Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TN.

A DENGAN
HIPERTENSI

Dosen Pembimbing:
Bayu Purnama Atmaja, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh:
Kelompok 1

Alda NIM 1114190632


Helda Aprilia NIM 1114190635
Neli Safitri NIM 1114190640
Siska Rahmawati NIM 1114190644

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES DARUL AZHAR BATULICIN
TAHUN 2022
32

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Dialah satu-satunya Dzat yang memberikan perlindungan dunia dan
akhirat kelak. Dialah sesungguhnya Maha pemberi petunjuk yang tiada dapat
menyesatkan. Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah
SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Laporan ini dapat tersusun dengan baik berkat bantuan, bimbingan, masukan, dan
motivasi dari banyak pihak. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bayu Purnama Atmaja, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Dosen pembimbing yang
telah memberikan masukan, dan bimbingan sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu.
2. Orang tua serta saudara-saudara tercinta atas do’a, motivasi, dan harapannya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan lancar.
3. Teman-teman yang telah memberikan motivasi dan masukan yang baik
kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan laporan ini dengan lancar.
Mudah-mudahan amal baik mereka senantiasa mendapat pahala dan
balasan yang setimpal dari Allah Swt. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan pembaca pada umumnya amin.

Simpang Empat, Juni 2022

Penulis
33

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keluarga merupakan dasar pembantu utama struktur sosial yang lebih luas,
dengan pengertian bahwa lembaga-lembaga lainnya tergantung pada
eksistensinya. Ciri utama lain dari sebuah keluarga ialah bahwa fungsi utamanya
dapat dipisahkan satu sama lain. Keluarga menyumbangkan kelahiran
pemeliharaan fisik anggota keluarga, penempatan anak dalam masyarakat,
pemasyarakatan, dan kontrol sosial Keluarga merupakan unit terkecil dari suatu
masyarakat. Suatu keluarga terdapat ayah, ibu, anak dan kesemuanya itu
mempunyai tugas dan fungsi masing-masing, apabila tidak di jalankan tugas serta
fungsinya dengan baik maka akan terjadi suatu ketimpangan antar anggota
keluarga yang terkadang memicu konflik. Salah satu anggota keluarganya yang
kurang paham bahkan tidak melakukan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik,
maka keluarga tersebut akan mengalami gangguan dalam perjalanan kehidupan
berkeluarga. Keluarga tersebut akan mengalami berbagai persoalan yang membuat
hubungan kekeluargaan tersebut retak dan tidak sehat. Keluarga dapat dikatakan
harmonis yaitu apabila keluarga tersebut saling mengerti dan paham akan tugas,
fungsi dan tanggungjawabnya. Pola asuh orang tua sangatlah penting di dalam
sebuah keluarga, pola asuh merupakan tata sikap atau perilaku yang digunakan
orang tua untuk mendidik atau merawat anaknya. (Hidayat, 2019)
Dengan adanya pola asuh orang tua dapat terjadi interaksi sosial yang
berguna untuk mengenalkan anak pada peraturan, norma, dan tata nilai yang
berlaku di dalam masyarakat. Keluarga merupakan salah satu pusat pendidikan.
Keluarga memiliki ciri khas tersendiri dalam memberikan kasih sayang dan
perhatian kepada anaknya. Pemberian kasih sayang dan perhatian orang tua
kepada anak harus seimbang agar anak tidak merasa diberi kebebasan dalam
menjalani kehidupannya. Keluarga adalah kelompok sosial yang paling kecil yang
terdiri dari ayah, ibu dan anak. Anak merupakan titipan dari Tuhan yang harus
dijaga oleh keluarga. Keluarga mempunyai tanggung jawab yang besar untuk
merawat dan mengasuh anak sampai akhir hayat.
34

