Anda di halaman 1dari 29

PSIKOLOGI

PERKEMBANGAN II

PERKEMBANGAN
PSIKOSOSIAL PADA MASA
DEWASA TENGAH
Annisa Fadhilah
Ilsha Virman
Rahmi Indah Putri
Rahmizakia Rifka
Sri Rahayu Andiana
Wirza Feny Rahayu
Zakiah Ulya
Oleh
Hubungan dengan
Anak yang Sudah
Dewasa
Hubungan
Konsensual
Memandang Arah
Kehidupan pada
Masa Dewasa
Tengah
PERKEMBANGAN
PSIKOSOSIAL PADA
MASA DEWASA
TENGAH
Pertalian
Kekeluargaan
Lainnya

Berbagai
Hubungan pada
Masa Dewasa
Tengah

Diri pada Masa
Dewasa Tengah :
Berbagai dan Tema

Perubahan pada
Usia Dewasa
Tengah

Memandang Arah
Kehidupan pada
Masa Dewasa
Tengah
Para ilmuwan perkembangan memandang arah
perkembangan psikososial masa dewasa tengah dalam beberapa
cara. Secara objektif, dimana mereka melihat pada berbagai arah
atau jalan. Namun, kesinambungan serta perubahan peran dan
hubungan juga memiliki sisi Subjektif.
Perubahan dan kesinambungan pada masa paruh baya
harus dipandang dalam sudut pandang seluruh rentang
kehidupan. Peran pekerjaan dan pribadi saling bergantung satu
sama lain. Cohort, gender, suku bangsa, budaya, dan status social
ekonomi sangat mempengaruhi jalannya kehidupan.
Perubahan
pada Usia
Dewasa Tengah
Model-model
Tahapan Normatif
(Carl Jung dan Erik
Erikson)
Warisan Jung dan
Erikson : Vaillant
dan Levinson.
Erik Erikson

Carl Jung

Carl Jung
Carl Jung meyakini bahwa perkembangan paruh baya yang
sehat menuntut individuasi. Sampai sekitar umur 40
tahun, Jung berkata, orang dewasa memusatkan perhatian
pada kewajiban terhadap keluarga dan masyarakat serta
mengembangkan berbagai aspek kepribadian mereka yang
akan membantu mereka mencapai tujuan eksternal. Pada
usia paruh baya, orang-orang mengalihkan obsesi mereka
ke diri mereka yang spiritual dan kebathinan. Baik laki-laki
maupun perempuan mencari penyatuan antithesis
dengan mengungkapkan aspek-aspek yang disangkal
sebelumnya.
ERIK
ERICKSON
Erikson memandang usia sekitar umur 40 tahunan sebagai
masa ketika orang-orang mencapai memasuki tahap
normative ke tujuh mereka, generativity versus stagnation.
Yang merupakan kepedulian orang dewasa yang matang
untuk membangun dan membimbing generasi berikutnya
melanggengkan diri sendiri diri sendiri melalui
pengaruhnya pada mereka yang mengikutinya, atau jika
tidak, orang pada usia lanjut akan merasakan
ketidakaktifan atau kehampaan dalam hidupnya
Warisan Jung dan
Erikson : Vaillant
dan Levinson
George Vaillant (1977) dan Daniel Levinson (1978),
keduanya menjelaskan peralihan pada masa paruh baya
dari memperjuangkn pekerjaan usia 30-an ke evaluasi
kembali dan bahkan mengatur kembali kehidupan secara
drastic pada usia 40-an ke kematangan dan stabilitas yang
relative pada usia 50-an.
Waktu
Peristiwa : Jam
Sosial
Menurut model waktu peristiwa, perkembangan
kepribadian orang dewasa tidak selalu bergantung pada usia
dibandingkan pada peristiwa hidup yang penting. Masa
paruh baya sering kali membawa pada perubahan kembali
peran-peran social.
Diri pada Masa
Dewasa Tengah
Apakah Terdapat Krisis Paruh Baya?

Memasuki usia paruh baya menimbulkan stress tetapi
tidak lebih dari beberapa peristiwa pada masa awal. Berbagai
titik balik sering kali melibatkan sebuah kajian ulang yang
introspektif dan penilaian ulang terhadap berbagai nilai dan
prioritas. Dimana pengkajian ulang merupakan penelaahan
introspektif yang sering kali muncul dalam masa paruh
baya, mengarah pada penilaian ulang dan revisi berbagai
nilai dan prioritas.

