”PENYAKIT HIV/AIDS”
Daftar isi...............................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................
BAB 3 PENUTUP........................................................................................
3.1Kesimpulan........................................................................................
3.2 Saran................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................
1.1 LatarBelakangMasalah
1.2 RumusanMasalah
RumusanMasalahdarimakalahiniadalah :
1. BagaimanaDistribusikejadian HIV/AIDS berdasarkantempat, waktu, dan orang?
2. Bagaimanacarapenularan dan media penularanpenyakit HIV/AIDS?
3. BagaimanasegitigaEpidemiologipenyakit HIV/AIDS?
4. Bagaimana program pencegahan dan penanggulanganpenyakit HIV/AIDS?
1.3 Tujuan
1 .Untukmengetahuidistribusikejadianberdasarkantempat, waktu, dan orang.
2. Untukmengetahuicarapenularan dan media penularanpenyakit HIV/AIDS.
3. Untukmengetahuisegitigaepidemiologipenyakit HIV/AIDS.
4 .Umtukmengetahui program pencegahan dan penanggulanganpenyakit HIV/AIDS.
1. Waktu
AIDS atau SIDA (Sindrom Imuno Defisiensi Akuisita) adalah suatu penyakit
yang dengan cepat telah menyebar ke seluruh dunia (pandemik). Sejak
ditemukan kasus AIDS pertama di Indonesia tahun 1987, perkembangan
jumlah kasus HIV/AIDS yang dilaporkan di Indonesia dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan. Sampai dengan tahun 1990 perkembangan kasus
AIDS masih lambat, namun sejak tahun 1991 jumlah kasus AIDS lebih dua
kali lipat dari tahun sebelumnya. Kasus AIDS sejak awal tahun 2006 sampai
31 Desember 2006 mencapai 2.873 kasus mengalami peningkatan 235
kasus dari tahun sebelumnya.
Menurut data dari Ditjen PPM & PL Depkes RI (2009), trend kecenderungan
jumlah kasus AIDS senantiasa mengalami peningkatan. Pada tahun 2005
terdapat 2.639 kasus baru, tahun 2006 meningkat menjadi 2.873 kasus baru,
tahun 2007 meningkat menjadi 2.947 kasus baru, pada tahun 2008
meningkat menjadi 4.969 kasus baru, hingga tahun 2009 terdapat 3.863
kasus baru. Sampai 31 Desember 2009 secarakumulatifpengidapinfeksi
AIDS menjadi 19.973 kasus.
2. Tempat
Menurut data dari Joint United Nation Program on HIV/AIDS (UNAIDS) tahun
2008, di kawasan Sub-Sahara Afrika terdapat 22,4 penderita HIV/AIDS,
dengan PR pada orang dewasa sebesar 5,2%. Di Asia Selatan dan Asia
Tenggara terdapat 3,8 juta ODHA dengan PR pada orang dewasa sebesar
0,3%. Di Asia Timur terdapat 850.000 penderita HIV/AIDS dengan jumlah
kematian 59.000 kasus.Menurut Chin (2000), dari sekitar 33,4 juta penderita
HIV/AIDS di dunia tahun 1999, 22,5 juta diantaranya terdapat di negara-
negara Sub-Sahara Afrika, dan 6,7 juta ada di Asia Selatan dan Asia
Tenggara, 1,4 juta terdapat di Amerika Latin dan 665.000 di AS. Berdasarkan
data SEARO (2009), prevalensi HIV/AIDS lebih tinggi di daerah perkotaan
daripada di daerah pedesaan. Berdasarkan hasil survei rumah tangga yang
4. Penularandariibuhamilkepadajaninnya
Penularandariibuhamilpositif HIV dapatterjadiketikabayidalamkandungan,
bisa juga ketikamelahirkanataubisa juga
ditularkanketikamenyusuibayitersebut.Penularan HIV
dariibuhamilkeanakbisaterjadikarenainfeksimelewatiplasenta, saat proses
persalinanataumenyusui.Sumberinfeksiinibisadaridarahibu, plasentacairan
amnion dan ASI. Kkemungkinanbayitertular HIV dariibunya pada masa
kehamilan 15-20%.Sedangkan pada saatkelahiran 10-15% dan pada
saatmenyusuiadalah 15-20%.
10 | E P I D E M I O L O G I H I V K e l o m p o k 2
dapatberkembangbiakdenganpesat pada lingkungantersebut yang
menyebabkantimbulnyapenyakit.
Seseorang yang tinggaldenganlingkungan orang-orang yang terjangkit HIV
akanberesikolebihtinggiuntuktertular Virus HIV.
Berbagai upaya untuk pengendalian HIV AIDSdan IMSyang telah dilakukan selama ini
masih belum mencapai hasil yang optimal sehingga perlu dilakukan akselerasi.
Kegiatan-kegiatan dikelompokkan berdasarkan isu spesifik sebanyak 16 akan dijalankan
untuk mencapai tujuan pengendalian.
1.Peningkatan Tes HIVProgram ini mencakup pelaksanaan layanan tes HIV pada
populasi kunci, populasi khusus (pasien IMS, TB dan hepatitis, dan pasien dengan
penyakit-penyakit yang mengindikasikan HIV AIDS); ibu hamil, WBP, dan pasangan
ODHA).di wilayah dengan epidemi HIV terkonsentrasi dan layanan tes HIV pada seluruh
pasien di Tanah Papua. serta tindak lanjut hasil skrining darah di UTD.
4.Pencegahan Penularan HIV dari Ibu dan Anak (PPIA)Program PPIA merupakan
program pencegahan penularan vertikal dari seorang ibu kepada bayinya. Kerangka
kerja program PPIA dilaksanakan melalui kegiatan pencegahan dan penanganan HIV
secara komprehensif berkesinambungan yang meliputi empat komponen (prong)
sebagai berikut:
11 | E P I D E M I O L O G I H I V K e l o m p o k 2
Prong 1: pencegahan primer agar perempuan pada usia reproduksi tidak tertular
HIVKegiatan ini merupakan pencegahan primer untuk mencegah penularan HIV
pada perempuan usia reproduksi (15-49 tahun). Kegiatannya meliputi:
a) penyebarluasan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang pencegahan
infeksi HIV
b) tes HIV padaperempuan usia reproduksi, termasuk ibu hamil.
Prong 3: pencegahan penularan HIV dari ibu hamil ke bayi yang dikandungnya
dan yang disusuinya.Strategi pencegahan penularan HIVpada ibu hamil
merupakan inti dari upaya PPIA.Semua ibu hamil dengan HIV diupayakan
mendapatkan pelayanan berikut ini.
a) Layanan antenatal terpadu sesuai dengan standar.
b) Pemberian ARV dan kotrimoksasol profilaksis pada ibu hamil dengan HIV.
c) Perencanaan persalinan yang aman dan tatalaksana persalinan, nifas dan
layanan neonatal.
d)Tatalaksana pemberian makanan terbaik bagi bayi.
e)Pemberian ARV dan kotrimoksasol profilaksis pada bayi.
12 | E P I D E M I O L O G I H I V K e l o m p o k 2
terkena IMS, sehingga bila terinfeksi HPV (human papiloma virus) akan lebih
rentan untuk terjadi perubahan ke arah kanker serviks, sehingga pemeriksaan
IVA (inspeksi visual asam asetat) atau Pap smear harus lebih sering dilakukan,
misalnya setiap 6-9 bulan.
6. kunjungan rumah.
13 | E P I D E M I O L O G I H I V K e l o m p o k 2
c) Penyuluhan kepada suami/pasangan dan anggota keluarga lainnya
tentang cara penularan HIV dan pencegahannya serta penggerakan dukungan
masyarakat bagi keluarga dengan atau terdampak HIV. Dengan demikian
diharapkan keluarga dapat mendukung penuh tata laksana pada ibu dan bayi
secara menyeluruh.
14 | E P I D E M I O L O G I H I V K e l o m p o k 2
B. Terapi Substitusi Opiat dan Perawatan Napza lainnya
8. Kewaspadaan Standar
15 | E P I D E M I O L O G I H I V K e l o m p o k 2
serta merujuk pendonor yang reaktif HIV dari UTD ke layanan HIV, dan pembentukan
jejaring UTD dengan layanan rujukan di setiap Kota/Kabupaten.
