Anda di halaman 1dari 14

Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan

hidup tingkat internasional di perlukan suatu system yang mengatur


bagaimana seharusnya manusia bergaul. Sistem pengaturan pergaulan
tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal dengan sebutan
sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-lain. Maksud pedoman
pergaulan tidak lain untuk menjaga kepentingan masing-masing yang
terlibat agar mereka senang, tenang, tentram, terlindung tanpa
merugikan kepentingannya serta terjamin agar perbuatannya yang
tengah dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku dan
tidak bertentangan dengan hak-hak asasi umumnya. Hal itulah yang
mendasari tumbuh kembangnya etika di masyarakat kita. Menurut
para ahli maka etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan
manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana
yang benar dan mana yang buruk.
Pengertian Etika (etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah
Ethos, yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat kebiasaan
(custom). Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari
kebiasaan") adalah sebuah sesuatu dimana dan bagaimana cabang
utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi
mengenai standar dan penilaian moral. Etika biasanya berkaitan erat
dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin,
yaitu Mos dan dalam bentuk jamaknya Mores, yang berarti juga
adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan
perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan
yang buruk. Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi
dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau
moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika
adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku. Etika
mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik,
buruk, dan tanggung jawab.
Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan
hidup tingkat internasional di perlukan suatu system yang mengatur
bagaimana seharusnya manusia bergaul. Sistem pengaturan pergaulan
tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal dengan sebutan
sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-lain.
Maksud pedoman pergaulan tidak lain untuk menjaga kepentingan
masing-masing yang terlibat agara mereka senang, tenang, tentram,
terlindung tanpa merugikan kepentingannya serta terjamin agar
perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan
yang berlaku dan tidak bertentangan dengan hak-hak asasi umumnya.
Hal itulah yang mendasari tumbuh kembangnya etika di masyarakat
kita.
Etika merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya
menentukan perbuatan yang di lakukan manusia untuk dikatakan baik
atau buruk, dengan kata lain aturan atau pola tingkah laku yang di
hasilkan oleh akal manusia. Dengan adanya etika pergaulan dalam

masyarakat akan terlihat baik dan buruknya. Etika bersifat relatif yakni
dapat berubah-ubah sesuai dengan tuntutan zaman.
Etika diartikan sebagai ilmu yang mempelajari kebaikan dan keburukan
dalam hidup manusia khususnya perbuatan manusia yang didorong
oleh kehendak dan didasari pikiran yang jernih dengan pertimbangan
perasaan. Etik ialah suatu cabang ilmu filsafat. Secara sederhana
dapat dikatakan bahwa etik adalah disiplin yang mempelajari tentang
baik dan buruk sikap tindakan manusia. Etika merupakan bagian
filosofis yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam
menghargai suatu tindakan. Sebagai suatu subyek, etika akan
berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok
untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu
salah atau benar, buruk atau baik.
Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam
pendapat-pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita
rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda
dengan pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk
mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat
dikatakan sebagai etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan
sistematis dalam melakukan refleksi. Karena itulah etika merupakan
suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku
manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga
tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif.
Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap
perbuatan manusia.
1.1 Pengertian Etika Menurut Beberapa Ahli
Perkataan etika atau lazim juga disebut etik merupakan norma-norma,
nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia
yang baik, seperti yang dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini :
Drs. O.P. Simorangkir : etika atau etik sebagai pandangan
manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori
tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan
buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang
berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku
manusia dalam hidupnya.
Menurut Bertens : Nilai- nilai atau norma norma yang menjadi
pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah
lakunya.
Menurut W. J. S. Poerwadarminto: Etika adalah ilmu pengetahuan
tentang asas-asas akhlak (moral).
Menurut Prof. DR. Franz Magnis Suseno: Etika adalah ilmu yang
mencari orientasi atau ilmu yang memberikan arah dan pijakan pada

tindakan manusia.
Menurut Ramali dan Pamuncak: Etika adalah pengetahuan
tentang prilaku yang benar dalam satu profesi.
Menurut H. A. Mustafa: Etika adalah ilmu yang menyelidiki, mana
yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal
perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran.
Menurut KBBI : Etika dirumuskan dalam 3 arti yaitu tentang apa
yang baik dan apa yang buruk, nilai yang berkenaan dengan akhlak,
dan nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat.
Menurut Sumaryono : Etika berkembang menjadi studi tentang
manusia berdasarkan kesepakatan menurut ruang dan waktu yang
berbeda, yang menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan
manusia pada umumnya. Selain itu etika juga berkembang menjadi
studi tentang kebenaran dan ketidakbenaran berdasarkan kodrat
manusia yang diwujudkan melalui kehendak manusia.
1.2 Macam-Macam Etika
Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam
menentukan baik dan buruknya prilaku manusia :
1.
Etika deskriptif : Etika deskriptif adalah etika yang menelaah
secara kritis dan rasional tentang sikap dan prilaku manusia serta apa
yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang
bernilai. Artinya, etika deskriptif berbicara mengenai fakta secara apa
adanya. Memberikan gambaran dan ilustrasi tentang tingkah laku
manusia ditinjau dari nilai baik dan buruk serta hal-hal mana yang
boleh dilakukan sesuai dengan norma etis yang dianut oleh
masyarakat. Etika yang berusaha meneropong secara kritis dan
rasional sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia
dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif
memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang
prilaku atau sikap yang akan diambil.
2.
Etika normatif : Etika yang berusaha menetapkan berbagai
sikap dan pola prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia
dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai atau apa yang
seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai
dalam hidupnya. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi
norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan.
Etika secara umum dapat dibagi menjadi :
1. Etika Umum, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana
manusia bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil
keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang
menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur
dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat
di analogkan dengan ilmu pengetahuan, yang membahas mengenai
pengertian umum dan teori-teori. Misalnya, antara lain:

Memiliki sikap jujur, optimis, kreatif, rasional, mampu berfikir


kritis, rendah hati, demokratis, sopan, mengutamakan kejujuran
akademik, menghargai waktu, dan terbuka terhadap perkembangan
iptek
Mampu merancang, melaksanakan, dan menyelesaikan studi
dengan baik.
Mampu menciptakan kehidupan kampus yang aman, nyaman,
bersih, tertib, dan kondusif
Mampu bertanggungjawab secara moral, spiritual, dan sosial
untuk mengamalkan iptek
2. Etika Khusus, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar
dalam bidang kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud :
Bagaimana saya mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang
kehidupan dan kegiatan khusus yang saya lakukan, yang didasari oleh
cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar. Namun, penerapan itu
dapat juga berwujud : Bagaimana saya menilai perilaku saya dan
orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan khusus yang
dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan manusia bertindak
etis : cara bagaimana manusia mengambil suatu keputusan atau
tidanakn, dan teori serta prinsip moral dasar yang ada dibaliknya.
Misalnya, antara lain:
Berpakaian rapi, bersih, sopan, serasi sesuai dengan konteks
keperluan
Bergaul, bertegur sapa, dan bertutur kata dengan sopan, wajar,
simpatik, edukatif, bermakna sesuai dengan norma moral yang
berlaku
Mengembangkan
iklim
penciptaan
karya
ipteks
yang
mencerminkan kejernihan hati nurani, bernuansa pengabdian pada
Tuhan YME, dan mendorong pada kualitas hidup kemanusiaan.
Etika Khusus dibagi lagi menjadi dua bagian :
Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap
manusia terhadap dirinya sendiri.
Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan
pola perilaku manusia sebagai anggota umat manusia. Menekankan
tanggung jawab social dan hubungan antar sesame manusia dalam
aktivitasnya
1.3 Manfaat Etika
Beberapa manfaat Etika adalah sebagai berikut ,
Dapat membantu suatu pendirian dalam beragam pandangan
dan moral.
Dapat membantu membedakan mana yang tidak boleh dirubah
dan mana yang boleh dirubah
Dapat membantu seseorang mampu menentukan pendapat.
Dapat menjembatani semua dimensi atau nilai-nilai.

