Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN RHEUMATOID

ARTHRITIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga

Dosen Pembimbing : Susi Susanti,S.Kp.,M.Kep.

Disusun Oleh :

Erika Nada P17320118104


Tingkat 3 C

PRODI DIPLOMA III KEPERAWATAN BANDUNG


JURUSAN KEPERAWATAN BANDUNG
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
2020
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga
Keluarga didefinisikan dalam berbagai cara. Definisi keluarga berbeda-beda,
tergantung kepada teoritis “pendefinisi” yaitu dengan menggunakan menjelaskan
yang penulis cari untuk menghubungkan keluarga. Misal para penulis mengikuti
orientasi teoritis interaksionalis keluarga, memandang keluarga sebagai suatu arena
berlangsungnya interaksi kepribadian, dengan demikian menekankan karakteristik
transaksi dinamika.
Para penulis yang mendukung suatu perspektif sistem-sistem sosial terbuka
ukuran kecil yang terdiri dari seperangkat bagian yang sangat tergantung sama lain
dan dipengaruhi oleh struktur internal dan sistem-sistem yang ekstrem (Friedman,
1998). Kaluarga merupakan matriks dari perasaan beridentitas dari
angotaanggotanya merasa memiliki dan berbeda. Tugas utamanya adalah
memelihara pertumbuhan psikososial anggota-anggotanya dan kesejahteraan selama
hidupnya secara umum. Keluarga juga membentuk unit sosial yang paling kecil yang
mentransmisikan tuntutan-tuntutan dan nilai-nilai dari suatu masyarakat, dan dengan
demikian melestarikannya.
Keluarga harus beradaptasi dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat
sementara keluarga juga membantu perkembangan dan pertumbuhan anggotanya
sementara itu semua tetap menjaga kontinuitas secara cukup untuk memenuhi
fungsinya sebagai kelompok refrensi dari individu (Friedman, 1998).
Dari kedua pengertian keluarga diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa
keluarga adalah seperangkat bagian yang saling tergantung satu sama lain serta
memiliki perasaan beridentitas dan berbeda dari anggota dan tugas utama keluarga
adalah memelihara kebutuhan psikososial anggota-anggotanya dan kesejahteraan
hidupnya secara umum.

2. Struktur keluarga
Menurut Friedman (1998) struktur keluarga terdiri atas :
a. Pola dan proses komunikasi
Pola interaksi keluarga yang berfungsi :
 bersifat terbuka dan jujur,
 selalu menyelesaikan konflik keluarga,
 berpikiran positif, dan
 tidak mengulang-ulang isu dan pendapat sendiri.

Karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk :

 Karakteristik pengirim : yakin dalam mengemukakan sesuatu atau


pendapat, apa yang disampaikan jelas dan berkualitas, selalu meminta dan
menerima umpan balik.
 Karakteristik penerima : siap mendengarkan, memberi umpan balik,
melakukan validasi.
b. Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi
sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi
individu dalam masyarakat misalnya sebagai suami, istri, anak dan sebagainya.
Tetapi kadang peran ini tidak dapat dijalankan oleh masing-masing individu
dengan baik. Ada beberapa anak yang terpaksa mencari nafkah untuk
memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang lain sedangkan orang tua mereka
entah kemana atau malah berdiam diri dirumah.
c. Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari individu
untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain
kearah positif.
d. Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar
atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga
juga merupakan suatu pedoman bagi perkembangan norma dan
peraturan.Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat
berdasarkan sistem nilai dalam keluarga.Budaya adalah kupulan dari pola
perilaku yang dapat dipelajari, dibagi, dan ditularkan dengan tujuan untuk
menyelesaikan masalah (Murwani, 2007).
3. Tipe dan Bentuk Keluarga
Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks keilmuwan dan orang yang
mengelompokkan menurut (Friedman,1998) tipe keluarga ada tiga, yaitu:
a. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu
dan anak yang diperoleh dari keturunan atau adopsi atau keduanya.
b. Keluarga orientasi (keluarga asal) adalah unit keluarga yang di dalamnya
seseorang di lahirkan.
c. Keluarga besar adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga yang lain yang
masih mempunyai hubungan darah (kakek, nenek, paman, bibi).
4. Fungsi Keluarga Fungsi keluarga menurut Friedman (1998) adalah :
a. Fungsi Afektif (The affective function) : Fungsi keluarga yang utama untuk
mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga
berhubungan dengan orang lain, fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan
individu dan psikososial keluarga.
b. Fungsi Sosialisasi dan penempatan sosial (sosialisation and social placement
fungtion) : Fungsi pengembangan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan
sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di
luar rumah.
c. Fungsi Reproduksi (reproductive function) : Fungsi untuk mempertahankan
generasi menjadi kelangsungan keluarga.
d. Fungsi Ekonomi (the economic function) : Keluarga berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan
kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
e. Fungsi Perawatan atau pemeliharaan kesehatan (the healty care function) :
Fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga
di bidang kesehatan.
5. Tugas Kesehatan Keluarga Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut :
(Friedman, 1998)
a. Mengenal masalah kesehatan.
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
c. Memberi perawatn pada anggota keluarga yang sakit.
d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.
e. Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan) fasilitas kesehatan
masyarakat.
6. Tugas Perkembangan Keluarga
Siklus kehidupan setiap keluarga mempunyai tahapan-tahapan. Seperti individu-
individu yang mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan yang berturut-turut,
keluarga juga mengalami tahap perkembangan yang berturut-turut. Adapun tahap-
tahap perkembangan menurut Duvall dan Miller dalam (Friedman, 1998) adalah :
a. Tahap I : keluarga pemula Perkawinan dari sepasang insan menandai
bermulanya sebuah keluarga baru dan perpindahan dari keluarga asal atau status
lajang ke hubungan baru yang intim.
b. Tahap II : keluarga sedang mengasuh anak dimulai dengan kelahiran anak
pertama hingga bayi berusia 30 bulan.
c. Tahap III : keluarga dengan anak usia pra sekolah dimulai ketika anak pertama
berusia dua setengah tahun, dan berakhir ketika anak berusia lima tahun.
d. Tahap IV : keluarga dengan anak usia sekolah dimulai ketika anak pertama
telah berusia enam tahun dan mulai masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia
13 tahun, awal dari masa remaja.
e. Tahap V : keluarga dengan anak remaja Dimulai ketika anak pertama melewati
umur 13 tahun, berlangsung selama enam hingga tujuh tahun. Tahap ini dapat
lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika
anak masih tinggal di rumah hingga berumur 19 atau 20 tahun.
f. Tahap VI : keluarga yang melepas anak usia dewasa muda Ditandai oleh anak
pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan “rumah kosong,”
ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat singkat atau agak
panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang belum menikah yang masih
tinggal di rumah. Fase ini ditandai oleh tahuntahun puncak persiapan dari dan
oleh anak -anak untuk kehidupan dewasa yang mandiri.
g. Tahap VII : orangtua usia pertengahan Dimulai ketika anak terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu
pasangan.
h. Tahap VIII : keluarga dalam masa pensiun dan lansia Dimulai dengan salah satu
atau kedua pasangan memasuki masa pensiun, hingga salah satu pasangan
meninggal dan berakhir dengan pasangan lainnya meninggal.
B. Rheumatoid Arthritis
1. Pengertian Rheumatoid Arhtritis
Reumatoid Arthritis adalah sebuah penyakit kronis, sistemik, inflamasi yang
menyebabkan kerusakan sendi dan perubahan bentuk dan mengakibatkan
kelumpuhan (Lueckenotte, 2000). Arthritis rheumatoid adalah gangguan kronik yang
menyerang berbagai system organ. Penyakit ini adalah salah satu dari sekelompok
penyakit jaringan penyambung difus yang diperantarai oleh imunitas dan tidak
diketahui sebab-sebabnya.
Artritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dengan
manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh.
Terlibatnya sendi pada pasien artritis rematoid terjadi setelah penyakit ini
berkembang lebih lanjut sesuai dengan sifat progresifitasnya. Pasien dapat juga
menunjukkan gejala berupa kelemahan umum cepat lelah (Corwin, 2001)
2. Tanda dan Gejala
Penderita penyakit rematik kebanyakan datang ke dokter sudah dalam kondisi
parah. Ada yang sudah tidak bisa jalan, sendi-sendi tangannya cacat, atau depresi
berat. Padahal jika pasien ditangani secara dini maka setidaknya kecacatan itu dapat
dihindari lewat metode pengobatan, operasi, dan terapi fisik. Dengan penanganan
yang tepat, penderita rematik dapat menjalani hidup seperti orang sehat pada
umumnya.
Deteksi penyakit Rematik pada awalnya dilakukan dengan tes Rheumatoid Faktor
(RF). Namun tes antibodi ini juga digunakan untuk mendiagnosis penyakit autoimun
lainnya, seperti infeksi kronik. Penanda yang lebih spesifik untuk penyakit ini
dilakukan lewat tes anti CPP atau Anti-cylic citrullinated antibody. Tes ini relatif
batu dan merupakan penanda yang dapat mendeteksi munculnya rematik secara lebih
dini. Karena hasil tes ini bisa memprediksi munculnya rematik lima tahun kedepan.
Deteksi dini sangat penting bagi diagnosis rematik. Pasalnya dengan penanganan
dini pula maka berbagai kerusakan sendi dapat dicegah. Adapun Gejala Rematik
antara lain :
 Kekakuan pada dan seputar sendi yang berlangsung sekitar 30-60 menit di pagi
hari.
 Bengkak pada 3 atau lebih sendi pada saat yang bersamaan.
 Bengkak dan nyeri umumnya terjadi pada sendi-sendi tangan.
 Bengkak dan nyeri umumnya terjadi dengan pola yang simetris (nyeri pada
sendi yang sama di kedua sisi tubuh) dan umumnya menyerang sendi
pergelangan tangan. (Corwin, 2001)

3. Etiologi
Penyebab utama penyakit reumatik masih belum diketahui secara pasti. Biasanya
merupakan kombinasi dari faktor genetik, lingkungan, hormonal dan faktor sistem
reproduksi. Namun faktor pencetus terbesar adalah faktor infeksi seperti bakteri,
mikroplasma dan virus (Lemone & Burke, 2001).
Ada beberapa teori yang dikemukakan sebagai penyebab artritis reumatoid, yaitu:
 Infeksi Streptokkus hemolitikus dan Streptococcus non-hemolitikus.
 Endokrin
 Autoimmun
 Metabolik
 Faktor genetik serta pemicu lingkungan Pada saat ini artritis reumatoid diduga
disebabkan oleh faktor autoimun dan infeksi.
 Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II, faktor infeksi mungkin
disebabkan karena virus dan organisme mikroplasma atau grup difterioid yang
menghasilkan antigen tipe II kolagen dari tulang rawan sendi penderita.

4. Patofisiologi
Pemahaman mengenai anatomi normal dan fisiologis persendian diartrodial atau
sinovial merupakan kunci untuk memahami patofisiologi penyakit rheumatik. Fungsi
persendian sinovial adalah gerakan. Setiap sendi sinovial memiliki kisaran gerak
tertentu kendati masing-masing orang tidak mempunyai kisaran gerak yang sama
pada sendi-sendi yang dapat digerakkan.
Pada sendi sinovial yang normal. Kartilago artikuler membungkus ujung tulang
pada sendi dan menghasilkan permukaan yang licin serta ulet untu gerakan.
Membran sinovial melapisi dinding dalam kapsula fibrosa dan mensekresikan cairan
kedalam ruang antara-tulang. Cairan sinovial ini berfungsi sebagai peredam kejut
(shock absorber) dan pelumas yang memungkinkan sendi untuk bergerak secara
bebas dalam arah yang tepat.
Sendi merupakan bagian tubuh yang sering terkena inflamasi dan degenerasi
yang terlihat pada penyakit rheumatik. Meskipun memiliki keaneka ragaman mulai
dari kelainan yang terbatas pada satu sendi hingga kelainan multi sistem yang
sistemik, semua penyakit reumatik meliputi inflamasi dan degenerasi dalam derajat
tertentu yang biasa terjadi sekaligus. Inflamasi akan terlihat pada persendian sebagai
sinovitis.
Pada penyakit reumatik inflamatori, inflamasi merupakan proses primer dan
degenerasi yang merupakan proses sekunder yang timbul akibat pembentukan
pannus (proliferasi jaringan sinovial). Inflamasi merupakan akibat dari respon imun.
Sebaliknya pada penyakit reumatik degeneratif dapat terjadi proses inflamasi yang
sekunder. Sinovitis ini biasanya lebih ringan serta menggambarkan suatu proses
reaktif, dan lebih besar kemungkinannya untuk terlihat pada penyakit yang lanjut.
Sinovitis dapat berhubungan dengan pelepasan proteoglikan tulang rawan yang
bebas dari karilago artikuler yang mengalami degenerasi kendati faktor-faktor
imunologi dapat pula terlibat (Brunner&Suddarth, 2002)