Keluarga merupakan sebuah lembaga awal dalam kehidupan seorang anak,


karena keluarga mempunyai waktu yang lebih lama dibandingkan dengan
lembaga yang lainnya. Tentu saja keluarga mempunyai peran yang besar dalam
proses perkembangan anak. Keluarga, sekolah dan masyarakat merupakan tri
pusat pendidikan namun keluarga yang memberikan pengaruh pertama kali
terhadap anak. Keluarga merupakan pusat pendidikan yang paling penting karena
keluarga adalah lembaga yang paling berpengaruh dibandingkan lembaga yang
lain (Sugiono, 2018).
Kondisi keluarga sekarang ini, banyak anak yang tidak mendapatkan kasih
sayang dan bimbingan dari orang tuanya. Mereka adalah anak-anak yang berasal
dari keluarga yang sudah tidak mendukung, misalnya anak dari keluarga broken
home, anak yatim, anak piatu, serta anak yatim piatu yang terlantar. Anak yang
kurang mendapatkan perhatian serta kasih sayang dari orang tuanya akan
berpengaruh terhadap perkembangan dan kepribadiannya. Dalam kondisi yang
seperti ini seorang anak perlu mendapatkan perlindungan, pembinaan, perhatian,
serta kasih sayang dari orang tua secara maksimal demi masa depan anak. Anak
lahir dalam pemeliharaan orang tua dan dibesarkan dalam sebuah keluarga. Orang
tua bertugas sebagai pengasuh, pembimbing, pemelihara, dan sebagai pendidik
terhadap anak-anaknya.
Setiap orang tua pasti menginginkan anak-anaknya menjadi manusia yang
pandai dan cerdas. Perkembangan dan kepribadian seorang anak dari keluarga
yang harmonis akan berbeda dengan keluarga broken home. Pada keluarga broken
home, perkembangan anak kebanyakan cenderung menyimpang, labil dan mudah
terpengaruh oleh lingkungan. Hal tersebut terjadi karena kasih sayang dan
perhatian yang diberikan kepada anak dari orang tua tidak bisa maksimal. Orang
tua cenderung mementingkan kepentingannya mereka sendiri daripada
memberikan kasih sayang dan perhatian kepada anak. Kekacauan sebuah keluarga
akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak. Pendidikan dalam
keluarga yang baik dan benar, akan sangat berpengaruh pada perkembangan anak,
baik dari segi mental, sikap, dan kepribadian anak. Orang tua dalam menjalani
kehidupan sehari-hari harus bisa memberikan contoh yang baik, karena seorang
anak mudah mencontoh sikap ataupun perkataan yang dilakukan oleh orang yang
35

ada disekitarnya. Anak akan berkembang dengan baik, ketika orang tua dalam
mendidik itu dengan cara yang baik dan benar. Perhatian serta kasih sayang orang
tua harus diberikan kepada anak secara maksimal, meskipun sudah berada dalam
keluarga broken home. Orang tua mempunyai tanggung jawab untuk mengasuh
anak agar anak tersebut bisa berkembang dengan baik.
Kebutuhan yang diberikan oleh orang tua melalui pola asuh akan
memberikan kesempatan pada anak untuk menunjukkan bahwa dirinya adalah
sebagian dari orang-orang yang ada di sekelilingnya. Perkembangan adalah pola
perubahan yang dimulai sejak pembuahan, yang berlanjut sepanjang rentang
hidup. Kebanyakan perkembangan melibatkan pertumbuhan, meskipun juga
melibatkan penuaan. Perkembangan meliputi tiga aspek, yaitu fisik, mental-
psikologi, dan sosial. Perkembangan fisik dapat dilihat melalui pertumbuhan
tulang, otot-otot, sistem syaraf serta organ-organ tubuh. Perkembangan mental
psikologis mencakup pertumbuhan mental yang berkesinambungan yang dapat
dilihat melalui peningkatan kemampuan untuk memecahkan masalah, serta
kemampuan untuk menghasilkan ide-ide. Pertumbuhan kemampuan sosial juga
bersifat berkesinambungan sampai seseorang mampu beradaptasi dengan
lingkungan, atau mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan serta tuntutan
lingkungan sosial di sekitarnya.
Dengan adanya tiga aspek tersebut, orang tua harus bisa mengontrol
anaknya, agar anaknya bisa berkembang dengan baik sesuai dengan yang
diharapkan (Sugiono, 2018).

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana Asuhan Keperawatan keluarga pada Tn. A
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan keluarga pada Tn. A
1.3.2 Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui konsep keluarga
2. untuk mengetahui asuhan keperawatan keluarga
36

1.4 Manfaat
a. Penulis
Semoga dengan pembuatan makalah ini penulis dapat menambah
wawasan dan pengalaman tentang materi asuhan keperawatan keluarga.

b. Institusi
Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun program pembelajaran
serta menentukan metode dan media pembelajaran yang tepat.
37

