Anda di halaman 1dari 14

KEADILANDANTANGGUNG

JAWAB
11.00.00 MUSTOFA RAFAEL

Tanggung Jawab
1. Pengertian dan makna tanggung jawab
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku
atau perbuatannya yang disengaja maupun tidak disengaja.
Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan
kesadaran akan kewajibannya..
Anda seorang mahasiswa, kewajiban anda adalah belajar. Bila
anda belajar maka hal itu berarti anda telah memenuhi
kewajiban anda dan anda telah bertanggung jawab atas
kewajiban anda. Sudah tentu, bagaimnana kegiatan belajar
anda, itulah kadar pertanggung jawaban anda. Bila pada ujian
anda mendapat nilai C, atau B maka nilai C atau B kadar
pertanggung jawaban anda.

Sumber Gambar:

Anda malas belajar, dan anda sadar akan hal itu, tetapi anda
tetap tidak mau belajar dengan alasan capek, segan, dan lainlain padahal anda akan menghadapi ujian. Itu berarti bahwa
anda tidak memenuhi kewajiban anda, berarti pula anda tidak
bertanggung jawab.
Lain lagi masalahnya apabila anda diberi tugas oleh ayah anda
untuk membelikan buku bagi adik anda, tetapi anda tidak
membeli buku dan uangnya anda belikan kaset dengan lagulagu baru. Anda sadar akan hal itu. Kaset itu anda berikan
kepada adik anda, adik anda senang sekali. Anda tidak melapor
jiuga kepada ayah anda. Perbuatan itu menunjukkan bahwa
anda tidak bertanggung jawab, meskipun adik anda lebih senang
dengan kaset lagu baru tersebut.
Manusia
pada
hakikatnya
adalah
makhluk
yang
bertanggung jawab. Disebut demikian karena manusia selain
makhluk individual dan makhluk sosial juga makhluk Tuhan.

Manusia mempunyai tuntunan yang besar untuk bertanggung


jawab mengingat ia memiliki sejumlah peranan dalam konteks
sosial, individual ataupun teologis .[1]
2. Jenis-jenis tanggung jawab
Jenis-jenis tanggung jawab itu meliputi:[2]
a. Tanggung Jawab kepada keluarga
Masyarakat kecil ialah keluarga. Keluarga adalah suami istri,
ayah ibu dan anak-anak, dan juga orang-orang lain yang menjadi
anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung
jawab kepada keluarganya. Tanggung jawab ini manyangkut
nama baik keluarga, tetapi tanggung jawab juga merupakan
kesejahteraan, keselamatan, pendidikam, dan kehidupan.
b. Tanggung Jawab kepada masyarakat
Satu kenyataan pula, bahwa manusia adalah makhluk sosial.
Manusia merupakan anggota masyarakat. Karena itu, dalam
berpikir, bertingkah laku, berbicara, dan sebagainya manusia
terikat oleh masyarakat. Wajarlah apabila segala tingkah laku
dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada
masyarakat .
c. Tanggung Jawab kepada Bangsa/Negara
Satu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu adalah
warga negara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak,

bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma atau ukuranukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak dapat berbuat
semau sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus
bertanggung jawab kepada negara.
d. Tanggung Jawab kepada Tuhan
Manusia ada tidak dengan sendirinya, tetapi merupakan makhluk
ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia dapat
mengembangkan diri sendiri dengan sarana-sarana pada dirinya
yaitu pikiran, perasaan, seluruh anggota tubuhnya, dan alam
sekitarnya.
Dalam mengembangkan dirinya manusia bertingkah laku dan
berbuat. Sudah tentu dalam perbuatannya manusia membuat
banyak kesalahan baik yang disengaja maupun tidak
disengaja. Sebagai hamba Tuhan, manusia harus bertanggung
jawab atsa segala perbuatan yang salah itu atau dengan istilah
agama atas segala dosanya..
Dalam kehidupan sehari-hari manusia bersembah yang sesuai
dengan perintah Tuhan. Apabila tidak bersembahyang, maka
manusia itu harus mempertanggung jawabkan kelalaiannya itu di
akhirat kelak.
Manusia hidup dalam perjuangan, begitu firman Tuhan. Tetapi
bila menusia tidak bekerja keras untuk kelangsungan hidupnya,
maka segala akibatnya harus dipikul sendiri. Penderitaan akibat
kelalaian adalah tanggung jawabnya. Meskipun manusia
menutupi perbuatannya yang salah dengan segala jalan sesuai

dengan kondisi dan kemampuannya, misalnya dengan hartanya,


kekuasaannya, atau kekuatannya (ancaman), namun manusia
tak dapat lepas dari tanggung jawabnya kepada Tuhan.
Keadilan
1. Pengertian dan makna keadilan
Menurut kamus besar bahasa Indonesia susunan W. J. S
Poerwadarminta, kata adil berarti tidak berat sebelah atau
memihak manapun, tidak sewenang-wenang.[3] Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), keadilan berarti (sifat
perbuatan, perlakuan) yang adil. Keadilan berarti perilaku atau
perbuatan yang dalam pelaksanaannya memberikan kepada
pihak lain sesuatu yang semestinya harus diterima oleh pihak
lain.Dan menurut Frans Magnis Suseno dalam bukunya Etika
Politik menyatakan bahwa keadilan sebagai suatu keadaan di
mana orang dalam situasi yang sama diperlakukan secara
sama.[4]
Keadilan adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang
antara hak dan kewajiban. Jika kita mengakui hak hidup kita,
maka sebaliknya kita wajib mempertahankan hak hidup dengan
bekrja keras tanpa merugikan orang lain. Hal ini disebabkan oleh
karena orang lain pun mempunyai hak hidup seperti kita. Jika
kita mengakui hak orang lain, kita wajib memberikan
kesempatan kepada orang lain untuk mempertahankan hak
hidup mereka sendiri. Jadi, keadilan pada pokoknya terletak
pada keseimbangan atau keharmonisan antara menuntut hak
dan manjalankan kewajiban. [5]

2. Macaam-macam kedilan
a. Keadilan ilegal atau keadilan moral
Keadilan illegal atau keadilan moral adalag keadilan yang
mengikuti penyesuaian atau pemberian tempat seseorang dalam
masyarakat sesuai dengan kemampuannya, dan yang dianggap
sesuai dengan kemampuan yang bersangkutan. Sedangkan,
Plato berpendapat bahwa keadilan dan hokum merupakan
substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan
menjaga kesatuannya. Dalam suatu masyarakat yang adil setiap
orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya
paling cocok baginya (Than man behind the gun). Pendapat
Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan Sunoco
menyebutnya keadilan legal .
Contoh: Seorang pemimpin perusahaan memilih A sebagai
seorang manajer keuangan karena dianggap mampu mengelola
keuangan, sementara memilih si B sebagai public relation
karena dianggap memiliki kecakapan dalam berkomunikasi dan
bersosialisasi.
b. Keadilan distributif
Keadilan distributive adalah keadilan yang memberikan hak atau
jatah kepada setiap orang menurut jasa-jasa yang telah
diberikan (pembagian menurut haknya masing-masing pihak). Di
sini keadilan tidak menuntut pembagian yang sama bagi setiap
orang, tetapi pembagian yang sama berdasarkan perbandingan.
Sedangkan Aristoteles berpendapat bahwa keadilan akan

terlaksana bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara


tidak sama (justice is done when equals are treated equally).
Contoh: Ali bekerja 10 tahun dan Budi bekerja 5 tahun. Pada
waktu diberikian hadiah harus dibedakan antara Ali dan Budi,
yaitu perbedaan sesuai dengan lamanya bekerja. Andaikan Ali
menerima Rp. 100.000,- maka Budi harus menerima Rp.
50.000,- akan tetapi bila besar hadiah Ali dan Budi sama, jelas
hal tersebut tidak adil.
c. Keadilan komulatif
Keadilan komulatif adalah keadilan yang memberikan kepada
setiap orang, tanpa mengingat besar jasa-jasa yang diberikan
(dari kata commute: mengganti, menukarkan,memindahkan).
Contoh: Seorang ibu memberikan hadiah yang sama kepada
anak-anaknya tanpa memandang apa yang telah dilakukan
anak-anaknya pada sang ibu.[6]
3. Penyebab ketidakadilan
Ketidakadilan merupakan akibat logis dari sesuatu yang berlaku,
baik ekonomi, sosial, ataupun politik, dalam suatu masyarakat
akan tetapi adanya praktek ketidakadilan sering ditolak oleh
anggota masyarakat yang merasakannya.[7]
Perbadaan tingkat dan kedudukan sosial, perbedaan derajat dan
keturunan tidak boleh dijadikan alasan untuk memperbedakan
hak seseorang dihadapan hokum baik hukum Tuhan ataupun
hukum yang dibuat manusia.[8]

