh tanpa makanan tambahan. Selama enam bulan pertama.

Bahkan ibu yang gizinya kurang baikpun sering dapat menghasilkan ASI cukup tanpa

makanan tambahan selama tiga bulan pertama.

ASI sebagai makanan yang terbaik bagi bayi tidak perlu diragukan lagi, namun akhir-

akhir ini sangat disayangkan banyak diantara ibu-ibu meyusui melupakan keuntungan

menyusui. Selama ini dengan membiarkan bayi terbiasa menyusu dari alat pengganti,

padahal hanya sedikit bayi yang sebenarnya menggunakan susu botol atau susu formula.

Kalau hal yang demikian terus berlangsung, tentunya hal ini merupakan ancaman yang

serius terhadap upaya pelestarian dari peningkatan penggunaan ASI. Hasil penelitian

yang dilakukan di Biro Konsultasi Anak di Rumah Sakit UGM Yogyakarta tahun 1976

menunjukkan bahwa anak yang disusui sampai dengan satu tahun 50,6%. Sedangkan data
dari survei Demografi Kesehatan Indonesia (SKDI) tahun 1991 bahwa ibu, yang

memberikan ASI pada bayi 0-3 bulan yaitu 47% diperkotaan dan 55% dipedesaan

(Depkes 1992) dari laporan SKDI tahun 1994 menunjukkan bahwa ibu-ibu yang

memberikan ASI EKSLUSIF kepada bayinya mencapai 47%, sedangkan pada repelita VI

ditargetkan 80%. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr.Moh. Efendi di R.S.

Umum Dr. Kariadi Semarang tahun 1977 didapatkan pemberian ASI setelah umur 2

bulan 31,6%, ASI + Susu botol 15,8% dan susu botol 52,6%. Sedangkan sebelumnya

yaitu pada umur 1 bulan masih lebih baik yaitu 66,7% ASI dan 33,3% susu botol, dalam

hal ini tampaknya ada pengaruh susu botol lebih besar. Juga hasil penelitian Dr. Parma

dkk di Rumah Sakit Umum Dr. M. Jamil Padang tahun 1978 -1979 di dapatkan bahwa

lama pemberian ASI saja sampai 4-6 bulan pada ibu yang karyawan adalah 12,63% dan

pada ibu rumah tangga sebanyak 21,27%. Apabila dilihat dari pendidikannya ternyata

75% dari ibu-ibu yang berpendidikan tamat SD telah memberikan makanan pendamping

ASI yang terlalu dini pada bayi.

Berbagai alasan dikemukakan oleh ibu-ibu mengapa keliru dalam pemanfaatan ASI

secara Eksklusif kepada bayinya, antara lain adalah produksi ASI kurang, kesulitan bayi

dalam menghisap, keadaan puting susu ibu yang tidak menunjang, ibu bekerja, keinginan

untuk disebut modern dan pengaruh iklan/promosi pengganti ASI dan tdak kalah

pentingnya adalah anggapan bahwa semua orang sudah memiliki pengetahuan tentang

manfaat ASI .

1.2 Tujuan

1.2.1 Tugas Umum

Dengan memberikan asuhan kebidanan pada keluarga, diharapkan dapat

meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara dan meningkatkan derajat

kesejahteraan setiap anggota keluarga.


1.2.2 Tujuan Khusus

Diharapkan penulis mampu :

a. Melakukan pengkajian data pada keluarga

b. Melakukan interpretasi data dasar

c. Melakukan perumusan masalah

d. Menyusun prioritas masalah

e. Melakukan perencanaan dan tindakan

1.2.3 Bagi Penulis

Sebagai pengalaman langsung dan bahan evaluasi dalam pelaksanaan

asuhan kebidanan komunitas di dalam praktek kerja lapangan yang telah di dapat

diperkuliahan.

1.2.4 Bagi Institusi

Dapat digunakan sebagai bahan referensi yang dapat digunakan dalam

pembelajaran serta penambahan pengetahuan bagi mahasiswa.

1.2.5 Bagi Klien

Menambah pengetahuan tentang Asi Ekslusif

1.2.6 Bagi Lahan Praktek/Masyarakat

Sebagai bahan masukan bagi masyarakat untuk mengetahui masalah

kesehatan yang ada pada masyarakat.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP DASAR KELUARGA

2.1.1 Pengertian Keluarga

Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta: kula dan warga “kulaarga” yang

berarti “anggota” dan “kelompok kerabat”. Keluarga adalah lingkungan di mana

beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah, bersatu. Keluarga inti

(”nuclear family”) terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak.

Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran,

dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan

meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap

anggota keluarga. Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu

rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka

saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan

menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.Keluarga merupakan unit

terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang
berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling

ketergantungan. (azmilhaya 2012).