5. Manifestasi klinik
Rasa nyeri merupakan gejala penyakit reumatik yang paling sering menyebabkan
seseorang mencari pertolongan medis gejala yang sering lainnya mencakup
pembengkakan sendi. Gerakan yang terbatas, kekakuan, kelemahan, dan perasaan
mudah lelah. (Brunner&Suddarth, 2002).

6. Penatalaksanaan
Sendi yang meradang di istirahatkan selama eksaserbasi, periode-periode istirahat
setiap hari, kompres panas dan dingin bergantian, aspirin, obat anti-inflamasi
nonsteroid lainnya, atau steroid sistemik, pembedahan untuk mengeluarkan
membran sinovium atau untuk memperbaiki deformitas (Corwin, 2001).
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TN.D DENGAN
RHEUMATOID ARTHRITIS

A. PENGKAJIAN
I. Data Utama
1. Nama Kepala Keluarga : Tn. D
2. Usia : 55 tahun
3. Pendidikan : SMA
4. Pekerjaan : Pegawai Swasta
5. Alamat : Kp. Cadas RT/RW 04/03
6. Komposisi Anggota Keluarga :

No. Nama JK (L/P) Hub. dgn. KK Umur Pendidikan Pekerjaan


1. Tn. D L Suami 55 tahun SMA Pegawai swasta
2. Ny. I P Isteri 50 tahun SMA IRT
3. Ny. E P Anak 25 tahun SMA IRT
4. Tn. P L Anak 23 tahun SMA Pegawai swasta
5. Nn. N P Anak 20 tahun SMA Buruh
6. An. V L Cucu 3 tahun Belum sekolah Belum bekerja

7. Genogram :

Tn. D Ny. I

Tn. N Ny. E Tn. P Nn. N

An. V

keterangan :
: Klien
: Laki-laki

: Perempuan

: Tinggal serumah

8. Latar Belakang Budaya


Keluarga Tn. D memiliki latar belakang dari suku Sunda .
9. Agama
Seluruh anggota keluarga Tn. D beragama Islam.
10. Situasi Sosial ekonomi keluarga
Tn. D bekerja sebagai pegawai swasta dan mendapatkan penghasilan sebanyak
Rp. 3.500.000/bulan ditambah pemberian daei anak-anaknya sebanyak 1.500.000/
bulan. Dari hasil tersebut Tn. D mampu memenuhi kebutuhan isteri dan anak-
anaknya yang belum menikah, cucunya. Mampu membayar kebutuhan yang lain
seperti listrik, dana kesehatan dan transportasi. Saat ini yang mengelola keuangan
yaitu isterinya.
11. Aktivitas rekreasi atau waktu luang keluarga
Keluarga Tn. D sesekali berekreasi ke taman hiburan, pantai dan kadang juga
mengajak keluarganya berbelanja.
II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahapan perkembangan keluarga Tn. D saat ini adalah perkembangan anak
dengan dewasa awal. Karena anak keduanya berumur 23 tahun dan belum menikah
dan anak ketiganya berumur 20 tahun dan belum menikah juga, serta masih tinggal
bersama dengan orang tua. Pada tahap ini orang tua memiliki tugas perkembangan :
a. Mencari dan menentukan calon pendamping hidup
Tn. D memberikan kebebasan penuh kepada anak keduanya dan anak
ketiganya untuk mencari pasangan hidup sesuai dengan keinginan.
b. Membina kehidupan rumah tangga
Tn. D mulai membina rumah tangga dan memberikan contoh yang baik
untuk anak kedua dan ketiganya.
c. Mempertahankan kesehatan rumah tangga
Tn. D terlihat membatasi makanannya untuk mengurangi penyakit yang
dideritanya, dan juga membatasi konsumsi buah-buahan seperti durian, nangka,
dll.
2. Tahap Perkembangan Keluarga yang belum terpenuhi
Anak kedua dan ketiga Tn. D masih bekerja akan tetapi mereka belum menikah.
3. Riwayat keluarga inti
Tn.D asli dari Sunda dan Ny.I asli dari Sunda juga. Mereka bertemu di kampung
Ny. I, mereka berpacaran selama 6 bulan dan pada akhirnya memutuskan untuk
menikah. Sekarang mereka sudah mempunyai 3 orang anak. Hubungan dengan
seluruh anaknya sangat baik, bahkan saat dirumahnya mereka sering bercanda
bersama.
III. Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Jenis rumah yang ditempati keluarga Tn. D adalaah rumah milik pribadi
bangunannya permanen, luas bangunannya 4x5 m2 , atap rumah Tn. D genteng dan
asbes. Terdapat ventilasi > 10%, lantainya ubin, terdapat cahaya dari luar yang
masuk ke dalam rumah, keadaan rumahnya bersih.
Denah rumah

