Anda di halaman 1dari 40

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANSIETAS PADA NY. F. R. K.

OLEH:
KELOMPOK VI
NAMA: NIM:
FRANSISKUS M. WATOKOLLA PO530321118936
HERLYN S. F. TIHU PO530321118937
JENI M. OEMATAN PO530321118939
KELAS: TK III PPN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas berkat
dan penyertaan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas “ASUHAN
KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANSIETAS PADA NY. F. R. K.” tepat waktu.
Dengan tujuan sebagai syarat pengambilan nilai dari mata kuliah Keperawatan Keluarga
Program Studi Pendidkan Profesi Ners, Jurusan Keperawatan di Politeknik Kesehatan Kemenkes
Kupang.
Dalam pembuatan tugas “ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN
ANSIETAS PADA NY. F. R. K.” banyak hambatan serta rintangan yang penulis temukan,
namun karena bantuan dari berbagai pihak baik moral maupun spiritual makalah tugas
“ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANSIETAS PADA NY. F. R. K.””
dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu, izinkanlah penulis pada kesempatan ini
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tim Dosen Mata Kuliah Keperawatan Keluarga,
2. dosen pembimbing Bapak Yustinus Rindu, S.Kep., Ns., M. Kep.,
3. orang tua yang telah membantu dalam doa, psikis, dan materi sehingga tugas “ASUHAN
KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANSIETAS PADA NY. F. R. K.” dapat
terselesaiakan,
4. teman-teman Program Studi Ners; dan
5. segala pihak yang tidak dapat penulis sebutkan yang telah membantu demi terselesaikan
tugas “ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANSIETAS PADA
NY. F. R. K.”
Penulis menyadari bahwa tugas “ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN
ANSIETAS PADA NY. F. R. K.” masih jauh dari kata sempurna. Semua itu dikarenakan
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak.
Akhir kata, semoga tugas “ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN
ANSIETAS PADA NY. F. R. K.” dapat bermanfaat khususnya untuk penulis dan umumnya
untuk kita semua.
Kupang, Maret 2021
Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Tujuan............................................................................................................................1
1.3 Manfaat..........................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Keluarga............................................................................................................3
2.2 Konsep Kecemasan........................................................................................................8
BAB III STUDI KASUS
3.1 Pengkajian....................................................................................................................12
3.2 Analisa Data.................................................................................................................28
3.3 Rencana Keperawatan..................................................................................................30
3.4 Implementasi dan Evaluasi..........................................................................................33
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan..................................................................................................................34
3.2 Saran............................................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................iv

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anxiety is a state in which the individual experiences feeling of uneasinees
(apprehension) and activation of the automatic nervous systems inrespons to vague,
non specific threat. (Carpenito, 1989). Ansietas atau kecemasan merupaan
pengalaman individu yang bersifat subjektif, yang sering bermanifestasi sebagai
perilaku yang disgungsional yang diartikan sebagai perasaaan “kesulitan” dan
kesusahan terhadap kejadian yang tidak diketahui dengan pasti (Varcarolis, 2007).
Kecemasan dapat muncul sebagai ancaman terhadap integritas fisik yang
dapat mengakibatkan kemampuan psikologis atau penurunan aktifitas sehari-hari
seseorang. Ancaman ini dapat dicetuskan dari eksternal maupun internal. Internal
seperti gangguan hubungan interpersonal di rumah, di tempat kerja, atau ketika
menerima peran baru.
Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa keluarga memiliki peran dalam
pencetus maupun pengendalian kecemasan suatu individu. Keluarga sebagai unit
terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga serta beberapa orang yang
berkumpul dan tinggal disatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Keluarga
bisa sebagai kelompok yang dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau
nemperbaiki masalah-masalah kesehatan yang ada pada anggota keluarga. Penting
adanya peran dari keluarga di samping dengan bantuan tenaga kesehatan yang
berperan mengatasi masalah kesehatan contohnya dalam keperawatan dalam keluarga.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Agar membantu mahasiswa/I dalam pemahaman mengenai Asuhan
Keperawatan Keluarga dengan Kecemasan.
1.2.2 Tujuan Khusus
Agar mahasiswa/I dapat mengetahui:
1. Konsep Keluarga
2. Konsep Kecemasan
3. Pemberian Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Kecemasan

1
1.3 Manfaat
1. Bagi Penulis: Sebagai wujud penugasan Mata Kuliah Keperawatan Keluarga
2. Bagi Pembaca: Penambahan wawasan mengenai konsep keluarga, konsep
kecemasan dan interpretasinya dalam keluarga

2
BAB II

TINJAUN PUSTAKA

2.1 Konsep Keluarga

2.1.1 Definisi Keluarga

Menurut Departemen Kesehatan (1988), keluarga adalah unit terkecil


dari masyarakat yang terdi ri atas kepala keluarga serta beberapa orang yang
berkumpul dan tinggal disatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.Bailon dan Maglaya (1978), mendefenisikan keluarga sebagai
dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan,
atau adopsi. Mereka hidup dalam satu rumah tangga, melakukan interaksi satu
sama lain menurut peran masing-masing, serta menciptakan dan
mempertahankan suatu budaya. Menurut Friedman (1998), defenisi keluarga
adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena ikatan tertentu untuk
saling membagi pengalaman dan melakukan pendekatan emosional, serta
mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga.

2.1.2 Bentuk Keluarga

Beberapa bentuk keluarga adalah sebagai berikut.

a. Keluarga inti (nuclear family), adalah keluarga yang dibentuk karena


ikatan perkawinan yang direncanakan yang terdiri dari suami, istri, dan
anak-anak, baik karena kelahiran (natural) maupun adopsi.
b. Keluarga asal (family of origin), merupakan suatu unit keluarga tempat
asal seseorang dilahirkan.
c. Keluarga besar (extended family), kelaurga inti ditambah keluarga yang
lain (karena hubungan darah), misalnya kakek,nenek,bibi,paman,sepupu
termasuk keluarga modern, seperti orang tua tunggal,keluarga tanpa anak,
serta keluarga pasangan sejenis (gay/lesbian families).

3
d. Keluarga berantai (social family), keluarga yang terdiri dari wanita dan
pria yang lebih dari satu kali dan merupakan suatu keluarga inti.
e. Keluarga duda atau janda, keluarga yang terbentuk karena perceraian
dan/atau kematian pasangan yang dicintai.
f. Keluarga komposit (commposit family), keluarga dari perkawinan poligami
dan hidup bersama
g. Keluarga kohabitasi (cohabitation), dua orang menjadi satu keluarga tanpa
pernikahan, bisa memiliki anak atau tidak.
h. Keluarga inses (incest family) seiring dengan masuknya nilai-nilai global
dan pengaruh informasi yang sangat dahsyat.
i. Keluarga tradisional dan nontradisional,dibedakan berdasarkan ikatan
perkawinan. Keluarga tradisional diikat oleh perkawinan sedangkan
keluarga nontradisional tidsk diikat oleh perkawinan.

2.1.3 Struktur dan Fungsi keluarga

Setiap anggota keluarga mempunyai struktur peran formal dan informal.


Sturuktur kekuatan keluarga meliputi kemampuan berkomunikasi,
kemampuan untuk saling berbagi, kemampuan system pendukung diantara
anggota kelaurga, kemampuan perawatan diri, dan kemampuan menyelesaikan
masalah.

