Anda di halaman 1dari 12

Rancangan Penelitian Taksonomi Modern

“Keanekaragaman Varietas Tanaman Jahe (Zingiber officinale)


Berdasarakan Ciri Morfologi”

Disusunoleh :
Nama : Chandra Irawan
NIM : K4316016
Kelas :B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET
SURAKARTA
2018
BAB 1
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang

Tumbuhan yang berada di ala mini mempunyai jumlah yang beraneka


ragam,sehingga menimbulkan kesadaran manusia untuk menyederhanakan objek studi
melalui klasifikasi,identifikasi,dan pemberian nama yang tepat untuk setiap kelompok
tumbuhan dengan memanfaatkan setiap karakter yang ada pada tumbuhan,dan
menggolongkannya ke dalam kelompok kelompok tertentu.Kesadaran manusia untuk
menyederhanakan objek studi tersebut kemudian melahirkan cabang ilmu hayat yang
sekarang disebut dengan ilmu taksonomi atau sistematika (Nurchayati, 2007)
Taksonomi selanjutnya tidak hanya melakukan klasifikasi dan pemberian nama
saja,tetapi lebih mengarah pada pengelompokan yang menyatakan hubungan kekerabatan
pada dunia tumbuhan.Hubungan kekerabatan pada tumbuhan dapat dinyatakan dengan
metode fenetik maupun filogenetik.Metode fenetik didasarkan pada kesamaan karakter
secara fenotip (morfologi,anatomi,embriologi,fitokimia),sedangkan metode filogenetik
lebih didasarkan pada nilai evolusi pada masing masing karakter (Nurchayati, 2007)
Ilmu tentang tumbuhan mengalami kemajuan yang pesat, bidang pengetahuan
yang sebelumnya hanya merupakan cabang ilmu tumbuhan saja, sekarang telah menjadi
bidang ilmu yang berdiri sendiri. Salah satunya adalah Morfologi Tumbuhan yang
mempelajari bentuk dan susunan tubuh tumbuhan. Bentuk tepi daun dapat digunakan untuk
acuan klasifikasi daun. Tumbuhan berguna sebagai penyedia oksigen untuk bernafas,
sebagai bahan makanan, bahan bakar, obat-obatan, kosmetik dan lebih banyak lagi. Proses
klasifikasi tumbuhan dapat dilakukan dengan cara mengidentifikasi citra bentuk daun dari
tumbuhan itu sendiri. Cara pengambilan gambar daun dari tumbuhan tersebut, maka dapat
dilakukan langkah-langkah pengenalan pola daun dengan cara mengenali karakteristik
struktural daun seperti bentuk dan tekstur daun tersebut (Liantoni, 2015)
Jahe merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki khasiat.Keberadaannya serta
keanekaragamannya sangat melimpah di Indonesia.Namun banyak petani yang belum
mengetahui karakteristik dari berbagai tanaman jahe.Oleh karena itu dilakukan penelitian
mengenai morfologi tanaman jahe untuk mengetahui karakteristiknya.
1.2. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan keanekaragaman morfologi jahe
yang terdapat di berbagai kota,yaitu Purwokerto,Surakarta (Kec.Mojosongo),dan
Tawangmangu.

1.3. Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang perbedaan morfologi
tanaman jahe pada berbagai daerah.
BAB 2
Tinjauan Pustaka
2.1. Morfologi Tanaman Jahe
Jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun
berbatang semu. Jahe termasuk dalam suku temu-temuan (zingiberaceae), satu famili dangan
Temu-temuan lainnya seperti temu lawak (Cucuma xanthorrizha), temu hitam (Curcuma
aeruginosa), kunyit, (Curcuma domestica), kencur (Kaempferia galanga), lengkuas (Languas
galanga), dan lain-lain (Bellik, 2014).
Jahe merupakan rempah-rempah Indonesia yang sangat penting dalam kehidupan sehari-
hari, terutama dalam bidang kesehatan. Jahe berasal dari Asia Pasifik yang tersebar dari India
sampai Cina (Bellik, 2014).
Sistematika Tanaman Rimpang Jahe :
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Musales
Family : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Spesies : officinale

Akar merupakan bagian terpenting dari tanaman jahe. Pada bagian ini tumbuh tunas-tunas
baru yang kelak akan menjadi tanaman. Akar tunggal (rimpang) tertanam kuat didalam tanah dan
makin membesar dengan pertambahan usia serta membentuk rhizoma-rhizoma baru (Putri, 2014)
Jahe tumbuh merumpun, berupa tanaman tahunan berbatang semu. Tanaman tumbuh tegak
setinggi 30-75 cm. Batang semu jahe merah berbentuk bulat kecil, berwarna hijau kemerahan dan
agak keras karena diselubungi oleh pelepah daun (Fathona & Wijaya, 2011)
Panjang daunnya 15-23 cm dan lebar 0,8-2,5 cm. Tangkainya berbulu atau gundul. Ketika
daun mengering dan mati, pangkal tangkainya (rimpang) tetap hidup dalam tanah. Rimpang
tersebut akan bertunas dan tumbuh menjadi tanaman baru setelah terkena hujan . Rimpang jahe
berbuku-buku, gemuk, agak pipih, membentuk akar serabut. Rimpang tersebut tertanam dalam
tanah dan semakin membesar sesuai dengan bertambahnya usia dengan membentuk rimpang-
rimpang baru. Di dalam sel-sel rimpang tersimpan minyak atsiri yang aromatis dan oleoresin khas
jahe (Fathona & Wijaya, 2011)
Rimpang yang akan digunakan untuk bibit harus sudah tua minimal berumur 10 bulan. Ciri-
ciri rimpang tua antara lain kandungan serat tinggi dan kasar, kulit licin dan keras tidak mudah
mengelupas, warna kulit mengkilat menampakkan tanda bernas. Rimpang yang terpilih untuk
dijadikan benih, sebaiknya mempunyai 2 - 3 bakal mata tunas yang baik dengan bobot sekitar 25
-60 g untuk jahe putih besar, 20 - 40 g untuk jahe putih kecil dan jahe merah. Kebutuhan bibit per
ha untuk jahe merah dan jahe emprit 1-1,5 ton, sedangkan jahe putih besar yang dipanen tua
membutuhkan bibit 2-3 ton/ha dan 5 ton/ha untuk jahe putih besar yang dipanen muda (Bellik,
2014)
Menurut Harmono dan Andoko (2005), jahe dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan ukuran,
bentuk dan warna rimpangnya. Umumnya dikenal 3 varietas jahe, yaitu :

1. Jahe putih/kuning besar atau disebut juga jahe gajah atau jahe badak, rimpangnya lebih besar
dan gemuk, ruas rimpangnya lebih menggembung dari kedua varietas lainnya. Jenis jahe ini
biasa dikonsumsi baik saat berumur muda maupun berumur tua, baik sebagai jahe segar
maupun jahe olahan.

2. Jahe putih/kuning kecil atau disebut juga jahe sunti atau jahe emprit, ruasnya kecil, agak rata
sampai agak sedikit menggembung. Jahe ini selalu dipanen setelah berumur tua. Kandungan
minyak atsirinya lebih besar dari pada jahe gajah, sehingga rasanya lebih pedas, disamping
seratnya tinggi. Jahe ini cocok untuk ramuan obat-obatan, atau untuk diekstrak oleoresin dan
minyak atsirinya.

3. Jahe merah, rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil dari pada jahe putih kecil sama
seperti jahe kecil, jahe merah selalu dipanen setelah tua, dan juga memiliki kandungan
minyak atsiri yang sama dengan jahe kecil, sehingga cocok untuk ramuan obat-obatan.
BAB 3
Metode Penelitian

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilaksanakan pada hari Rabu,tanggal 5 April 2018 hingga 5 Mei 2018 di
beberapa daerah,yaitu Purwokerto,Surakarta,dan Tawangmangu.

3.2. Objek Penelitian


Object yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman jahe (Zinginber
officinale) berumur 3-4 bulan.Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pisau atau
cutter yang digunakan untuk menyayat rimpang secara melintang,penggaris untuk
mengukur diameter batang,diameter rimpang,panjang rimpang,tinggi tanaman,panjang
daun,lebar daun,alat tulis untuk mencatan informasi yang ditemukan pada saat penelitian
di lapangan.Descriptor untuk memudahkan dalam melakukan pengamatan di lapangan.

3.3. Metode Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi dan
dokumentasi terhadap jenis jenis Zingiber officinale yang ditemukan di lapangan.Jenis-
jenis Zingiber officinale yang didapatkan kemudian difoto dan dicatat dalam kertas table
catatan lapangan.
3.4. Tabel Lapangan
No Ciri
Organ Ciri Organ Karakteristik yang Ditemukan
Arah tumbuh tanaman

Tinggi tanaman

Jumlah batang

Arah tumbuh daun paling


atas
1. Pertumbuhan dan Percabangan

Jumlah daun pada batang


utama

Waktu Pertumbuhan
(Setelah ditanam)

Waktu siap panen

Panjang daun

Lebar Daun

Warna Hijau pada daun


2 Daun

Tepi Daun

Ujung Daun

Panjang Batang
Diameter Batang

3 Batang
Warna Hijau pada Batang

Kandungan Antosianin

Berat Rimpang

Bentuk Rimpang

Warna Kulit Rimpang

Tekstur Rimpang

4. Rimpang
Kandungan Antosianin

Jumlah Bagian Rimpang

Ukuran Rimpang

Warna Daging Rimpang


Daftar Pustaka
Bellik, Y. (2014). Total antioxidant activity and antimicrobial potency of the essential oil and
oleoresin of Zingiber officinale Roscoe. Asian Pacific Journal of Tropical Disease, 4(1),
40–44. https://doi.org/10.1016/S2222-1808(14)60311-X
Fathona, D., & Wijaya, H. (2011). Kandungan gingerol dan shogaol, intensitas kepedasan dan
penerimaan panelis terhadap oleoresin jahe gajah (Zingiber officinale var. Roscoe), jahe
emprit (Zingiber officinale var. Amarum), dan jahe merah (Zingiber officinale var.
Rubrum). J. Nutr. Coll, 69. Retrieved from
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/51192
Liantoni, F. (2015). Klasifikasi Daun Dengan Perbaikan Fitur Citra Menggunakan Metode K-
Nearest Neighbor. Ultimatics, VII(2), 98–104.
Nurchayati, N. (2007). Hubungan kekerabatan beberapa spesies tumbuhan Paku familia
Polypodiaceae dari karakter morfologi Sporofit dan Gametofit. Jurnal Ilmiah
PROGRESSIF, 7(19), 9–18.
Putri, D. . (2014). Pengaruh Metode Ekstrasi dan Konsentrasi Terhadap Aktivitas Jahe Merah
(Zingiber officinale var.rubrum) sebagai antibakteri Escherichia coli. Skripsi, 9–18.
Lampiran
Tabel Descriptor

No Ciri
Organ Ciri Organ Kode
Arah tumbuh tanaman Erect
Semi-erect
Spreading
Tinggi tanaman Short
Medium
Tall
Jumlah batang Few
Medium
Many
Arah tumbuh daun paling Erect
atas Semi-erect
1. Pertumbuhan dan Percabangan Horizontal

Jumlah daun pada batang Few


utama Medium
Many

Waktu Pertumbuhan Early


(Setelah ditanam) Medium
Late

Waktu siap panen Early


Medium
Late

Panjang daun Short


Medium
Long

Lebar Daun Narrow


Medium
Many
Warna Hijau pada daun Terang
2 Daun Medium
Gelap
Tepi Daun Rata
Bergerigi
Bergelombang
Yang lain
Ujung Daun Runcing
Meruncing
Membulat

Panjang Batang Short


Medium
Long
Diameter Batang Small
Medium
Large

3 Batang Warna Hijau pada Batang Terang


Medium
Gelap

Kandungan Antosianin Absent or very weak


Weak
Medium
Strong
Very Strong
Berat Rimpang Low
Medium
High
Bentuk Rimpang Type 1
Type 2
Type 3
Warna Kulit Rimpang Yellowish-white
Greyish Yellow
Greenish Yellow
Reddish Yellow
Tekstur Rimpang Smooth
4. Rimpang Medium
Rough
Kandungan Antosianin Absent or very weak
Weak
Medium
Strong
Very Strong
Jumlah Bagian Rimpang Few
Medium
Many
Ukuran Rimpang Small
Medium
Large
Warna Daging Rimpang Light Yellowish Grey
Greyish Yellow
Yellow

Anda mungkin juga menyukai