Kmr. dapur
mandi

Kmr. Tn. D Kmr. Nn. N


dan Ny. I

Ruang
Kmr. Tn. P keluarga

pin
tu

Halaman rumah

2. Karakteristik tetangga dan lingkungan


a. Kebiasaaan
Menurut keluarga Tn. D biasanya warga kampung Cadas beraktifitas
pada pagi hari untuk bekerja. Selain itu, antar tetangga suka saling gotong
royong untuk membantu satu sama lain.
b. Aturan/kesepakatan dilingkungan tempat tinggal
Aturan yang berlaku di tempat tinggal Tn.D disesuaikan dengan aturan
dari dan perintah dari Agama Islam karena mayoritas beragama Islam.
c. Budaya
Di kampung Cadas bila ada anggota masyarakat tyang menikah, sunatan,
dan lain-lain, masyarakat yang lain memberikan bantuan berupa sembako, dan
bantuan lain seperti tenaga dan pikiran.
3. Mobilitas geografi keluarga
Keluarga Tn. D mengatakan sudah 25 tahun menempati rumahnya dan tidak
pernah berpindah tempat.
4. Hubungan keluarga dengan masyarakat
Keluarga Tn. D mengatakan anggota keluarganya tetap berinteraksi dan
mengikuti kegiatan yang sudah ada.
5. Sistem pendukung sosial keluarga
Keluarga Tn. D mengatakan jika ada salah satu anggota keluarganya yang sakit,
maka anggota keluarga yang lain membantu menangani di rumah sebelum dibawa ke
Puskesmas.

IV. Struktur Keluarga


1. Pola komunikasi
Pola komunikasi yang digunakan Tn. D adalah pola komunikasi terbuka, yaitu
dengan musyawarah dan dilakukan pada waktu yang tidak tentu. Terkadang siang
hari atau malam hari. Anggota keluarga Tn. D berdominan berbicara bahasa Sunda
dan yang paling dominan bicara itu Tn. D sendiri.
2. Struktur kekuatan keluarga
Hubungan antara anggota keluarga Tn. D terlihat harmonis, saling terbuka satu
sama lain dan menghargai satu sama lain. Saling mendukung dan membantu dalam
situasi apapun. Tidak ada masalah di dalam keluarga ini, keluarga Tn. D biasanya
memecahkan masalah dengan bermusyawarah untuk memecahkan suatu masalah
agar tidak terjadi konflik kesalahpahaman di dalam keluarga.
3. Struktur peran (formal dan informal)
Tn. D adalah kepala keluarga. Tn. D mempunyai seorang isteri, 3 orang anak, dan
1 orang cucu. Anak pertama Tn. D beusia 25 tahun sudah menikah dan sudah pisah
rumah, anak keduanya berusia 23 tahun sebagai karyawan swasta disebuah
perusahaan di Bandung, anak ketiga berusia 20 tahun sebagai buruh.
4. Nilai atau norma dalam keluarga
Nilai yang dianut oleh keluarga Tn. D adalah menggunakan budaya Sunda.
Dalam keluarga Tn. D tidak ada nilai-nilai yang bertentangan dengan kesehatan dan
begitu pula dengan kegiatan di dalam keluarga Tn. D tidak ada yang bertentangan.
Menurut keluarga Tn. D kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam
kehidupan. Budaya Sunda sangat mempengaruhi Tn. D.

V. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif
Semua anggota keluarga Tn. D saling menyayangi dan mendukung satu sama
lainnya dan bila ada anggota keluarga yang berhasil Tn. D merasa bangga atau bila
ada anggota keluarga yang menderita penyakit, semua anggota keluarga saling
membantu untuk merawat. Respon keluarga terhadap kehilangan awalnya merasa
sedih tapi lama kelamaan dapat menerima.
2. Fungsi sosialisasi
Keluarga Tn. D khususnya Tn. D tampak mengikuti kegiatan pengajian yang di
adakan oleh wilayah Rw 03. Anggota keluarga Tn. D mempunyai hubungan baik
dengan warga disekitar lingkungan rumahnya, khususnya Ny.K sering berinteraksi
dengan masyarakat yang ada disekitar rumah Tn. D.
3. Fungsi perawatan kesehatan (5 tugas kesehatan keluarga) :
1) Kemampuan keluarga mengenal masalah
Tn. D mengatakan bahwa “Rematik adalah nyeri pada tulang tulang yang
disebabkan oleh sering mandi malam dan sering mengkonsumsi
kacangkacangan dan emping”, tanda dan gejala yang dirasakan oleh Tn. D
ketika rasa nyeri akibat dari penyakit tersebut datang adalah kaku dan baal pada
telapak kaki lalu datangnya pada pagi hari.
2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan
Tn. D mengatakan bahwa bila kakinya terasa sakit dan kaku, Tn. D hanya
beristirahat sejenak.
3) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga Tn. D selalu peduli terhadap kesehatan anggota keluarganya,
ketika ada yang sakit biasanya mereka langsung membawanya ke tenaga
kesehatan, tetapi jika belum terlalu parah biasanya hanya membeli obat di
apotik.
4) Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan
Setiap pagi hari Tn. D mengatakan selalu membersihkan rumahnya,
mengepel lantai agar lantainya tidak kotor dan berdebu.
5) Kemampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas keluarga
Keluarga Tn. D mengatakan selalu memanfaatkan fasilitas kesehatan
yang ada disekitar seperti puskesmas. Mereka mengatakan sudah menggunakan
fasilitas kesehatan yang ada dengan sebaik-baiknya.

VI. Stress dan Koping Keluarga


Dalam menghadapi suatu masalah biasanya keluarga Tn. D mengupayakan
berkumpul untuk mencari jalan keluarnya. Respon keluarga dalam menghadapi masalah
yang muncul pada anggota keluarga lain adalah membantu mencari jalan keluarnya.