Menurut Friedman (1999),Lima fungsi dasar keluarga adalah sebagai berikut:

a. Fungsi afektif, adalah fungsi internal keluarga untuk pemenuhan


kebutuhan psikososial,saling mengasuh dan memberikan cinta kasih,saling
menerima,dan mendukung.
b. Fungsi sosialisasi, adalah proses perkembangan dan perubahan individu
keluarga, tempat anggota keluarga berinteraksi sosial dan belajar berperan
dilingkungan sosial.
c. Fungsi reproduksi, adalah fungsi keluarga meneruskan kelangsungan
keturunan menambah sumber daya manusia.
d. Fungsi ekonomi, adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga,seperti sandang,pangan, dan papan.

4
e. Fungsi perawatan kesehatan, adalah kemampuan keluarga untuk merawat
anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.

2.1.4 Tumbuh Kembang Keluarga

Menurut Duval (1997), daur atau siklus kehidupan terdiri dari delapan
tahapan prkembangan yang mempunyai tugas dan risiko tertentu pada tiap
tahap perkembangannya. Menurut BKKBN (1999), tahapan keluarga dapat
diukur berdasarkan tingkat kesejahteraannya, yaitu sebagai berikut:

a. Keluarga prsaejahtera, yaitu keluarga-keluarga yang belum dapat


memenuhi kebutuhan dasar.
b. Keluarga sejahtera tahap 1,yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat
memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat
memenuhi kebutuhan secara sosial psikologis
c. Keluarga sejahtera tahap II, yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat
memenuhi kebutuhan dasar dan seluruh kebutuhan psikologis tetapi belum
dapat memenuhi kebutuhan perkembangannya.
d. Keluarga sejahtera tahap III ,yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi
seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan sosial-psikologis, dan kebutuhan
perkembangan tetapi belum dapat memberikan (waktu tertentu).
e. Keluarga sejahtera tahap III plus,yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat
memenuhi seluruh kebutuhannya, baik bersifat dasar, sosial
psikologis,maupun yang bersifat pengembangan serta pula memberikan
sumbangan yang nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat.

2.1.5 Peran Perawat Keluarga

Peran perawat keluarga adalah sebagai berikut:

a. Sebagai pendidik, perawat bertanggung jawab sebagai pendidik dalam


memberikan penkes kepada keluarga,terutama memandirikan keluarga
dalam merawat anggota keluarga yang memiliki masalah kesehatan.
b. Sebagai coordinator pelaksana pelayanan keperawatan, perawat
bertanggung jawab memberikan pelayanan keperawatan yang komprhensif
pelayanan keperawatan yang berkesinambungan diberikan untuk

5
menghindari kesengajangan antara keluarga dan unit pelayanan kesehatan
(puskesmas dan rumah sakit).
c. Sebagai pelaksana pelayanan perawatan, pelayanan keperawatan dapat
diberikan kepada keluarga melalui kontak pertama dengan anggota
keluarga yang sakit yang memiliki masalah kesehatan. Dengan demikian
anggota keluarga yang sakit dapat menjadi (entry point) bagi perawat
untuk memberuikan asuhan keperawatan keluarga secara komprehensif.
d. Sebagai supervisor pelayanan keperawatan,perawat melakukan
supervise ataupun pembinaan kepada keluarga melalui kinjugan rumah
secra teratur.
e. Sebagai pembela (advokat) perawat berperan sebagai advokat keluarga
untuk melindungi hak-hak keluarga sebagai klien.
f. Sebagai fasilitator,perawat dapat menjadi tempat bertanya individu
keluarga dan masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatan dan
kperawatan yang mereka hadapi sehar-hari serta dapat membantu
memberikan jalan keluar dalam mengatasi masalah.
g. Sebagai peneliti, perawat keluarga melatih keluarga untuk dapat
memahami masalah-masalah kesehatan yang dialami oleh anggota
keluarga. Masalah kesehatan yang muncul bisasanya terjadi menurut siklus
atau budaya yang dipraktikan kelurga. Misalnya,diare pada balita terjadi
karena budaya menjaga kebersihan makanan dan minuman yang kurang
diperhatikan. Peran sebagai peneliti difokuskan pada kemampuan
keluarga untuk mengidentifikasi penyebab, menangulanggi, dan
melakukan promosi kepada anggota keluarganya.

6
2.1.6 Keluarga Sebagai Unit Fungsional Terkecil

Keluarga sebagai unit fungsional terkecil dalan asuhan keperawatan


keluarga karena masalah-masalah kesehatan keluarga yang sangat berkaitan
dan saling mempengaruhi antara sesama anggota keluarga dan juga akan
mempengaruhi pula keluarga-keluarga disekitarnya atau komunitas global.
Menurut Freeman (1981), alasan keluargan sebagai unit pelayanan adalah
sebagai berikut:

a. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lemabaga yang


menyangkut kehidupan bermasyarakat.
b. Keluarga sebagai suatu kelompok yang dapat menimbulkan,
mencegah,mengabaikan atau memperbaiki, masalah-masalah kesehatan
dalam kelompok komunitasnya.
c. Masalah-masalah dalam keluarga saling berkaitan. Apabila salah satu
keluarga memilki masalah kesehatan anggota keluarga lainnya akan
terpengaruh.
d. Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu (klien)
keluaega tepat berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara
kesehatan setiap anggotanya
e. Keluarga merupakan perantara yang aktif dan mudah untuk berbagai
upaya kesehatan.

Dalam melakukan asuhan keperawatan dan keluarga sebagai klien,


yang menjadi prioritas utama adalah keluarga-keluarga yang tergolong
beresiko tinggi dalam bidang kesehatan yaitu:

a. Keluarga dengan anggota keluarga pada masa usia subur yang mempunyai
kondisi seperti: tingkat sosial ekonomi rendah, keluarga kuramg mampu
mengatasi masalah kesehatannya secara mandiri, keluarga dengan
keturunan yang kuran baik atau keluarga dengan penyakit keturunan.
b. Keluarga dengan ibu resiko tinggi, masalah maternitas pada saat hamil:
usia ibu (<16 atau >35) tahun, menderita kekurangan gizi atau anemia,
menderita hipertensi, primipara/multipara dan riwayat persalinan dengan
komplikasi.

7
c. Keluarga dengan anak yang beresiko tinggi karena: premature, berat badan
kurang atau tidak naik dalam bulan berikutnya, lahir dengan cacat bawaan,
ASI kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi, dan ibu menderita
penyakit menular yang dapat mengacam bayi atau anaknya.
d. Keluarga mempunyai masalah dalam hubungan antar keluarga seperti:
adanya anak yang tidak dikehendaki dan pernah mencoba
mengugurkannya, tidak ada ketidaksesuian pendapat antar keluarga dan
sering timbul pertengkaran dan ketengangan antar keluarga, ada anggota
keluarga yang sering sakit, salah satu orang tua meninggal,cerai atau
meninggalkan keluarganya.
e. Keluarga lanjut usia atau balita, yaitu: pasangan lanjut usia tinggal
serumah, keluarga yang memiliki anggota lanjut usia dalam keadaan tidak
sehat, keluarga memiliki anggota lanjut usia dan balit, keluarga yang
memiliki dua balita.
f. Keluarga yang tidak mampu menjalankan tugas perkembangan individu
dan atau tugas perkembangan keluarga.
g. Keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan penyakit kronis yang
menular atau tidak menular atau penyakit metabolik.

2.2 Konsep Cemas

2.2.1 Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan

a. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi adalah faktor yang memengaruhi jenis dan jumlah
sumber yang dapat digunakan individu untuk mengatasi stress. (Stuart &
Laraia, 2005):
1. Biologi
Model biologis menjelaskan bahwa ekspresi emosi melibatkan
struktur anatomi di dalam otak (Fortinash, 2006). Aspek biologis yang
menjelaskan gangguan ansieta adalah adanya pengarh neurotrasnmiter.
Tiga neurotransmieter utama yang berhubungan dengan ansietas
adalah norepineprin, serotonin, dan gamma-aminobutyric acid
(GABA).