Untuk mewujudkan keadilan sosial itu diperinci perbuatan dan


sikap yang perlu dipupuk, yaitu:[9]
1. Perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2. Sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara
hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.
3. Sikap suka memberi pertolongan kepada orang yang
memerlukan.
4. Sikap suka bekerja keras
5. Sikap menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat
untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Asas yang menuju terciptanya keadilan sosial itu akan
dituangkan dalam berbagai langkah dan kegiatan, antara lain
melalui 8 jalur pemerataan, yaitu:[10]
1. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak,
khusunya pangan, sandang dan papan
2. Pemerataan memperoleh pendidikan dan pelayanan
kesehatan
3. Pemerataan pembagian pendapat
4. Pemerataan kesempatan kerja
5. Pemerataan kesempatan berusaha
6. Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan,
khususnya bagi generasi muda dan kaum wanita
7. Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah
tanah air Pemerataan memperoleh keadilan

A. Pengertian Keadilan Sosial

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, keadilan mempunyai


arti sifat ( perbuatan, perlakuan dsb ) yang tidak berat sebelah
( tidak memihak ). Sedangkan sosial berarti segala sesuatu yang
mengenai masyarakat, kemasyarakatan atau perkumpulan yang
bersifat dan bertujuan kemasyarakatan (bukan dagang atau politik).
Keadilan sosial pada dasarnya tidak lain daripada
keadilan.Terlihat tiga macam keadilan yaitu :

Keadilan legalis

Keadilan legalis artinya keadilan yang arahnya dari pribadi ke


seluruh masyarakat. Manusia pribadi wajib memperlakukan
perserikatan manusia sebagai keseluruhan sebagai anggota yang
sama martabatnya. Manusia itu sana dihadapan hukum, tidak
ubahnya dengan anggota masyarakat yang lain. Contoh : warga
egara taat membayar pajak, mematuhi peraturan berlalu lintas di

jalan raya. Jadi, setiap warga negara dituntut untuk patuh pada
hukum yang berlaku.

Keadilan distributive

Keadilan distributive adala keseluruhan masyarakat wajib


memperlakukan manusia pribadi sebagai manusia yang sama
martabatnya. Dengan kata lain, apabila ada satu hukum yang
berlaku maka hukum itu berlaku sama bagi semua warga
masyarakat. Pemerintah sebagai representasi negara wajib
memberikan pelayanan dan mendistribusikan seluruh kekayaan
negara (asas pemerataan) dan memberi kesempatan yang sama
kepada warga negara untuk dapat mengakses fasilitas yang
disediakan oleh negara (tidak diskriminatif). Contoh : tersedianya
fasilitas pendidikan untuk rakyat, jalan raya untuk transportasi
umum termasuk untuk penyandang cacat dan lanjut usia.

Keadilan komutatif

Hal ini khusus antara manusia pribadi yang satu dengan yang lain.
Artinya tak lain warga masyarakat wajib memperlakukan warga
lain sebagai pribadi yang sama martabatnya. Ukuran pemberian
haknya berdasar prestasi. Orang yang punya prestasi yang sama
diberi hak yang sama. Jadi sesuatu yang dapat dicapai oleh
seseorang arus dipandang sebagai miliknya dan kita berikan secara
proposional sebagaimana adanya. Contoh : saling hormatmenghormati antar-sesama manusia toleransi dalam pendapat dan
keyakinan, salin bekerja sama.
B. Keadilan Sosial
Negara pancasila adalah negara kebangsaan yang berkeadilan
sosial, yang berarti bahwa negara sebagai penjelmaan manusia
sebagai Makhluk Tuhan yang Maha Esa, sifat kodrat individu dan

makhluk sosial bertujuan untuk mewujudkan suatu keadilan dalam


hidup bersama (Keadilan Sosial). Keadilan sosial tersebut didasari
dan dijiwai oleh hakikat keadilan manusia sebagai makhluk yang
beradab (sila II). Manusia pada hakikatnya adalah adil dan
beradab, yang berarti manusia harus adil terhadap diri sendiri, adil
terhadap Tuhannya, adil terhadap orang lain dan masyarakat serta
adil terhadap lingkungan alamnya.
Dalam hidup bersama baik dalam masyarakat, bangsa dan negara
harus terwujud suatu keadilan (Keadilan Sosial), yang meliputi tiga
hal yaitu : keadilan distributif (keadilan membagi), yaitu negara
terhadap warganya, kedilan legal (keadilan bertaat), yaitu warga
terhadap negaranya untuk mentaati peraturan perundangan, dan
keadilan komutatif (keadilan antarsesama warga negara), yaitu
hubungan keadilan antara warga satu dengan lainnya secara timbal
balik (Notonagoro, 1975).
Sebagai suatu negara berkeadilan sosial maka negara Indonesia
yang berlandaskan Pancasila sebagai suatu negara kebangsaan,
bertujuan untuk melindungi segenap warganya dan seluruh tumpah
darah, memajukan kesejahteraan umum, serta mencerdaskan
warganya (tujuan khusus). Adapun tujuan dalam pergaulan antar
bangsa di masyarakat internasional bertujuan : .....ikut
menciptakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan
perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dalam pengertian ini maka
negara Indonesia sebagai negara kebangsaan adalah berdasar
keadilan sosial dalam melindungi dan mensejahterakan
warganya,demikian pula dalam pergaulan masyarakat internasional
berprinsip dasar pada kemerdekan serta keadilan dalam hidup
masyarakat.
Realisasi dan perlidungan keadilan dalam hidup bersama daam
suatu negara kebangsaan, mengharuskan negara untuk
menciptakan suatu peraturan perundang-undangan. Dalam
pengertian inilah maka negara kebangsaan yang berkeadilan sosial

harus merupakan suatu negara yang berdasarkan atas hukum.


Sehingga sebagai suatu negara hukum harus terpenuhi adanya tiga
syarat pokok yaitu ; pengakuan dan perlindungan atas hak-hak
asasi manusia, peradilan yang bebas, dan legalitas dalam arti
hukum dalam segala bentuknya. Konsekuensinya sebagai suatu
negara hukum yang berkeadilan sosial maka negara Indonesia
harus mengkui dan melindungi hak-hak asasi manusia, yang
tercantum dalam Undang-Undag dasar 1945 Pasal 27 ayat (1) dan
(2),Pasal 28, Pasal 29 ayat (2), Pasal 31 ayat (1). Demikianlah
sebagai suatu negara yang berkeadilan maka negara berkewajiban
melindugi hak-hak asasi warganya, sebaliknya warga negara
berkewajiban mentaati peraturan perundang-undangan sebagai
manifestasi keadilan legal dalam hidup bersama.
Keadilan sosial berwujud hendak melaksanakan kesejahteraan
umum dalam masyarakat bagi segala warga negara dan penduduk.
Keadilan sosial di bidang kemasyarakatan menjadi suatu segi dari
perikeadilan yang bersama-sama dengan perikemanusiaan
ditentang dan dilanggar oleh penjajah yang harus dilenyapkan,
seperti dirumuskan dalam Pembukaan alinea I. Demokrasi politik
berhubungan dengan keadilan sosial memberi hak yang sama
kepada segala warga dalam hukum dan susunan masyarakat
negara, seperti dirumuskan dalam pasal 27 dan 31
Persamaan kedudukan di dalam hukum dan pemerintahan,
Kewajiban menjunjung hukum dan pemerintahan,
Hak yang sama atas pekerjaan dan penghidupan yang layak,
Mendapat pengajaran
Keadilan politik dan keadilan ekonomi ialah isi yang menjadi
terasnya keadilan sosial yang mengindahkan perkembangan
masyarakat dengan jaminan, supaya kesejahteran umum
terlaksana. Keadilan sosial memberi perimbangan kepada
kedudukan perseorangan dalam masyarakat dan negara. Dengan
adanya keadilan sebagai sila kelima dari dasar filsafat negara kita,

