Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Mata Kuliah Perkembangan
Dewasa Yang Diampu Oleh Vina dartina, M.Pd., M.I.Kom., CT.
Oleh Kelompok 2 :
UNIVERSITAS MA’SOEM
1441 H/ 2020 M
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
PERKEMBANGAN DEWASA
Identitas Buku :
Stabilitas dan Perubahan yang Berlangsung dari Masa Kanak-kanak hingga Masa
Dewasa
Ketertarikan,Cinta dan Relasi yang Akrab
Gaya hidup Orang Dewasa
Pernikahan dan Keluarga
Gender, dan Perkembangan Diri
PENDAHULUAN
Dewasa awal merupakan transisi dari remaja menuju dewasa yang berawal dari usia
18-25 tahun. Dewasa awal ditandai dengan beranjak dewasa dan berakhir pada usia 35-40
tahun. Bagi banyak orang, pada masa ini terjadi transisi dari SMA ke perguruan tinggi yang
melibatkan pergerakan ke arah struktur yang lebih besar dan impersonal, interaksi dengan
teman-teman dari latar belakang geografis dan etnis yang lebih beragam, dan peningkatan
fokus terhadap pencapaian. Pada masa ini juga terjadi puncak performa fisik yang mulai
dialami seseorng (Suntrock, 2012).
Menurut Hurlock (2012) tugas perkembangan dewasa awal adalah mulai bekerja,
memilih dan memperoleh pasangan, belajar hidup dengan tunangan, mulai membina
keluarga, mangasuh anak, mengelola rumah tangga, mengambil tanggung jawab sebagai
warga negara dan mencari kelompok sosial yang menyenangkan.
4. MODEL TIPOLOGIS
Pendekatan tipologis merupakan pendekatan teoretis yang mengidentifikasi tipe atau
gaya kepribadian secara luas. Jack Block (1971; Block & Block, 2006) adalah pionir
dalam pendekatan tipologis. Penelitian tipologis berusaha untuk melengkapi dan
memperluas penelitian sifat dengan melihat kepribadian sebagai keseluruhan fungsi. Para
peneliti telah mengidentifikasi tiga tipe kepribadian, yaitu:
1. Ego-Resilient
Individu yang memiliki penyesuaian diri yang baik; kepercayaan diri, mandiri,
artikulasi, perhatian, suka menolong, kooperatif, dan fokus pada tugas-tugas
2. Kontrol Berlebihan
Individu yang pemalu, pendiam, cemas, dan tergantung; mereka cenderung
menyimpan pemikiran di dalam diri mereka sendiri dan menarik diri dari konflik
dan paling mungkin mengalami stres.
3. Kontrol yang Rendah
Individu yang aktif, penuh energi, impulsif, keras kepala, dan mudah teralihkan.
Penemuan kecenderungan lewat kontinuitas sikap dan perilaku bukan berarti bahwa
kepribadian tidak pernah berubah atau individu tertentu dihukum atas ketidakmampuan
menyesuaikan diri sepanjang kehidupan. Anak-anak yang kurang kontrol mungkin dapat
melalui masa dewasa awalnya dengan baik jika mereka menemukan relung tempat energi
dan spontanitas dipertimbangkan sebagai hal yang positif. Anak-anak dengan kontrol yang
berlebihan mungkin akan keluar cangkangnya jika mereka menemukan bahwa
ketergantungan dan ketenangan mereka itu bernilai. Dan, meskipun tipe kepribadian
muncul di masa anak-anak mungkin memprediksikan bentuk pola perilaku jangka
panjang, peristiwa-peristiwa tertentu mungkin mengubah proses kehidupan mereka (Caspi,
1998).
Kebanyakan orang menyukai cerita cinta mereka sendiri. Menurut teori segitiga cinta
Robert J.Sternberg (1995, 1998, 2006), cara cinta berkembang adalah sebuah cerita.
Berpikir tentang cinta sebagai sebuah cerita dapat membantu kita melihat bagaimana
individu memilih dan mencampur elemen-elemen dalam sebuah alur. Menurut Sternberg
(1986, 1998, 2006) tiga elemen atau komponen dari cinta adalah intimasi, gairah dan
komitmen. Intimasi elemen emosi melibatkan didalamnya keterbukaan diri, yang mengarah
pada hubungan, kehangatan, dan kepercayaan. Gairah ekemen motivasi yang didasarkan
pada dorongan diri dalam yang menerjemahkan rangsangan fisiologis ke dalam hasrat
seksual. Komitmen merupakan elemen kognitif yang didalamnya ada keputusan untuk
mencintai dan tinggal dengan orang yang dicintai. Tingkat masing-masing elemen itu hadir
menentukan jenis cinta yang dirasakan individu.
Bagian dasar dari intimasi adalah komunikasi. Pasangan yang berkomunikasi secara
konstruktif cenderung lebih puas dengan hubungan mereka dibandingkan yang tidak
(Christensen, Eldridge, Catta-Preta, Lim & Santaga, 2006).
Selain itu pencapaian rasa identitas berpengaruh terhadap kualitas satu hubungan
romantis. Dalam studi dari 710 individu peralihan dewasa, status pencapaian identitas
diasosiakan dengan perasaan yang kuat akan persahabatan, penghargaan, afeksi, dan
dukungan emosi dalam hubungan romantis (Barry, Madsen, nelson, Carrol & Badger, 2009).