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga


3.1.1 Pengkajian keperawtan keluarga
Pengkajian Keluarga merupakan suatu tahapan dimana perawat dimana
mengambil informasi dari keluarga dengan pendekatan sistematis untuk
mengumpulkan data dan menganalisa, sehingga dapat di ketahui
kebutuhan keluarga yang di binanya. Metode dalam pengkajian bisa
melalui wawancara, observasi vasilitas dan keadaan rumah, pemeriksaan
fisik dari anggota keluarga.
Proses pengkajian keluarga ditandai dengan pengumpulan informasi
yang terus menerus dan keputusan profesional yang mengandung arti
terhadap informasi yang dikumpulkan. Dengan kata lain, data
dikumpulkan secara sistematik menggunakan alat pengkajian keluarga,
kemudian diklasifikasikan dan di analisis menginterpretasikan artinya
(freedman, 2019).
Status keluarga adalah:
a. Struktur dan karakteristik keluarga
b. Sosial, ekonomi, dan budaya
c. Faktor lingkungan
d. Riwayat kesehatan dan medis dari setiap anggota keluarga
Psikososial keluarga Pengkajian data pada asuhan keperawatan
keluarga berdasarkan format pengkajian keluarga meliputi:
a. Data Umum
1) Kepala keluarga, usia, pendidikan, pekerjaan, dan alamat kepala
keluarga, komposisi anggota keluarga yang terdiri atas nama atau
inisial, jenis kelamin, tanggal lahir, atau umur, hubungan dengan
kepala keluarga, status imunisasi dari masingmasing anggota
keluarga, dan genogram (genogram keluarga dalam tiga generasi).
38

2) Tipe keluarga, menjelaskan jenis tipe keluarga beserta kendala atau


masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
3) Suku bangsa atau latar belakang budaya (etnik), mengkaji asal suku
bangsa keluarga tersebut, serta mengidentifikasi budaya suku
bangsa terkait dengan kesehatan.
4) Agama, mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta
kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan.
5) Status sosial ekonomi keluarga, ditentukan oleh pendapatan, baik
dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu,
status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-
kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang
yang dimiliki oleh keluarga.
6) Aktivitas rekreasi keluarga dan waktu luang, rekreasi keluarga
tidak hanya dilihat kapan keluarga pergi bersamasama untuk
mengunjungi tempat rekreasi, namun dengan menonton TV dan
mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi, selain itu
perlu dikaji pula penggunaan waktu luang atau senggang keluarga.
b. Riwayat dan Perkembangan Keluarga
1) Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini Data ini ditentukan oleh
anak tertua dalam keluarga.
2) Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi Data ini
menjelaskan mengenai tugas dalam tahap perkembangan keluarga
saat ini yang belum terpenuhi dan alasan mengapa hal tersebut
belum terpenuhi.
3) Riwayat Keluarga Inti Data ini menjelaskan mengenai penyakit
keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga,
status imunisasi, sumber kesehatan yang biasa digunakan serta
pengalaman menggunakan pelayanan kesehatan.
4) Riwayat Keluarga Sebelumnya Data ini menjelaska riwayat
kesehatan dari pihak suami dan istri.
c. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik Rumah
39

Data ini menjelaskan mengenai luas rumah, tipe, jumlah


ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, penempatan
perabot rumah tangga, jenis WC, serta jarak WC ke sumber air.
Data karakteristik rumah disertai juga dalam bentuk denah.
2) Karakteristik Tetangga dan Komunitas Setempat
Data ini menjelaskan mengenai lingkungan fisik setempat,
kebiasaan dan budaya yang mempengaruhi kesehatan.
3) Mobilitas Geografis Keluarga
Biasanya keluarga cenderung memiliki tempat tinggal yang
menetap disuatu tempat atau berpindah-pindah.
4) Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Data ini menjelaskan mengenai kebiasaan keluarga
berkumpul, sejauh mana keterlibatan keluarga dalam pertemuan
dengan masyarakat.
d. Struktur Keluarga
1) Sistem Pendukung Keluarga
Kemampuan anggota keluarga untuk mempengaruhi dan
mengendalikan orang sekitar untuk mengubah perilaku keluarga
dalam mendukung kesehatan dalam keluarga. Penyelesaian
masalah lebih baik jika dilakukan dengan musyawarah akan
sehingga menimbulkan perasaan saling menghargai.
2) Pola Komunikasi Keluarga
Jika komunikasi yang terjadi secara terbuka dan dua arah akan
sangat mendukung bagi klien dan keluarga. Dalam proses
penyembuhan karena adanya partisipasi dari setiap anggota
keluarga.
3) Struktur Peran
Bila anggota keluarga dapat menerima dan melaksanakan
perannya dengan baik akan membuat anggota keluarga puas dan
menghidari terjadinya konflik dalam keluarga dan masyarakat.
4) Nilai/Norma Keluarga
40