8
2. Psikologis
Stuart dan Laraia (2005) menjelaskan bahwa aspek psikologis
memandang ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara dua
elemen kepribadian yaitu id dan superego. Suliswati, dkk., (2005)
memaparkan bahwa ketegangan dalam kehidupan yang dapat
menimbulkan ansietas di antaranya adalah peristiwa traumatik individu
baik krisis perkembangan maupun situasional seperti peristiwa
bencana, konflik emosional individu yang tidak terselesaikan dengan
baik, dan konsep diri terganggu.
3. Sosial Budaya
Riwayat gangguan ansieas dalam keluarga akan memengaruhi
respons individu dalam bereaksi terhadap konflik dan cara mengatasi
ansietas. Dikatakan bahwa sosial budaya, potensi stress, serta
lingkungan, merupakan faktor yang memengaruhi terjadinya ansietas.
b. Presipita
1. Biologi (Fisik)
Gangguan fisik adalah suatu keadaan yang terganggu secara fisik
oleh penyakit maupun secara fungsional berupa penurunan aktifitas
sehari-hari. Stuart & Laraja (2005) mengatakan bahwa, kesehatan
umum individu memiliki efek nyata sebagai presipitasi terjadinya
ansietas. Apabila kesehatan individu terganggu, maka kemampuan
individu untuk mengatasi ancaman berupa kemampuan individu untuk
mengatasi ancaman berupa penyakit (gangguan fisik) menurun.
2. Psikologis
Ancaman terhadap integritas fisik dapat mengakibatkan
ketidakmampuan psikologis atau penurunan aktifitas sehari-hari
seseorang. Ancaman eksternal yang terkait dengan kondisi psikologis
dan dapat mencetuskan terjadinya ansietas di antaranya adalah
peristiwa kematian, perceraian, dilemma etik, pindah kerja, perubahan
dalam status kerja, sedangkan yang termasuk ancaman internal yaitu,
gangguan hubungan interpersonal di rumah, di tempat kerja atau ketika
menerima peran baru (istri, suami, murid, dan sebagainya).

9
3. Sosial Budaya
Status ekonomi dan pekerjaan akan memengaruhi rimblnya stress
dan lebih lanjut dapat mencetuskan terjadinya ansietas. Orang dengan
status ekonomi yang kiat akan jauh lebih sukar mengalami stress
disbanding mereka yang status ekonominya lemah. Hal ini secara tidak
lansung dapar memengaruhi seseorang mengalami ansietas, demikian
pula fungsi integrasi sosialnya menjadi terganggu yang pada akhirnya
mencetuskan terjadinya ansietas.
2.2.2 Tanda dan Gejala
Gangguan ini memiliki beberapa tanda baik itu secara fisik, kognitif,
perilaku, maupun emosi. Misalnya tanda fisik penderita ansietas, adalah sering
napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, mulut kering, anoreksia,
diare/konstipasi, gelisah, tremor, berkeringat, sulit tidur, dan sakit kepala.
Ansietas yang menyerang bagian kognitif seseorang, gejala yang dapat terlihat
secara kognitif dapat dilihat dari cara penderita mempersiapkan sesuatu.
Persepsinya cenderung menyempit. Ia tidak mampu menerima rangsang luar.
Yang seringkali terlihat penderita kerap berfokus pada apa yang menjadi
perhatiannya. Penderita saat merespons sesuatu dapat ditandai dengan
mengamati dari geraknnya. Gerakannya tersentak-sentak disertai dengan cara
berbicara yang berlebihan dan cepat. Penderota mungkin terlihat normal-
normal saja, tetapi memiliki perasaan yang tidak aman. Dari segi respons
emosu, juga mengalami gangguan. Biasanya disertai dengan rasa menyesal,
iritabel, kesedihan mendalam, takut, gugup, suka cita berlebihan, ketidak
berdayaan meningkat secara menetap, ketidakpastian, kekhawatiran
meningkat, fokus pada diri sendiri, perasaan tidak kuat, ketakutan, distreseed,
khawatir, prihatin.
2.2.3 Tingkat Kecemasan
1. Kecemasan Ringan
Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari.
Penyebabnya, seseornag menjadi lebih waspada, sehingga persepsinya
meluas dan memiliki indra yang tajam. Kecemasan ringan masih mampu
memotivasi individu untuk belajra dan memecahkan masalah secara efektif
dan menghasilkan pertumbuhan dan kreaktifitas.

10
2. Kecemasan Sedang
Memusatkan perhatian pada hal-hal yang penting dan
mengesampingkan yang lain. Perhatian seseorang menjadi selektif, namun
dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah lewat arahan dari orang lain.
3. Kecemasan Berat
Kecemasan berat ditandai lewat sempitnya persepsi seseorang.
Selain itu, memiliki perhatian terpusat pada hal-hal yang spesifik dan tidak
dapat berpikir tentang hal-hal lain, dimana semua perilaku ditujukan untuk
mengurangi ketegangan.
4. Panik
Kepanikan muncul disebabkan karena kehilangan kendali diri dan
detail perhatian yang kurang, ketidakmapuan melakukan apapun meskipun
dengan perintah menambah tingkat kepanikan seseorang. Adapun hal lain,
misalnya peningkatan aktifitas motoric, berkurangnya kemampuan
berhubungan dengan orang lain, penyimpangan persepsi, dan hilangnya
pikiran rasional, disertai dengan disorganisasi kepribadian.

11
BAB III

STUDI KASUS

3.1 Pengkajian

3.1.1 Data Umum

Pada hari Selasa, 09 Maret 2021, kami melakukan pengkajian terhadap


sebuah keluarga dengan anak usia dewasa. Kepala keluarga Tn. A. R. K. Usia
57 tahun. Bertempat tinggal di Kelurahan Nunbaun Delha. Pekerjaan sebagai
pengusaha. Pendidikan terakhir adalah SLTP. Agama dari Tn. A. R. K adalah
Kristen Protestan. Suku Sabu. Untuk jarak fasilitas kesehatan, jarak tempat
tinggal Tn. A. R. K dengan fasilitas kesehatan (Pustu NBD dan Puskesmas
Alak) adalah kurang dari 3 kilometer. Untuk kegiatan sehari-hari Tn. A. R. K
memilih menggunakan motor dan mobil.

Tn. A. R. K menikah dengan Ny. F. R. K dan memiliki 3 orang anak;


Tn. A. R. K (An), Ny. M. R. K, dan An. T. R. K. Ny. F. R. K berusia 54 tahun.
Bersuku bangsa Sabu dan bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga. Tn. A. R. K
(An) merupakan anak pertama dari Tn. A. R. K dan Ny. F. R. K. Berusia 30
tahun. Pekerjaan sebagai pegawai. Anak kedua adalah Ny. M. R. K telah
menikah dan tinggal bersama suami. Anak ketiga adalah An. T. R. K berusia
17 tahun. Dan masih berstatus sebagai pelajar di salah satu SMK di Kota
Kupang.

Pada saat kami melakukan pengkajian pada keluarga kami


mengidentifikasi terdapat 1 masalah kesehatan individu yang terjadi dalam
keluarga ini, yaitu Gangguan Kecemasan yang sedang di alami oleh Ny. F. R.
K. Saat dikaji Ny. F. R. K. sering mengatakan tidak bisa tidur dan kadang
kesulitan untuk fokus akibat memikirkan anak pertama Ny. F. R. K. yang telah
dalam usia matang untuk menikah, namun Ny. F. R. K. masih mencegah untuk
menikah karena saat ini Tn. A. R. K. (An) masih dalam tahap menyelesaikan
perguruan tinggi di salah satu universitas di Kota Kupang. Tn. A. R. K. (An)
terkadang telah mencoba membicarakan mengenai pernikahan kepada Ny. F.
R. K. namun, Ny. F. R. K. masih merasa berat untuk mengizinkan Tn. A. R.

12
K. (An) untuk menikah apabila ingin menikah sebelum menyelesaikan
perguruan tingginya.

Genogram:

Keterangan:

: Laki-Laki

: Perempuan

: Meninggal Dunia

13
1. Tipe Keluarga
: Keluarga Tn. A.R.K termasuk dalam tipe keluarga Nuclear Family (kelurga
inti) karena dalam satu rumah ditinggali oleh hanya ayah, ibu, dan anak.
2. Status Sosial Ekonomi Keluarga
: Tn. A. R. K adalah seorang pengusaha ternak yang menyuplai daging pada
sebuah rumah makan Bali. Rata-rata penghasilan Tn. A.R.K per bulan kurang
lebih Rp. 2.500.000,-. Ny. F.R.K setiap hari membantu Tn. A.R.K mengelola
usaha. Anak pertama bekerja sebagai pegawai dan tengah melanjutkan
pendidikan di perguruan tinggi. Anak kedua bekerja sebagai PNS dan sudah
mengikuti suaminya, sedangkan anak ketiga masih duduk di bangku sekolah.
3. Aktifitas Rekreasi Keluarga
: Aktifitas rekreasi selama ini dilakukan berkumpul bersama keluarga sambil
menonton atau keluarga makan malam bersama. Selain itu, apabila ada libur
panjang atau saat weekend cenderung berkreasi ke pantai.

3.1.2 Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini


: Pada saat ini kelurga Tn. A. R.K sedang berada pada tahap perkembahangan
keluarga yaitu pada tahap keluarga dengan anak dewasa (pelepasan). Tugas
perkembangan pada keluarga Tn. A. R.K yang dapat terpenuhi tugasnya
adalah:
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar,
b. Mempertahankan keintiman pasangan,
c. Membantu orang tua memasuki masa tua,
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat, dan
e. Menata kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
2. Tugas Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
: Tidak ada perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti
: Pada saat pengkajian, Tn. A. R. K mengatakan kurang lebih sudah setahun
sering mengalami pusing tiba-tiba, cepat lelah, mata berkunang-kunang dan

14
kadang seperti rasa ingin muntah. Saat klien, menge-check keadaannya di
Puskesmas didapati bahwa klien menderita hipotensi. Tn. A. R. K mengatakan
sampai sekarang masih sering merasakannya apabila mengonsumsi makanan
seperti sayur pepaya atau ketimun dan apabila kurang tidur. Ny. F. R. K
menderita covid-19 pada Februari 2021 dan melaksanakan isolasi mandiri di
rumah. Selama kurang lebih 3 minggu. Tidak ada tanda-tanda seperti batuk
pilek dan peningkatan suhu.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya
: Tn. A.R.K mengatakan tidak ada penyakit bawaan dari orang tua dan Ny.
F.R.K juga mengatakan demikian. Tidak ada keluarga yang menderita DM,
Hipertensi, TB, dll.

3.1.3 Data Lingkungan

1. Karakteristik Rumah
a) Kondisi Rumah: bersih / tidak bersih.
Jelaskan: Rumah Tn. A. R. K. dalam keadaan bersih dan rapi. Terdari dari 2
teras rumah (teras depan dan teras samping), ruang keluarga, ruang makan,
ruang dapur, ruang santai, 3 kamar tidur, 1 kamar mandi, gudang. Dikatakan
bahwa, setiap hari pagi dan sore hari selalu dirapikan oleh Ny. F. R. K. dan
An. T. R. K. jenis bangunan adalah permanen, atap bangunan menggunakan
seng, lantai beberapa ada yang menggunakan alas semen, namun sebagian
besar telah dipasang oleh keramik, terdapat beberapa tangga namun keadaan
tangga aman, tidak curam, dan tidak licin. Di samping rumah Tn. A. R. K
terdapat kandang ternak.
b) Ventilasi: baik / cukup / kurang
Jelaskan: Ventilasi dalam rumah baik. Sirkulasi udara baik.
c) Pencahayaan Rumah: baik / tidak
Jelaskan: Pencahayaan dalam rumah baik. Saat pagi dan siang hari
penerangan didapati oleh cahaya matahari. Dan malamnya oleh cahaya
lampu.
d) Saluran Buang Limbah: baik / cukup / kurang

15
Jelaskan: Saluran limbah dialirkan ke tanah di belakang rumah klien. Hal ini
bisa mengakibatkan munculnya kerusakan lingkungan. Jenis limbah
tertentu, seperti limbah cuci mengandung bahan kimia deterjen yang dapat
mempengaruhi keasaman/pH tanah. Air limbah yang tidak diolah dengan
baik juga dapat menibulkan masalah bau yang tidak sedap. Namun,
pembuangan limbah di rumah Tn. A. R. K tidak tercium bau tidak sedap.
e) Sumber Air Bersih: sehat / tidak sehat.
Jelaskan: Sumber air didapati oleh Air PAM yang mengalir setiap 3 kali
sehari. Apabila pada musim panas berkepanjangan maka sumber air
difasilitasi oleh penggunaan Tangki Air.
f) Jamban Memenuhi Syarat: ya / tidak
Jelaskan: Jamban pada rumah Tn. A.R.K dinilai dari kamar mandi dan
jamban yang kering, bersih, tidak berbau, tidak mencemari air permukaan
dan air tanah dalam, kotoran tidak terbuka dan kaskus terlindung dari
penglihatan orang lain. Jamban yang digunakan adalah jamban sistem leher
angsa, atau seperti huruf “S” di lubang penampungnya yang berfungsi
mencegah keluarnya bau busuk dan masuknya hewan kecil ke dalam lubang.
Bentuk S juga berfngsi untuk mencegah bakteri keluar dari tinja dan
mencemari toilet.
g) Tempat Pembuangan Sampah Keluarga
Jelaskan: Tempat pembuangan sampah rumah Tn. A. R. K adalah sebuah
kubangan tidak terpakai dan kemudian akan dibakar. Namun, Tn. A. R. K
juga menggunakan tempat pembuangan sampah umum untuk membuang
sampah keluarga yang dianggap tidak habis terbakar atau yang berbahaya
apabila dibakar.

16
DENAH RUMAH KELUARGA TN. A. R. K.

DAPUR 3X3 m

KAMAR MANDI 2X1 m

RUANG MAKAN

5X4 m

TERAS 2 KAMAR TIDUR RUANG GDG

4X1 m 4X3 m KELUARGA 2X3 m

6X3 m

KAMAR TIDUR

2X3 m

RUANG TAMU KAMAR TIDUR

3X3 m 3X3 m

15 m

TERAS 1 2X6 m

15 m

17
2. Karateristik Tetangga dan Komunitasnya
Jelaskan: Keluarga Tn. A. R. K tinggal di Kelurahan Nunbaun Delha, RT. 004/
RW. 002. Interaksi dengan tetangga sangat tercipta baik. Tn. A. R. K tinggal di
lingkungan yang padat penghuni, samping kanan kiri adalah masih sanak
saudara. Interaksi banyak tercipta pada pagi hari dan sore hari
3. Mobilitas Geografis Keluarga
Jelaskan: Keluarga Tn. A. R. K telah menempati rumah terebut kurang lebih 30
tahun dengan beberapa perombakan dari rumah semi permanen menjadi
permanen.
4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Jelaskan: Keluarga Tn. A. R. K merupakan keluarga yang aktif dalam
lingkungan bersosial. Keluarga Tn. A. R. K sering mengikuti kegiatan formal
maupun informal dalam masyarakat seperti kegiatan gotong royong dan kerja
bakti.
5. Sistem Pendukung Keluarga
Jelaskan: Saat ini Tn. A. R. K tinggal bersama istri dan kedua anaknya. Sistem
pemenuhan kebutuhan keluarga dilakukan dengan baik. Fasilitas penunjang
kesehatan yang dimiliki keluarga cukup baik biasanya pergi ke dokter praktik
atau ke fasilitas kesehatan.