1.4 Sistem Penilaian Etika :


Titik berat penilaian etika sebagai suatu ilmu, adalah pada
perbuatan baik atau jahat, susila atau tidak susila.
Perbuatan atau kelakuan seseorang yang telah menjadi sifat
baginya atau telah mendarah daging, itulah yang disebut akhlak atau
budi pekerti. Budi tumbuhnya dalam jiwa, bila telah dilahirkan dalam
bentuk perbuatan namanya pekerti. Jadi suatu budi pekerti, pangkal
penilaiannya adalah dari dalam jiwa; dari semasih berupa anganangan, cita-cita, niat hati, sampai ia lahir keluar berupa perbuatan
nyata.
Burhanuddin Salam, Drs. menjelaskan bahwa sesuatu perbuatan
di nilai pada 3 (tiga) tingkat :
Tingkat pertama, semasih belum lahir menjadi perbuatan,
jadi masih berupa rencana dalam hati, niat.
Tingkat kedua, setelah lahir menjadi perbuatan nyata,
yaitu pekerti.
Tingkat ketiga, akibat atau hasil perbuatan tersebut, yaitu
baik atau buruk.
Dari sistematika di atas, kita bisa melihat bahwa ETIKA PROFESI
merupakan bidang etika khusus atau terapan yang merupakan produk
dari etika sosial. Kata hati atau niat biasa juga disebut karsa atau
kehendak dan kemauan. Dan isi dari karsa inilah yang akan
direalisasikan oleh perbuatan. Dalam hal merealisasikan ini ada (4
empat) variabel yang terjadi :
Tujuan baik, tetapi cara untuk mencapainya yang tidak baik.
Tujuannya yang tidak baik, cara mencapainya ; kelihatannya
baik.
Tujuannya tidak baik, dan cara mencapainya juga tidak baik.
Tujuannya baik, dan cara mencapainya juga terlihat baik.
1.5 Istilah yang Berkaitan dengan Etika
Moral : Sebagai semangat atau dorongan bathin dalam diri
seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu
Nilai : Mencakup perangkat hal-hal yang dapat diterima dan halhal yang tidak dapat diterima dalam masyarakat. Pengertianpengertian yang yang dihayati seseorang mengenai apa yang lebih
penting atau kurang penting, apa yang lebih baik atau kurang baik,
dan apa yang lebih benar dan kurang benar
Norma : Secara harafiah, dapat diartikan ukuran atau patokan
bagi seseorang untuk berperilaku dalam masyarakat
Moralitas : Nilai-nilai normatif yang menjadi keyakinan dalam diri
seseorang atau suatu lembaga atau organisasi yang menjadi faktor
pendorong untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu.
Moralitas seseorang dapat menjadi faktor pendorong terbentuknya

perilaku yang sesuai dengan etika, tetapi nilai-nilai moralitas


seseorang mungkin saja bertentangan dengan nilai etika yang berlaku
dalam lingkungannya.
Etiket adalah ajaran sopan santun yang berlaku bila manusia
bergaul atau berkelompok dengan manusia lain. Etiket tidak berlaku
bila seorang manusia hidup sendiri misalnya hidup di sebuah pulau
terpencil atau di tengah hutan.
Etis artinya sesuai dengan ajaran moral, misalnya tidak etis
menanyakan usia pada seorang wanita.
Ethos artinya sikap dasar seseorang dalam bidang tertentu.
Maka ada ungkapan ethos kerja artinya sikap dasar seseorang dalam
pekerjaannya, misalnya ethos kerja yang tinggi artinya dia menaruh
sikap dasar yang tinggi terhadap pekerjaannya.
Kode etika atau kode etik artinya daftar kewajiban dalam
menjalankan tugas sebuah profesi yang disusun oleh anggota profesi
dan mengikat anggota dalam menjalankan tugasnya.
2. PENGERTIAN PROFESI
Profesi berasal dari bahasa latin Proffesio yang mempunyai dua
pengertian yaitu janji/ikrar dan pekerjaan. Profesi berarti kegiatan yang
dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut dari
padanya pelaksanaan norma-norma sosial dengan baik. Profesi
merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan
kegiatan yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna
memenuhi kebutuhan yang rumit dari manusia, di dalamnya
pemakaian dengan cara yang benar akan ketrampilan dan keahlian
tinggi, hanya dapat dicapai dengan dimilikinya penguasaan
pengetahuan dengan ruang lingkup yang luas, mencakup sifat
manusia, kecenderungan sejarah dan lingkungan hidupnya serta
adanya disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh
kelompok anggota yang menyandang profesi tersebut.
Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris
"Profess", yang dalam bahasa Yunani adalah "", yang
bermakna: "Janji untuk memenuhi kewajiban melakukan suatu tugas
khusus secara tetap/permanen".
2.1 Pengertian Profesi
Profesi merupakan bagian dari pekerjaan, namun tidak setiap
pekerjaan adalah profesi. Seorang petugas staf administrasi bias
berasal dari berbagai latar ilmu, namun tidak demikian halnya dengan
Akuntan, Pengacara, Dokter yang membutuhkan pendidikan khusus.
Profesi merupakan suatu pekerjaan yang mengandalkan keterampilan
dan keahlian khusus yang tidak didapatkan pada pekerjaan-pekerjaan
sebelumnya.
Istilah profesi telah dimengerti oleh banyak orang bahwa suatu hal
yang berkaitan dengan bidang yang sangat dipengaruhi oleh

pendidikan dan keahlian, sehingga banyak orang yang bekerja tetap


sesuai. Tetapi dengan keahlian saja yang diperoleh dari pendidikan
kejuruan, juga belum cukup disebut profesi. Tetapi perlu penguasaan
teori sistematis yang mendasari praktek pelaksanaan, dan hubungan
antara teori dan penerapan dalam praktek.
Kita tidak hanya mengenal istilah profesi untuk bidang-bidang
pekerjaan seperti kedokteran, guru, militer, pengacara, dan
semacamnya, tetapi meluas sampai mencakup pula bidang seperti
manajer, wartawan, pelukis, penyanyi, artis, sekretaris dan
sebagainya. Sejalan dengan itu, menurut DE GEORGE, timbul
kebingungan mengenai pengertian profesi itu sendiri, sehubungan
dengan istilah profesi dan profesional. Kebingungan ini timbul karena
banyak orang yang profesional tidak atau belum tentu termasuk dalam
pengertian profesi.
Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan
penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi
biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasi
dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Contoh profesi
adalah pada bidang hukum, kedokteran, keuangan, militer,teknik dan
desainer
Pekerjaan tidak sama dengan profesi. Istilah yang mudah dimengerti
oleh masyarakat awam adalah: sebuah profesi sudah pasti menjadi
sebuah pekerjaan, namun sebuah pekerjaan belum tentu menjadi
sebuah profesi. Profesi memiliki mekanisme serta aturan yang harus
dipenuhi sebagai suatu ketentuan, sedangkan kebalikannya, pekerjaan
tidak memiliki aturan yang rumit seperti itu. Hal inilah yang harus
diluruskan di masyarakat, karena hampir semua orang menganggap
bahwa pekerjaan dan profesi adalah sama.
2.2 Profesi Menurut Beberapa Ahli
Berikut ini adalah pengertian dan definisi profesi :
SCHEIN, E.H (1962) : Profesi adalah suatu kumpulan atau set
pekerjaan yang membangun suatu set norma yang sangat khusus
yang berasal dari perannya yang khusus di masyarakat
HUGHES, E.C (1963) : Perofesi menyatakan bahwa ia
mengetahui lebih baik dari kliennya tentang apa yang diderita atau
terjadi pada kliennya
DANIEL BELL (1973) : Profesi adalah aktivitas intelektual yang
dipelajari termasuk pelatihan yang diselenggarakan secara formal
ataupun tidak formal dan memperoleh sertifikat yang dikeluarkan oleh
sekelompok / badan yang bertanggung jawab pada keilmuan tersebut
dalam melayani masyarakat, menggunakan etika layanan profesi
dengan mengimplikasikan kompetensi mencetuskan ide, kewenangan
ketrampilan teknis dan moral serta bahwa perawat mengasumsikan
adanya tingkatan dalam masyarakat
PAUL F. COMENISCH (1983) : Profesi adalah "komunitas moral"