Perilaku setiap anggota keluarga yang dapat dilihat dari


nilai dan norma yang ada dalam keluarga.
e. Fungsi Keluarga
1) Fungsi Afektif
Keluarga yang saling menyayangi dan careterhadap salah
satu keluarga yang memiliki penyakit gout artritis akan
mempercepat proses penyembuhan serta setiap keluarga mampu
memberikan dukungan kepada klien.
2) Fungsi Sosialisasi
Menjelaskan bagaimana sosialisasi yang terjadi dalam
keluarga dan disekitar lingkungan untuk berinteraksi dengan
orang lain. Dalam bersosialisasi tidak ada batasan untuk klien
selama itu tidak mengganggu kondisi penyakit klien dengan gout
artritis. Interaksi sosial sangat di perlukan karena dapat
mengurangi stress bagi klien.
3) Fungsi Perawatan Kesehatan
a) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan, sejauh mana keluarga mengetahui fakta-fakta dari
masalah kesehatan yang meliputi pengertian, faktor
penyebab, tanda dan gejala serta yang mempengaruhi
keluarga terhadap masalah.
b) Untuk mengetahui kemampuan keluarga dalam mengambil
keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat.
Kemampuan keluarga yang tepat akan mendukung proses
perawatan.
c) Untuk mengetahui sejauh mana keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit. Yang perlu dikaji sejauh mana keluarga
mengetahui keadaaan penyakit anggota keluarganya dan cara
merawat anggota keluarga yang sakit.
d) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga
memelihara lingkungan rumah yang sehat. Yang perlu dikaji
41

bagaimana keluarga mengetahui manfaat atau keuntungan


pemeliharaan lingkungan. Kemampuan keluarga.
e) Untuk memodifikasi lingkungan akan dapat mencegah resiko
cedera.
f) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga
menggunakan fasilitas kesehatan yang mana akan
mendukung terhadap kesehatan dan proses perawatan.
4) Fungsi reproduksi
Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan jumlah
anggota keluarga, serta metode apa yang digunakan keluarga
dalam mengendalikan jumlah anggota lkeluarga.
5) Fungsi ekonomi
Mengkaji sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan
sandang, pangan, dan papan. Bagaimana keluarga memanfaatkan
sumber yang ada di masyarakat guna meningkatkan status
kesehatan.
f. Stres dan koping keluarga.
1) Stresor jangka pendek
Yaitu stresor yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu 6 bulan, Stresor jangka panjang, yaitu
stresor yang saat ini dialami yang memerlukan penyelesaian lebih
dari 6 bulan. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau
stressor, Strategi koping yang digunakan, strategi koping apa
yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor.
3) Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan.
4) Strategi fungsional menjelaskan adaptasi disfungsional yang
digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
g. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. metode
yang digunakan pada pemeriksaan Ini tidak berbeda dengan
42

pemeriksaan fisik di klinik. Padapemeriksaan fisik kita juga bisa


menanyakan mengenai status kesehatan dari klien.
3.2.1 Diagnosa keperawatan Keluarga
Diagnosis keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu,
keluarga, atau masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses
pengumpulan data dan analisis data secara cermat, memberikan dasar
untuk menetapkan tindakan-tindakan dimana perawat bertanggung jawab
untuk melaksanakannya.
Diagnosis keperawatan keluarga dianalisis dari hasil pengkajian
terhadap masalah dalam tahap perkembangan keluarga, lingkungan
keluarga, struktur keluarga, fungsi-fungsi keluarga, koping keluarga, baik
yang bersifat aktual, resiko, maupun potensial.
Diagnosis keperawatan keluarga berdasarkan data yang didapatkan
padapengkajian. Komponen diagnosis keperawatan meliputi problem atau
masalah, etiology atau penyebab, dan sign atau tanda yang selanjutnya
dikenal dengan PES.
a. Problem atau masalah (P) Masalah yang mungkin muncul pada
penderita artritis rheumatoid.
b. Etiology atau penyebab (E) Penyebab dari diagnose keperawatan pada
asuhan keperawatan keluarga berfokus pada 5 tugas kesehatan
keluarga yang meliputi:
1) Mengenal masalah kesehatan.
2) Mengambil keputusan yang tepat.
3) Merawat anggota keluarga yang sakit.
4) Memodifikasi lingkungan.
5) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.
c. Sign atau tanda (S) Tanda atau gejala yang didapatkan dari hasil
pengkajian.
Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada keluarga dengan
diare menurut SDKI tahun 2017 yaitu:
1) (D.0107) Risiko gangguan perkembangan berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.
43