VII. Harapan Keluarga terhadap Asuhan Keperawatan Keluarga


Tn. D mengatakan ingin cepat sembuh dari sakit yang di deritanya, dan berharap
dengan adanya asuhan keperawatan dapat mempercepat proses penyembuhan rematiknya.
VIII. Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)

No. Pemfis Tn. D Ny. I Tn. P Nn. N


1. Kepala Rambut bersih Rambut bersih Rambut bersih Rambut bersih
tidak terdapat tidak terdapat tidak terdapat tidak terdapat
benjolan. benjolan. benjolan. benjolan.
2 Mata Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,
konjungtiva an konjungtiva an konjungtiva an konjungtiva an
anemis, sclera an anemis, sclera anemis, sclera anemis, sclera
ikterik. an ikterik. an ikterik. an ikterik.
3 Mulut Mukosa mulut Mukosa mulut Mukosa mulut Mukosa mulut
lembab, tidak ada lembab, tidak lembab, tidak lembab, tidak
karies gigi, tidak ada karies gigi, ada karies gigi, ada karies gigi,
ada kesulitan tidak ada tidak ada tidak ada
menelan. kesulitan kesulitan kesulitan
menelan. menelan. menelan.
4 Hidung Simetris, bersih, Simetris, bersih, Simetris, bersih, Simetris, bersih,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
benjolan. benjolan. benjolan. benjolan.
5 Telinga Ada 2, simetris Ada 2, simetris Ada 2, simetris Ada 2, simetris
tidak terdapat tidak terdapat tidak terdapat tidak terdapat
serumen serumen serumen serumen
6 Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar getah kelenjar getah kelenjar getah kelenjar getah
bening, tidak ada bening, tidak bening, tidak bening, tidak
pembesaran vena ada pembesaran ada pembesaran ada pembesaran
jugularis. vena jugularis. vena jugularis. vena jugularis.
7 Dada Simetris, suara Simetris, suara Simetris, suara Simetris, suara
jantung normal, jantung normal, jantung normal, jantung normal,
tidak ada suara tidak ada suara tidak ada suara tidak ada suara
tambahan, suara tambahan, suara tambahan, suara tambahan, suara
paru vesikuler. paru vesikuler. paru vesikuler. paru vesikuler.
8 Abdomen Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
distensi, tidak ada distensi, tidak distensi, tidak distensi, tidak
nyeri saat ditekan, ada nyeri saat ada nyeri saat ada nyeri saat
tidak ada GE. ditekan, tidak ditekan, tidak ditekan, tidak
ada GE. ada GE. ada GE.
9 Ekstremitas Tidak bengkak, Tidak bengkak, Tidak bengkak, Tidak bengkak,
atas turgor kulit turgor kulit turgor kulit turgor kulit
elastis, tidak ada elastis, tidak ada elastis, tidak ada elastis, tidak ada
luka, simetris. luka, simetris. luka, simetris. luka, simetris.
10 Ekstremitas Tulang disamping Tidak bengkak, Tidak bengkak, Tidak bengkak,
bawah ibu jari kaki turgor kulit turgor kulit turgor kulit
menonjol, turgor kering, tidak ada kering, tidak ada kering, tidak ada
kulit elastis, tidak luka, simetris. luka, simetris. luka, simetris.
ada luka, simetris.
11 TTV Td: 120/80 Td: 110/80 Td: 130/70 Td: 120/80
mmHg Nd: mmHg Nd: 90 mmHg Nd: 88 mmHg Nd: 93
101x/mnt RR: 19 x/mnt RR: 21 x/mnt RR: 20 x/mnt RR: 21
x/mnt Sh: 36°C x/mnt Sh: x/mnt Sh: 36°C x/mnt Sh: 36°C
Kes: CM Kondisi 36,5°C Kes: CM Kes: CM Kes: CM
baik Kondisi baik Kondisi baik Kondisi baik

Analisis Data

Data Masalah/ diagnosis keperawatan Keluarga


DS: Gangguan rasa nyaman nyeri berulang pada
 Tn. D mengatakan tidak mengetahui keluarga Tn. D khususnya Tn. D berhubungan
pasti tentang rematik, Tn. D hanya dengan ketidakmampuan keluarga dalam
mengetahui “rematik adalah nyeri merawat anggota keluarga yang menderita
pada tulangtulang”, Rheumatoid Arthritis.
 Tn. D juga mengatakan sakit
dibagian telapak kaki dan datangnya
setiap pagi hari.
 Tn. D juga mengatakan jika kakinya
terasa sakit, Tn. D memilih untuk
istirahat sejenak.
DO :
 TD : 120/80 mmHg
 S: 36°C RR: 19 x/menit
 N : 105 x/menit
 Tulang disebelah jempol kaki agak
menonjol
 Asam urat : 7,4
 Skala nyeri : 5
DS: Resiko hambatan mobilitas fisik berhubungan
 Tn. D mengatakan masih bisa dengan ketidak mampuan keluarga
melakukan aktivitas seperti bekerja. memanfaatkan fasilitas kesehatan.
 Jika nyerinya sedang muncul Tn. D
membatasi aktivitasnya terlebih
dahulu.
 Tn. D juga mengatakan sudah jarang
berobat ke puskesmas selama 2
bulan ini.
DO :
 Tn. D tampak masih bisa melakukan
aktivitasnya, hanya saja jalannya
agak berbeda seperti biasanya.
DS: Potensial terjadinya kerusakan sendi
 Tn. D mengatakan “rematik adalah berhubungan dengan tidak mengenal masalah.
nyeri pada tulang-tulang, penyakit
rematik juga sama seperti asam urat”
dan mengatakan tidak boleh terlalu
banyak makan kacang dan emping,
 Tn. D juga mengatakan tidak terlalu
tahu betul tentang penyakitnya.
DO :
 Tn D tampak bingung ketika ditanya
tentang sakit yang sedang
dialaminya antara rematik ataukah
asam urat.

IX. Skoring Masalah


1. Diagnosa : Gangguan rasa nyaman nyeri berulang pada keluarga Tn. D khususnya
Tn. D b.d ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang
menderita Rheumatoid Arthritis.

