Anda di halaman 1dari 3

1.

Kompres panas (tatobi)

Kompres panas (tatobi) merupakan tradisi dari suku timor bagi ibu yang

baru melahirkan. Awal munculnya tatobi ini dikarenakan kurangnya akses

terhadap layanan kesehatan dan sumber daya ekonomi sehingga masyarakat lebih

cenderung memilih kompres air panas( tatobi) sebagai pengobatan ibu melahirkan

yang merupakan pengobatan tradisional yang sudah menjadi system kepercayaan

suku timor secara turun temurun.

Kegunaan kompres air panas (tatobi) pada ibu melahirkan antara lain untuk

mengurangi pembengkakan pada tubuh, mengeluarkan sisa darah kotor dari dalam

tubuh, menutup kembali jalan lahir dan menjaga tubuh tetap kuat dan kembali

sehat.Alat dan bahan yang digunakan ibu saat tatobi adalah kain tenun timor (kain

selimut,sarung,selendang), handuk, kain biasa berbahan kaos,dan air panas.

Kompres panas (tatobi) menggunakan air mendidih atau air panas kemudian

dikompres dan ditekan pada seluruh tubuh ibu terutama pada bagian perut.

Tindakan tatobi (kompres panas) jika dilakukan secara terus-menerus maka

akan merusak jaringan sehingga mengakibatkan kerusakan pada sel-sel epitel,

menimbulkan rasa perih, kemerahan pada kulit, serta kulit akan melepuh dan

mengeluarkan nanah. Praktik tatobi juga dapat menyebabkan timbulnya infeksi

pada jalan lahir (perineum) sehingga akan memperlambat proses penyembuhan

luka (Hanafifah,2016)

2. Pantangan-pantangan makanan untuk ibu melahirkan

Pantangan makanan adalah bahan makanan atau masakan yang tidak boleh

dimakan oleh para individu dalam masyarakat karena alasan yang bersifat budaya.
Adat pantangan tersebut diajarkan secara turun temurun dan cenderung di taati

waalaupun individu yang menjalankan tidak terlalu paham atau yakin dari alasan

memantang makanan yang bersangkutan (Swasono,2004).

Berikut adalah pantangan-pantangan makanan yang tidak boleh dilakukan oleh

ibu melahirkan:

a. Tidak memberikan ASI pertama pada bayi

Kolostrum adalah ASI berwarna kekuningan yang di hasilkan tiga hari pertama

setelah melahirkan, sebaiknya diberikan sedini mungkin setelah bayi lahir. Kerena

warnanya yang kekuningan membuat masyarakat suku timor terutama kaum ibu

mengambil kesimpulan bahwa ASI pertama atau kolostrum merupakan ASI yang

kotor atau mengandung banyak kuman, sehingga ASI tersebut di buang dan tidak

di berikan pada bayi. Padahal manfaat kolostrum sangat baik yaitu:

1. Komposisi kolostrum mirip dengan nutrisi yang di terima bayi selama di dalam

Rahim sehingga sangat bermanfaat pada bayi.

2. Kolostrum bermanfaat untuk mendukung tumbuh kembang anak yang optimal

3. Kolostrum dapat bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh pada bayi.

4. Kolostrum juga membantu mendukungg kesehatan system pencernaan pada bayi.

b. Tidak boleh makan daging, sayur, santan dan lain-lain

Rendahnya tingkat pendapatan ekonomi keluarga dan masih banyak lagi praktek

lokal yang sangat merugikan ibu, seperti pantang makanan tertentu (ikan, telur,

cumi, ayam, udang, kepiting, sayur- sayuran) yang sebenarnya sangat di butuhkan

oleh tubuh untuk proses metabolisme serta sebagai pengganti energy setelah

melahirkan dan laktasi.


c. Ibu hanya bleh mengkonsumsi jagung bose

Jagung bose adalah makanan khas dari pulau timor terbuat dari biji jagung tanpa

kulit ari yang di rebus tanpa garam dan tekstur seperti bubur. Alasan ibu pasca

melahirkan mengkonsumsi jagung bose adalah untuk memberikan tenaga pada

ibu sehingga mempercepat proses penyembuhan, proses penyembuhan luka pasca

persalinan, dan produksi ASI meningkat (Karwur,dkk.2016).

3. Larangan keluar dari rumah selama 40 hari

Dalam tradisi neno boha ibu dan bayi tidak di diperbolehkan keluar dari rumah

selama 40 hari. Ibu dan bayi hanya boleh dijenguk oleh keluarga dan kerabat

terdekatnya. Larangan ini menyebabkan program-program kesehatan terhadap ibu

dan bayi terhanbat, termasuk pencapaian target imunisasi.

Menurut Safriyanti (2014), larangan keluar rumah selama masa nifas memberikan

dampak positif dan negatif terhadap kesehatan ibu dan bayinya. Dampak

positifnya adalah ibu memiliki kesempatan untuk istirahat yang cukup,

menyeimbangkan produksi darah dalam pemulihan kondisi badan, dan pemberian

ASI ekslusif pada bayinya. Dampak negatifnya yaitu bahwa masa nifas dan bayi

baru lahir harus di periksa sekurang-kurangnya dalam bulan pertama yakni pada

nol sampai tujuh hari dan delapan sampai 30 hari serta memberikan imunisasi

pada si bayi. Bila ibu ataupun bayi menglami kondisi sakit sehingga

membutuhkan tindakan rujukan, larangan keluar rumah dapat menyebabkan

keterlambatan penanganan medis karena harus memperoleh persetujuan dari

keluarga kedua belah pihak

Anda mungkin juga menyukai