2.1.2 Struktur Keluarga

a. Patriakal adalah keluarga yang dominan dan memegang kekuasaan dalam

keluarga adalah dipihak ayah.

b. Matrikal adalah keluarga yang dominan dan memegang kekuasaan dalam

keluarga adalah pihak ibu.

c. Equalitarium adalah keluarga yang memegang kekuasaan adalah ayah dan ibu.

d. Patriokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah

suami.

e. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan

keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena

adanya hubungan dengan suatu atau istri.

2.1.3 Ciri-Ciri Keluarga

a. Diikat tali perkawinan

b. Ada hubungan darah

c. Ada ikatan batin

d. Tanggung jawab masing-masing

e. Ada pengabil keputusan

f. Kerjasama diantara anggota keluarga


g. Interaksi

h. Tinggal dalam satu rumah

2.1.4 Bentuk-bentuk keluarga

1. Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan

anak-anak.

2. Keluarga besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambahkan dengan

sanak saudara. Misalnya : kakak, nenek, keponakan, dan lain-lain.

3. Keluarga Berantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiiri dari wanita

dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.

4. Keluarga Duda/janda (Single Family) dalah keluarga yang terjadi karena

perceraian atau kematian.

5. Keluarga berkomposisi (Composite) adalah keluarga yang perkawinannya

berpoligami dan hidup secara bersama.

6. Keluarga Kabitas (Cahabitation) adalah dua orang yang terjadi tanpa

pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.

2.1.5 Pemegang Kekuasaan Dalam Keluarga

a. patriakal: yang dominal dan memanggangbkekuasaan dalam keluarga adalah

pihak Ayah

b. matriakal : yang dominal dan memanggangbkekuasaan dalam keluarga adalah

pihak Ibu
c. Equalilitalial: yang dominal dan memanggangbkekuasaan dalam keluarga

adalah pihak Ayah dan Ibu

2.1.6 Peran Keluarga

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,

kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.

Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari

keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat di dalam

keluarga adalah sebagai berikut :

1. Peranan Ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai

pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala

keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari

kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.

2. Peranan Ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan

untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,

pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta

sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat

berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.

3. Peranan Anak : Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan

tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.

2.1.7 Fungsi Keluarga


1. Fungsi Pendidikan. Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan

menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak

bila kelak dewasa.

2. Fungsi Sosialisasi Anak. Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah

bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang

baik.

3. Fungsi Perlindungan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak

dari tindakan-tindakan yang tidak baik sehingga anggota keluarga merasa

terlindung dan merasa aman.

4. Fungsi Perasaan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara instuitif

merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam

berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga

saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam

keluarga.

5. Fungsi Religius. Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan

mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama,

dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada keyakinan

lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.

6. Fungsi Ekonomis. Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari

sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain,

kepala keluarga bekerja untuk mencari penghasilan, mengatur penghasilan itu,

sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rkebutuhan-kebutuhan keluarga.


7. Fungsi Rekreatif. Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak harus selalu

pergi ke tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana

yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat dilakukan di rumah

dengan cara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-

masing, dsb.

8. Fungsi Biologis. Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk

meneruskan keturunan sebagai generasi penerus.

9. Memberikan kasih sayang,perhatian,dan rasa aman diaantara keluarga, serta

membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.

2.1.7.1 Ciri- Ciri keluarga Indonesia

a. Suami sebagai pengambil keputusan

b. Merupakan suatu kesatuan yang utuh

c. Berbentuk monogram

d. Bertanggung jawab

e. Pengambilan Keputusan

2.2
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA Tn “”

Di Desa Bukur Kecamatan Kandangan

Kabupaten Kediri

3.1 PENDATAAN

Pengkajian dilakukan oleh : Wahyu Masrikah

Pada Tanggal : Juli 2018

Pukul : WIB

di : Ds. Bukur Kec. Kandangan Kab. Kediri

A. Struktur dan Sifat Keluarga

a. Identitas Keluarga :

b. Susunan Keluarga :

c. Bentuk Keluarga :

d. Pemegang kekuasaan dalam keluarga :

e. Hubungan antar anggota keluarga :

f. Kegiatan hidup dalam sehari-hari :

g. Profil kegiatan dalam keluarga :

B. Social Budaya dan Ekonomi

C. Lingkungan
a. Keadaan rumah

b. Sumber air

c. Pembuangan sampah

d. Pembuuangan tinja

e. Kandang ternak

D. Keadan Kesehatan Keluarga

E. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan

- Status

- Konsep Diri

- Pola Interaksi dan Komunikasi

- Pola Pertahanan dalam Keluarga

F. Hasil Analisis Kerangka Pemberdayaan Perempuan

1. Tn.

Usia : th

a. Pemeriksaan Umum

- K/U

- Kesadaran Composmentis

- TTV : TD :

Nadi :

RR :
Suhu :

b. Data Kesehatan Penunjang

2. Ny.

G. Pengkajian Psikososial

H. Status Kesehatan Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai