Anda di halaman 1dari 11

TAHAP V PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN ANAK

REMAJA
Ketika anak pertama berusia 13 tahun tahap kelima dari siklus atau
perjalanan kehidupan keluarga di mulai. Biasanya tahap ini berlangsung
selama 6 atau 7 tahun, walaupun dapat lebih singkat jika anak
meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama, jika anak tetap tinggal
dirumah pada usia lebih dari 19 atau 20 tahun. Anak lainnya yang tinggal
di rumah biasanya anak usia sekolah. Tujuan utama keluarga pada tahap
anak remaja adalah melonggarkan ikatan keluarga untuk memberikan
tanggung jawab dan kebebasan remaja yang lebih besar dalam
mempersiapkan diri menjadi seorang dewasa muda ( Duvall & Miller,
1985)
Preto (1988), dalam mendiskusikan transformasi sistem keluarga di masa
remaja, menguraikan metamorfosis keluarga yang terjadi. Metamorfosis
yang terjadi melibatkan

perpindahan yang sangat jelas dalam pola

hubungan diantara generasi, dan sementara perpindahan mungkin pada


awalnya ditandai dengan kematangan fisik remaja, perpindahan tersebut
seringkali paralel dan terjadi bersamaan dengan perubahan orangn tua
ketika mereka memasuki usia pertengahan dan dengan transformasi besar
yang di hadapi kakek / nenek di usia lanjut.
Tahap kehidupan keluarga ini mungkin merupakan tahap tersulit, atau
tentu saja merupakan tahap yang paling banyak di diskusikan dan ditulis
(Kidwell et al. , 1983).
Keluarga Amerika di pengaruhi oleh besarnya tugas perkembangan anak
remaja dan orang tua, dan konflik serta gejolak yang tidak dapat dihindari
yang diciptakan oleh tugas perkembangan anak. Keluarga menghadapi
tantangan organisasioanal yang baru terutama dengan menghargai otonomi
1

dan kemandirian (Goldenberg & Goldenberg, 2000). Orang tua tidak lagi
mempertahankan otoritas komplet, mereka juga tidak dapat melepaskan
otoritasnya. Perubahan peran, keterbatasan kondisi, dan negosiasi ulang
peran adalah hal yang penting.
Tantangan utama dalam bekerja dengan keluarga yang memiliki anak
remaja adalah seputar perubahan perkembangan yang dialami remaja
dalam

bidang

perubahan

kognitif,

pembentukan

identitas,

dan

pertumbuhan biologis ( Kidwell, Fischer, Dunham & Baranowski, 1983)


serta dalam kaitannya dengan perkembangan berdasarkan pada konflik dan
krisis.
A. Peran, Tanggung Jawab, Dan Masalah Orang Tua
Tidak ada gunanya mengatakan bahwa tugas membesarkan anak
remaja saat ini adalah tugas orang tua yang tersulit. Meski demikian,
orang tua harus berhadapan dengan uji keterbatasan yang tidak
beralasan yang telah ditetapkan dalam keluarga pada saat keluarga
tersebut melalui proses melepaskan secara bertahap. Duvall (1977)
juga mengidentifikasi tugas perkembangan kritis pada periode ini
untuk menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab pada saat
remaja telah dewasa dan mandiri. Friedman (1957) serupa dalam
mendefinisikan tugas orang tua selama tahap ini, yaitu belajar
menerima penolakan tanpa meninggalkan anak.
Ketika orang tua menerima diri mereka sendiri apa adanya, dengan
semua kelemahan dan kekuatan mereka, dan ketika mereka menerima
beberapa peran mereka pada tahap perkembangan ini tanpa
mendapatkan konflik atau sensitifitas yang tidak sepatutnya, mereka
menetapkan pola untuk memilah penerimaan diri yang serupa pada
anak-anaknya. Hubungan antara orang tua dan remaja harus lebih baik
ketika orang tua merasa produktif, puas, dan terkontrol dalam hidup
2

mereka (Kidwell et al. 1983) dan fleksibelnya fungsi orang tua /


keluarga (Preto, 1988).
Schultz (1972) dan Elkind (1994) telah mengekspresikan pandangan
bahwa peningkatan kompleksitas kehidupan Amerika telah membuat
peran orang tua menjadi tidak jelas. Orang tua dapat merasa berada
dalam suatu kompetisi dengan berbagai kekuatan sosial dan institusi
dari wewenang sekolah dan konsultasi kontasepsi dan pilihan seks
pramenikah dan kehidupan bersama sebagai suami istri. Pengaruh
faktor lain

yang

ditambahkan

pada mereka

menjadi

sangat

berkurangan. Karena spesialisasi pekerjaan dan profesi, orang tua tidak


lagi mampu membantu anak dalam membuat rencana tentang
pekerjaanya. Mobilitas kediaman dan kurangnya keberlanjutan
hubungan orang dewasa yang terpercaya bagi anak remaja dan orang
tua, selain ketidakmampuan banyak orang tua untuk mendiskusikan
kekhawatiran personal, seksual, dan hal-hal yang terkait obat secara
terbuka dan tidak menghakimi dengan anak-anak mereka, juga telah
ikut menyebabkan timbulnya masalah pada orang tua - remaja.
Diantara keluarga imigran, perkembangan generasi dan konflik nilai
memperkuat masalah komunikasi yang sering terjadi antara orang tua
dan anak.
B. Tugas Perkembangan Keluarga
Tugas perkembangan keluarga yang pertama dan utama pada tahap ini
adalah menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab seiring
dengan kematangan remaja dan semakin meningkatnya otonomi.
Orang tua harus secara progresif mengubah hubungan mereka dengan
anak remaja mereka, yaitu dari hubungan sebelumnya yang bergantung
menjadi hubungan yang semakin mandiri. Berkembangnya perubahan
pada hubungan orang tua-anak secara khas merupakan sebuah

perubahan yang dipenuhi dengan konflik di sepanjang riwayat


keluarga.
Agar keluarga dapat beradaptasi selama tahap ini, anggota keluarga,
terutama orang tua, harus membuat perubahan system utama yaitu,
menetapkan peran dan norma baru serta melepaskan anak remaja.
Kidwell dan rekan (1983) merangkum perubahan yang diperlukan ini:
secara paradox, system (keluarga) yang dapat melepaskan anggota
keluarganya

adalah

sistem

yang

akan

mempertahankan

dan

menghasilkan kembali anggita keluarga secara efektif dalam generasi


selanjutnya.
Orang tua yang dengan tujuan memenuhi kebutuhan diri mereka
sendiri tidak melepaskan, sering kali menemukan sesuatu revolusi
besar pada anak remaja ketika perpisahan pada akhirnya terjadi. Orang
tua juga mungkin mendorong anak remaja untuk mandiri terlalu cepat
dengan mengakibatkan kebutuhan kebergantungannya. Dalam kasus
ini anak remaja dapat gagal untuk mencapai kemandirian (Wright &
Leahey, 2000).
Seperti halnya ketiga tahap terakhir, hubungan pernikahan juga
merupakan sebuah fokus perhatian. Tugas perkembangan keluarga
yang kedua adalah bagi orang tua untuk memfokuskan kembali
hubungan pernikahan mereka (Wilson, 1988). Banyak pasangan telah
menjadi sangat terfokus dengan tanggung jawab menjadi orang tua
sehinggapernikahan mereka tidak lagimemegang peranan inti dalam
kehidupan mereka. Suami dapat meluangkan banyak waktu diluar
rumah untuk bekerja dan melanjutkan kariernya, sementara istri
mungkin juga bekerja sambil berupaya melaksanakan pekerjaan rumah
dan tanggung jawab sebagai orang tua. Dalam kondisi ini, hanya
sedikit waktu atau energy yang tertinggaluntuk hubungan pernikahan.
4

Namun disisi lain, sejak anak lebih bertanggung jawab pada diri
mereka sendiri, pasangan dapat lebih mudah meninggalkan rumah
untuk melaksanakan karier mereka atau menetapkan hobi individual
dan marital. Mereka dapat mulai membangun pondasi untuk tahap
perjalanan keluarga selanjutnya.
Tugas perkembangan keluarga ketiga yang penting adalah untuk
anggota keluarga, terutama orang tua dan anak remaja, untuk
berkomunikasi secara terbuka satu sama lain. Karena adanya
kerenggangan generasi, komunikasi terbuka sering kali merupakan
suatu hal yang ideal dibandingkan kenyataan. Sering kali terjadi saling
penolakan antara orang tua dan anak remaja mengenai nilai dan gaya
hidup satu sama lain. Orang tua dalam keluarga yang memiliki banyak
masalah terbukti sering melakukan penolakan dan kemudian tidak lagi
berhubungan dengan anak tertua mereka, sehingga mengurangi saluran
komunikasi terbuka apapun yang sebenarnya dapat terjadi.
Mempertahankan standar etis dan moral keluarga adalah tugas
perkembangan keluarga lainnya (Duvall & Miller,1985). Walaupun
peraturan keluarga perlu diubah, standar etis dan moral keluarga perlu
dipertahankan oleh orang tua. Sementara anak remaja mencari
keyakinan dan nilai mereka sendiri, orang tua harus membela dan
menanamkan prinsip dan standar yang telah mereka tetapkan. Anak
remaja sangat sensitive dalam melihat adanya keganjilan antara apa
yang diajarkan dan dipraktikkan. Meskipun demikian, orang tua dan
anak dapat belajar dari satu sama lain dalam masyarakat yang jamak
dan berubah dengan cepat. Transpormasi nilai anak muda adalah
mentransformasi keluarga. Adopsi kebebasan dan gaya hidup yang
lebih kasual menjadi symbol transformasi nilai yang memengaruhi
setiap fase kehidupan keluarga (Aldous, 1996).

C. Perhatian Kesehatan
Pada tahap ini, kesehatan fisik anggota keluarga biasanya baik, tetapi
promosi kesehatan tetap merupakan perhatian yang penting. Faktor
resiko harus diidentifikasi dan didiskusikan dengan keluarga, karena
pentingnya gaya hidup sehat. Resiko penyakit jantung koroner pada
pria berusia lebuh dari 35 mengalami peningkatan yang cukup besar,
dan pada tahap ini, kedua orang tua dewasa mulai merasa rentan
terhadap penyakit sebagai bagian dari perubahan perkembangan
mereka dan biasanya mereka lebih menerima strategi promosi
kesehatan. Bagi remaja, kecelakaan terutama kecelakaan bermotor
adalah bahaya yang besar, dan patah tulang serta cedera akibat atletik
adalah hal yang biasa terjadi.
Penyalahgunaan obat dan alkohol, kontrasepsi, kehamilan yang tidak
diinginkan, dan pendidikan serta konseling seks adalah area-area
perhatian yang relevan. Dalam mendiskusikan topik ini dengan
keluarga, perawat dapat berada ditengah-tengah perselisihan atau
masalah orang tua-remaja. Remaja sering mencari pelayanan kesehatan
untuk pelaksanaan uji kehamilan, penggunaan obat, skrining penyakit
AIDS, kontrasepsi dan aborsi, dan diagnosis dan perawatan penyakit
kelamin. Telah terdapat tren legal untuk membiarkan anak remaja
mendapatkan layanan kesehatan tanpa persetujuan dari orang tua. Jika
orang tua terlibat, sering kali diindikasikan untuk memisahkan
wawancara antara remaja dan orang tua sebelum membawa mereka
bersama (American Acedemy of Padiatrics, 1989).
Kehamilan remaja adalah masalah keluarga yang kritis dalam banyak
keluarga saat ini. Pencegahan kehamilan remaja meliputi intervensi
yang didasari oleh keluarga dan komunitas. Perawat keluarga perlu
membantu keluarga dalam upaya pencegahan kehamilan remaja.
Rujukan ke pelayanan keluarga berencana, konseling dan pendidikan
6

seksual, mendorong anak remaja untuk berpartisipasi dalam kegiatan


waktu luang sepulang sekolah, dan kesempatan pendidikan adalah
strategi dasar pencegahan kehamilan remaja (The Family Connection,
1996).
Kebutuhan kesehatan lainnya adalah di area dukungan dan bantuan
dalam menguatkan hubungan pernikahan dan hubungan orang tuaremaja. Mungkin dibutuhkan konseling suportif langsung atau
melakukan rujukan ke sumber-sumber komunitas untuk konseling,
pelayanan rekreasi, edukasi, dan pelayanan lain.
D. Tahap V Siklus Kehidupan Keluarga Inti Dengan Dua Orang Tua :
Keluarga Dengan Anak Remaja
TUGAS PERKEMBANGAN
PERHATIAN PELAYANAN KESEHATAN
Menyeimbangkan kebebasan dengan Kecelakaan (mis ; mengemudi)
tanggung jawab pada saat remaja
telah dewasa dan semakin otonomi.

Cedera akibat olahraga.

Mempertahankan hubungan intim Penyalahgunaan alkohol dan obat.


dalam keluarga.
Kontrasepsi.
Berkomunikasi

secara

terbuka

antara orang tua dan anak. Hindari Kehamilan yang tidak diinginkan
terjadinya perdebatan, kecurigaan,
dan permusuhan.

Pendidikan seks.

Mempersiapkan perubahan sistem Hubungan pernikahan.


peran

dan

keluarga
kebutuhan

peraturan
untuk
tumbuh

anggota keluarga.

(anggota)
memenuhi Hubungan orang tua remaja

kembang
Praktik kesehatan yang baik (mis ; tidur,

nutrisi, olahraga).
E. Tugas Perkembangan Pada Keluarga Dengan Anak Usia Remaja
Tanggal Pengkajian : Selasa, 29 Maret 2016
Data Umum
Kepala Keluarga (KK)

: Bp. M (44 thn)

Alamat

: Jln. Dahlia Rt 03 / Rw 02 no. 18

Pekerjaan KK

: Security

Pendidikan KK

: SMK

Komposisi Keluarga

NO Nama

JK

Hub. Dgn. Umur

Pendi

Pekerja

Status

1.
2.

P
P

KK
Istri
Anak

dikan
SMA
SMP

an
IRT
Masih

Kes
Sehat
Sehat

SD

Sekolah
Masih
Sehat

3.

Ny. H
An. I
An. F

Anak

34
14
10

Sekolah
Genogram

44

3
4
1

10

Tipe Keluarga

: Keluarga Inti

Suku Bangsa

: Indonesia

Agama

: Islam

Data Fokus
1) Bagaimana karakteristik teman di sekolah atau di lingkungan
rumah ? Klien mengatakan teman-temannya baik semua
2) Bagaimana kebiasaan anak menggunakan waktu luang ? Klien
mengatakan kalau ada waktu luang biasanya bermain futsal
3) Bagaimana perilaku anak selama di rumah ? Klien mengatakan
kalau An. I baik, rajin bantu orang tua bersih-bersih rumah
4) Bagaimana hubungan antara anak remaja dengan adiknya, dengan
teman sekolah atau bermain ? Klien mengatakan baik baik saja
walaupun kadang sering berantem karena adiknya sering iseng,
berteman dengan baik
5) Siapa saja yang berada di rumah selama anak remaja di rumah ?
Klien mengatakan kalau orang tua pergi biasanya sendirian
dirumah atau bersama teman
6) Bagaimana prestasi anak di sekolah dan prestasi apa yang pernah
diperoleh anak ? Klien mengatakan pernah mendapatkan rangking
2 dikelasnya
7) Apa kegiatan di luar rumah selain sekolah, berapa kali, berapa
lama, dan dimana ? Klien biasanya main futsal, 2x seminggu,
selama 2 jam, di vegas buaran
8) Apa kebiasan anak di rumah ? Klien mengatakan sering main hp,
belajar, atau bantu bersih-bersih rumah
9) Apa fasilitas yang digunakan anak secara bersamaan atau sendiri ?
Klien mengatakan fasilitas yang ada semuanya digunakan bersamasama

10) Berapa lama waktu yang disediakan orang tua untuk anak ? Klien
mengatakan ingin sebanyak mungkin bisa meluangkan waktu untuk
anak-anaknya
11) Siapa yang menjadi figur bagi anak ? Klien mengatakan orang tua
nya adalah figur yang baik untuk anak-anaknya
F. Tugas Perkembangan Keluarga Yang Telah Tercapai
1) Keluarga memberi kebebasan pada anak untuk mengembangkan
hobinya, dan anak remaja tetap ingat akan tanggung jawabnya
dalam belajar.
2) Keluarga selalu meluangkan waktu hari libur untuk berkumpul
bersama walau hanya sekedar olahraga bareng di taman kota
3) Keluarga selalu terbuka, dan anak pun sering bercerita keluh kesah
nya pada ibu atau ayah nya
4) Keluarga mempunyai aturan jika ingin bermain sebaiknya untuk
menyelesaikan tugas-tugasnya lebih dulu
G. Dokumentasi

10

DAFTAR PUSTAKA
Friedman, Marilyn M. Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori,
dan Praktik. Jakarta : ECG. 2010
Suprajitno. Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi Dalam Praktik.
Jakarta : ECG. 2004

11

Anda mungkin juga menyukai