Kriteria Bobot Nilai Pembenaran


Sifat masalah 1 3/3 x 1 = 1 Tn. D mengatakan penyakit Tn. D adalah
Skala : asam urat. Tn. D mengatakan “rematik
Potensial : 1 adalah penyakit nyeri pada tulang-tulang,
Risiko : 2 ketika nyeri itu muncul telapak kaki Tn. D
Aktual : 3 terasa baal dan kaku datangnya setiap pagi
hari”
Kemungkinan 2 ½ x2 =1 Tn. D mengatakan “selalu makan kacang-
Masalah Diubah. kacangan dan akan mengurangi makanan
Skala : yang dipantang. Tn. D mengatakan jarang
Mudah : 2 Sebagian : meminum obat dan berobat ke
1 Tidak dapat : 0 puskesmas”.
Potensial Masalah Di 1 2/3 x 1 = Tn. D mengatakan sedang memulai untuk
cegah. 2/3 mengurangi makanan pantangan. Tn. D
Skala : juga mengatakan akan berobat ke
Tinggi : 3 puskesmas untuk mengetahui penyakitnya
Cukup : 2 Rendah : 1 lebih lanjut
Menonjolnya 1 2/2 x 1 = 1 Tn. D ingin menyediakan makanan sesuai
Masalah dengan keperluan tubuh tetapi anggota
Skala : keluarganya tidak ada yang suka.
Segera ditangani: 2
Masalah ada tapi
tidak perlu : 1
Masalah tidak
dirasakan : 0
Jumlah 3 2/3

2. Diagnosa : Resiko hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidak mampuan


keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan.

Kriteria Bobot Nilai Pembenaran


Sifat masalah 1 2/3 x 1 = Tn. D mengatakan masih bisa melakukan
Skala : 2/3 aktivitas seperti bekerja.
Potensial : 1
Risiko : 2
Aktual : 3
Kemungkinan 2 ½ x2 =1 Tn. D mengatakan ketika sedang
Masalah Diubah. mengalami nyeri Tn. D hanya
Skala : mengistirahatkan sejenak akan tetapi jika
Mudah : 2 Sebagian : nyerinya semakin bertambah Tn. D akan
1 Tidak dapat : 0 mengusahakan ke puskesmas terdekat.
Potensial Masalah Di 1 2/3 x 1 = Tn. D mengatakan sebisa mungkin nanti
cegah. 2/3 Tn. D akan segera berobat ke puskesmas
Skala : terdekat dan akan mengurangi aktivitas
Tinggi : 3 berlebih
Cukup : 2 Rendah : 1
Menonjolnya 1 ½x1=½ Tn. D tampak terlihat masih bersemangat
Masalah untuk melakukan aktivitas, namun hanya
Skala : saja cara berjalan Tn. D berbeda dari
Segera ditangani: 2 biasanya
Masalah ada tapi
tidak perlu : 1
Masalah tidak
dirasakan : 0
Jumlah 2,8

3. Diagnosa : Potensial terjadinya kerusakan sendi berhubungan dengan tidak mengenal


masalah.

Kriteria Bobot Nilai Pembenaran


Sifat masalah 1 1/3 x 1 = Tn. D mengatakan “rematik adalah nyeri
Skala : 1/3 pada tulang-tulang, rematik juga sama
Potensial : 1 seperti asam urat”.
Risiko : 2
Aktual : 3
Kemungkinan 2 ½ x2 =1 Tn. D mengatakan penyebab dari rematik
Masalah Diubah. itu adalah terlalu banyak mengkonsumsi
Skala : kacang dan emping.
Mudah : 2 Sebagian :
1 Tidak dapat : 0
Potensial Masalah Di 1 3/3 x 1 = 1 Karena Tn. D mengetahui penyebab dari
cegah. rematik walaupun tidak mengetahui
Skala : seluruhnya.
Tinggi : 3
Cukup : 2 Rendah : 1
Menonjolnya 1 ½x1=½ Tn. D mengatakan tidak terlalu
Masalah mengetahui tentang penyakit yang di
Skala : deritanya.
Segera ditangani: 2
Masalah ada tapi
tidak perlu : 1
Masalah tidak
dirasakan : 0
Jumlah 2,8

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Prioritas Keperawatan
Menurut hasil perhitungan skoring dari 3 diagnosa keperawatan di atas, telah ditemukan
diagnose yang sesuai pada kondisi pasien dengan skor 3 2/3 yaitu :

No. Diagnosa Keperawatan Skor


1. Gangguan rasa nyaman nyeri berulang kepada 3 2/3
keluarga Tn. D khususnya Tn. D berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang menderita rematik.
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan Evaluasi Intervensi


Umum Khusus Kriteria Standar
Keperawatan
1. Gangguan rasa Selama 4x 1. Setelah 1x30 menit Respon Pengertian Rematoid Arthritis 1. Jelaskan kepada keluarga pengertian
nyaman nyeri kunjungan rumah, kunjungan rumah, Verbal adalah Kondisi tubuh yang rematik dengan menggunakan lembar
berulang kepada diharapkan klien keluarga mampu sangat menyakitkan pada balik.
keluarga Tn. D mengerti tentang mengenal masalah anggota gerak seperti pada sendi, 2. Tanyakan kembali pada keluarga
khususnya Tn. D penyakitnya dan rematik pada anggota otot, tulang dan jaringan sendi tentang pengertian reumatik.
berhubungan diharapkan keluarga, dengan cara : yang di akibatkan karena 3. Beri pujian atas usaha yang dilakukan
dengan keluarga Tn. D a. Menyebutkan peradangan. keluarga
ketidakmampuan mampu melakukan pengertian
keluarga dalam perawatan rematik rematoid arthritis
b. Menyebutkan Respon Menyebutkan 5 dari 10 penyebab 1. Diskusikan bersama keluarga tentang
merawat anggota untuk mengatasi
penyebab verbal Rheumatoid Arthtritis : penyebab reumatik dengan
keluarga yang nyeri secara
Rheumatoid 1) Faktor genetik menggunakan lembar balik.
menderita rematik. mandiri
Arthtritis 2) Usia 2. Motivasi keluarga untuk
3) Kegemukan menyebutkan kembali penyebab
4) Pola maka reumatik.
5) Diet terlalu ketat 3. Beri reinforcement positif atas usaha
6) Sering mengkonsums i yang dilakukan keluarga.
alkohol
7) Trauma (terjatuh, terbentur)
8) Posisi yang tidak tepat saat
aktifitas
9) Stress Peningkatan kadar
asam urat
c. Menyebutkan Respon Menyebutkan 3 dari 5 tanda dan 1. Diskusikan dengan keluarga tentang
tanda dan gejala verbal gejala reumatik : tandatanda reumatik.
Rheumatoid  Nyeri Sendi 2. Motivasi keluarga untuk
Arthtritis.  Kekakuan Sendi menyebutkan kembali tandatanda

 Kemerahan dan Bengkak reumatik.

pada sendi 3. Beri reinforcement positif atas

 Kelemahan pada Otot usaha yang dilakukan keluarga.

