Sosioemosional
Masa Dewasa Madya
Ditulis oleh Kelompok 3 yang beranggotakan :
1. Amara Fasya Ramadhani (21112141021)
2. Zulfa Rani (21112141028)
3. Nisa Berti Aprilasari (21112144020)
4. Zonarifa Aglis Namma (21112144035)
Tahap Generativitas versus Stagnasi dari Erikson
apakah generativitas merupakan sebuah dimensi yang penting?? ya, dalam teori
erikson generativitas versus stagnasi menunjukan pola peningkatan yang lambat
tetapi pasti dalam proses menjadi semakin generatif. generativitas orang tua
berkaitan dengan perkembangan sukses anak. orang tua yang generatif memiliki
anak-anak dewasa muda yang tanggung jawab dan ramah.
Masa Kehidupan Manusia dari Levinson
contoh: jika kesehatan individu buruk dan dukungan keluarga kecil maka peristiwa hidup
cenderung lebih menekan
Bagi individu yang matang resiko dari perceraian dapat lebih kecil dan kurang intens
dibandingkan individu yang masih muda.
SINDROM SARANG KOSONG
Empty Nest Syndrom
orang tua yang hidupnya menyaksikan keberadaan
anak-anak mungkin mengalami empty nest syndrome. Yang
mencakup menurunnya kepuasan pernikahan setelah
anak-anak meninggalkan rumah. Meskipun demikian, pada
sebagian orang tua kepuasan pernikahan mereka tidak
berkurang setelah anak-anak meninggalkan rumah.
Sesungguhnya. pada sebagian besar orang tua kepuasan
pernikahan mereka justru meningkat di tahun tahun setelah
mengasuh anak-anak. Ketika anak-anak pergi pasangan
yang menikah memiliki waktu untuk melakukan apa yang
menjadi minat karirnya dan memiliki lebih banyak waktu
Presentation by Really Great Site
untuk bersama-sama.
Hubungan Persaudaraan dan Persahabatan
Pada masa ini biasanya individu mulai dituntut untuk membimbing
masa-masa sebelumnya. Begitupun dengan persahabatan, pada masa ini
mengalami peningkatan. Berbagai aktivitas sossial maupun olahraga
merupakan beberapa hal yang sering dilakukan bersama.
Konflik apa yang paling umum dialami orang tua dengan anaknya mulai tumbuh dewasa?
● Gaya komunikasi dan interaksi
● Kebiasaan dan gaya hidup
● Praktik dan nilai dalam pengasuhan
● Politik, agama, dan ideologi
Gambaran Parent-Grandparent Co-Parenting Relationship pada Kakek-Nenek
yang Mengasuh Balita
Abstrak
Pengasuhan balita oleh kakek-nenek menjadi fenomena yang mendunia seiring dengan meningkatnya jumlah
ibu yang bekerja. Pengasuhan kakek-nenek berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan balita,
sehingga diperlukan co-parenting yang baik agar tidak malah menimbulkan dampak negatif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran parent-grandparent coparenting relationship pada
kakek-nenek yang mengasuh balita yang ditinggal ibunya bekerja. Penelitian dilakukan menggunakan
pendekatan survei deskriptif dan teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu simple random sampling
Hasil penelitian menunjukkan bahwa parent-grandparent co-parenting pada kakek-nenek yang mengasuh
balita dalam kategori baik, yang ditandai dengan 65,7% co-parenting agreement responden baik, 73,3%
co-parenting closeness responden baik, 73,3% exposure of child to conflict responden baik, 78,1%
co-parenting support/undermining responden baik, 85,7% endorsement of partner’s parenting responden
baik, dan hanya 58,1% responden yang mempersepsikan division of labor dalam kategori cukup. Peran
kakek-nenek sebagai pengasuh utama balita ketika ditinggal ibu bekerja tidak akan mengganggu kelekatan
antara orangtua-anak apabila tercipta parent-grandparent co-parenting relationship yang harmonis.
PERAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN EKSPRESI EMOSI TERHADAP
KEPUASAN PERKAWINAN PADA PEREMPUAN DI USIA DEWASA MADYA
Kepuasan perkawinan merujuk pada suatu perasaan positif yang dimiliki pasangan dalam perkawinan yang
memiliki makna lebih luas daripada kenikmatan, kesenangan dan kesukaan. Terdapat beberapa faktor-faktor
memengaruhi kepuasan dalam perkawinan antara lain adalah gender, tahapan usia, komunikasi yang terjalin
antara pasangan, serta pengungkapan emosi terhadap pasangan. Perempuan cenderung lebih rendah merasakan
kepuasan perkawinan dibandingkan laki-laki serta perempuan dewasa madya cenderung lebih merasakan kepuasan
perkawinan dibandingkan dewasa awal karena perempuan dewasa madya telah memasuki masa sarang kosong
sehingga dapat menghabiskan waktu bersama dengan pasangan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran
komunikasi interpersonal dan ekspresi emosi terhadap kepuasan perkawinan pada perempuan di usia dewasa madya.
Subjek penelitian ini adalah perempuan yang berada pada usia dewasa madya yang telah memiliki anak yang
beranjak dewasa dan telah melangsungkan perkawinan serta berdomisili di Kota Denpasar. Alat ukur yang digunakan
pada penelitian ini menggunakan skala kepuasan perkawinan, skala komunikasi interpersonal, serta skala ekspresi
emosi. Hasil dari uji regresi berganda menunjukkan nilai regresi R=0,424 dengan taraf sigifikansi 0,000 (p<0,05) serta R
Square=0,180 sehingga dapat disimpulkan komunikasi interpersonal dan ekspresi emosi sama-sama berperan sebesar
18% terhadap kepuasan perkawinan pada perempuan di usia dewasa madya. Koefisien beta terstandarisasi
menunjukkan nilai 0,344 dengan taraf signifikansi 0,012 (p<0,05) yang menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal
berperan secara signifikan terhadap kepuasan perkawinan. Koefisien beta terstandarisasi menunjukkan nilai 0,100
dengan taraf signifikansi 0,454 (p<0,05) yang menunjukkan bahwa ekspresi emosi tidak berperan secara signifikan
terhadap kepuasan perkawinan.
KESIMPULAN
● Sifat kepribadian terus berubah selama tahun-tahun masa dewasa bahkan
hingga masa dewasa akhir, tetapi perubahan kepribadian terbesar tetap terjadi
di masa dewasa awal.
● Stabilitas paling besar terjadi pada masa dewasa menengah (mendukung model
kepribadian kumulatif yang menyatakan bahwa seiring bertambahnya waktu dan
usia, individu menjadi lebih terampil dalam berinteraksi dengan lingkungannya
dengan cara yang mendukung stabilitas kepribadiannya).
● Konteks sosial, pengalaman baru, dan perubahan sosiohistoris dapat
memengaruhi perkembangan kepribadian.
● Secara umum perubahan sifat kepribadian seseorang selama masa dewasa
terjadi ke arah yang lebih positif.
● Hubungan pada masa dewasa baik dengan teman dan keluarga dapat semakin
jauh juga dapat semakin dekat, tergantung situasi yang sedang terjadi
Daftar Pustaka
Paramita, N. K. P., & Suarya, L. M. K. S. (2018). Peran komunikasi
interpersonal dan ekspresi emosi terhadap kepuasan perkawinan
pada perempuan di usia dewasa madya. Jurnal Psikologi Udayana,
5(2), 241-253.