3.1.4 Struktur Keluarga

1. Struktur Peran
a. Tn A. R. K
Peran Formal: Pengusaha
Peran Informal: Kepala Keluarga, Suami, dan Ayah
b. Ny. F. R. K
Peran Formal: -
Peran Informal: Ibu Rumah Tangga, Istri, dan Ibu
c. Tn. A. R. K
Peran Formal: Pegawai, Anggota Karang Taruna, Pemuda Gereja

18
Peran Informal: Sebagai anak pertama
d. An. T. R. K
Peran Formal: Pelajar, Pemuda Gereja
Peran Informal: Sebagai anak ketiga
Tn. A. R. K selaku kepala keluarga mengatakan telah memenuhi perannya
sebagai kepala keluarga begitu juga dengan Ny. F. R. K sebagai istri dan ibu
yang mengawasi tumbuh-kembang anak-anak.
2. Nilai atau Norma Keluarga
: Nilai dan norma yang ditanamkan dalam keluarga dilaksanakan mengikuti
ketentuan dari ajaran Kristen Protestan dan yang berlaku dalam masyarakat.
Namun peraturan yang paling diharapkan untuk tidak dilanggar adalah
menyelesaikan masalah secara baik-baik tanpa kekerasan, menghormati orang
tua dan keluarga, serta selalu menjaga nama baik keluarga di dalam maupun di
luar rumah.
3. Pola Komunikasi Keluarga
: Dalam kelurga Tn. A. R. K mengatakan biasa berkomunikasi dengan bahasa
Indonesia dan komunikasi dalam keluarga terjalin dengan baik dan tidak ada
hambatan.
4. Struktur Kekuatan Keluarga
: Dalam mengontrol perilaku anak-anak, Tn A. R. K dan Ny. F. R. K selalu
memberikan nasehat. Anak-anak juga selalu menjadikan Tn. A. R. K dan Ny.
F. R. K sebagai panutan.

3.1.5 PHBS di Rumah Tangga

1. Jika Ada Bunifas, Persalinan Ditolong oleh Tenaga Kesehatan: ya / tidak


Jelaskan:................................................................................................................
2. Jika Ada Bayi, Memberikan ASI Eksklusif: ya / tidak
Jelaskan:................................................................................................................
3. Jika Ada Balita, Menimbang Balita Tiap Bulan: ya / tidak
Jelaskan:................................................................................................................

19
4. Mengunakan Air Bersih Untuk Makan dan Minum: ya / tidak
Jelaskan: Air yang digunakan untuk memasak dan minum juga didapati dari
Air PAM. Namun, penampunganya terpisah.
5. Menggunakan Air Bersih Untuk Kebersihan Diri: ya /tidak
Jelaskan: Air yang digunakan untuk mandi adalah air bersih. Dan ketika dikaji
keadaan bak penampungan air di kamar mandi bersih.
6. Mencuci Tangan Dengan Air Bersih dan Sabun: ya / tidak
Jelaskan: Keluarga Tn. A. R. K. menggunakan air bersih yang ditampung
dalam sebiah wadah tertutup dan ditaruh di depan pintu masuk yang digunakan
untuk mencuci tangan. Untuk mencuci tangan digunakan wastafel yang berada
di dapur.
7. Melakukan Pembuangan Sampah Pada Tempatnya: ya / tidak
Jelaskan: Tempat sampah terletak hampir di setiap sudut rumah. Dan untuk
hasil akhir sampah akan dikumpulkan untuk dibakar di kubangan di belakang
rumah atau dikumpulkan untuk di buang di tempat pembuangan umum.
8. Menjaga Lingkungan Rumah Tampak Bersih: ya /tidak
Jelaskan: Lingkungan rumah Tn. A. R. K tampak sangat bersih. Anak ketiga
Tn. A. R. K selalu membersihkan setiap sore.
9. Mengkonsumsi Lauk dan Pauk Setiap Hari: ya / tidak
Jelaskan: Setiap hari Ny. F. R. K selalu memasak menu bervariasi. Nasi, sayur-
sayuran, daging atau ikan.
10. Menggunakan Jamban Sehat: ya / tidak
Jelaskan: Jamban pada rumah Tn. A.R.K dinilai dari kamar mandi dan jamban
yang kering, bersih, tidak berbau, tidak mencemari air. Jamban yang digunakan
adalah jamban sistem leher angsa, atau seperti huruf “S” di lubang
penampungnya yang berfungsi mencegah keluarnya bau busuk dan masuknya
hewan kecil ke dalam lubang. Bentuk S juga berfngsi untuk mencegah bakteri
keluar dari tinja dan mencemari toilet. Jamban di rumah Tn. A. R. K selalu
dipastikan bersih sete;ah dipakai.

20
11. Memberantas Jentik Dirumah Sekali Seminggu: ya / tidak
Jelaskan: Tn. A. R. K selalu menguras bak mandi setiap 1 minggu sekali. Dan
selalu memastikan tidak ada genangan yang menimbulkan perkembangan
jentik. Tn. A. R. K selalu menaruh bubuk abate dalam bak kamar mandi
sebagai pencegahan perkembangan jentik nyamuk.
12. Makan Buah dan Sayur Setiap Hari: ya / tidak
Jelaskan: Tn. A. R. K selalu menyetok sayur dan buah untuk konsumsi dalam
rumah. Untuk buah, biasanya adalah buah pisang, apel, dan anggur.
13. Melakukan Aktifitas Fisik Setiap Hari: ya / tidak
Jelaskan: Aktifitas fisik meliputi pekerjaan rumah yang sering dilakukan setiap
hari dan biasanya melakukan olahraga ringan seperti berjalan.
14. Merokok Didalam Rumah: ya /tidak
Jelaskan: Anak pertama dari Tn. A. R. K merupakan seorang perokok. Namun,
jarang merokok dalam rumah. Dan apabila merokok juga akan dilakukan
dengan menjauhi anggota keluarga lainnya.

3.1.6 Fungsi Keluarga

1. Fungsi Ekonomi
Jelaskan: Keluarga memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang seperti
kebutuhan sangan, pangan, dan papan dengan baik.
2. Fungsi Sosialisasi
Jelaskan: Interaksi dalam keluarga terjalin dengan baik. Interaksi keluarga
dengan komunitas, tetangga, dan masyrakat juga terjalin dengan baik. Anggota
keluarga belajar disiplin, norma-norma, nilai dengan baik, budaya dalam
keluarga.
3. Fungsi Pendidikan
Jelaskan: Keluarga selalu berusaha memenuhi pendidikan dari anak-anak
bukan hanya yang dapat diperoleh dari sekolah saja namun, juga pendidikan
yang diperoleh dari lingkungan dan masyarakat sekitar.

21
4. Fungsi Rekreasi
Jelaskan: Keluarga sering melakukan rekreasi dengan menonton TV bersama.
Kadang apabila hari libur atau weekend sering piknik di pantai. Rekreasi dari
Ny. F. R. K dan An. T. R. K adalah berbelanja pada pusat belanja. Dan untuk
Tn. A. R. K dan Tn. A. R. K adalah menonton pertandingan bola. Namun, tidak
dapat dilaksanakan sekarang karena pandemi.
5. Fungsi Religious
Jelaskan: Tn. A. R. K adalah seorang Majelis Gereja dan Ny. F. R. K adalah
seorang penyanyi gereja. Biasanya melaksanakan puasa setiap hari kamis dan
sering beribadah bersama setiap minggu.
6. Fungsi Reproduksi
Jelaskan: Tn. A. R. K dan Ny. F. R. K memiliki 3 orang anak. Dimana satu
orang anak Ny. M. R. K telah menikah dan tinggal bersama suami. Tn. A. R. K
dan Ny. F. R. K tidak melakukan metode pengendalian jumlah anak karena
sudah tidak dalam masa produktif.
7. Fungsi Afeksi
Jelaskan: Seluruh anggota keluarga saling menyayangi. Tn. A. R. K dan Ny. F.
R. K juga tidak pernah membeda-bedakan kasihnya kepada ketiga anak
mereka. Setiap keluarga saling mendukung dan menopang. Tidak ada
pertengkaran berarti yang membuat hubungan antar anggota keluarga menjadi
renggang. Semua anggota saling menghargai.
8. Fungsi Pemenuhan Pemeliharaan atau Perawatan Kesehatan
a. Mengenal Masalah Kesehatan
1. Apakah Keluarga Mengetahui Masalah Kesehatan atau Penyakit
yang Sedang Diderita oleh Anggota Keluarganya? ya / tidak
Jelaskan: Anggota keluarga mengetahui bahwa saat ini Ny. F. R. K.
sering merasa cemas.
2. Apakah Keluarga Mengetahui Penyebab Masalah Kesehatan yang
Dialami Anggota Keluarga yang Sakit? ya / tidak

22
Jelaskan: Keluarga mengetahui hal itu terjadi karena lingkungan
internal dan karena Ny. F. R. K terlalu memikirkan mengenai masa
depan dari Tn. A. R. K (An).
3. Apakah Keluarga Mengetahui Tanda dan Gejala Maalah Kesehatan
yang Dialami Anggota Keluarga yang Sakit? ya /tidak
Jelaskan: Keluarga mengetahui saat terjadi peningkatan kecemasan
pada Ny. F. R. K. Ny. F. R. K. akan mengeluh kekurangan tidur,
emosi yang kadang tidak terkontrol, seperti mengawam, sering
melamun, dan kadang melupakan apa yang ingin dikerjakan.
4. Apakah Keluarga Mengetahui Faktor Faktor yang Mempengaruhi
Masalah Kesehatan yang Dialami Anggota Keluarga Yang Sakit? ya
/ tidak
Jelaskan: Keluarga mengetahui faktor yang memengaruhi timbulnya
kecemasan berlebih pada Ny. F. R. K apabila pikiran mengenai Tn.
A. R. K (An) terlintas.
5. Bagaimana Persepsi Keluarga Terhadap Masalah Kesehatan yang
Dialami Oleh Anggota Keluarga yang Sakit? positif / negatif
Jelaskan: Keluarga mengatakan, takut apabila pada suatu saat akan
menyebabkan penyakit yang lebih serius apabila tidak ditangani.
b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
1. Apakah Keluarga Mengetahui Akibat Masalah Kesehatan yang
Dialami Anggota Keluarga yang Sakit Bila Tidak Diobati? ya / tidak
Jelaskan: Anggota keluarga belum mengetahui akibat apabila
kecemasan yang dialami Ny. F. R. K tidak ditangani.
2. Apakah Masalah Kesehatan Dirasakan Oleh Keluarga? ya / tidak
Jelaskan: Anggota keluarga merasa khawatir apabila tanda yang
dialami oleh Ny. F. R. K akan dirasakan berkepanjangan.
3. Apakah Keluarga Merasa Menyerah Terhadap Masalah Kesehatan
Yang Dialami? ya / tidak
Jelaskan: Anggota keluarga percaya hal yang dihadapi oleh Ny. F. R.
K adalah hal yang sering terjadi sebagaimana seorang ibu yang

23
memang selalu memikirkan tentang masa depan anak-anaknya
sehingga keluarga percaya kecemasan ini dapat diantisipasi.
4. Apakah Keluarga Merasa Takut Terhadap Akibat Dari Masalah
Kesehatan yang Dialami Anggota Keluarga? ya / tidak
Jelaskan: Anggota keluarga merasa takut apabila pada suatu saat
penyakit ini dapat menyebabkan masalah yang lebih serius. Namun,
anggota keluarga juga percaya Ny. F. R. K. dapat menyelesaikan
kecemasannya.
5. Apakah Keluarga Mempunyai Sikap yang Tidak Mendukung
(Negatif) Terhadap Upaya Kesehatan yang Dapat Dilakukan Pada
Anggota Keluarga? ya / tidak
Jelaskan: Ketika dirasakan keluarga, Ny. F. R. K. sudah mulai merasa
cemas keluarga akan memberikan afirmasi positif bahwa semua akan
baik-baik saja.
c. Kemampuan Merawat Anggota Keluarga yang Sakit
1. Apakah Keluarga Mengetahuai Cara Merawat Anggota Keluarga
yang Sakit? ya /tidak
Jelaskan: Keluarga belum mengetahui caranya merawat Ny. F. R. K.
2. Apakah Keluarga Mengetahui Peralatan, Cara dan Fasilitas Untuk
Merawat Anggota Keluarga Yang Sakit? ya / tidak
Jelaskan: Keluarga belum mengetahui peralatan, cara dan fasilitas
untuk merawat Ny. F. R. K.
d. Kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan rumah
yang sehat
1. Apakah Keluarga Mengetahui Tentang Sumber yang Dimiliki Oleh
Keluarga Disekitar Rumah? ya/ tidak
Jelaskan: Anggota keluarga mengetahui sumber-sumber yang ada di
sekitar rumah dan memanfaatkannya sebaik mungkin.
2. Apakah Keluarga Mampu Melihat Keuntungan dan Manfaat
Pemeliharaan Lingkungan? ya / tidak

24
Jelaskan: Keluarga mampu dan mulai memanfatkannya sebaik
mungkin.
3. Apakah Keluarga Mempunyai Kebersamaan Untuk Meningkatkan
dan Memelihara Lingkungan Rumah yang Menunjang Kesehatan
Keluarga? ya / tidak
Jelaskan: Keluarga sangat sadar dengan pemeliharan kesehatan
lingkungan sebagai salah satu pencegahan dari penyakit sehingga
selalu bekerja sama untuk memelihara kesehatan dan kebersihan
lingkungan.
4. Apakah Keluarga Tahu Cara Pencegahan Penyakit dan Akibat Lanjut
Dari Masalah Kesehatan yang Berhubungan Dengan Lingkungan
Rumah? ya / tidak
Jelaskan: Anggota keluarga sering mengetahui apabila genangan air
atau sampah tidak dibersihkan dapat menyebabkan diare, malaria,
dan DBD. Oleh sebab itu, anggota keluarga selalu memastikan
lingkungan dalam keadaaan bersih.
e. Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
1. Apakah Keluarga Mengetahui Keberadaan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan yang Dapat Dijangkau? ya / tidak
Jelaskan: Fasilitas kesehatan yang dekat dengan rumah Tn. A. R. K
adalah Pustu NBD, Puskesmas Alak, RS. Angkatan Laut.
2. Apakah Keluarga Mengetahui Keuntungan yang Dapat Diperoleh
Dari Fasilitas Kesehatan? ya / tidak
Jelaskan: Anggota keluarga mengetahui apabila ketika sakit dibawa
ke Fasilitas Kesehatan maka akan memaksimalkan perawatan dan
meminialkan resiko penyakit.
3. Apakah Keluarga Mempunyai Pengalaman yang Tidak
Menyenangkan Tentang Fasilitas dan Petugas Kesehatan Yang
Melayani? ya / tidak
Jelaskan: Anggota Keluarga tidak pernah mengalami pengalaman
yang kurang menyenangkan oleh petugas kesehatan.

25
4. Apakah Keluarga Dapat Menjangkau Fasilitas Kesehatan? ya / tidak
Jelaskan: Anggota keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan
dengan berkendara. Dan ditunjang dengan anggota keluarga yang
telah memiliki BPJS.

3.1.7 Stress dan Koping Keluarga


1. Stressor Jangka Pendek dan Panjang
Jelaskan: Tn. A. R. K mengatakan stressor jangka pendek adalah ketika
pandemic penghasilannya kadang menurun dan Tn. A. R. K khawatir saat Tn.
A. R. K sedang menderita hipotensi maka banyak pekerjaan yang
terbengkalai. Ny. F. R. K mengatakan selain itu, sering merasa cemas
terhadap anak pertama yang sudah matang untuk menikah. Namun, belum
menyelesaikan kuliahnya sehingga menurut Ny. F. R. K belum cukup mampu
membina keluarga karena akan merasa keteteran apabila harus membagi
waktu menyelesaikan perguruan tinggi dan mengurus untuk kebutuhan rumah
tangga. Dan pasangan Tn. A. R. K adalah anak dari keluarga yang
berpengaruh sehingga menurut Ny. F. R. K lebih baik Tn. A. R. K
menyelesaikan pendidikannya terlebih dahulu.
2. Kemampuan Keluarga Berespons Terhadap Stressor
Jelaskan: Anggota keluarga mengganggap ini sebagai ujian dan dapat dilalui.
3. Strategi Koping yang Digunakan
Jelaskan: Ny. F. R. K selalu bersikap positif dan berdoa. Selain itu, Ny. F. R.
K selalu menasehati Tn. A. R. K untuk percaya bahwa kesehatan maupun
penghasilan telah diatur. Dan mengenai anak pertamanya, Ny. F. R. K selalu
menasehati agar menyelesaikan tugasnya sebelum memikirkan untuk
menikah.
4. Strategi Adaptasi Disfungsional
Jelaskan: Tidak didapati adaptasi disfungsional.

26
3.1.8 Harapan Keluarga

Keluarga berharap dapat lebih memahami mengenai kecemasan yang


sering didapati oleh Ny. F. R. K. agar dapat dicegah dan ditangani lebih dini
apabila terdampak. Keluarga juga berharap dapat lebih memahami dan lebih
dekat, serta lebih dapat mencegah dan menangani stressor bersama-sama.

KRITERIA KEMANDIRIAN KELUARGA


No Kriteria

1 Menerima petugas perawatan kesehatan √

2 Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan √


rencana keperawatan

3 Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar √

4 Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai dengan yang √


dianjurkan

5 Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif √

6 Melaksanakan tindakan pencegahan sesuai anjuran √

7 Melakukan tindakan promotif secara aktif √

Kesimpulan:
Kemandirian Keluarga Tingkat 1 : jika memenuhi kriteria 1 dan 2
Kemandirian Keluarga Tingkat 2 : jika memenuhi kriteria 2 sampai 5
Kemandirian Keluarga Tingkat 3 : jika memenuhi kriteria 1 sampai 6
√ Kemandirian Keluarga Tingkat 4 : jika memenuhi kriteria 1 sampai 7

27
3.2 Diagnosa Keperawatan

3.2.1 Analisa Data

1. Diagnosa I
Kategori: Perilaku
Sub Kategori: Penyuluhan dan Pembelajaran
Kode: D.0115
Diagnosis: Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif
Analisa Data
a. Data Subjektif:
i. Anggota keluarga belum mengetahui akibat apabila
kecemasan yang dialami Ny. F. R. K tidak ditangani.
Keluarga belum mengetahui caranya merawat Ny. F. R.
K. Keluarga belum mengetahui peralatan, cara dan
fasilitas untuk merawat Ny. F. R. K.
ii. Tn. A. R. K mengatakan stressor jangka pendek adalah
ketika pandemic penghasilannya kadang menurun dan
Tn. A. R. K khawatir saat Tn. A. R. K sedang
menderita hipotensi maka banyak pekerjaan yang
terbengkalai. Ny. F. R. K mengatakan selain itu, sering
merasa cemas terhadap anak pertama yang sudah
matang untuk menikah. Namun, belum menyelesaikan
kuliahnya sehingga menurut Ny. F. R. K belum cukup
mampu membina keluarga karena akan merasa
keteteran apabila harus membagi waktu menyelesaikan
perguruan tinggi dan mengurus untuk kebutuhan rumah
tangga. Dan pasangan Tn. A. R. K adalah anak dari
keluarga yang berpengaruh sehingga menurut Ny. F. R.
K lebih baik Tn. A. R. K menyelesaikan pendidikannya
terlebih dahulu.

28
b. Data Objektif:
i. Anggota keluarga tampak bingung dan meng-awan
ketika ditanya mengenai akibat apabila kecemasan yang
dialami Ny. F. R. K tidak ditangani dengan baik.
Bingung cara merawat dan memfasilitasi kecemasan
yang dialami oleh Ny. F. R. K.
ii. Ny. F. R. K terlihat sering meremas tangan ketika
menceritakan mengenai kecemasannya.
2. Diagnosa II
Kategori: Perilaku
Subkategori: Penyuluhan dan Pembelajaran
Kode: D. 0099
Diagnosis: Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko
Analisa Data:
a. Data Subjektif:
i. Tn. A. R. K mengatakan saluran limbah dialirkan ke
tanah di belakang rumah klien.
ii. Untuk pembuangan kotoran ternak dilakukan
dengan pemanfaatan sebagai pupuk namun,
kandang ternak selalu dibersihkan dan dalam wadah
pembuangan kotoran ternak dicampur dengan
cairan obat sehingga tidak menimbulkan bau tidak
sedap. Obat digunakan sesuai takaran.
b. Data Objektif:
i. Di lingkungan sekitar pembuangan air limbah cuci
piring, pakaian ditemukan tanah yang memiliki
tanda-tanda terkontaminasi oleh bahan kimia dari
detergen yang digunakan
ii. Kandang ternak tampak bersih dan tidak ditemukan
bau tidak sedap
iii. Tanah yang diberikan pupuk tampak subur

29
3.2.2 Skoring dan Prioritas Diagnosis Keperawatan
1. Diagnosis I: Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif
Total Skoring: 4,3
a. Sifat Masalah: Krisis atau Keadaan Sejahtera
Skor: 1
Bobot: 1
Perhitungan: 1/3 x 1 = 0,3
Pembenaran: Bila masalah ini tidak di atasi dengan dan koping keluarga
tidak mendukung maka berangsur-angsur akan membahayakan Ny. F.
R. K
b. Kemungkinan Masalah dapat Diubah: Dengan Mudah
Skor: 2
Bobot: 2
Perhitungan: 2/2 x 2 = 2
Pembenaran: Keluarga memiliki kemauan untuk mengatasi masalah
kesehatan pada Ny. F. R. K. didukung oleh Ny. F. R. K. yang bersedia
untuk menangani kecemasannya.
c. Potensi Masalah untuk Dicegah: tinggi
Skor: 3
Bobot: 1
Perhitungan: 3/3 x 1 = 1
Pembenaran: Keluarga memiliki kemauan untuk mengatasi masalah
kesehatan pada Ny. F. R. K. didukung oleh Ny. F. R. K. yang bersedia
untuk menangani kecemasannya.
d. Menonjolnya Masalah: masalah berat harus ditangani
Skor: 2
Bobot: 2
Perhitungan: 2/2 x 1 = 1
Pembenaran: Keluarga belum mengetahui cara merawat sehingga perlu
segera ditelaah agar dapat ditangani secepatnya.