2) (D.0108) Risiko gangguan pertumbuhan berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.
3) (D.0143) Risiko jatuh berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga memodifikasi lingkungan.
3.3.1 Menentukan Prioritas Masalah
Kumpulan pernyataan, uraian dari hasil wawancara, pengamatan
langsung dan pengukuran dengan menunjukkan status kesehatan mulai
dari potensial, resiko tinggi sampai masalah aktual.
a. Tipe Diagnosa Keperawatan Keluarga
1. Aktual
Pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari
gangguan kesehatan, dimana masalah kesehatan yang dialami
oleh keluarga memerlukan bantuan untuk segera ditangani dengan
cepat 2
2. Resiko Diagnosis
Ini menggambarkan respon klien terhada kondisi kesehatan
yang dapat menyebabkan klien berisiko mengalami masalah
kesehatan
3. Potensial.
Diagnosis Ini menggambarkan adanya keinginan dan
motivasi klien untuk meningkatkan kondisi kesehatannya ke
tingkat yang lebih baik atau optimal.
3.4.1 Intervensi Keperawatan Keluarga
Perencanaan keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan
yang direncanakan oleh perawat untuk membantu keluarga dalam
mengatasi masalah keperawatan dengan melibatkan anggota keluarga.
Perencanaan keperawatan juga dapat diartikan juga sebagai suatu proses
penyusunan berbagai intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk
mencegah, menurunkan, atau mengurangi masalah-masalah klien.
Perencanaan ini merupakan langkah ketiga dalam membuat suatu proses
keperawatan (Kholifah, 2019).
Dalam menentukan tahap perencanaan bagi perawat diperlukan
berbagai pengetahuan dan keterampilan, di antaranya pengetahuan tentang
44

kekuatan dan kelemahan klien, nilai dan kepercayaan klien, batasan


praktik keperawatan, peran dari tenaga kesehatan lainnya, kemampuan
dalam memecahkan masalah, mengambil keputusan, menulis tujuan, serta
memilih dan membuat strategi keperawatan yang aman dalam memenuhi
tujuan, menulis instruksi keperawatan serta kemampuan dalam
melaksanakan kerja sama dengan tingkat kesehatan lain.
Menurut (Kholifah, 2019) faktor-faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam menyusun perencanaan keperawatan keluarga
adalah berikut ini:
a. Rencana keperawatan harus didasarkan atas analisis data secara
menyeluruh tentang masalah atau situasi keluarga.
b. Rencana keperawatan harus realistik.
c. Rencana keperawatan harus sesuai dengan tujuan dan falsafah instansi
kesehatan.
d. Rencana keperawatan dibuat bersama keluarga.
3.5.1 Implementasi keperawatan Keluarga Keperawatan
Keluarga Implementasi atau pelaksanaan keperawatan adalah
proses dimana perawat mendapatkan kesempatan untuk menerapkan
rencana tindakan yang telah disusun dan membangkitkan minat dan
kemandirian keluarga dalam mengadakan perbaikan ke arah perilaku
hidup sehat. Namun sebelum melakukan implementasi, perawat terlebih
dahulu membuat kontrak agar keluarga lebih siap baik fisik maupunj
psikologis dalam menerima asuhan keperawatan yang diberikan.
Tindakan perawat adalah upaya perawat untuk membantu
kepentingan klien, keluarga, dan komunitas dengan tujuan untuk
meningkatkan kondisi fisik, emosional, psikososial, serta budaya dan
lingkungan, tempat mereka mencari bantuan. Tindakan keperawatan
adalah implementasi/pelaksanaan dari rencana tindakan untuk mencapai
tujuan yang spesifik.
Tindakan keperawatan keluarga mencakup hal-hal sebagai
berikut:
45

a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai


masalah dan kebutuhan kesehatan.
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang
tepat.
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga
yang sakit.
d. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat
lingkungan menjadi.
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan
yang ada.
3.6.1 Evaluasi Keperawatan Keluarga
Evaluasi adalah tindakan untuk melengkapi proses keperawatan
yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan,
dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai, meskipun tahap evaluasi
diletakkan pada akhir proses keperawatan. Evaluasi merupakan bagian
integral pada setiap tahap proses keperawatan.
Pengumpulan data perlu direvisi untuk menentukan apakah
informasi yang telah dikumpulkan sudah mencukupi dan apakah perilaku
yang diobservasi sudah sesuai. Diagnosa keperawatan juga perlu
dievaluasi dalam hal keakuratan dan kelengkapannya. Tujuan keperawatan
harus dievaluasi adalah untuk menentukan apakah tujuan tersebut, dapat
dicapai secara efektif. Evaluasi didasarkan pada bagaimana efektifnya
intervensi atau tindakan yang dilakukan oleh keluarga, perawat dan yang
lainnya. Keefektifan ditentukan dengan melihat respon keluarga dan hasil,
bukan intervensi-intervensi yang diimplementasikan.
Evaluasi merupakan proses berkesinambungan yang terjadi setiap
kali seorang perawat memperbarui rencana asuhan keperawatan. Sebelum
perencanaan dikembangkan lebih lanjut, perawat bersama keluarga perlu
melihat tindakan-tindakan perawatan tertentu apakah tindakan tersebut
benar-benar membantu (Kholifah, 2019).
46

Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP


sebagai pola pikir, dimana masing-masing huruf tersebut akan diuraikan
sebagai berikut:
S: Respon subjektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan.
O: Respon objektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan.
A: Analisa ulang terhadap data subjektif untuk menyimpulkan apakah
masalah masih tetap atau muncul masalah baru atau ada data yang
kontraindikasi dengan masalah yang ada.
P: Perencanaan atau ti ndak lanjut berdasarkan hasil analisa pada respon
klien.
47

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TN. N

3.1. Pengkajian (Friedman)


I. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga (KK) : Tn. A
2. Usia Kepala Keluarga : 68 tahun
3. Alamat : Jln. Bangun Benua
4. Pendidikan Kepala Keluarga : STM
5. Pekerjaan Kepala Keluarga : Pensiunan
6. Komposisi Keluarga
No Nama Jenis Hubunga Usia Pendidika Pekerjaan
. Kelamin n dengan n
KK
1. Ny. E Perempuan Istri 65 SMP Ibu Rumah
tahun Tangga

Genogram:
48

7. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. A adalah keluarga usila yaitu yang terdiri dari suami,
istriyang sudah tua dengan anak yang sudah memisahkan diri.
8. Suku
Keluarga Tn. A berasal dari suku Jawa. Saat ini Tn. A tinggal
bersama istri dan keluarganya biasa menggunakan bahasa Jawa
dan Indonesia saat berkomunikasi dengan orang lain.
9. Agama
Kepercayaan yang dianut keluarga Tn. A adalah islam dan taat
beribadah, sering mengikuti pengajian serta berdoa agar Tn. A
dapat sembuh dari penyakit.
49

10. Status Sosial Ekonomi Keluarga.


Keluarga Tn. A merupakan salah satu keluarga dengan
penghasilan Rp. 3.000.000
Kebutuhan yang dibutuhkan kelurga 1.900.000 rumah yang
ditempati saat ini adalah rumah pribadi, dengan 3 kamar tidur, 1
kamar mandi, satu ruang tamu gabung dengan ruang keluarga.
Berlantai keramik. Ventilasi baik dan lingkungan bersih.
11. Aktivitas Rekreasi Keluarga.
Keluarga biasanya suka menonton TV di rumah untuk menghibur
diri atau mengurangi kepenatan yang dialami oleh masing-masing
keluarga. Komunikasi keluarga selama ini berjalan cukup baik dan
terbuka antar anggota keluarga. Rekreasi diluar rumah kadang-
kadang.

II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini: Keluarga berada pada tahap
VIII keluarga usia lanjut.
1. Tahap Perkembangan Keluarga yang belum terpenuhi:
Menurut Friedman (1998), tugas perkembangan yang ditempuh
keluarga adalah:
a. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan.
Seluruh anggota keluarga Tn. A dapat melakukan aktivitas
secara mandiri seperti memasak, dan lain-lain. Anggota
keluarga kadang-kadang tidak mau hanya diam di rumah dan
ingin melakukan semua aktivitas secara mandiri.
b. Penyesuaian terhadap pendapatan yang menurun
Ny. E tergantung pada suaminya. Namun hal ini tidak menjadi
masalah karena Tn. A mempunyai gaji yang tetap untuk
memenuhi kebutuhan keluarga. Tn. A dan Ny. E , memiliki
kartu BPJS yang akan digunakan untuk meringankan biaya
perawatan di pelayanan kesehatan.
c. Mempertahankan hubungan perkawinan
50

Keluarga Tn. A masih utuh karena masih dapat


mempertahankan status perkawinan.
d. Pemeliharaan ikatan keluarga
Hubungan Tn.A dan Ny. E dengan anaknya terjalin baik.
2. Riwayat Keluarga Inti.
Keluarga ini terbentuk saat Tn. A menikahi istrinya, yaitu Ny. E .
Menurut Ny. E , pertemuan Ibu R dan Bapak N terjadi ketika
keduanya bekerja. Setelah menikah, Ny. E berhenti dari
pekerjaannya. Dari pernikahannya, Ny. E dikaruniai tiga orang
anak perempuan dan sekarang sudah menikah dan ikut bersama
suaminya.
3. Riwayat Keluarga Sebelumya (Pihak Suami dan Istri)
Tn. A menderita hipertensi tapi keluarganya Tn. A dari pihak
bapak/ibu ada yang menderita hipertensi.