yang memiliki cita-cita dan nilai bersama


KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA : Profesi adalah bidang
pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan, kejuruan,
dan sebagainya) tertentu
K. BERTENS : Profesi adalah suatu moral community (masyarakat
moral) yang memiliki cita-cita dan nilai-nilai bersama
SITI NAFSIAH : Profesi adalah suatu pekerjaan yang dikerjakan
sebagai sarana untuk mencari nafkah hidup sekaligus sebagai sarana
untuk mengabdi kepada kepentingan orang lain (orang banyak) yang
harus diiringi pula dengan keahlian, ketrampilan, profesionalisme, dan
tanggung jawab
DONI KOESOEMA A : Profesi merupakan pekerjaan, dapat juga
berwujud sebagai jabatan di dalam suatu hierarki birokrasi, yang
menuntut keahlian tertentu serta memiliki etika khusus untuk jabatan
tersebut serta pelayanan baku terhadap masyarakat.
Berikut pengertian profesi dan profesional menurut DE GEORGE :
PROFESI, adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai
kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang
mengandalkan suatu keahlian.
PROFESIONAL, adalah orang yang mempunyai profesi atau
pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan
mengandalkan suatu keahlian yang tinggi. Atau seorang profesional
adalah seseorang yang hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian
tertentu atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang
menurut keahlian, sementara orang lain melakukan hal yang sama
sebagai sekedar hobi, untuk senang-senang, atau untuk mengisi waktu
luang.
Yang harus kita ingat dan fahami betul bahwa
PEKERJAAN / PROFESI dan PROFESIONAL terdapat beberapa
perbedaan :
PROFESI :
Mengandalkan
suatu
keterampilan
atau
keahlian khusus.
Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau
kegiatan utama (purna waktu).
Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah
hidup.
Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang
mendalam.
PROFESIONAL :
Orang yang tahu akan keahlian dan
keterampilannya.
Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan
atau kegiatannya itu.
Hidup dari situ.
Bangga akan pekerjaannya.

2.3 Karakteristik Profesi


Keterampilan yang berdasarkan pada pengetahuan teoritis :
Professional dapat diasumsikan mempunyai pengetahuan teoritis yang
ekstensif dan memiliki keterampilan yang berdasarkan pada
pengetahuan tersebut dan bisa diterapkan dalam praktik.
Assosiasi professional : Profesi biasanya memiliki badan yang
diorganisasi oleh para anggotanya, yang dimaksudkan untuk
meningkatkan status para anggotanya.
Pendidikan yang ekstensif : Profesi yang prestisius biasanya
memerlukan pendidikan yang lama dalam jenjang pendidikan tinggi.
Ujian kompetensi : Sebelum memasuki organisasi professional,
biasanya ada persyaratan untuk lulus dari suatu tes yang menguji
terutama pengetahuan teoritis.
Pelatihan institusional : Selain ujian, biasanya dipersyaratkan
untuk mengikuti pelatihan institusional dimana calon profesional
mendapatkan pengalaman praktis sebelum menjadi anggota penuh
organisasi.
Lisensi : Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses
sertifikasi sehingga hanya mereka yang memiliki lisensi bisa dianggap
bisa dipercaya.
Otonomi kerja : Profesional cenderung mengendalikan kerja dan
pengetahuan teoretis mereka agar terhindar adanya intervensi dari
luar.
Kode etik : Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi
para anggotanya dan prosedur pendisiplinan bagi mereka yang
melanggar aturan.
2.4 Ciri Ciri Profesi
Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada
profesi, yaitu :
Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan
keterampilan ini dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman
yang bertahun-tahun.
Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini
biasanya setiap pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode
etik profesi.
Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap
pelaksana profesi harus meletakkan kepentingan pribadi di bawah
kepentingan masyarakat.
Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi
akan selalu berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana nilainilai kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan, kelangsungan
hidup dan sebagainya, maka untuk menjalankan suatu profesi harus
terlebih dahulu ada izin khusus.
Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.
Memiliki pengetahuan khusus

