Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL TAMAN TOGA

“Pembuatan taman toga di lingkungan puskesmas Sumberrejo”

Disusun oleh:

Anggota Saka Bhakti Husada

Ditujukan untuk:

K. Mabi Saka Bhakti Husada

2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Dewasa ini pengobatan secara alami menggunakan tanaman obat sedang menjadi tren di
tengah masyarakat kita. Bahkan sekarang di tengah pandemi secara rutin melombakan
penghijauan dan tanaman obat setiap kecamatan. Karena lomba seperti ini dianggap mempunyai
banyak manfaat. Selain lingkungan menjadi hijau, tanaman obat bisa membantu kebutuhan
ekonomi keluarga.

Tidak hanya untuk tanaman obat, tapijuga untuk tanaman hias, bunga atau buah-buahan.
Bahkan beberapa dari warga ditempat tersebut mulai mengolah tanaman obat menjadi jamu.
Mulai jamu dalam bentuk cairan dan langsung minum atau dikemas dalam bentuk bubuk. Inilah
yang dimaksud mempunyai manfaat ganda. Karena hasilnya dapat menambah ekonomi keluarga.

Toga adalah singkatan dari tanaman obat keluarga. Taman obat keluarga pada hakekatnya
sebidang tanah baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk
membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan
keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman obat atau bahan obat dan selanjutnya dapat
disalurkan kepada masyarakat , khususnya obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Salah satu
fungsi Toga adalah sebagai sarana untuk mendekatkan tanaman obat kepada upaya-upaya
kesehatan masyarakat yang antara lain meliputi:

1. Upaya preventif (pencegahan)

2. Upaya promotif (meningkatkan derajat kesehatan)

3. Upaya kuratif (penyembuhan penyakit)

B. PERUMUSAN MASALAH

Masyarakat lebih percaya untuk mengkonsumsi obat kimia dibandingkan tanaman obat.
Penggunaaan tanaman obat dianggap kuno dan tidak banyak memberikan hasil. Hal ini membuat
potensi tanaman obat di Indonesia masih belum banyak termanfaatkan. Baru beberapa tahun
belakangan ini, ada kecenderungan dunia untuk kembali ke alam atau “back to nature” membuat
masyarakat kembali kepada tanaman obat. Hal itu tidak terlepas dikarenakan beberapa
kelemahan obat kimia antara lain terdapat efek samping, resistensi obat yang tinggi, terakumulasi
di tubuh dan harganya pun mahal. Selain kecenderungan “back to nature”, keadaan krisis
ekonomi berkepanjangan yang melanda Indonesia membuat biaya kesehatan semakin mahal.

Obat kimia sudah menjadi barang mewah bagi sebagian besar masyarakat sehingga
berbagai tanaman berkhasiat obat mulai di lirik kembali sebagai pengobatan alternative yang bisa
diperoleh dari berbagai tanaman di sekeliling kita. Selama ini, masyarakat hanya tahu menanam,
namun tidak tahu menggunakannnya, selain itu kalau ada keluarga mereka sakit lebih memilih
kerumah sakit dan menggunakan obat-obat kimia, padahal disekiling kita ada berbagai jenis
tanaman obat yang bisa dimanfaatkan. Halaman rumah tampak menghijau disesaki berbagai jenis
tanaman hias dan obat-obatan yang tertata rapi.

C. TUJUAN PROGRAM

Tujuan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini antara lain :

1. Untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dengan pemanfaatan tanaman obat

keluarga.

2. Meningkatkan pengetahuan tentang manfaat/kasiat tanaman obat tradisional

disekitar kita baik generasi tua maupun generasi muda yang semakin luntur

budaya tradisionalnya

3. Meningkatkan Kepedulian terhadap lingkungan hidup dengan penanaman

tanaman.

4. Meningkatkan pengetahuan tentang teknologi pengolahan obat tradisional

5. Menghindari ketergantungan pada obat kimia.

6. Untuk mengaplikasikan krida obat.


7. Pemanfaatan air ipal untuk penyiraman tanaman toga.

8. Sarana wisata bagi pengunjung puskesmas.

D. KEGUNAAN PROGRAM

Manfaat yang dihasilkan dari program pengabdian kepada masyarakat

tentang pentingnya tanaman obat bagi masyarakat, dapat digolongkan menjadi tiga

kategori kemanfaatan :

1. Manfaat dari sisi Ekonomi

- Mengurangi efek ketergantungan penggunaan obat kimia

- Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang tanaman obat keluarga

- Meningkatkan kesehatan masyarakat dengan tanaman obat keluarga

2. Nilai Tambah dari sisi Lingkungan Hidup

- Pemberdayaan lingkungan agar semakin indah dan asri setelah ditanami

tanaman obat keluarga.

- Mengurangi pemanasan global dengan penanaman tanaman obat.

3. Dampak Sosial Secara Nasional

Terciptanya pendidikan kesehatan pada masyarakat yang notabene

masyarakat khususnya di pedesaan mempunyai kemampuan dan ketrampilan

yang lebih dan perlu pelestarian dan pemberdayaan sehingga dapat

meningkatkan kesejahteraannya.
BAB 2

SASARAN DITUJUKAN

Kami mengajukan program ini guna meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang


tanaman toga di Puskesmas kecamatan Sumberrejo kabupaten Bojonegoro. Di Kecamatan ini
penduduk memiliki mata pencaharian yang bermacam-macam dari pedagang, petani, pegawai
negeri sipil dan guru. Di lingkungan ini banyak terdapat lahan disekitar rumah yang masih
kosong dan dapat dimanfaatkan. Penduduk dengan mayoritas orang tua dan anak-anak dimasa
seperti ini sangat rentan sekali terkena penyakit sehingga kehadiran obat-obatan sangat
diperlukan terutama obat alami yang dapat dengan mudah diambil di lingkungan sekitar rumah
mereka.
BAB III

METODE PENDEKATAN PROGRAM

Dalam kegiatan ini kami dari saka bhakti husada akan terjun langsung kelapangan untuk
bekerjasama dengan anggota puskesmas Sumberrejo guna melaksanakan kegiatan seperti
berikut:

Sosialisasi kepada anggota puskesmas

Penyuluhan pentingnya tanaman obat

Pengadaan bibit-bibit tanaman obat

Pelatihan teknik penanaman tanaman obat

Pelatihan Pengklasifikasi jenis tanaman obat

Pemeliharaan tanaman obat

Pemanenan tanaman obat

Pemanfaatan tanaman obat


BAB IV

PELAKSANAAN PROGRAM

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Adapun waktu pelaksanaan kami laksanakan selama 5 bulan, dimulai dari bulan April -
Mei pembuatan proposal dan bulan Pebruari, Maret dan April merupakan pelaksanaan program
dan penulisan laporan akhir. Kami melaksanakan kegiatan ini di Kampung Setolan Kelurahan
Wirosari Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan.

Anda mungkin juga menyukai