Hal ini mendukung pernyataan dari erikson (1973) bahwa pembentukan rasa aman terhadap
identitas diperlukan bagi terjalinnya kualitas hubungan intimasi yang berkualitas tinggi.
Orang dewasa memilih berbagai gaya hidup sendiri dan bentuk keluarga yang mereka
inginkn. Selama periode 30 tahun lebih orang dewasa yang hidup sendiri meningkat
secara dramatis. Keuntungan orang dewasa hidup sendiri adalah memiliki waktu
untuk membuat keoutusan mengenal perjalanan hidupnya, mengembangkan sumber
pribadi untuk mencapai tujuannya, memiliki kebebasan untuk memilih dan
bisamengenger otomom keinginannya, mencoba hal-hal baru-baru dan mnejelajahnya
menghadapi kesepian, memiliki privasi dan menentukan posisi sesuai dalam
masyarakat yang berorientasi pada pernikahaan (Koropeckly-Cox,2009)
Kohabitas Orang dewasa
Kohabitasi adalah gaya hidup yang umum yang semakin meningkat yakni pasangan
yang tidak menikah terikat dalam hubungan seksual hidup bersama. Peningkatan pada
dekade terakhir mencerminkan eksplorasi alamiah pada peralihan masa dewasa dan
trend terhadap penundaan pernikahan.
Masa Orang tua sebagai pengalaman perkembangan dimana masa ini sering disebut
menjadi orang tua menjadi beban pada pernikahan.Kehamilan dan pemulihan setelah
melahirkan dapat mempengaruhi hubungan pasangan,kadang meningkatkan intimasi dan
kadang menciptakan penghalang. Ditambah banyak pasangan menemukanhubungan
merekamenjadilebih “tradisional” karena mengikuti lahirnya sang anak. Bayi pertama
menandai masa peralihan kehidupan orang tua, besamaan dengan perasaan gembira,
Perkembangan Wanita
Berdasarkan analisis Tanen menunjukkan preferensi wanita untuk terlihat dalam rapport talk
dapat disimpulkan bahwa relasi dan menerima hubungan dengan orang lain merupakan hal
yang snagat bernilai bagi wanita.
Perkembangan Pria
Peran pria memiliki sifat kontradiktil dan tidak konsisten. Pria tidak hanya stress jika
mengalami permasalahhnya yang menyimpang dari perannya, mereka akan dirugikan jika
tidak melakukan sesuai dengan perannya. Menurut (Levent, 2002) mengemukkan bahwa pria
mempunyai beberapa ketegangan perannya adalah :
Kesehatan jangka lama hidup pria adalah 5 tahun lebih singkat dibandingkan wanita.
Jumlah pria yang mengalami stress, ketergantungan alcohol,kecelakaan mobil, dan
bunuh diri lebih banyak dari wanita. Pria juga lebih sering menjadi korban
pembunuhan.
Relasi pria dan wanita. Pria sering kali dikatakan mempunyai sikap dominan sangat
kuat, agresil dan seharusnya mengontrol wanita. Menurut Sebagian besar definisi
taradisional memandang bahwa wanita dari segi tubuhnya, buka dari akal dan
perasaannya serta sering kalitidak menempatkan wanita sejajar dengan pria, baik
ditempat kerja maupun diberbagai aspek kehidupan lainnya.
Relasi pria-pria. Sedikit sekali pria yang melakukan interaksi dengan ayahnya
khusunya dengan ayah yang mampu bertindak sebagai model yang positi. Sifat
mengasuh dan peka terhadap orang lain dianggap sebagai peran aspek dari wanita
bukan peran pria. Sehingga aspek mengenai peran pria telah mengakibatkan pria
kurang dalam mengembangkan hubungan emosi yang positif dengan pria lain.
Menganalisis percakapan anatara pria dan wanita adalah hal yang sulit dilakukan untuk
berkomunikasi anatara istri dan suami sehingga dampak perceraian sering dikemukan oleh
seorang istri adalah kurangnya komunkasi meskipun tidak banyak menyebutkan hal
demikian. Menurut (Gamble Er Gamble.2008). Masalah komunikasi antar pria dan wanita
Sebagian disebabkan oleh cara berkomunikasi yang mereka pilih. Menurut Tanen berikut
beberapa percakapan untuk membangun hubungan adalah Rapport talk merupakan cara
menjalani hubungan dengan bernegoisasi disusun untuk memberikan informasi dimana
berbicara didepan khalayak banyak. Setelah itu Tanen menurutnya wanita lebih menyukai
rappot talk sedangkan pria lebih memilih didalam rapport talk. Pria juga memiliki peran
utama karena kemampuannya dalam berbicara, seperti menyampaikan cerita. Meskipun
demikian hasil studi menunjukkan bahwa secara keseluruhan perbedaan gender dalam
komunikasi memiliki angka yang kecil baik pada anak-anak maupun dewasa
Kesimpulan
Masa dewasa pertengan adalah masa individu mengalami tahapan rentang waktu yang
ketujuh, generativitas, versus stagnasi. Pada tahap ini penting pada usia dewasa pertengahan
untuk memberikan kontrabusi nyata pada generasi selanjutnya