16 | E P I D E M I O L O G I H I V K e l o m p o k 2
pada populasi kunci dan populasi umum di area terpilih, pelaksanaan surveilans
resistensi obat ARV, pengembangan aplikasi SIHA (sistem informasi HIV DAN AIDS dan
IMS).
17 | E P I D E M I O L O G I H I V K e l o m p o k 2
BAB III
PENUTUP
2.4 Kesimpulan
HIV atau Human Immunodeficiency Virus, adalah virus yang menyerang sistem kekebalan
tubuh manusia dan kemudian menimbulkan AIDS. HIV menyerang salah satu jenis dari sel-sel
darah putih yang bertugas menangkal infeksi. Sel darah putih tersebut termasuk limfosit yang
disebut “sel T-4” atau disebut juga “sel CD-4”. Virus HIV ini hidup didalam 4 cairan tubuh
manusia, yaitu: Cairan darah, Cairan sperma, Cairan vagina,AirsusuIbu.HIV dapat menular
kepada siapapun melalui cara tertentu, tanpa peduli kebangsaan, ras, jenis kelamin, agama,
tingkat pendidikan, kelas ekonomi maupun orientasi seksual.
2.5 Saran
Adanya kesadaran individu terhadap bahaya seks diluar nikah, yang dapat menyebabkan
penyakit menular seksual dan adanya peran orang tua dalam mengontrol anaknya agar tidak
melakukan pergaulan bebas.
18 | E P I D E M I O L O G I H I V K e l o m p o k 2
DAFTAR PUSTAKA
Fatah, Abdul., dr. 2006. Kewaspadaan Global TerhadapKeadaanDarurat : Flu burung / HIV dan
AIDS. http://www.amifrance.org/IMG/pdf_HM_IV_FINAL_VERSION_0806.pdf. Diaksestanggal 7
November 2013.
Menkes. 2002. Pedoman Penanggulangan HIV/AIDS dan Penyakit Menular Seksual Menteri
Kesehatan Republik Indonesia.
http://www.aidsindonesia.or.id/uploads/20130802143002.Kepmenkes_Nomor_1285_MENKES_
SK_X_2002_Tentang_Pedoman_Penanggulangan_HIVAIDS_dan_Penyakit_Menular_Seksual.
pdf. Diakses tanggal 7 November 2013.
Fatah, Abdul. 2006. “Sistem Surveilans Sentinel HIV”. Kewaspadaan Global Terhadap Keadaan
Darurat: Flu Burung / Hiv Dan Aids, Edisi 4, Oktober 2006, h. 08. Dalam
http://www.amifrance.org/IMG/pdf_HM_IV_FINAL_VERSION_0806.pdf. Diakses pada tanggal
07-11-2013 pukul 20:00 WIB
Susilowati E. (2006). Evaluasi Sistem Surveilans Sentinel HIV di Dinas Kesehatan Kota
Surabaya. Available ini http://adln.fkm.unair.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=adlnfkm-
adln-s2-2006-helensusil-445 (diakses tanggal 8 November 2013)
Muninjaya, Gde. (1999). Ebook Masalah AIDS di Indonesia : Masalah dan Kebijakan
Penanggulangannya. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Depkes RI.2006. Surveilans HIV Generasi Kedua Pedoman Nasional Surveilans Sentinel
HIV. Departemen Kesehatan RI Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan available in www.perpustakaan.depkes.go.id/cgi-bin/.../opac-search.pl?q...HIV
Depkes RI.2006. Surveilans HIV Generasi Kedua Pedoman Nasional Surveilans Sentinel HIV.
Departemen Kesehatan RI Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan available in
http://share.pdfonline.com/b2aaca3caf8844d3bc7713dbd8d6d390/BUKU%20SURVEILANS
%20HIV%20GENERASI%20KEDUA%5B1%5D.htm diakses pada tanggal 09-11-2013.
19 | E P I D E M I O L O G I H I V K e l o m p o k 2