Anda di halaman 1dari 9

UJIAN TENGAH SEMESTER DAN TUGAS

“ETNOGRAFI PAPUA”

NAMA : SRI SITI MAHARANI GOBEL

NIM : 20180711014003

KLS/SMT : E/3

FAKULTAS : ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

1. Saudara diminta untuk mengidentifikasi suku bangsa sentani dalam mengobati masalah
demam pada anak-anak dengan cara pengobatan dengan cara pengobatan tradisional.
Bagaimana cara pengolahannya dan apa saja ramuannya serta cara mengonsumsinya
seperti apa dan prosesnya bagaimana dan juga berapa lama waktu pengobatan.

Jawaban:
Hasil identifikasi saya terhadap penggunaan obat tradisional pada
masyarakat suku Sentani untuk pengobatan demam pada anak-anak, yakni
untuk masyarakat suku Sentani itu sendiri mereka memang sudah tidak asing
lagi dengan yang Namanya obat tradisional karena, bagi mereka penggunaan
obat tradisional untuk penyembuhan suatu penyakit sangatlah di butuhkan
dan sangat penting karena ada nilai budaya luhur yang turun temurun dari
nenek moyang mereka yang senantiasa menggunakan tanaman serta
tumbuh-tumbuhan untuk pengobatan mereka. Banyak sekali penyakit yang
dapat mereka obati dengan tanaman obat yang mereka biasa dapati di
pekarangan rumah atau dihutan sekalipun yang khasiatnya sudah mereka
rasakan sendiri. Untuk sakit demam ini sendiri masyarakat suku sentani
serigkali menggunakan daun yang menurut Bahasa mereka adalah daun
Didep pupoli atau yang iasa kita sebut sebagai daun cocor bebek dalam
Bahasa botani yakni Kalanchoe pinnata. Obat atau daun ini seringkali
digunakan mama-mama dari masyarakat suku Sentani untuk mengobati aka-
anak mereka dari sakit demam. Adapun cara penggunaannya yakni ; pertama
petik 1-3 lembar daun (didep pupoli/cocor bebek), kemudian tumbuk atau di
gerus hingga daunnya hancur (bisa halus bisa juga kasar) lalu letakan daun
yang sudah digeus tadi di atas jidat anak yang sedang demam, kemudian
tunggu hingga ramuan tersebut sudah agak kering lalu diganti dengan
daun/ramuan yang baru, tidak hanya itu air/lender yang tersisa biasanya
dioleskkan keseluruh bagian tubuh anak. Pengobatan ini dapat dilakukan
setiap kali ketika anak demam hingga demam itu berakhir. Rasa dingin
dalam daun ini di dapat dari air/ lender yang terkandung di dalam daun
sehingga dapat meredakan panas /demam yang sedang di alami oleh anak.
Adapun bahan tradisional lainnya yang di gunakan yakni daun kencur,
penggunaan dau kencur hanya digunakan untuk menolak angin-angin jahat
yang menurut masyarakat sentani dpat membawa penyakit seperi demam
dan lainnya. Cara penggunaannya yaitu ambil 5-10 batang daun kencur
kemudia ikat/tempel/gantung di depan pintu rumah, hal ini dilakukan agar
angin-angin tersebut tidak menyeruak masuk kedalam rumah dan
menyebarkan penyakit. Demikian hasil identifikasi saya , dapat saya
simpulkan bahwa obat tradisional bagi masyarakat suku Sentani adalah
salalh satu gaya hidup yang terus di turunkan dari masa ke masa dan tidak
dapat di lepaskan begitu saja hanya karena perkembangan jama

Daun cocor bebek Daun kencur

2. Kebiasaan hidup suku bangsa Sentani tergantung pada air danau, MCK semuanya di
air danau. Bagaimana cara anda mempromosikan masyarakat Sentani yang
menggunakan air danau sebagai MCK itu berbahaya agar mereka dapat hidup sehat.