Perkembangan
identitas
(teoritikal)
Psikologi Naratif:
identitas sebagai kisah
hidup
Identitas Gender
Generativity, Identitas
dan Usia
Susan Krauss
Whitbourne: identitas
sebagai proses

Kesejahteraan
psikologis dan
kesehatan
mental positif
Emosi Kepuasan Hidup Carol Ryff
Kesejahteraan
Sosial
Generatifity sbg
Faktor Penyesuaian
dan Kesejahteraan
Psikososial
Berbagai
hubungan pada
usia paruh baya
Teori Konvoi Sosial
Berbagai lingkaran teman dan
keluarga dekat dengan berbagai kadar
kedekatan, yang dapat mereka
andalkan untuk bantuan,
kesejahteraan, dan dukungan sosial,
dan kepada mereka juga kita
menawarkan kepedulian, perhatian,
dan dukungan.

Teori Kontak
Sosial
Teori Selektivitas Sosial Emosional
Sudut pandang rentang kehidupan
pada cara orang-orang memilih
dengan siapa mereka akan
menghabiskan waktu mereka


Hubungan, Gender, dan Kualitas Hidup

Bagi kebanykan orang dewasa berusia paruh baya,
hubungan merupakan kunci terpenting untuk
kesejahteraan. Hal ini bisa menjadi sumber kesehatan dan
kepuasan yang utama, tetapi juga dapat memberikan
tuntutan yang membuat stres
(hubungan dengan pasangan, pasangan kohabitasi,
pasangan homoseks,teman, pada pertalian dengan anak-
anak yang sudah dewasa, ikatan dengan orang tua yang
sudah lanjut usia, saudara sekandung dan cucu)

Hubungan
konsensual
Pernikahan dan
kohabitasi
Hubungan homoseks dan
lesbian
pertemanan
Perceraian pada usia
paruh baya

Pernikahan dan
kohabitasi
Kepuasan pernikahan secara umum pada usia tengah,ketika
banyak pasangan yang anak-anak remajanya dan telah
hidup bahagia yang meliputi kebaikan.
Namun, Kohabitasi bagi orang-orang usia paruh baya lebih
mungkin dapat menimbulkan depresi dibandingkan
dengan rekan mereka yang telah menikah.

Perceraian pada usia
paruh baya
Perceraian pada usia paruh baya relatif tidak lazim.
Kebanyakan perceraian muncul selama masa 10 tahun
pertama. bagi orang-orang diusia paruh baya, perceraian
dapat menjadi hal yang traumatis.

Hubungan homoseks
dan lesbian
Banyak homoseks yang menyembunyikan identitas
mereka hingga masa dewasa, yang mana hal ini dapat
berpengaruh terhadap aspek lainnya dari masa
perkembangan.
Laki-laki homoseks yang menyembunyikan jati dirinya
hingga masa paruh baya cendrung merasa bersalah,
memendam rahasia, menutup kondisinya dengan
melakukan pernikahan heteroseksual, dan akhirnya
berkonflik dengan dirinya sendiri. Sebaliknya, mereka yang
mengakui jati dirinya sejak awal sering kali menghadapi
halangan lintas-ras dan sosial ekonomi.

Pertemanan pada usia paruh baya sering kali berkisar
diseputar pekerjaan dan orang tua; yang lainnya
berdasarkan hubungan dengan lingkungan sekitar tempat
tinggal atau hubungan dengan organisasi sukarela.
Kualitas pertemanan pada masa paruh baya sering kali
mengompensasi kekurangan jumlah waktu yang
dihabiskan, terutama selama masa krisis seperti perceraian.
Pertemanan
Hubungan
dengan anak
yang sudah
dewasa
Cluttered nest
Mengasuh anak-
anak yang telah
dewasa
Empty nest
Remaja : berbagai
persoalan bagi
orang tua

Remaja : berbagai
persoalan bagi
orang tua
Masa remaja dan masa paruh baya adalah masa yang dapat
dikaitkan dengan krisis emosional.Masa remaja adalah masa
dimana anak mencari identitas diri dan mencoba hal-hal
baru sehingga ini akan menjadi masalah baru bagi orang
tua karena di masa ini anak akan memiliki pergaulan yang
lebih luas di lingkungan dimana nilai ini akan
mempengaruhi nilai yang ditanamkan orang tua dalam
keluarga, sehingga inilah yang akan memnculkan
kecemasan, ketakutan dan masalah bagi orang tua
disamping masalah mereka pribadi sebagai orang yang
berada dalam tahapan paruh baya yang juga memiliki
banyak persoalan.