Adanya kaidah dan standar moral yang tinggi


Mengabdi kepada kepentingan orang banyak
Memiliki izin khusus untuk menjalankan suatu profesi
Dihuni oleh orang yang professional
2.5 Prinsip-Prinsip Etika Profesi :
Tanggung jawab - Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan
terhadap hasilnya. Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan
orang lain atau masyarakat pada umumnya.
Keadilan. Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada
siapa saja apa yang menjadi haknya.
Otonomi. Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional
memiliki dan di beri kebebasan dalam menjalankan profesinya.
2.6 Jenis-Jenis Profesi
Terdapat dua jenis bidang profesi yaitu :
Profesi Khusus : Profesi khusus ialah para professional yang
melaksanakan profesi secara khusus untuk mendapatkan nafkah atau
penghasilan tertentu sebagai tujuan pokoknya, contohnya dokter,
pendidik/guru, konsultan, dll.
Profesi Luhur : Profesi luhur adalah para professional yang
melaksanakan profesinya tidak lagi untuk mendapatkan nafkah
sebagai tujuan utamanya, tetapi sudah merupakan dedikasi atau
sebagai jiwa pengabdiannya semata-mata, contohnya profesi pada
bidang keagamaan dan seni.
2.7 Syarat-Syarat Suatu Profesi :
Melibatkan kegiatan intelektual.
Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.
Memerlukan persiapan profesional yang alam dan bukan sekedar
latihan.
Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.
Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen.
Mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.
Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
Menentukan baku standarnya sendiri, dalam hal ini adalah kode
etik.
2.8 Istilah yang Berkaitan dengan Profesi
Pekerjaan: Merupakan kodrat manusia untuk bertahan hidup di
dunia atau merupakan suatu aktivitas manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.
Profesi: Merupakan bagian dari pekerjaan, tetapi tidak semua
pekerjaan
Profesional: Menguasai ilmu secara mendalam dalam bidangnya,
mampu mengkonversikan ilmunya menjadi ketrampilan, selalu