30
2. Diagnosis II: Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko
Total Skoring: 3,8
a. Sifat Masalah: Krisis atau Keadaan Sejahtera
Skor: 1
Bobot: 1
Perhitungan: 1/3 x 1 = 0,3
Pembenaran: Bila masalah ini tidak di atasi akan menganggu kesehatan
pada masa mendatang bukan sekarang.
b. Kemungkinan Masalah dapat Diubah: Dengan Mudah
Skor: 2
Bobot: 2
Perhitungan: 2/2 x 2 = 2
Pembenaran: Keluarga memiliki kemauan untuk mengatasi masalah
kesehatan yang akan terjadi.
c. Potensi Masalah untuk Dicegah: tinggi
Skor: 3
Bobot: 1
Perhitungan: 3/3 x 1 = 1
Pembenaran: Keluarga memiliki kemauan untuk mengatasi masalah
kesehatan yang akan terjadi.
d. Menonjolnya Masalah: ada masalah, tetapi tidak perlu segera ditangani
Skor: 1
Bobot: 2
Perhitungan: 1/2 x 1 = 0,5
Pembenaran: Masalah belum berdampak pada kesehatan saat ini.

3.2.3 Diagnosa Keperawatan

1. Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif


2. Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko

31
3.3 Rencana Keperawatan

3.3.1 Diagnosa 1: Manajemen Keluarga Tidak Efektif

Luaran: Manajemen Kesehatan Keluarga

Kode: L.12105

TUK 3:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4-5 kali kunjungan, kemampuan


menangani masalah kesehatan keluarga secara optimal untuk memulihkan kondisi
kesehatan anggota keluarga dari sedang (3) meningkat menjadi cukup meningkat
(4) dengan kriteria hasil:

1. Kemampuan menjelaskan masalah kesehatan yang dialami


2. Aktifitas keluarga mengatasi masalah kesehatan tepat

Intervensi:

1. Dukungan koping keluarga dengan kegiatan:


a. Identifikasi respons emosional terhadap kondisi saat ini
b. Dengarkan masalah, perasaan, dan pernyataan keluarga
c. Terima nilai-nilai keluarga dengan cara yang tidak menghakimi
d. Fasilitasi memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan peralatan yang
diperlukan untuk mempertahankan keputusan perawatan.

Kode: I.09260

2. Edukasi Kesehatan dengan kegiatan:


a. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
b. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
c. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
d. Berikan kesempatan untuk bertanya
e. Jelaskan faktor kesehatan yang dapat mempengaruhi kesehatan

Kode: I.12383

32
3.3.2 Diagnosa 2: Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko

Luaran: Perilaku Kesehatan

Kode: L.12107

TUK 4:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4-5 kali kunjungan, kemampuan


dalam mengubah gaya hidup/perilaku untuk memperbaiki status kesehatan dari
cukup menurun (2) membaik menjadi cukup meningkat (4) dengan kriteria hasil:

1. Kemampuan melakukan tindakan pencegahan masalah kesehatan


2. Kemampuan peningkatan kesehatan

Intervensi:

1. Identifikasi risiko dengan kegiatan:


a. Identikasi risiko biologis, lingkungan, dan perilaku
b. Tentukan metode pengelolaan risik yang baik dan ekonomis
c. Lakukan pengelolaan risiko secara efektif
d. Lakukan update perencanaan secara regular
e. Dokumentasikan temuan risiko secara akurat

Kode: I.14502

3.4 Implementasi dan Evaluasi

1. Diagnosa 1
Hari/Tgl: Rabu/09 Maret 2020
Implementasi:
1. Mengidentifikasi masalah, perasaan, dan pernyataan keluarga
2. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
3. Membina hubungan saling percaya dengan keluarga
4. Menjadwalkan pendidikan kesehatan

33
Evaluasi:

S: Keluarga mengatakan, “bersedia untuk dilakukan penyuluhan dan siap untuk


mengetahui tentang kecemasan lebih rinci sehingga penanganan dan perawatan lebih
dapat dioptimalkan.”

O: Keluarga tampak terbuka dan sadar meningkatkan pengetahuan mengenai


kecemasan

A: Masalah belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi:

1. Mendiskusikan cara merawat kecemasan dengan cara mengajarkan teknik


relaksasi
2. Mendiskusikan dengan keluarga perilaku yang perlu dirujuk
3. Bila perlu dilakukan terapi aktifitas kelompok
2. Diagnosa 2:
Hari/Tgl: Rabu/09 Maret 2020
Implementasi:
1. Mengidentifikasi risiko biologis, lingkungan, dan perilaku
2. Menentukan metode pengelolaan risik yang baik dan ekonomis

Evaluasi:

S: Keluarga mengatakan, “bersedia untuk dilakukan penyuluhan dan siap untuk


merubahan perilaku kesehatan keluarga

O: Keluarga tampak terbuka dan sadar meningkatkan perilaku kesehatan mereka

A: Masalah belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi:

1. Menjelaskan penanganan masalah kesehatan


2. Mengajarkan cara pemeliharaan kesehatan Bila perlu dilakukan terapi aktifitas
kelompok

34
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

3.2 Saran

Agar buku-buku di perpustakaan dilengkapi lagi, sehingga membantu


mahasiswa/I dalam mencari buku sumber untuk pembuatan tugas dan untuk
memperdalam pengetahuan yang dimiliki.

35
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Herdiansyah dan Bayu Nugroho. 2012. MAKALAH CEDERA OLAHRAGA. Makalah.
Diambil dari https://docplayer.info/62531207-Makalah-cedera-olahraga.html
Azizah, Firda. 2017. HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DENGAN RESIKO JATUH
PADA LANJUT USIA DI DESA JATEN KECAMATAN JUWIRING KLATEN. Makalah.
http://eprints.ums.ac.id/50917/1/NASKAH%20PUBLIKASI%20FIX.pdf
Kholifah, Siti Nur. 2016. MODUL BUKU AJAR CETAK KEPERAWATAN: KEPERAWATAN
GERONTIK. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. Diambil dari
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Keperawatan-
Gerontik-Komprehensif.pdf
KPKN. 2019. Pedoman Strategi & Langkah Aksi Peningkatan Aktivitas Fisik. Jakarta: KPKN.
Diambil dari
https://scholar.ui.ac.id/ws/portalfiles/portal/14222860/1._Pedoman_Strategi_Langkah_Aksi_
Peningkatan_Aktivitas_Fisik.pdf
Kushartanti, Wara. 2015. AKTIVITAS FISIK DAN SENAM USILA. Makalah. Diambil dari
Microsoft Word - AKTIVITAS FISIK LANSIA (uny.ac.id)
Rusli, 2010, PENTINGNYA LATIHAN FISIK BAGI MANUSIA USIA LANJUT. Makalah.
Diambil dari http://digilib.unm.ac.id/files/disk1/6/universitas%20negeri%20makassar-
digilib-unm-rusli-283-1-1.ully.pdf

iv
v

Anda mungkin juga menyukai