 Gangguan dalam bergerak


2. Setelah 1x30 menit Respon Menyebutkan 2 dari 5 akibat 1. Jelaskan pada keluarga akibat lanjut
kunjungan rumah, verbal lanjut dari reumatik yang tidak apabila reumatik tidak diobati dangan
keluarga mampu diobati: menggunakan lembar balik.
mengambil keputusan  Peradangan Menyebar Luas 2. Motivasi keluarga untuk
untuk merawat anggota  Kesemutan dan Mati rasa pada menyebutkan kembali akibat lanjut
keluarga yang menderita sendi dan tulang dari reumatik yang tidak diobati.
reumatik dengan cara :  Kerusakan sendi 3. Beri reinforcement positif atas
a. Menyebutkan  Dapat menimbulkan perubahan jawaban keluarga
akibat lanjut tidak pada jaringan lain seperti
diobatinya adanya proses granulasi
Rheumatoid dibawah kulit terutama pada
Arthtritis siku, ruas jari, lutut dan
persendian kaki.
 Terjadi splenomegali.
b. Memutuskan Respon Keputusan keluarga untuk 1. Motivasi keluarga untuk mengatasi
untuk merawat verbal merawat dan mengatasi reumatik masalah yang dihadapi.
pada anggota keluarga. 2. Beri reinforcement positif atas
keputusan keluarga untuk merawat
anggota kelurga yang mengalami
reumatik.
3. Setelah 1x30 menit Respon Menyebutkan 5 dari 6 perawatan 1. Diskusikan dengan keluarga cara
kunjungan rumah, verbal reumatik : perawatan reumatik dengan
keluarga mampu merawat  Kompres dengan air hangat menggunakan lembar balik.
anggota keluarga dengan bila nyeri tanpa disertai 2. Motivasi keluarga untuk
reumatik. bengkak menyebutkan kembali perawatan
a. Menyebutkan  Kompres dengan air dingin reumatik.
cara perawatan bila ada bengkak 3. Beri reinforcement positif atas
Rheumatoid  Hindari penekanan usaha yang dilakukan keluarga
Arthtritis  Istirahat yang cukup
 Hindari kerja berat
 Jaga keamanan lingkungan
rumah.
Psikomot Keluarga dapat mendemonstrasik 1. Demonstrasikan pada keluarga
or an cara melakukan senam tentang cara melakukan senam
rematik rematik.
1) Gerakan Duduk 2. Beri reinforcement positif atas
 Angkat kedua bahu keatas usaha keluarga.
mendekati telinga, putar 3. Pastikan keluarga akan melakukan
kedepan dan kebelakang. tindakan yang diajarkan jika
 Bungkukan badan, kedua diperlukan.
lengan meraih ujung kaki
lantai.
 Angkat kedua siku sejajar
dada, tarik kedepan dada.
 Angkat paha dan lutut
secara bergantian, kedua
lengan menahan tubuh.
 Putar tubuh bagian atas
kesamping kanan dan kiri,
kedua lengan diatas
pinggang.
2) Gerakan Berbaring
 Bentangkan kedua lengan
dan tangan, ambil nafas
dalam-dalam dan
hembuskan.
 Kedua tangan disamping,
tekuk siku dan tangan
mengepal.
 Tangan luruskan ke atas,
lalu tepuk tangan.
 Tekuk sendi panggul dan
tekuk lutut dengan kedua
tangan tarik sampai
diatas dada.
 Pegang erat kedua tangan
diatas perut, tarik
kebelakang kepala dan
kebawah.
 Angkat tungkai bawah
bergantian dengan
bantuan kedua tangan.
b. Menyebutkan Respon Menyebutkan 2 dari masing 1. Diskusikan bersama keluarga tentang
jenis makanan verbal masing jenis makanan makanan jenis makanan/diit untuk reumatik. 2.
untuk yang di perbolehkan Motivasi keluarga untuk menyebutkan
Rheumatoid 1) Karbohidrat: Nasi, Roti, kembali diit reumatik. 3. Beri
Arthtritis Jagung, Kentang, reinforcement positif atas jawaban
singkong/ubi. keluarga.
2) Protein: Ikan Laut
3) Sayur-sayuran hijau dan
kuning kecuali bayam,
kacangkacangan, kembang
kol, kangkung, kacang
panjang.
4) Buah – Buahan segar:
Jeruk, mangga, pepaya,
nangka, pisang.
Makanan yang harus dihindari :
1) Sayur : bayam, kembang kol,
kangkung, kacang panjang,
daun singkong, buncis,
melinjodan kacang kacangan.
2) Buah-buahan: Alpukat,
Durian, Nanas, air kelapa.
3) Jeroan: hati, limpa,
babat,usus, paru, otak.
4) Makanan Laut: Udang,
Kerang, Cumi, Kepiting.
5) Makanan Kaleng: Kornet,
sarden, dan kaldu.
4. Setelah 1x 30 menit Respon Menyebutkan 1 dari 3 cara 1. Menjelaskan lingkungan yang dapat
kunjungan rumah, verbal memodifikasi lingkungan yang mencegah reumatik.
keluarga mampu sehat : 2. Memotivasi keluarga untuk
memelihara/memodifi  lantai tidak licin mengulangi penjelasan yang
kasi lingkungan rumah  penerangan lampu baik diberikan.
yang sehat:  Barangbarang rapi dan 3. Beri reinforcement positif atas
a. Cara memelihara/ bersih. upaya yang dilakukan keluarga.
memodifikasi Manfaat kunjungan ke fasilitas
lingkungan yang kesehatan :
sehat  Mendapatkan pelayanan
kesehatan pengobatan
reumatik
 Mendapatkan pendidikan
kesehatan tentang reumatik