menjunjung tinggi etika dan integritas profesi, memiliki sikap


komitmen tinggi, jujur, tanggung jawab, berpikir sistematis, dan
menguasai materi
Profesionalisme: Nilai-nilai profesional harus menjadi bagian dan
telah menjiwai seseorang yang sedang mengemban sebuah profesi
2.9 Dapat disimpulkan:
Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut
keahlian atau keterampilan dari pelakunya. Biasanya sebutan profesi
selalu dikaitkan dengan pekerjaan atau jabatan yang dipegang oleh
seseorang, akan tetapi tidak semua pekerjaan atau jabatan dapat
disebut profesi karena profesi menuntut keahlian para pemangkunya.
Hal ini mengandung arti bahwa suatu pekerjaan atau jabatan yang
disebut profesi tidak dapat dipegang oleh sembarang orang, akan
tetepi memerlukan suatu persiapan melelui pendidikan dan pelatihan
yang dikembangkan khusus untuk itu.
Pekerjaan tidak sama dengan profesi. Istilah yang mudah dimengerti
oleh masyarakat awam adalah: sebuah profesi sudah pasti menjadi
sebuah pekerjaan, namun sebuah pekerjaan belum tentu menjadi
sebuah profesi. Profesi memiliki mekanisme serta aturan yang harus
dipenuhi sebagai suatu ketentuan, sedangkan kebalikannya, pekerjaan
tidak memiliki aturan yang rumit seperti itu. Hal inilah yang harus
diluruskan di masyarakat, karena hampir semua orang menganggap
bahwa pekerjaan dan profesi adalah sama.
Dengan melihat ciri-ciri umum profesi di atas, kita dapat
menyimpulkan bahwa kaum profesional adalah orang-orang yang
memiliki tolak ukur perilaku yang berada di atas ratarata. Di satu pihak
ada tuntutan dan tantangan yang sangat berat, tetapi di lain pihak ada
suatu kejelasan mengenai pola perilaku yang baik dalam rangka
kepentingan masyarakat. Seandainya semua bidang kehidupan dan
bidang kegiatan menerapkan suatu standar profesional yang tinggi,
bisa diharapkan akan tercipta suatu kualitas masyarakat yang semakin
baik.
3. PENGERTIAN ETIKA PROFESI
Bartens (1985) menyatakan, kode etik profesi merupakan norma yang
ditetapkan dan diterima oleh kelompok profesi yang mengarahkan
atau memberi petunjuk kepada anggotanya bagaimana seharusnya
berbuat dan sekaligus menjamin mutu moral profesi itu dimata
masyarakat. Kode etik profesi merupkan produk etika terapan karena
dihasilkan berdasarkan penerapan pemikiran etis atas suatu profesi.
Kode etik profesi dapat berubah dan diubah seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga anggota
kelompok profesi tidak akan ketinggalan zaman.
3.1 Pengertian Etika Profesi
Etika profesi umumnya merupakan konsep etika yang disepakati dalam
lingkungan kerja tertentu. Pada dasarnya etika profesi dibentuk

ataupun dibuat untuk melindungi dari perbuatan yang tidak


professional, sehingga tidak merugikan lingkungan kerja tertentu
ataupun masyarakat luar.
Etika profesi adalah sikap etis sebagai bagian integral dari sikap
hidup dalam menjalankan kehidupan sebagai pengemban profesi.
Etika profesi adalah cabang filsafat yang mempelajari penerapan
prinsip-prinsip moral dasar atau norma-norma etis umum pada bidangbidang khusus (profesi) kehidupan manusia.
Etika Profesi adalah konsep etika yang ditetapkan atau
disepakati pada tatanan profesi atau lingkup kerja tertentu, contoh :
pers dan jurnalistik, engineering (rekayasa), science, medis/dokter,
dan sebagainya.
Etika profesi Berkaitan dengan bidang pekerjaan yang telah
dilakukan seseorang sehingga sangatlah perlu untuk menjaga profesi
dikalangan masyarakat atau terhadap konsumen (klien atau objek).
Etika profesi adalah sebagai sikap hidup untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan profesional dari klien dengan keterlibatan dan
keahlian sebagai pelayanan dalam rangka kewajiban masyarakat
sebagai keseluruhan terhadap para anggota masyarakat yang
membutuhkannya dengan disertai refleksi yang seksama, (Anang
Usman, SH., MSi.)
3.2 Kode Etik Profesi
Kode etik profesi merupakan hasil pengaturan diri profesi yang
bersangkutan dan ini perwujudan moral yang hakiki, yang tidak dapat
dipaksakan dari luar. Kode etik profesi hanya berlaku efektif apabila
dijiwai oleh cita-cita dan nilai-nilai yang hidup dalam lingkungan profesi
itu sendiri.
Kode etik profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan
dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari. Kode Etik
Profesi merupakan bagian dari etika profesi. Kode etik profesi
merupakan lanjutan dari norma-norma yang lebih umum yang telah
dibahas dan dirumuskan dalam etika profesi. Kode etik ini lebih
memperjelas, mempertegas dan merinci norma-norma ke bentuk yang
lebih sempurna walaupun sebenarnya norma-norma tersebut sudah
tersirat dalam etika profesi. Dengan demikian kode etik profesi adalah
sistem norma atau aturan yang ditulis secara jelas dan tegas serta
terperinci tentang apa yang baik dan tidak baik, apa yang benar dan
apa yang salah dan perbuatan apa yang dilakukan dan tidak boleh
dilakukan oleh seorang profesional
3.3 Sifat Kode Etik Profesi / Profesionalisme
Etika profesi atau yang sering dikenal dengan istilah lain kode
etik professional ini, memiliki sifat tertentu. Berikut adalah sifat kode
etik profesi:
1.