Jawaban :
Pada jaman yang sudah modern ini tentu saja banyak hal yang sudah berubah
baik dari segi sosial, budaya, serta gaya hidup. Di Kabupaten Jayapura
sendiri tepatnya di suku Sentani perkebangan jaman serta fasilitas yang sudah
modern ini tidak berdampak besar terhadap gaya hidup masyarakatnya, salah
satunya yakni penggunaan air bersih. Penggunaan air bersih di wilayah ini
masih sangat minim terutama pada masyarakat yang tinggal di daerah danau
Sentani, bagi mereka air danau merpakan air bersih yang dapat di gunakan
untuk mandi,cuci kakus (MCK). Bagaimana cara saya sebagai petugas
kesehatan mempromosikan gaya hidup sehat kepada masyarakat suku
Sentani untuk senantiasa menggunakan air bersih. Hal pertama yang harus
kita lakukan adalah mengetahui sejarah serta biografi singkat tentang danau
Sentani itu sendiri dan masyarakat yag hidup disekitar danau yakni
masyarakat suku Sentani. Setelah mengetahui secara singkat barulah kita
sebagai petugas kesehatan mulai menyusun strategi dimana kita sebagai
petugas kesehatan harus memberikan edukasi-edukasi mengenai manfaat
penggunaan air bersih bagi kesehatan tubuh serta kerugian yang didapat jika
tidak menggunakan air bersih. Memberikan pemahaman tentang bagaimana
jika semua masyarakat suku Sentani yang tinggal di bantaran danau sentani
melakukan aktivitas MCK di bantaran danau, penyakt-penyakit apasaja yang
dapat menyebabkan mereka jatuh sakit dikarenakan penggunaan air danau
serta banyaknya aktivitas MCk yang di lakukan di danau Sentani itu sendiri,
menghubungkan beberapa peristiwa/bencana (banjir bandang) yang terjadi
beberapa waktu lalu di daerah Kabupaten sentani yang berdapak sangat
buruk terhadap kualitas air danau Sentani, dimana banyak sekali ikan-ikan
yang mati serta sampah-sampah, material bangunan, bahkan jasad manusia,
yang terseret arus hingga mengakibatkan air dari danau Sentani ini mendapati
bau busuk yag menyengat. Hal ini dapat kita jadikan sebagai bahan
pembelajaran atau penyampaian promosi kesehatan agar masyarakat mau
dan berkeinginan menggunakan air bersih, yang programnya sudah di
canangkan atau dijalankan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah
kabupaten dalam pengadaan air bersih tersebut.kemudian untuk pengadaan
MCK di kampung bantaran danau Sentani, petugas kesehatan Bersama
pemerintah berkoordinasi dengan kepala suku dari masyarakat sekitar untuk
mengajak masyarakat suku sentani untuk menggunakan MCK yang sudah
disediakan, karena dengan adanya MCK masyarakat dapat lebih nyaman
serta lebih bersih dalam melakukan kegiatan seperti Mandi, mencuci baju,
BAB,BAK, karena ketersediaan koloset serta bak mandi dan air bersih dari
keran yang mengalir dapat mempermudah segala aktivitas masyarakat itu
sendiri. Dengan demikian gaya hidup masyarakat suku Sentani dapat
berjalan dengan baik dan tidak mudah terserang penyakit- penyakit yang
diakibatkan karena tidak menggunakan atau mengonsumsi air bersih.

Contoh MCK Dampak Banjir pada Danau Sentani

TUGAS DAN UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL 2019/2020

“ETNOGRAFI PAPUA”