III. Lingkungan
1. Karakteristik Rumah.
Rumah Tn. A yang ditempati adalah rumah pribadi dengan jenis
rumah permanen. Rumah ini terdiri dari beberapa ruangan, yaitu
satu ruang tamu, satu ruang keluarga, tiga kamar tidur, satu toilet
dan dapur. Atap rumah terbuat dari seng. Penerangan dengan
listrik. Lantai keramik. Lingkungan rumah tampak bersih. Sumber
api yang digunakan sehari-hari berasal dari tabung gas. Sumber air
yang digunakan berasal dari PDAM. Di desa ini, antara rumah
penduduk tidak memiliki jarak sehingga saling menempel.
51

Denah Rumah:
Toilet dapur

kamar

ruang keluarga

ruang tamu

2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas.


Rumah keluarga Tn. A terletak di pemungkiman yang agak padat.
Antara rumah penduduk tidak ada jarak dan menempel antara
rumah. Warga biasanya menggunakan fasilitas kesehatan seperti
puskesmas untuk berobat atau ke rumah sakit langganannya.
3. Mobilitas Geografis Keluarga.
Keluarga Tn. A memiliki satu motor yang digunakan sebagai
transportasi.

4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat.


Interaksi keluarga dengan masyarakat juga cukup baik karena
masing-masing menjalani perannya dengan baik di lingkungan
sosial.
5. Sistem Pendukung Keluarga.
Apabila memerlukan bantuan kesehatan, tetangga atau keluarga
jauh yang tinggal di desa tersebut juga akan senang hati akan
membantu. Jarak fasilitas kesehatan terdekat, yaitu klinik yang
dibuka 24 jam sekitar ±1 km.

IV. Struktur Keluarga


1. Pola Komunikasi Keluarga.
52

Masing-masing anggota keluarga dapat dengan bebas


berkomunikasi satu dengan yang lain, tanpa perlu menunggu waktu
tertentu. Dalam menghadapi suatu permasalahan biasanya
dilakukan semacam musyawarah kecil sebelum memutuskan suatu
permasalahan. Komunikasi dilakukan dengan terbuka. Keluarga
biasanya menggunakan bahasa jawa saat berkomunikasi didalam
keluarga. Hal ini dikarenakan seluruh anggota keluarga berasal dari
suku jawa.
2. Struktur Kekuatan Keluarga.
Tn. A menderita penyakit hipertensi anggota keluarga lainnya
saling mendukung. Pengambil keputusan dalam keluarga ini adalah
Tn. A . Namun Tn. A juga sering terlebih dahulu menceritakan hal-
hal yang perlu diputuskan tersebut kepada Ny. E dan Ny. E
biasanya sepakat dengan keputusan yang diambil Tn. A.
3. Struktur Peran (Formal dan Informal)
a. Tn. A berperan sebagai kepala keluarga, pencari nafkah, dan
pengambil keputusan.
b. Ny. E berperan sebagai ibu rumah tangga.
4. Nilai atau Norma Keluarga.
Nilai dan norma budaya keluarga ini sesuai dengan nilai dari suku
dan agama yang mereka anut. Selain itu sesuai juga dengan nilai
dan norma masyarakat sekitarnya. Keluarga percaya bahwa hidup
sudah ada yang mengatur, demikian pula dengan sehat dan sakit
keluarga juga percaya bahwa tiap sakit ada obatnya.

V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif.
Keluarga cukup rukun. Ibu R tampak sangat memperhatikan
keseluruhan kondisi keluarga. Masing-masing anggota keluarga
saling memperhatikan kebutuhan anggota yang lain.
2. Fungsi Sosialisasi.
53

Fungsi sosialisasi dalam keluarga Bapak N berjalan dengan baik.


Bapak N dan keluarga sering mengikuti kegiatan yang dibuat oleh
RT setempat. Keluarga ini juga merupakan orang yang senang
mengobrol dengan tetangga-tetangganya.
3. Fungsi Perawatan Keluarga.
Keluarga sudah cukup memahami masalah-masalah kesehatan pada
keluarga. Keluarga belum memutuskan untuk merawat anggota
keluarga dengan masalah kesehatan. Karena anggota keluarga
cukup sehat. Keluarga juga belum pernah melakukan modifikasi
lingkungan pada anggota keluarga dengan masalah kesehatan.
Keluarga akan membawa anggota keluarga yang sakit ke fasilitas
pelayanan kesehatan. Tingkat ekonomi dan transportasi yang
dimiliki keluarga Tn. A mencukupi untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan.
4. Fungsi Ekonomi.
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan makan yang cukup, pakaian
dan biaya untuk berobat. Apabila ada anggota keluarga yang sakit,
keluarga menggunakan dana yang ada dan menggunakan kartu
BPJS.
5. Fungsi Reproduksi.
Tn. A dan ny. E memiliki tiga anak perempuan.