Empty nest
Empty nest merupakan tahap transisi orang tua yang
mengiringi kepergian anak terakhir dari rumah.dampak
empty nest terhadap pernikahan orang tua dapat dilihat
dari kualitas dan lamanya pernikahan. Dalam suatu
pernikahan yang kuat kepergian anak-anak yang sudah
dewasa bisa memberikan peluang adanyabulan madu
kedua sedangkan dampak empty nest terhadap keluarga
atau pernikahan yang rapuh dapat memperkuat keinginan
mereka untuk bercerai (jika alasan untuk mempertahankan
pernikahan hanya demi anak).
Mengasuh anak-
anak yang telah
dewasa
Beberapa orang tua mengalami kesulitan dalam
memperlakuakan anak mereka sebagai orang dewasa dan
banyak orang dewasa awal yang mengalami kesulitan
menerima kepedulian yang terus menerus dari
orangtua.Namun banyak juga dewasa awal dan orang
tuanya yang berusia paruh baya saling menikmati
kebersamaan dan berhubungan baik.
Cluttered nest
revolving door syndrom adalah kecendrungan dewasa awal
meninggalkan rumah untuk kembali lagi ke rumah orang
tua mereka kaena menghadapi kesulitan keuangan,
pernikahan atau masalah lainnya
Keadaan dan sindrom ini dapat memperpanjang masa
menjadi orang tua, memperpanjang masa menjadi orang
tua bisa mengarah pada ketegangan antar generasi jika
berlawananan dengan harapan normative, karena seiring
dengan peralihan remaja menuju dewasa awal, orang tua
mengharapkan anak mereka menjadi mandiri dan mereka
juga mengharapkan demikian, sehingga penundaan dan
kembalinya anak dapat memicu stress.
Pertalian
keluarga
lainnya
Hubungan dengan
orang tua lanjut usia

Menjadi Kakek nenek
Hubungan dengan
saudara kandung

Tekanan dalam pengasuhan
Melakukan pengasuhan dapat
membuat menimbulkan
stress.
Menjadi pengasuh bagi orang tua
lanjut usia
Keturunan biasanya paling baik
bergaul dengan orang tua ketika
mereka sehat dan kuat. Ketika orang
orang yang lebih kuat sakit, terutama
jika mengalami kemunduran mental
atau perubahan kepribadian, beban
mengasuh mereka mungkin
menjadikan hubungan lebih tegang.
Hubungan dengan
orang tua lanjut usia

Hubungan dan bantuan yang
timbal balik
Kebanyakan orang dewasa berusia
paruh baya dan orang tua mereka
memiliki hubungan yang hangat
dan penuh kasih sayang berdasarkan
hubungan yang sering dilakukan
dan bantuan yang timbal balik.
Hubungan anak perempuan dan ibu
yang lebih tua, terutama, cendrung
dekat.

Hubungan dengan
saudara kandung
Menjaga hubungan dengan saudara kandung penting bagi
kesejahteraan psikologis dalam masa paruh baya, meskipun
tingkat kepentingannya relatif terhadap hubungan lainnya,
seperti pertemanan, bisa naik dan turun dari waktu ke waktu.
Hubungan saudara kandung terlihat memiliki tujuan yang agak
berbeda untuk perempuan dan laki laki. Bagi perempuan,
perasaan positif terhadap saudara kandung dikaitkan dengan
konsep diri yang menyenangkan, bagi laki laki, dengan moral
yang tinggi.


Menjadi kakek nenek
Peran kakek nenek
Membesarkan cucu
Menjadi Kakek Nenek
setelah Bercerai dan
Menikah Kembali
Sekian,
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai