Anda di halaman 1dari 4

TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA DAN ORANG TUA PARUH BAYA

OLEH :

KELOMPOK 7

LETITIA MORATI LODANG KUMANIRENG 202002015

PONPILIANUS DJELAHU 202002018

MARIA NATALIA SOARES 202002025

SALMA DHIYA NABILA 202002026

PROGRAM ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KATOLIK ST. VINCENTIUS A PAULO


SURABAYA 2023
A. Defenisi Keluarga Dengan Orangtua Paruh baya
Dewasa paruh baya (madya), disebut sebagai usia setengah yang umumnya
berkisar antara usia 40-60 tahun, dimana pada usia ini ditandai dengan berbagai
perubahan fisik maupun mental (Hurlock, 1980:32). Aspek jasmaniah mulai berjalan
lamban, berhenti dan secara berangsur menurun. Aspek-aspek psikis (intelektual-
sosial-emosional-nilai) masih terus berkembang, walaupun tidak dalam bentuk
penambahan atau peningkatan kemampuan tetapi berupa perluasan dan pematangan
kualitas.

Status kesehatan menjadi persoalan utama masa dewasa madya, hal ini
dikarenakan adanya sejumlah perubahan fisik. Perubahan kejantanan bagi pria dan
juga bagi wanita mengalami berkurang / hilangnya kesuburan, seperti pada wanita
mengalami menopause. Bagi wanita, usia paruh baya tidak saja berarti menurunnya
kemampuan reproduktif dan datangnya menopause, tetapi juga merosotnya daya tarik
seksual. Pada umumnya wanita merasa tidak lagi menggiurkan bagi suami mereka.
Sedangkan bagi pria, paruh baya merupakan usia yang mengandung arti menurunnya
kemampuan fisik (secara menyeluruh) termasuk berkurangnya vitalitas seksual.
Pandangan umum terhadap usia berbahaya (dangerous age) bagi orang paruh
baya ini adalah saat-saat yang genting dimana sering terjadi para suami menjauhkan
diri dari istri, khusus dalam kehidupan seksual. Banyak ahli yang mengatakan bahwa
suami tidak sekedar menjauhkan diri, melainkan tidak jarang para suami mulai tidak
setia terhadap istri atau menceraikannya untuk menikah lagi dengan gadis belasan
yang seusia anak gadis mereka. Usia paruh baya sebagai usia berbahaya juga,
mengandung arti bagi banyak aspek kehidupan lainnya. Antara lain, jika individu
jatuh sakit karena berlebihan dalam bekerja, berlebihan dalam kekhawatirannya, atau
hidup sembarangan. Apabila sakit akibat kelebihan kerja demikian serius dapat
menuntun individu ke arah kematin. Menurut Hurlock, usia paruh baya tidak saja
berbahaya bagi pasangan suami istri akan tetapi juga melingkupi bahaya-bahaya lain.
Bahaya lain tersebut berkaitan dengan mudahnya kejangkitan penyakit, baik fisik
maupun mental, menjadi pecandu alcohol, penylahgunaan narkoba, kehancuran
perkawinan dan bunuh diri baik bagi pria maupun wanita. Lebih jauh Hurlock
mengatakan,usia paruh baya tidak sepenuhnya hanya berisi gambaran yang tidak
enak. Masa ini juga merupakan masa berprestasi. Pada umumnya puncak prestasi itu
dicapai dalam usia 40 sampai 60 tahun. Setelah itu seseorang tinggal bersenang-
senang menikmasti jerih payahnya.

B. Tugas Perkembangan Keluarga dengan Orang tua Paruh Baya


1) Tugas perkembangan yang penting untuk tahap ini adalah menciptakan
lingkungan yang sehat. Periode ini adalah periode yang paling umum bagi
pasangan untuk melaksanakan gaya hidup yang lebih sehat, selain fakta bahwa
mereka mungkin telah melibatkan diri dalam kebiasaan yang merusak diri
sendiri selama 45 sampai 65 tahun.
2) Tugas perkembangan kedua untuk pasangan paruh baya adalah
menemukan hubungan yang memuaskan dan bermakna dengan anak
pada saat anak dewasa dan dengan orang tua mereka yang lansia.
Penelitian mengindikasikan bahwa perubahan kehidupan yang merugikan
orang tua sangat mempengaruhi cara pandang anak mengenai hubungan
dengan orang tua mereka. Perubahan merugikan ini secara dominan tercatat
sebagai penurunan dalam status kesehatan orang tua dan gangguan pernikahan
orang tua di kehidupan lanjut akibat penceraian. Tidak ada bukti yang
mendukung bahwa gangguan pernikahan orang tua akibat keadaan hidup
sebagai janda berpengaruh negatif pada hubungan dengan anak dewasa
(Friedman, 2010).
3) Tugas perkembangan ketiga yang akan didiskusikan adalah memperkuat
hubungan pernikahan. Saat ini pasangan benar-benar sendiri setelah
beberapa tahun dikelilingi oleh anggota keluarga lain dan beberapa hubungan.
Walaupun tampak sebagian kelegaan yang disebut baik, masa ini merupakan
pengalaman yang sulit bagi banyak pasangan untuk berhubungan satu sama
lain sebagai pasangan baru dan bukan sebagai orang tua (Friedman, 2010).
C. Masalah Yang Bisa Di Temukan Oleh Keluarga Usia Pertengahan (praruh
baya).
DAFTAR PUSTAKA
Friedman. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : penerbit buku
kedokteran.

Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga:Teori dan Praktik. Jakarta: EGC Garini.

Hurlock, E. B. (1980). Psikologi perkembangan:suatu pendekatan sepanjang rentang


kehidupan. Jakarta: Erlangga .

Rohmah, U. (2015). Resilensi Keluarga Pada Pasangan Usia Paruh Baya. Kodifikasia, 101-
120.

Anda mungkin juga menyukai