5. Setelah 1x 30 menit Respon Menunjukan kartu berobat 1. Menginformasi kan mengenai


kunjungan rumah, verbal adanya terapi pengobatan pengobatan dan pendidikan kesehatan
keluarga mampu yang dapat diperoleh keluarga di
memanfaatkan pelayanan pelayanan kesehatan.
kesehatan dengan cara: 2. Motivasi keluarga untuk menyebutkan
a. Menyebutkan kembali hasil diskusi 3. Beri
kembali manfaat reinforcement positif atas hasil yang
kunjungan ke dicapai keluarga.
fasilitas kesehatan
b. Memanfaatkan Respon 1. Tanyakan perasaan keluarga setelah
pelayanan verbal mengunjungi fasilitas kesehatan.
kesehatan dalam 2. Berikan reiforcement positif atas
merawat tindakan tepat yang dilakukan oleh
Rheumatoid keluarga.
Arthritis.

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari/tanggal/jam Diagnosa Keperawatan Tindakan Keperawatan Paraf
Selasa, 1 September Gangguan rasa nyaman nyeri 1. Menjelaskan kepada keluarga pengertian rematik dengan menggunakan lembar Erika
2020 11:00 WIB berulang kepada keluarga Tn. balik Ds: ny.k mengatakan mulai paham apa itu pengertian rematik Do: ny.k
D khususnya Tn. D tampak memperhatikan
berhubungan dengan 2. Menanyakan kembali kepada keluarga tentang rematik Ds: Ny.K mengatakan
ketidakmampuan keluarga “rematik adalah nyeri pada anggota sendi yang disebabkan karena peradangan.
dalam merawat anggota Do: Ny.K terlihattampak mengerti
keluarga yang menderita 3. memberikan pujian atas yang dilakukan keluarga Ds: - Do: Ny.K tampak
rematik. senang
Rabu, 2 September 1. Mendiskusikan bersama keluarga tentang penyebab rematik dengan Erika
2020 10:00 WIB menggunakan lembar balik Ds: Ny.K mengatakan sudah mengetahui penyebab
rematik Do: Ny.K terlihat tampak mengerti
2. memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali penyebab rematik Ds: Ny.K
mengatakan rematik disebabkan oleh pola makan dan juga mandi malam Do:
Ny.K tampak memahami penyebab dari rematik
3. Memberikan reifoncment positif atas usaha yg telah dilakukan Ny.K Ds: - Do:
Ny.K tampak senang
Kamis, 3 September 1. Mendiskusikan dengan keluarga tentang tanda tanda rematik Ds: Ny.K Erika
10:30 WIB mengatakan tanda tanda rematik itu kaku dan baal Do: Ny.K tampak
memahami
2. Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali tandatanda rematik Ds:
Ny.K mengatakan tanda tanda rematik adalah baal, kaku, dan kadang
kesemutan Do: Ny.K tampak mengerti
3. memberikan pujian atas perilaku yang benar.Ds: - Do: Ny.K tampak senang.
4. Mendemonstrasikan pada keluarga tentang cara melakukan senam rematik. Ds:
Ny.K mengatakan bersedia diajarkan senam rematik Do: Ny.K tampak
mengikuti gerakan senam rematik
5. Memberi reinforcement positif atas usaha keluarga. Ds: - Do: Ny.K tampak
terlihat senang
6. Pastikan keluarga akan melakukan tindakan yang diajarkan jika diperlukan.
Ds: Ny.K mengatakan akan melakukan senam rematik kapanpun Do: -
Jum’at, 4 September 1. Mendiskusikan keluarga tentang diit makanan rematik Ds: Ny.K mengatakan Erika
2020 11:30 WIB tidak tahu tentang pantangan makanan rematik Do: Ny.K tampak masih
bingung
2. Memberikan kesempatan untuk mengulang tentang diit rematik Ds: Ny.K
mengatakan tidak boleh makan kacang kacangan dan jeroan berlebih Do:
Ny.K tampak sudah mengerti
3. memberikan pujian atas perilaku yang benar Ds: - Do: Ny.K tampak senang

E. EVALUASI KEPERAWATAN

No. Tanggal Jam Catatan Perkembangan Paraf


DX
1 Jum’at, 4 September 12.00 WIB S : Tn. D mengatakan “Rematik adalah nyeri pada persendian Erika
yang dapat mengakibatkan peradangan, penyebabnya karena
faktor usia dan merokok, tanda tanda rematik adalah kaku, baal
dan terkadang kesemutan, dan pantangan makanan untuk
penderita rematik adalah tidak boleh mengkonsumsi kacang
kacangan dan jeroan berlebihan”
O : Tn. D tampak sudah memahami materi tentang penyakit
yang dideritanya
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan Intervensi
DAFTAR PUSTAKA

Rahmat, Andini Ulfiya. 2017. Asuhan Keperawatan Keluarga Ny.K Khususnya Ny.K
Dalam Memenuhi Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri Dengan Gangguan Sistem
Muskuloskeletal: Rheumatoid Arthritis Di Wilayah Rt 12 Rw 02 Kelurahan Utan Panjang
Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat. Jakarta : Program Studi D Iii Keperawatan
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta
file:///C:/Users/Asus/Downloads/Andini%20Ulfiya%20Rahmat.pdf diakses pada
tanggal 8 September 2020

Arths, Dhy. 2012. Laporan Keluarga Gerontik.


https://id.scribd.com/doc/92538781/LAPORAN-KELUARGA-REMATIK
diakses pada tanggal 8 September 2020
________. file:///C:/Users/Asus/Downloads/jtptunimus-gdl-zulipurnaw-5461-2-babii.pdf
diakses pada tanggal 8 September 2020

Anda mungkin juga menyukai