SOAL TUGAS

1. Saudara diminta untuk mengidentifikasikan suku bangsa Papua (Kerom) dalam


mengobati masalah penyakit TBC dengan cara pengobatan tradisional . bagaimana
caranya dan ramuannya apa sajaserta cara minum dan prosesnya. Proses pengobatan
berapa lama.
Jawab :
Dalam mengobati penyakit TBC, terdapat banyak cara yang bisa kita lakukan
seperti mengonsumsi obat kimia yang terprogram selama 6 bulan atau
melakukan chekup rutin ke dokter. Namun, di Papua khusunya di kabupaten
Kerom mereka memiliki cara lain untuk mengobati penyakit TBC yang di
derita, salah satunya dengan menggunakan obat-obat tradisional. Mungkin
hampir diseluruh pelosok bangsa Indonesia ini yang masyarakat asli/penduduk
asli di desa-desa masih menggunakan obat/tanaman tradisional, namun di
Kabupaten Kerom ini sedikit berbeda karena, di Kerom masyarakan asli suku
Kerom menggunakan hewan kelelawar, kelelawar yang digunakan adalah
kelelawar hidup yang baru lahir atau bayi kelelawar. Cara pengolahannya yakni
ambil 1 bayi kelelawar hidup, kemudian direbus dan air rebusannya diminum
selagi hangat. Selain kelelawar adapula pengobatan lainnya atau bahan dari
alam lainnya yang biasa digunakan oleh masyarakat suka bangsa Kerom dalam
mengobati penyakit TBC yakni daun Mehiran, cara pembuatannya direbus
kemudian di tambahkan sedikit garam lalu air rebusannya dimunum selagi
hangat. Kedua ramuan tersebut dapat di konsumsi sebelum mengonsumsi
makanan berat sejenis nasi umbi dan lainnya, serta dapat di konsumsi selama
1-2 minggu hingga penyakit tersebut hilang. Pengobatan ini di nilai efektif
dalam penyembuhan penyakit TBC oleh masyarakat suku bangsa Kerom
karena ramuan ini sudah jadi ramuan yang turun temurun dari nenek moyang
mereka.

Bayi Kelelawar daun meniran


2. Bagaimana cara suku bangsa Enggros—Tobati mengatasi masalah penyakit Diare
secara tradisional . identifikasi cara penanganannya secara tradisional.
Jawab :
Bagi masyarakat suku Enggros-Tobati yang kebanyakan dari mereka
bermukim di pesisir pantai, tanaman pohon Manggruf sudah tdak asing lagi
bagi mereka, tanaman ini sering kali di temukan atau tumbuh di pesisir pesisir
pantai sebagai tanaman pelindung pantai. Namun bagi masyarakat suku bangsa
Enggros dan Tobati tanaman manggruf ini bukan hanya menjadi tanaman yang
biasa saja atau tanman penghias laut saja, tapi tanaman manggruf ini dapat
digunakan sebagai obat tradisional untuk menghilangkan penyakit diare.
Masyarakat percaya dengan mengonsumsi anak pohon manggruf kemudian
akarnya di bersihkan dan direbus dengan 3 gelas air rebus hingga mendidih
sampai tersisa 1 gelas air saja lalu di saring kemudian diminum airnya, ini dapat
menghilangkan sakit diare yang dialami hanya dengan sekali minum air
rebusan akar manggruf saja diare yang di alami langsung seketika hilang,
dikarenakan manggruf yang mudah di dapatkan di pesisir laut atau pantai
ini,dapat dengan mudah di ambil dan diolah oleh masyarakat sekitar
(Ennggros-Tobati) .

POHON MANGGRUF

SOAL UAS

1. Saudara diminta untuk mengidentifikasi cara ibu-ibu hamil memelihara kesehatan


kehamilannya dengan cara-cara tradisional pada ibuibu suku bangsa Genyem.
Jawab :
Hasil identifikasi yang telah kami lakukan dengan mengobserfasi setiap
mama-mama genye yang sedang berjualan di pasar Nimbokrang, bahwasanya
mama-mama yang berasal dari suku bangsa genyem ini ketika mereka
mengandung atau hamil, mereka sudah banyak yang sadar akan kesehatan
untuk dirinya dan calon buah hatinya. Ketika kami melakukan wawancara
mereka terlihat cukup antusias dalam menjawab setiap pertanyaan-pertanyaan
yang kita berikan. Menurut keterangan mereka megonsumsi obat yang bukan
berasal atau berdasarkan resep dari Dokter ketika hamil itu dapat
membahayakan kesehatan mereka serta janin yang mereka kandung, sehingga
ketika mereka merasakan lemas atau kurang enak badan mereka cukup
mengonsumsi obat-obatan tradisonal yang di dapat dari nenek moyang
mereka. Daun sambiloto, merupakan salah satu daun yang mereka gunakan
untuk dikonsumsi ketika hamil karena dapat mengembalikan energi yang
hilang pada saat mengandung, cara mengonsumsinya bagaimana? Cukup
ambil 7-10 lembar daun sambiloto kemudian direbus dengan 3 gelas air hingga
mendidih kemudian sisahkan 1 gelas dan diminum selagi hangat. Kenapa
harus hangat, karena jika air rbusan sambiloto ini diminum saat sudah dingin
khasiat yang terkandung di dalmnya sudah tidak ada lagi sehingga menjadi sia-
sia ketika mengonsumsi airnya pada saat dingin. Selain sambiloto adapula
daun papaya, sama halnya dengan sambiloto daun papaya depercaya dapat
menjaga stamina tubuh dan juga dapa membantu proses melahirkan nanti,
karena kandungan lender yang ada di dalam daun dapat menjadi peluumas
alami ketika sang ibu hendak melahirkan. Cara mengonsumsinya yakni, ambil
beberapa pucuk daun papaya kemudian direbus dengan di tambahkan sedikit
garam bisa juga di masak menggunakan bumbu kemudian di konsumsi
Bersama dengan daunnya. Hal ini yang menjadikan mama-mama suku bangsa
Genyem tetap terlihat segar bugar walaupun sedang mengandung.