Singkat;

2.
3.
4.
5.
6.
7.

Sederhana;
Jelas dan Konsisten;
Dapat Diterima;
Praktis dan Dapat Dilaksanakan;
Komprehensif dan Lengkap, dan
Positif dalam Formulasinya.
3.4 Tujuan Kode Etik Profesi
Kode etik profesi dibuat tentunya memiliki tujuan tertentu yang
dianggap dapat memberi manfaat bagi lingkungan tertentu yang
menggunakannya. Seperti untuk menghindari sikap tidak professional
yang dapat merugikn berbagai pihak. Berikut adalah beberapa tujuan
lain dari dibentuknya kode etik profesi.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.


Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
Untuk meningkatkan mutu profesi.
Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
Menentukan baku standarnya sendiri.
3.5 Prinsip Etika Profesi
Prinsip dasar di dalam etika profesi :

1.

Tanggung jawab
Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap
hasilnya.
Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang
lain atau masyarakat pada umumnya.
Keadilan. Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa
saja apa yang menjadi haknya.
Prinsip Kompetensi,melaksanakan pekerjaan sesuai jasa
profesionalnya, kompetensi dan ketekunan
Prinsip Prilaku Profesional, berprilaku konsisten dengan reputasi
profesi
Prinsip Kerahasiaan, menghormati kerahasiaan informasi
Otonomi, Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki
dan diberi kebebasan dalam menjalankan profesinya.
3.6 Fungsi Kode Etik Profesi
Adapun fungsi dari kode etik profesi adalah :

2.
3.
4.
5.
6.

Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang


prinsip profesionalitas yang digariskan.
Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang
bersangkutan.
Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi

tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Etika profesi


sangatlah dibutuhkan dlam berbagai bidang.
Kode etik yang ada dalam masyarakat Indonesia cukup banyak dan
bervariasi.
Umumnya
pemilik
kode
etik
adalah
organisasi
kemasyarakatan yang bersifat nasional, misalnya Ikatan Penerbit
Indonesia (IKAPI), kode etik Ikatan Penasehat HUKUM Indonesia, Kode
Etik Jurnalistik Indonesia, Kode Etik Advokasi Indonesia dan lain-lain.
Ada sekitar tiga puluh organisasi kemasyarakatan yang telah memiliki
kode etik. Suatu gejala agak baru adalah bahwa sekarang ini
perusahaan-perusahan swasta cenderung membuat kode etik sendiri.
Rasanya dengan itu mereka ingin memamerkan mutu etisnya dan
sekaligus meningkatkan kredibilitasnya dan karena itu pada prinsipnya
patut dinilai positif.
Oleh karena itu dapatlah disimpulkan bahwa sebuah profesi hanya
dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam diri
para elit profesional tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan
etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi
kepada masyarakat yang memerlukannya. Tanpa etika profesi, apa
yang semual dikenal sebagai sebuah profesi yang terhormat akan
segera jatuh terdegradasi menjadi sebuah pekerjaan pencarian nafkah
biasa (okupasi) yang sedikitpun tidak diwarnai dengan nilai-nilai
idealisme dan ujung-ujungnya akan berakhir dengan tidak-adanya lagi
respek maupun kepercayaan yang pantas diberikan kepada para elite
profesional ini.

Anda mungkin juga menyukai