maka berarti bahwa di dalam negara, makmur dan kesejahteraan


umum itu harus terjelma keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Keadilan sosial menurut Pembukaan UUD dimaksudkan tidak
hanya bagi rakyat Indonesia sendiri, akan tetapi juga bagi seluruh
umat manusia. Keadilan sosial dapat dikembalikan pula kepada
sifat kodrat manusia monodualis, sehingga keadilan sosial adalah
sesuai pula dengan sifat hakekat negara kita sebagai negara
monodualis, bahwa di dalam keadilan sosial itu terkandung pula
kesatuan yang statis tak berubah dari kepentingan perseorangan
atau kepentingan khusus dan kepentingan umum dalam
keseimbangan yang dinamis, yang mana di antara dua macam
kepentingan itu yang harus diutamakan tergantung dari keadaan
dan zaman, kalau buat keadaan dan zaman kita sekarang
kepentigan umumlah yang diutamakan.
Dengan demikian, lapangan tugas bekerjanya negara adalah hal
memelihara (keadilan sosial) dapat dibedakan demikian :

Memelihara kepentingan umum, yang khusus mengenai


kepentingan negara sendiri sebagai negara

Memelihara kepentingan umum dalam arti kepentingan


bersama daripada para warga negara, yang tidak dapat dilakukan
oleh para warga negara sendiri

Memelihara kepentingan bersama dari warga negara


perseorangan yang tidak seluruhnya dapat dilakukan oleh warga
negara sendiri, dalam bentuk bantuan dari negara

Memelihara kepentingan dari warga negara perseorangan,


yang tidak seluruhnya dapat diselenggarakan oleh warga negara
sendiri, dalam bentuk bantuan dari negara, ada kalanya negara
memelihara seluruhnya kepentingan perseorangan (fakir miskin,
anak terkantar)
Tidak semua bangsa Indonesia dalam keseluruhannya harus
dilindungi, juga suku bangsa, golongan warga negara, keluarga,

warga negara perseorangan

Tidak cukup ada kesejahteraan dan ketinggian martabat


kehidupan umum bagi seluruh bangsa, juga harus ada
kesejahteraan dan martabat kehidupan tinggi bagi suku bangsa,
setiap golongan warga negara, setiap keluarga, setiap warga negara
perseorangan.pemeliharaannya, baik diselenggarakan oleh negara
maupun oleh perseorangan sendiri, tidak dengan atau dengan
bantuan negara.
Realisasi dari prinsip keadilan sosial tidak lain adalah dengan jalan
pembangunan yang benar-benar dapat dilaksanakan dan berguna
serta dinikmati oleh seluruh lapisan rakyat. Selain itu dalam
realisasinya Pembangunan Nasional merupakan suatu upaya untuk
mecapai tujuan negara, sehingga Pembangunan Nasional harus
senantiasa meletakkan asas keadilan sebagai dasar operasional
serta dalam penentuan berbagai macam kebijaksanaan dalam
pemerintahan negara.
Karena itu sangat terang bahwa kita harus meniadakan segala
bentuk kepincangan sosial dan kepincangan pembagian kekayaan
nasional kita. Kepincangan-kepincangan demikian bukan saja tidak
menjamin terwujudnya keadilan sosial, malahan merupakan
penghambat dari kesetiakawanan yang menjadi kekuatan penting
dalam usaha kita untuk sama-sama memikul beban pembangunan.
Untuk itu dikembangkan sikap adil terhadap sesama, menjaga
keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hakhak orang lain.
Daftar Pustaka
http://susantnext.blogspot.co.id/2012/03/teori-keadilansosial.html

Anda mungkin juga menyukai