VI. Stres dan Koping Keluarga


1. Stressor yang Dimiliki.
Tn. A mengattakann dirinya menderita penyakit hipertensi dan ia
ingin penyakitnya sembuh total..
2. Kemampuan Keluarga Berespons terhadap Situasi/Stresor.
Keluarga selalu memeriksa anggota keluarga yang sakit ke klinik
dengan petugas kesehatan.
3. Strategi Koping yang Digunakan.
Anggota keluarga selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan
masalah yang ada.
54

4. Strategi Adaptasi Disfungsional


Jika ada masalah dengan anggota keluarganya Tn. A
menyampaikan dan membicarakan dengan anggota keluarganya.

VII. Harapan Keluarga


Dengan hadirnya perawat, keluarga berharap dapat lebih tahu tentang
kesehatan, dan anggota keluarganya bisa lebih sehat dengan
berperilaku sehat.

VIII. Pemeriksaan fisik


Tn. A
Tekanan Darah : 130/90 mmHg
Nadi : 80 x/m
Suhu : 36,2℃
Respirasi : 20 x/m
Ny. E
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 82 x/m
Suhu : 36,8℃
Respirasi : 22 x/m

Kepala : simetris, berambut bersih berwarna putih, muka tidak pucat


Mata : tidak ada keluhan.
Hidung : lubang hidung normal simetris.
Mulut : bibir tidak kering, tidak ada stomatitis
Telinga : pendengaran masih normal tidak ada keluar cairan dari telinga
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid.
Dada : dada kanan dan kiri sama, tidak ada keluhan.
Perut : simetris, tidak ada keluhan.
Extremitas : tidak ada oedema, masih dapat gerak aktif.
55

Eliminasi : BAB biasanya 1 kali sehari, BAK 3-4 kali sehari

IX. .Diagnosis Keperawatan


Kesiapan Peningkatkan Manajemen Kesehatan
DS :
TN.A mengatakan :
- ingin segera sembuh dari penyakitnya
- ikut kegiatan kampung seperti kerja bakti,pengajian dan lain-lain
- tidak makan daging
- kontrol teratur di puskesmas
- siap mengikuti pola hidup sehat
DO :
- klien kooperatif , konsentrasi baik

X. Prioritas Masalah
Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat dalam mengenal masalah anggota
keluarga dengan hipertensi. Skoring data :

Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran


Sifat 2 1 2/3x1=0,6 Tn. A
masalah: mengatakan
aktual ingin segera
sembuh dari
penyakitnya,
Tn. A
mempunyai
riwayat
hipertensi
sejak 8 tahun
yang lalu

Kemungkina 1 2 1/2x2=1 Sumber daya


n masalah dan dana
untuk keluarga
diubahh: tersedia, tetapi
sebagian pengetahuan
yang mereka
56

miliki kurang
terkait
penyakit
hipertensi
2 1 2/3x1=0,6 Mengatasi
masalah
Potensi
diperlukan
masalah
waktu yang
untuk
cukup, supaya
dicegah:
mereka dapat
cukup
mengenal
penyakit
hipertensi dan
mengerti
bagaimana
cara mencegah
penyakit
hipertensi
2 1 2/2x1=1
Keluarga
merasakan
bagaimana
Menonjolnya masalah dan
masalah: ingin segera
masalah perlu untuk
segera mengatasinya
ditangani

Jumlah skor : 3,2


57

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan
tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Yaang
dimana setiap orang yang berada dalam satu keluarga tersebut memiliki perkembangan
dan pertumbuhan yang berbeda-beda pada setiap usia.
4.2 Saran
Sebaiknya mahasiswa/i mampu mempelajari dan memahami tentang asuhan
keperawatan keluarga dan serta menerapkan intervensi pada keperawatan keluarga.
58

DAFTAR PUSTAKA
Maryani, Dewi Sri. 2019. Pengertiankeperawatan keluarga. Bandung: Yrama Widya.
http://widyasar/2019/09/keperawatankeluarga.html Diakses pada tanggal 16 Juni
2022.

Mubarak, Wahid Iqbal dan Nurul Chayatin. 2019. Ilmu Kesehatan Masyarakat: Teori dan
Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.

Mubarak, Wahid Iqbal dan Nurul Chayatin. 2019. Ilmu Keperawatan Keluarga
Pengantardan Teori, Buku 1. Jakarta: Salemba Medika.

Proses Asuhan Keperawatan Agregat gangguan mental Komunitas. (Diunduh pada tanggal 16
Juni 2022, 10:11 WIB) (http://arekareks14b.blogspot.co.id/2013/06/proses-asuhan-
keperawatan-keluarga.html)

Anda mungkin juga menyukai