Daun sambiloto daun pepaya

2. Bagaimana caranya anda mempromosikan untuk hidup sehat bagi masyarakat Dani
yang masih hidup alam rumah (Honai) yang di dalamnya selalu di buat perapian untuk
kehangatan. Jelaskan dengan menggunakan beberapa referensi untuk menganalisinya.
Jawab :
Seperti yang kita ketahui mayarakat suku Dani yang banyak terdapat di Lembah
Baliem. Lembah baliem sendiri merupakan sala satu wilayah di Papua yang
terdapat di pegunungan yang bersuhu digin, disini terdapat begitu banyak
masyarakat suku Dani yang bermukim dan tinggal di dalam rumah adat mereka
yakni HONAI. Honai merupakan bangunan kecil berbentuk bulat yang tidak
selebar rumah pada umumnya dan beratapkan jerami, terdapat pintu kecil
sebagai tempat keluar masuk dari honai serta perapian yang tedapat ditengah
tengah Honai tersebut.. di dalam honai tida terdapat perabotan rumah tangga
selain perapian, hanya ada perapian yang digunakan ketika udara/suhu di sekitar
wilayah yang mereka tinggali lebih dingin dari biasanya, perapian akan
dinyalakan kemudian pintunya dibuka. Kita sebagai petugas kesehatan yang
hendak mempromosikan kesehatan di daerah tersebut harus mengetahui
bagaimana karakter serta sifat dari suku bangsa ini, kemudian kita lakukan
pendekatan dengan kepala sukunya lalu ke masyarakatnya. Setelah merasa
sudah cukup dekat barulah kita memulai untuk mempromosikan secara perlahan
dan simple agar mudah di mengerti dan di pahami oleh mereka. Yang akan kita
singgung disini adalah masalah perapian yang ada di dalam honai, mengapa?
Karena honai ni tdak memiliki jendela atau ventilasi sehingga ketika perapian
itu dinyalakan asap yang bersumber dari perapian ini mengepul didalam honai
sehingga harus membuka pintu agar asapnya dapat keluar, kemudian jika
perapian dinyalakan resiko terjadinya kebakaran sangatla besar karena atap
honai yang tidak terlalu tinggi serta material yang terbuat dari jerami dapat
memicu terjadinya kebakaran tidak hanya itu asap yang dihirup juga dapat
menimbulkan berbagai penyakit pernapasan seperti ISPA,TBC, dan lain-lain,
kami sebagai petuas kesehatan memberikan saran kepada masyarakat
bagaimana caranya agar mereka dapat tetap tinggal di Honai tapi dalam kondisi
aman, nyaman dan sehat. Honai sehat kini sudah ada yang Namanya honai
sehat, honai sehat sendiri terdiri dari cerobong asap,Komponen jendela
peletakannya satu poros dengan pintu sehingga memungkinkan terjadi ventilasi
silang,Dimensi bukaan (jendela dan pintu) mempertimbangkan syarat rumah
sehat,Pembuatan jendela menggunakan teknik sederhana yang dapat
digeser,Memiliki sistem kamar,Dimensi bangunan menggunakan ukuran orang
local. Sehingga dengan demikian masyarakat dapat hidup sehat, aman dan
nyaman.
Honai pada umumnya Honai Sehat

https://arifsetiawan.com/2013/11/mengenal-honai-sehat-khas-papua/
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2015/09/07/mengenal-rumah-honai-
suku-dani-di-papua

Anda mungkin juga menyukai